OLEH :
Ni Komang Ayu Nopi savitri
P07120015066
PRODI D-III KEPERAWATAN TK. II SEMESTER IV
3. PATHWAY
Terlampir
4. KLASIFIKASI
Klasifikasi pada periode Antenatal ini dibedakan secara kategori
kehamilan yang akan diberikan asuhan antenatal adalah :
a. Kehamilan normal
Ibu sehat dan tidak ada riwayat obstetri buruk, ukuran uterus sama/sesuai
usia kehamilan. Pemeriksaan fisik dan laboraturium lengkap.
b. Kehamilan dengan masalah khusus
Seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga
dan kebutuhan financial.
c. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk
konsultasi dan atau kerjasama penanganannya, seperti hipertensi, anemia
berat, preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih,
penyakit kelamin dan kondisi lain-lain.
d. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan
segera, seperti pendarahan, eklamsia, ketuban pecah dini atau kondisi-
kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.
5. GEJALA KLINIS DAN TANDA KEHAMILAN
a. Presumtif (Bukti Subjektif)
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada
pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),
tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
a) Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
b) Perut : - Striae livide
Striae albican, Linea alba makin menghitam
c) Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh
estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Probabilitas (Bukti Objektif)
1) Pertumbuhan dan perubahan uterus
2) Tanda hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)
3) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5) Perubahan abdomen
6) Pembesaran abdomen
c. Absolut (Bukti Positif)
1) Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
2) Terdengar denyut jantung janin
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
6. PERUBAHAN ANATOMIS PADA TUBUH WANITA SAAT HAMIL
a. Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya
pada alat genetalia eksternal dan internal dan pada payudara (mamma).
1) Uterus
a) Uterus bertambah besar dengan panjang 32 cm, lebar 24 cm dan
ukuran muka belakang 22 cm (Uterie Enlargement)
b) Uterus bertambah berat, dengan berat awal 30 gr menjadi 1000 gr.
c) Uterus bertambah besar, maka peredaran darah kerahim bertambah.
d) Melunaknya cerviks dan berwarna ungu kebiruan.
(1) Godell’s sign” adalah keadaan cerviks yang lunak dan akibat dari
peningkatan vaskulariasi daerah itu.
(2) “Chadwik’s sign” adalah keadaan kebiruan pada daerah cerviks,
vagina, juga akibat peningkatan vaskularisasi.
(3) “Hegar’s sign” merupakan keadaan melunaknya bagian uterus
bagian bawah (segmen bawah rahim/SBR). Tanda ini ada pada
umur kehamilan sekitar 2-3 bulan.
(4) “Uterine Enlargement” terjadi selama masa bertambahnya umur
kehamilan.
e) Uterus yang hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri (UK
bulan keempat) yang sifatnya irregular. Disebut kontraksi Braxton
hicks.
2) Vagina
a) Vagina berwarna kebiruan : “Chadwik’s”
b) Elastisitas vagina bertambah
c) Sekresi berwarna putih dan bersifat sangat asam : “Leukorrhea”
3) Ovarium
Ovulasi terhenti dan pada trimester pertama ditemukan corpus luteum
graviditas. Pada bulan keempat corpus tersebut mengkisut.
4) Dinding Perut
a) Striae Gavidarum
Yaitu garis-garis pada abdomen yang berwarna putih ke abuan,
terjadi akibat peregangan pada jaringan bawah kulit. Kondisi ini juga
terdapat di payudara, paha, abdomen dan pantat.
b) Striae Lividae
Yaitu garis-garis seperti striae gravidarum namun warnanya
membiru dan sering terjadi pada primi gravida.
c) Striae Albicans
Yaitu garis-garis serupa namun berwarna putih.
d) Striae Gravidarum yang menjadi “cicatrix” (jaringan perut) karena
multigravida.
e) Enlargement of the abdomen yaitu pembesaran abdomen
5) Kulit (Skin Pigmentasi Change)
Hiperpigmentasi pada areolamammae, papilla mamae dan linea alba
(garis berwarna putih) dan linea nigra (garis berwarna gelap/hitam). Pada
kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah).
