Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL TESIS

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

YONDRICHS SONGKO
C 302 18 003

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Filsafat Ilmu


Pada Program Studi Magister Akuntansi
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul

“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan” sebagai salah satu

tugas akhir dalam mata kuliah Filsafat Ilmu pada program studi Magister

Akuntansi Universitas Tadulako.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terimakasih kepada

Bapak Prof. Dr. Andi Mattulada Amir, SE., M.Si sebagai Dosen Mata

Kuliah Filsafat Ilmu atas materi yang telah diberikan. Berbekal dari materi

yang telah beliau berikan, menjadi acuan saya dalam meyelesaikan tugas ini.

Dalam tugas ini ini tentunya terdapat kekurangan baik itu dalam

tatacara penulisan maupun isi dari kajian yang ada dalam tugas ini, untuk itu

mohon dimaklumi. Saya juga membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca

sekalian sebagai pembelajaran dalam pembuatan riset..

Harapan saya semoga kerangka riset ini bermanfaat bagi pihak

akademisi dalam konteks akuntansi keuangan dan pasar modal

Palu , 21 Desember 2018

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 6
1.5 Sistematika Penulisan 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu 8
2.2 Landasan Teori 11
2.2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) 11
2.2.2 Stakeholder Theory 11
2.2.3 Nilai Perusahaan 12
2.2.4 Kinerja Keuangan 13
2.3 Kerangka Pemikiran 18
2.4 Hipotesis 19

DAFTAR PUSTAKA 20

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor Industri Manufaktur merupakan industri yang memiliki

peranan penting terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia yang

ditunjukkan dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa

meningkat setiap tahunnya. Industri manufaktur mendominasi perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Terdapat 144

perusahaan dalam industri manufaktur yang mendaftarkan sahamnya (listing)

di Bursa Efek Indonesia hingga periode 2016 (www.idx.co.id).

Perkembangan industri manufaktur saat ini menarik minat para

investor untuk menanamkan sahamnya. Banyaknya perusahaan membuat

investor dihadapkan dengan berbagai pilihan sulit dalam mengambil

keputusan untuk berinvestasi (Octavia, dkk 2016). Brigham dan Houston

(2004:24) mengemukakan bahwa investor akan memilih perusahaan dengan

tingkat risiko keuangan (financial risk) yang lebih kecil. Hal ini mendorong

pentingnya informasi bagi para investor untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan agar dapat menghasilkan return atas investasinya.

Ahmad (2009) mengatakan bahwa melakukan investasi pada sektor

manufaktur memerlukan kecermatan dan kehati-hatian karena sektor

manufaktur lebih complicated dalam pengelolaannya dibandingkan dengan

sektor jasa dan perdagangan. Hal ini disebabkan dalam sektor manufaktur

banyak faktor yang mempengaruhi kinerjannya, mulai dari pengadaaan bahan

1
baku, tenaga kerja, proses produksi, kualitas produk yang dihasilkan hingga

penjualan produk akhir. Oleh karena itu sangat penting bagi investor

mengetahui lebih dulu kinerja perusahaan terutama kinerja keuangan

perusahaan sektor industri manufaktur sebelum menanamkan modalnya.

Sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat

penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya

kemakmuran pemegang saham (Keown et al., 2005; Gitman, 2006). Nilai

perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen

mengelolah kekayaannya melalui kinerja keuangan. Corry (2013), mengatakan

bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor

pertimbangan calon investor untuk menanamkan sahamnya. Menjaga dan

meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan bagi perusahaan agar

saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Perusahaan dapat

mencerminkan baik buruknya kinerja keuangan perusahaan dari laporan

keuangan yang diterbitkan.

Kinerja keuangan dapat tercermin dari rasio likuiditas, leverage dan

profitabilitas yang kesemuanya itu berimplikasi pada nilai perusahaan

(Alfredo,2012; Cory,2013; Ayu,2016; Darwis,2017). Rasio likuiditas dan

leverage yang baik mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajibannya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Sedangkan rasio profitabilitas mencerminankan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba melalui aktivitas operasional perusahaan.

2
Besarnya rata-rata nilai perusahaan, likuiditas, leverage dan

profitabilitas perusahaan pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar

di BEI selama periode 2012-2016 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1.1
Rata-rata tingkat nilai perusahaan, kinerja keuangan pada perusahaan
industri manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2012-2016
(Angka pada tabel disajikan dalam persentase)

Tahun
No. Variabel
2012 2013 2014 2015 2016

S 1. Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) 5,36 6,25 5,41 4,65 4,71


2. Likuiditas (CR) 3,16 4,93 8,69 6,53 9,36
3. Leverage (DER) 2,30 5,11 1,19 1,19 1,17
4. Profitabilitas (ROE) 2,00 0,05 0,25 1,34 0,03
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata variabel nilai

perusahaan dan kinerja keuangan menunjukkan hasil yang fluktuatif.

Fenomena empiris yang mendasari penelitian ini yaitu adanya inkonsistensi

terhadap teori dan penelitian sebelumnya. Van Horne (2002:321) dan

Brigham (2007;103) berpendapat bahwa semakin tinggi nilai likuiditas dan

semakin rendah leverage akan menggambarkan kondisi kesehatan perusahaan

dan besarnya risiko perusahaan dimasa yang akan datang. Dengan kondisi

kesehatan perusahaan yang baik maka nilai perusahaan juga akan membaik.

Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa variabel likuiditas pada tahun 2013 dan

2014 mengalami kenaikan sedangkan nilai perusahaan pada tahun yang sama

mengalami penurunan. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tidak berbanding

lurus dengan peningkatan nilai perusahaan.

3
Selanjutnya Ayu (2016) menyatakan bahwa Return on Equity (ROE)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, namun hasil

tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Wahyuningsih

dkk (2016), ia menyatakan bahwa secara parsial ROE tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan dengan alasan bahwa kinerja keuangan bukan

pertimbangan utama investor dalam melakukan investasi karena dalam pasar

modal Indonesia pergerakan harga saham dan penciptaan nilai tambah

perusahaan disebabkan faktor psikologis pasar.

Perlu diingat bahwa perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang

melakukan pengolahan bahan baku dalam proses produksi sampai pada tahap

penjualan, sehingga sumber dana yang ada akan terikat lama pada aktiva.

Untuk itu perusahaan manufaktur membutuhkan sumber dana yang cukup

besar dalam membiayai kegiatan operasionalnya dengan tetap

memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya

yang dapat tercermin dari Current Ratio dan Debt to Equity Ratio serta

mengupayakan adanya pengembalian atau laba yang dapat dilihat dari Retur

On Equity agar perusahaan tetap exis dan terus berlangsung sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai

Perusahaan Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah kinerja keuangan yang diukur melalui Current Ratio, Debt to

Equity Ratio dan Return on Equity secara simultan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah Current Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek

Indonesia ?

4. Apakah Return on Equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Current Ratio, Debt to

Equity Ratio dan Return on Equity secara simultan terhadap nilai

perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikansi Current Ratio

secara parsial terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa

Efek Indonesia.

5
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikansi Debt to Equity

Ratio secara parsial terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur di

Bursa Efek Indonesia

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikansi Return on

Equity secara parsial terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur

di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang

akuntansi secara khusus akuntansi keuangan dan pasar modal yang

berkaitan dengan kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

2. Aspek Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat digunakan

sebagai sumber informasi dan referensi yang berguna bagi semua pihak

yang berkepentingan untuk mengadakan penganalisaan lebih lanjut

tentang kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

3. Aspek Kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber

informasi bagi investor dan perusahaan dalam penentuan kebijakan oleh

perusahaan manufaktur dan pengambilan keputusan oleh investor

6
1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis ini dibagi dalam beberapa sub bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang dari permasalahan penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas teori-teori yang relevan dengan permasalahan

penelitian, penelitian sebelumnya yang dilakukan dan selanjutnya

membangun kerangka pikir dan rumusan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan tentang variabel penelitian, Jenis dan sumber

data, metode penelitian dan teknik analisis yang akan digunakan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab yang menjelaskan mengenai deskripsi obyek penelitian yang

dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil analisis dan deskripsi data, interpretasi terhadap hasil

berdasarkan alat dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan.

Selain itu juga berisi saran-saran yang direkomendasikan kepada pihak-

pihak tertentu serta mengungkapkan keterbatasan penelitian.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu

Corry Winda dan Rustam (2013) melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap

Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate dan Properti di BEI tahun 2006-

2008”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh Current Ratio

(CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Aset Turn Over (TATO), dan Return On

Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara simultan maupun parsial variabel CR, DER, TATO dan ROE berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut tidak konsisten

dengan penelitian Putry, dkk (2017) yang juga meneliti objek yang sama dengan

periode yang berbeda. Penelitiannya terkait dengan pengaruh kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Real Estate dan Properti di BEI

dengan periode analisis 2012-2015, hasilnya menunjukkan bahwa variabel CR

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Ia menyatakan bahwa

tingkat likuiditas tidak menjadi pertimbangan utama investor dalam menentukan

keputusan investasinya, yang terpenting adalah bagaimana investor mendapatkan

return sesuai dengan yang diharapkan.

Selanjutnya Ayu (2016) sependapat dengan penelitian Corry Winda dan

Rustam (2013), ia menyatakan bahwa Return on Equity (ROE) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya bahwa investor akan

melihat kinerja keuangan dalam mengambil keputusan untuk berinvetasi melalui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan return yang bisa diperoleh para

8
pemegang saham. Pendapat lain yang berbeda juga mengatakan bahwa rasio-rasio

keuangan tidak dapat membantu investor dalam membuat keputusan invetasinya,

kinerja keungan tidak dapat memberikan informasi yang cukup bagi investor

dalam menentukan keputusan invetasinya. Pendapat tersebut dikemukakan oleh

Wahyuningsih, dkk (2016) melalui penelitiannya yang berjudul “Analisis ROA

dan ROE Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Sosial Rensposibility

Sebagai Variabel Moderasi”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROE

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Demikian juga dengan variabel DER yang dikemukakan oleh Corry

Winda dan Rustam (2013), yang menyatakan bahwa rasio terbaik jika jumlah

modal lebih besar daripada jumlah hutang yang secara tidak langsung nilai

perusahaan dimata investor akan meningkat. Namun pendapat berbeda

dikemukakan oleh Alfredo (2012) melalui hasil penelitiannya yang menunjukkan

bahwa Debet to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Artinya bahwa hal ini mengindikasikan semakin tinggi atau rendah hutang

yang dimiliki sebuah perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan,

karena dalam pasar modal Indonesia pergerakan harga saham dan penciptaan nilai

tambah perusahaan disebabkan faktor psikologis pasar. Besar kecilnya hutang

yang dimiliki perusahaan tidak terlalu diperhatikan oleh investor, karena investor

lebih melihat bagaimana pihak manajemen perusahaan mengunakan dana tersebut

dengan efektif dan efisien untuk mencapai nilai tambah bagi nilai perusahaan.

9
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama dan Penelitian Hasil Penelitian


Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Corry Winda dan 1. Menggunakan 1. Nilai Perusahaan Hasil Penelitian Menunjukkan
Rustam (2013) : nilai perusahaan diukur dengan bahwa secara simultan dan
Pengaruh Tingkat sebagai variabel metode PBV parsial variabel CR, DER, TATO
Likuiditas, Solvabilitas, dependen. 2. Objek penelitin dan ROE memiliki pengaruh
Aktivitas dan 2. Menggunakan perusahaan Real positif dan signifikan terhadap
Profitabilitas Terhadap Metode Purposive Estate dan dan nilai perusahaan.
Nilai Perusahaan Pada Sampling. Poperty di BEI
Perusahaan Real Estate 3. Menggunakan
dan Properi di BEI Variabel TATO
tahun 2006-2008 sebagai variabel
independen.
2 Ayu Lismasari (2016): 1. Menggunakan 1. Menggunakan Hasil penelitian menunjukkan
Pengaruh Return On ROE sebagai Variabel Moderasi bahwa variabel ROE Sebagai
Equity Terhadap Nilai variabel 2. Hanya variabel independen
Perusahaan dengan independen menggunakan berpengaruh positif dan
Kepemilikan Manajerial 2. Melakukan studi satu indkator signifikan terhadap nilai
Sebagai Variabel pada perusahaan kinerja keuangan perusahaan. selanjutnya,
Moderating (Studi Pada manufaktur 3. Menggunakan variabel kepemilikan manajerial
Perusahaan Manufaktur 3. Nilai perusahaan Analisis MRA mampu memoderasi hubungan
yang terdaftar di Bursa diukur dengan antara kinerja keuangan
Efek Indonesia). Tobin’s Q terhadap nilai perusahaan.
3 Wahyuningsi, dkk 1. Mengunakan ROE 1. Objek penelitin Hasil penelitian menunjukkan
(2016): . Analisis ROA sebagai variabel pada perusahaan bahwa ROA berpengaruh positif
dan ROE Terhadap Nilai independen dan BUMN yang dan signifikan terhadap nilai
Perusahaan dengan Nilai perusahaan terdaftar di BEI perusahaan, ROE berpengaruh
Corporate Sosial sebagai variabel 2. Mengunakan ROA negatif dan tidak signifikan
Rensposibility Sebagai dependen. sebagai variabel terhadap nilai perusahaan dan
Variabel Moderasi independen. CSR mampu memoderasi
(Studi Pada Perusahaan 3. Tidak pengaruh ROA dan ROE
BUMN yang terdaftar di menggunakan terhadap nilai perusahan.
BEI). regresi data panel
4 Alfredo (2012): 1. Menggunakan CR 1. Objek penelitin Hasil penelitian menunjukkan
pengaruh kinerja dan DER sebagai pada perusahaan bahwa CR berpengaruh
keuangan terhadap variabel pertambangan terhadap nilai perusahaan, DER
nilai perusahaan independent yang terdaftar di berpengaruh negatif dan tidak
dengan kebijakan 2. Nilai perusahaan BEI signifikan terhadap nilai
deviden sebagai diukur dengan 2. Menggunakan perusahaan, dan kebijakan
variabel moderasi pada Tobin’s Q Variabel Moderasi deviden hanya memoderasi
perusahaan industri pengaruh CR terhadap nilai
pertambangan di BEI. perusahaan.
5 Putry, dkk (2017): 1. Menggunakan CR 1. Nilai Perusahaan Hasil penelitian menunjukkan
Pengaruh Kinerja sebagai variabel diukur dengan bahwa secara simultan variabel
Keuangan Terhadap independent metode PBV ukuran perusahaan, CR, DER
Nilai Perusahaan Real 2. Menggunakan 2. Objek penelitin dan ROA berpengaruh terhadap
Estate dan Porperti nilai perusahaan perusahaan Real nilai perusahaan . Secara parsial
yang terdaftar di Bursa sebagai variabel Estate dan dan ukuran perusahaan dan CR
Efek Indonesia tahun dependen Poperty di BEI berpengaruh negatif dan tidak
2012-2015 3. Menggunakan signifikan terhadap nilai
ukuran perusahaan, sedangkan DER
perusahaan dan ROA berpengaruh positif
sebagai variabel dan signifikan terhadap nilai
independent perusahaan.

Sumber : Data diolah, Desember 2018

10
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal menurut Wolk et.al (2000), menjelaskan bahwa perusahaan

mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada

pihak eksternal karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak

luar sedangkan informasi di dalam perusahaan merupakan sinyal bagi pelaku

pasar untuk melakukan investasi dan mempengaruhi prospek perusahaan di masa

depan. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan

memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan

yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek

perusahaan yang akan datang.

2.2.2 Stakeholder Theory

Stakeholder merupakan semua pihak yang keberadaannya sangat

mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan, seperti : karyawan, masyarakat,

perusahaan pesaing dan pemerintah (Purwanto ; 2011). Dalam teori stakeholder

yang dikemukakan oleh Jansen C (2001), perusahaan merupakan entitas yang

beroperasi bukan hanya untuk kepentingan perusahaan itu sendiri tetapi juga

harus memberikan manfaat kepada stakeholder-nya. Oleh karena itu dukungan

dari stakeholder sangat mempengaruhi keberadaan suatu perusahaan. Dalam

teori ini juga menjelskan bahwa keputusan manajemen harus memperhatikan

stakeholder-nya untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena mereka

mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan, seperti halnya pemegang saham.

11
2.2.3 Nilai Perusahaan

Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar

saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar

saham. Nilai pasar merupakan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan dapat

memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga

saham perusahaan meningkat.

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon

pembeli apabila perusahaan tersebut dijual dan juga merupakan indikator penting

bagi investor untuk menilai perusahaan secara keseluruhan (Husnan : 2000).

Secara normatif tujuan berdirinya sebuah perusahaan dalam jangka panjang

adalah untuk meningkatkan laba yang berdampak pada membaiknya nilai

perusahaan sehingga akan meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang

saham. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga

pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan,

dan manajemen aset.

Nilai perusahaan dapat ditentukan melalui tiga cara yaitu : melalui nilai

buku, nilai likuiditas, dan nilai pasar. Nilai perusahaan pada umumnya, dapat

diukur dari berbagai aspek salah satunya adalah nilai pasar saham. Nilai

perusahaan di ukur dengan menggunakan Tobin Q. Rasio Tobin Q ini pertama

kali diperkenalkan oleh James Tobin pada tahun 1968, seorang ekonom Amerika

yang memenangkan Nobel Memorial Prize in Economics pada tahun 1981 untuk

analisis pasar keuangan dan secara khusus untuk pengembangan teori pemilihan

portofolio, yang menghipotesiskan bahwa nilai pasar gabungan (combined market

12
value) dari semua perusahaan dipasar saham harus sama dengan biaya

penggantian (replacement costs) mereka. Rasio Q dihitung sebagai nilai pasar

(market value) suatu perusahaan dibagi dengan nilai pengganti (replacement

value) aset perusahaan. Brainard dan James Tobin (1968) memformulasikan

rumus Tobin Q sebagai berikut :

(𝑪𝒍𝒐𝒔𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒙 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑩𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓) + 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈


𝑻𝒐𝒃𝒊𝒏𝒔′ 𝑸 =
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑩𝒖𝒌𝒖 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

Bambang (2001) mengemukakan bahwa nilai perusahaan menggambarkan

seberapa baik atau buruk manajemen mengelolah kekayannya, hal ini dapat

tercermin dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh melalui laporan

keuangan perusahaan. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan

nilai perusahaannya, peningkatan tersebut pada umunya ditandai dengan

meningkatnya harga saham dipasar.

2.2.4 Kinerja Keuangan

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu kegiatan

perusahaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi suatu organisasi

yang tertuang dalam strategic planning suatu perusahaan. Sedangkan kinerja

keuangan menurut Munawir (1998) adalah prestasi kerja yang dicapai oleh

perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan

perusahaan. Jumingan (2009) mengatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan

dapat dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan

untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau

13
mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Pengukuran kinerja

keuangan dapat dilakukan dengan analisis laporan keuangan mengenai kinerja

keuangan yang sangat diperlukan investor dalam menentukan kebijakan investasi.

Kinerja keuangan digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan

(financial health) suatu perusahaan (Brigham and Houston 2007;103). Nilai nyata

laporan keuangan terletak pada fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan

untuk membantu memperkirakan pendapatan dan dividen masa yang akan datang.

Pendapat lain tentang kinerja keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) yaitu, kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber

daya yang dimiliki. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh IAI,

Rudianto (2013:189) juga mengemukakan bahwa kinerja keuangan merupakan

hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam

mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Menjaga dan

meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan bagi perusahaan agar

saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Perusahaan dapat

mencerminkan baik buruknya kinerja keuangan perusahaan dari laporan keuangan

yang diterbitkan hingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Dalam mengukur kinerja keuangan, terdapat beberapa pendekatan rasio

yang sering digunakan antara lain rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,

Profitabilitas dan lain Rasio Pasar. Dalam penelitian ini rasio kinerja keuangan

yang digunakan yaitu Current Rato (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return

on Equity(ROE) karena dianggap paling relevan dengan masalah dan tujuan dalam

penelitian ini. Penjelasan dari masing-masing rasio tersebut sebagai berikut :

14
1. Current Ratio (CR)

Harjito dan Martono (2006) menyatakan bahwa likuiditas menggambarkan

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang

segera harus dipenuhi. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa

perusahaan berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah

permintaan akan saham dan tentunya akan menaikkan harga saham dan

meningkatkan nilai perusahaan. Namun, rasio likuiditas yang terlalu tinggi juga

kurang bagus karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur dan

pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba (Sawir : 2009).

Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diwakili oleh current

ratio (CR) yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

membayar utang yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam

perusahaan. Menurut Sawir (2009:8), Current Ratio merupakan ukuran yang

paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa

jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva dalam periode

yang sama dengan jatuh tempo utang jangka pendek.

Current Ratio (CR)) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑪𝑹 =
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

15
2. Debt to Equity Ratio (DER)

Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka

panjangnya. Leverage dalam penelitian ini diwakili oleh debt to equity ratio

(DER). DER merupakan rasio yang membandingkan total utang dan ekuitas.

Rasio ini mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditur.

DER mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi

kewajibannya dengan modal sendiri. Semakin besar rasio ini menunjukkan

bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari utang digunakan untuk

mendanai ekuitas yang ada.

Menurut Syafri (2008:303), semakin tinggi rasio DER akan

mengakibatkan resiko financial perusahaan semakin tinggi dan secara tidak

langsung ketika perusahaan dihadapkan pada resiko financial, nilai perusahaan

dimata investor akan menurun. Investor akan cenderung memilih saham

dengan DER yang lebih rendah karena ingin menghindari resiko. Selanjutnya

Jumingan (2009) mengungkapkan bahwa semakin kecil rasio DER, semakin

baik kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan dalam kondisi yang buruk,

artinya bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur

dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER)

dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑫𝑬𝑹 =
𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑺𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊

16
3. Return on Equity (ROE)

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan

juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam

melaksanakan kegiatan operasionalnya (Syafri:2008). Dalam penelitian ini,

penulis menggunakan Return On Equity (ROE) sebagai skala pengukuran rasio

profitabilitas. Tandelilin (2007) mengemukakan bahwa Return on Equity

(ROE) yaitu rasio antara laba setelah pajak terhadap total modal sendiri

(Equity) yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak dibagi dan cadangan

lain yang dikumpulkan oleh perusahaan.

Hanafi dan Halim (2009) mengungkapkan bahwa Semakin tinggi ROE

dalam suatu perusahaan menandakan semakin efisien perusahaan tersebut

dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan

bersih. Hal senada juga diungkapkan oleh Sartono (2008) yang menyatakan

bahwa, Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungan dengan penjualan, dan modal sendiri. Semakin tinggi

profitabilitas berarti semakin baik keadaan perusahaan, ketika laba meningkat,

harga saham meningkat, permintaan saham ikut meningkat dan selanjutnya

akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan itu sendiri. Return on

equity (ROE) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑹𝑶𝑬 =
𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑺𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊

17
2.3 Kerangka Pemikiran

Signaling Theory menjelaskan bahwa perusahaan mempunyai dorongan untuk

memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal untuk

memberikan sinyal kepada pihak luar agar dapat mempengaruhi prospek

perusahaan di masa depan (Wolk et.al:2000). Selanjutnya Jansen C (2001)

mengatakan bahwa perusahaan tidak hanya bekerja untuk dirinya sendiri

melainkan juga harus memberikan manfaat kepada stakeholder-nya.

Dari teori tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan perlu memberikan

laporan keuangan sebagai sinyal kepada pihak eksternal dan di dalam laporan

keuangan tersebut sebaiknya menunjukkan kinerja keuangan yang baik sebagai

bentuk pertanggungjawabannya kepada para stakeholder. Ketika kinerja keuangan

memperlihatkan prospek yang baik, tentunya akan menarik minat para investor

dan harga saham akan meningkat sehingga nilai perusahaan juga ikut meningkat.

Baik buruknya kinerja keuangan dapat dilihat dari tingkat likuiditas, leverage

dan profitabilitas yang diukur dengan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio

(DER), dan Return on Equity (ROE). Tingkat likuiditas tinggi dapat diartikan

bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan tingkat

leverage yang rendah menunjukkan bahwa resiko keuangan yang dihadapi

perusahaan juga rendah. Demikian juga dengan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dapat dilihat dari Return on Equity. Ketiga ukuran tersebut

dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh investor dalam memutuskan

investasinya, ketika investor memilih berinvestasi pada perusahaan dengan

kinerja keuangan yang baik, maka nilai perusahaan akan meningkat.

18
Dari uraian kerangka pemikiran tersebut, maka digambarkan model kerangka

konseptual penelitian sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.1 berikut :


Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian

Kinerja Keuangan :

Current Ratio (CR)

Debt to Equity Ratio (DER) Nilai Perusahaan


(Tobin’s Q)

Return On Equity (ROE)

Keterangan
- Parsial :
- Simultan :

2.4 Hipotesis

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka ditarik hipotesis yang

diajukan sebagai kesimpulan sementara sebagai berikut :

H1. Kinerja Keuangan (Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on

Equity) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

H2. Current Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan pada industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

H3. Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

Nilai Perusahaan pada industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

H4. Return on Equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan pada industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Firdaus, 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta

Alfredo, 2012. pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan


kebijakan deviden sebagai variabel moderasi pada perusahaan industri
pertambangan di BEI. Jurnal Universitas Widyatama. Vol 01.

Ayu, Lismasari. 2016. Pengaruh Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan


dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Artikel
Ilmiah Mahasiswa. 2016.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE,


Yogyakarta

Brigham, Eugene F and Houston J.F. 2004. Fundamentals of Financial


Management 10th Edition. Thomson Learning.

Brigham, Eugene F and Houston J.F. 2007. Essentials of Financial Management.


Thomson Shout Western.

Brainard, W, and Tobin, J, 1968. “Pitffals in Financial Model Building”,


American Economic Review, Vol. 58(2), pages 99-122.

Corry Winda dan Rustam (2013). Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas,


Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Real Estate dan Property di BEI tahun 2006-2008. Jurnal Ekonom, Vol.
16, No. 2, April.

Darwis, Nadya. 2017. Pengaruh Return On Equity terhadap nilai perusahaan


dengan Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit Sebagai Variabel
Pemoderasi. Artikel Ilmiah STIE_PERBANAS.

Gitman, Lawrence J. 2006. Priciples of Managerial Finance. Eleventh Edition,


New Jersey : Pearson Education, Inc.
Husnan, Suad. 2000, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang. BPFE, Yogyakarta
Harjito, Agus dan Martono.2006. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Ekonisia,
Yogyakarta.
Hanafi, M. M., & Halim, A, 2009. Analisis Laporan Keuangan. UPPSTIM
YKPN, Yogyakarta.

Jumingan, 2009. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara, Surakarta.


Jansen, Michael C. 2001. Value Maximisition, Stakeholder Theory, and The
Corporate Objetive Function. European Financial Management, 7 (3)
pp:297-317.

20
Keown, Arthur J Martin, Jhon D.Petty, J William. Scott, David F. JR. 2005.
Financial Management, Principles and Aplication. Tenth Edition. New
Jersey : Paerson Education

Munawir, 1998.Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke empat. Liberti, Jakarta


Octavia, Languju, Marjam Mangantar dan Hikia H.D Tasik. 2016. Pengaruh
Return On Equity, Ukuran Perusahaan, Price Earing Ratio dan Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan Property dan Real Estate Terdaftar di
Bursa Efek Indoneia. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume 16. No.2.

Putry Yuliana, Sri Murni, Joy E.Tulung. 2017. Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate dan Porperti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. Jurnal Akuntansi. ISSN 2303

Purwanto, Agus. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan


dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate Governance Sebagai variabel pemoderasi. Jurnal Dinamika
Akuntansi (JDA) Vol. 4 No.01

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan


Strategis. Erlangga, Jakarta

Sawir, Agnes. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan


Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Syafri, Sofyan. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Empat,
BPFE, Yogyakarta

Tandelilin, Eduardus. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio (Edisi


Pertama, cetakan kedua). BPFE

Van, J.C Horne. 2002. Financial Management and Policy 12th Edition. New
Jersey: Prentice-Hall International Inc, International Edition.

Wahyuningsih, Panca, Widowati. 2016. Analisis ROA dan ROE Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Corporate Sosial Rensposibility Sebagai Variabel
Moderasi (Studi Pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI). Jurnal
STIE Semarang. Vol. 8 No.3 Edisi Oktober 2016 (ISSN : 2085-5656).

Wolk, H.I. Michael G.T, and James L.D. 2000. Accounting Theory : A Conceptual
and Institutional Approach. Shout-Western College Publishing.

21

Anda mungkin juga menyukai