6) Payudara
a) Pembesaran payudara
b) Puting susu-susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan
mengeluarkan cairan kuning yang disebut “kolostrum”.
7) Berat Badan
a) Wanita yang hamil bertambahnya berat
b) Dalam triwulan pertama penambahan beratnya ± 1 kg
c) Dalam triwulan kedua penambahan beratnya ± 5 kg
d) Dalam triwulan ketiga penambahan beratnya ± 5,5 kg
Penambahan ini disebabkan oleh :
a) Berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg)
b) Berat rahim (dari 30 gr menjadi 1 kg)
c) Penimbunan lemak seperti di payudara, pantat, dan lainnya ( ± 1,5 kg)
d) Penimbunan zat putih telur (2 kg)
e) Retensio air (1,5 kg), edema kaki (lama berdiri/penyempitan
pembuluh darah karena pembesaran rahim)
Penimbangan berat badan pada pemeriksaan kehamilan sangat
penting, kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi
air yang berlebihan dan merupakan gejalanya dini dari toksemia
gravidarum. Sebalikmya, kurang naiknya berat badan dapat menandakan
gangguan pertumbuhan janin.
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik, kecenderungan ada pada
ketosis. Kebutuhan akan kalsium dan phosphor bertambah untuk
pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferrum untuk
pembentukan Hb janin.
7. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1) Bagaimana keadan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan
dan kesadaran
2) Apakah anemis, sianosis, ikterus, atau dispnea
3) Keadaan jantung dan paru-paru
4) Adakah oedema :
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum
atau oleh karena tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam
panggul yang mengalirkan darah dari kaki. Dapat juga disebabkan oleh
hipovitaminase B1, hipoproteinanemia dan jantung.
5) Reflex
Terutama reflex lutut, reflex negative pada kekurangan vitamin B1 dan
penyakit urat.
6) Tensi (tekanan darah )
Tekanan drah pada otrang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik atau 90
diastolik. Juga perubahan 30 sistolik dan 15 diastolk diatas tekanan darah
sbelum hamil menandakan toxanemia gravidarum.
7) Berat badan
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB) setiap
kali ibu memeriksakan diri.
BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg seminggu
atau 3 kg dalam sebulan. Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut
di atas disebabkan karena penimbunan (retensi) air dan disebut
“praxoedema”.
b. Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus)
1) Inspeksi
a) Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
b) Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
c) Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu,
adakah coloctrum.
d) Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites biasanya
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba,
Nampak gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum
atau bekas luka.
e) Vulva
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
f) Anggota bawah
Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha
2) Palpasi
Untuk menentukan :
a) Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan (UK)
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim
c) Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
Pemeriksaan Leopold :
a) LEOPOLD I
Tujuan : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang
terdapat di fundus.
Gambar 2. Tinggi
Pusat fundus menurut usia
kehamilannormal
Symphisis
dengan satu janin
a. Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 – 2 jari di atas
symphisis
b. Akhir bulan IV (16 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
symphisis
c. Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
pusat
d. Akhir bulan VI (24 mg) : tinggi fundus uteri setinggi pusat
e. Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di atas
pusat
f. Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
prosesus xipoideus dan pusat
g. Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
prosesus xipoideus
h. Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
antara prosesus xipoideus dan
pusat
Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36
mg), setelah bulan ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi
karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul. Pada
seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap setinggi
arcus costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti
pertumbuhan rahim maka seorang sering ukuran rahim ditentukan
dalam cm, yang diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter
umbilical (lingkaran perut setinggi pusat).
b) LEOPOLD II
Tujuan : Untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan
di mana letaknya bagian-bagian kecil
c) LEOPOLD III
Tujuan : Untuk menentukan apakah bagian bawah sudah masuk PAP
(Pintu Atas Panggul) atau belum.
d) LEOPOLD IV
Tujuan: Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah masuk PAP
Gambar 5. Pemeriksaan Leopold IV
Caranya :
1) Pemeriksa menghadap kearah kaki klien
2) Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
3) Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen
dan coba untuk menekan kea rah pintu atas panggul
4) Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke
rongga panggul.
5) Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a) Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari kepala
turun ke dalam rongga
b) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke rongga panggul
c) Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran
terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul
(PAP).
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi
yang berasal :
a) Dari anak
(1) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima.
Dengan stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga.
Kalau bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit
atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan
oksigen). Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan
mendengarkan bunyi jantung selama 3 x 5 detik kemudian
dikalikan 4.
Misalnya :
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
Dijumlahkan Interpretasi
I III V 4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur,
bayi
normal
10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak
teratur,
asphyxia
8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur,
aspyxia
9. DIAGNOSIS/KRITERIA DIAGNOSIS
Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan adalah tanda
pasti kehamilan :
a. Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan dengan
funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah 110-120 kali
permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
b. Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga
Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG.
c. Dengan USG (100% reliable) pada umur kehamilan 5-6 minggu nyata adanya
kehamilan.
Untuk memberikan pelayanan kepada Ibu hamil yang harus dilakukan oleh bidan
atau tenaga kesehatan, standar pelayanan antenatal ini yang dikenal dengan 10 T
yang sudah direkomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak tahun 2009. Pelayanan
atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Pemeriksaan Tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan aTas)
4. Pemeriksaan Tinggi fundus uteri (puncak rahim)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : sebaiknya di ambil pada posisi duduk dengan
lengan sejajar posisi jantung
b) Nadi : frekuensi normalnya 60-90 kali permenit. Takikardi dapt
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi
diperiksa dengan satu menit penuh. Nadi diperiksa untuk
mengetahui masalah pada sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama
kuat dan teratur.
c) Pernapasan : frekuensi napas selama hamil berkisar antara 16-24
kali permenit.takipnea terjadi karena infeksi pernapasan atau
penyakit jantung. Suara napas harus sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d) Suhu normal wanita hamil adalah 36,2-37,6 oC. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
3) Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
4) Leher (kelenjar tiroid : membesar / tidak )
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
5) Dada dan axial
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu,
adakah coloctrum.
6) Ekstremitas (oedema, varises, reflek patella)
7) Abdomen (inspeksi, palpasi, auskultasi)
8) Genetalia ( vulva, vagina, perineum)
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
9) Sistem kardiovascular
a) Bendungan vena : biasanya terjadi pada tungkai, vulva, rektum.
Bendungan vena bisa berkembang menjadi varises
b) Oedema
Oedema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah
pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang
intersitiil. Odeman pada tangan dan wajah memerlukan
pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada
kehamilan.
10) Sistem muskuloskeletal
a) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan, keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
b) Tinggi dan berat badan
Barat badan awal kunjungan sebagai dasar menentukan kenaikan
berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi
kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm, ibu
berisiko melahirkan bayi prematur dan BBLR. Berat badan
sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes
pada kehamilan, hipertensi kehamilan, persalinan secara seksio
caesarea, dan infeksi postpartum.
c) Abdomen
Kontur, ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi di atas simpisis pubis. Kandung
kemih harus dikosongkan saat pemeriksaan untuk memperoleh
hasil yang akurat.
11) Sistem neurologi
Tidak diperlukan pemeriksaan neurologi lengkap bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan terjadi masalah.
Hanya saja pemeriksana refleks tendon terutama patella perlu
dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi
kehamilan.
12) Sistem integumen
Pucat menandakan anemia, jaundice menandakan gngguan pada hepar,
lesi, hiperpigmentasi, seperti choasma gravidarum serta linea nigra
berkaitan dengan kehamilan serta strie. Penampang kuku berwarna
merah muda berarti pengisian kapiler baik.
13) Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebih menandakan hipertiroid
14) Sistem gastrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulcerasi, gusi berwarna kemerahan, oedema akibat efek
peningkatan esterogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi
terawat dengan baik.
b) Usus
Bising usus berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi
apabila menderita diare.
15) Sistem urinarius
Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine
tengah. Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih
dan zat yang ada dalam urin yang menandakan masalah.
a) Protein
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya
kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada
kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa dlam
jumlah besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
Abdul, Bari Saiffudin, ed. 2002. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustak Sarwono Prawirohardjo
Doenges, Marilynn E., 2001. Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Edisi 2. Jakarta :
EGC
Mitayani. 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika
Mochtar, Rusman. 2008. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
Mengetahui
Pembimbing Praktek Mahasiswa
NIP. NIM.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
NIP:
3. RENCANA TINDAKAN
Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1 Ketidakseimbangan NOC : NIC
nutrisi kurang dari Nutritional status: food and fluid intake Nutrition Management
kebutuhan tubuh Nutritional status:nutrient intake a. Kaji adanya alergi makanan
Kriteria hasil: b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
a. Adanya peningkatan berat badan nutrisi yang dibutuhkan pasien
b. BB ideal sesuai dengan tinggi c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
badan d. Berikan makanan yang terpilih
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Nutrition monitoring
Tidak ada penurunan BB yang berarti a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan BB
c. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
e. Monitor jumlah nutrisi dan kalori
d. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah, dan cavitas
oral
e. Catat lidah berwarna magenta, scarlet
2 Resiko kekurangan NOC : NIC:
volume cairan Fluid Balance Fluid Management
Hydration a. Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Nutritional Status : Food and Fluid b. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Intake c. Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi
Kriteria Hasil : adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
a. Mempertahankan urine output d. Monitor vital sign
sesuai dengan usia dan BB, BJ e. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
urine normal, HT normal f. Kolaborasikan pemberian cairan IV
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh g. Monitor status nutrisi
dalam batas normal h. Berikan cairan IV pada suhu ruangan
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, i. Dorong masukan oral
elastisitas turgor kulit baik, j. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
membrane mukosa lembab, tidak k. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
ada rasa haus yang berlebihan l. Tawarkan snack (jus buah, buah segar)
m. Kolaborasi dengan dokter
n. Atur kemungkinan tranfusi
o. Persiapan untuk tranfusi
Hypovolemia Management
a. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
b. Pelihara IV line
c. Monitor tingkat Hb dan Hematokrit
d. Monitor tanda vital
e. Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
f. Monitor berat badan
g. Dorong pasien untuk menambah intake oral
h. Pemberian cairan IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan
volume cairan
i. Monitor adanya tanda gagal ginjal
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction/Penurunan Kecemasan
keperawatan selama .....x 24 jam 1. Tenangkan klien.
diharapakan kecemasan menurun atau 2. Berusaha memahami keadaan klien.
pasien dapat tenang dengan kriteria : 3. Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis, dan tindakan.
Anxiety Self-control/Kontrol Cemas 4. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.
1. Menyingkirkan tanda kecemasaan. 5. Gunakan pendekatan dengan sentuhan (permisi) verbalisasi.
2. Menurunkan stimulasi lingkungan 6. Temani klien untuk mendukung keamanan dan menurunkan rasa
ketika cemas. takut.
3. Menggunakan teknik relaksasi untuk 7. Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
menurunkan cemas. 8. Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang
4. Melaporkan penurunan kebutuhan tepat.
tidur adekuat. Coping Enhancement/Peningkatan Koping (5230)
5. Tidak ada manifestasi perilaku 1. Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit.
kecemasan. 2. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan.
Coping/Koping 3. Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan dan
1. Memanajemen masalah. prognosis.
2. Mengekspresikan persaan dan 4. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat.
kebebasan emosinal. 5. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk
3. Memelihara kestabilan finansial. mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau perubahan
4. Menggunakan suport sosial. peran.
Keterangan Penilaian NOC
1. Tidak dilakukan sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan