5.1. Puskesmas
5.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut PERMENKES RI No.75 tahun 2014 Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Menurut Departemen Kesehatan RI, Puskesmas merupakan
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif (peningkatan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan).
Prioritas yang harus dikembangkan oleh Puskesmas diarahkan
kebentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care service) yang lebih
mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health services).
Di Indonesia, Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968
ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan nasional (Rakerkesnas) I di
Jakarta, dimana dibicarakan upaya pengorganisasian sistem pelayanan
kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada
waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan
seperti BKIA, BP, dan P4M dan sebagiannya masih berjalan sendiri-
sendiri dan tidak berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut timbul
gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam
suatu organisasi yang di percaya dan diberi nama Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas).
Menurut PERMENKES No. 75 tahun 2014 berdasarkan
karakteristik wilayah kerja Puskesmas dikategorikan menjadi:
a. Puskesmas kawasan perkotaan;
KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang
Periode 16 Mei s/d 25 Juni 2016 153
b. Puskesmas kawasan pedesaan; dan
c. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.
Puskesmas kawasan perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan perkotaan yaitu aktivitas lebih dari 50% (lima
puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris, terutama industri,
perdagangan dan jasa, memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah
radius 2,5 km, pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari
5 km, bioskop atau hotel, lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah
tangga memiliki listrik, dan atau terdapat akses jalan raya dan transportasi
menuju fasilitas perkotaan.
Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan pedesaan yaitu aktivitas lebih dari 50% (lima
puluh persen) penduduk pada sektor agraris, memiliki fasilitas antara lain
sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan radius lebih dari 2
km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa
bioskop atau hotel, rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%
(Sembilan puluh persen) dan terdapat akses jalan dan transportasi menuju
fasilitas.
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik
yaitu berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau
kecil, gugus pulau, atau pesisir, akses transportasi umum rutin 1 kali dalam
1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan
waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat
terhalang iklim atau cuaca dan kesulitan pemenuhan bahan pokok dan
kondisi keamanan yang tidak stabil.
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas
dikategorikan menjadi:
a. Puskesmas non rawat inap
b. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang
kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
f. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan
aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.
Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi
masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM dan serta
organisasi kemasyarakatan.
NO KETENAGAAN JUMLAH
1 Dokter Umum 5 Orang
2 Dokter Gigi 1 Orang
3 SKM 4 Orang
4 Bidan 9 Orang
5 Perawat 7 Orang
6 Perawat Gigi 1 Orang
7 Apoteker 2 Orang
8 Analis 3 Orang
9 Penata Gizi 2 orang
Sumber : SP2TP Puskesmas Mandala Tahun 2016
PROMKES KESLIING
Sri Fuji Hastuty Ratnawati SRG
UKS/UKGS SURVEILENSI
POLI Umum I Vinsensia/Intan Rina Zahriana
dr.Helmi Y. Hrp
dr.Aistah Umeda KIA/KB IMUNISASI
Duma,Dewi/Nani N Rita/Murni
DDTK/KB TB PARU
Nurhatimah N Rasydianah,Latifah
POLI GIGI
drg.E. Donny Cut Intan
PTM HIV/AIDS
Nizma Fitri Mila Hariyani
LANSIA ISPA
LABORATORIUM Nana/Duma Efrida, Dahliana
Rica Yuwanda. Lbs
Ristawati G S JIWA Kes Kerja
NervI.E.Hutapea Dr. Helmi Y Hrp
Tujuan :
Sasaran :
Pengertian
Sasaran :
Bayi, Balita, Ibu hamil, Ibu menyusui dan PUS (Pasangan Usia Subur).
Tujuan :
1. Meja I : Pendaftaran
2. Meja II : Penimbangan Bayi dan Balita
3. Meja III : Pengisian KMS
4. Meja IV : Penyuluhan Perorangan
1. Mengenai Balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan
yang diikuti pemberian makanan, oralit dan vitamin A dosis
tinggi.
2. Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI
ekslusif dan P2P terhadap ibu hamil dan menyusui
3. Menjadi peserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan
atau tablet busa.
5. Meja V : pelayanan Tenaga kerja professional meliputi KIA, KB,
Imunisasi dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan setempat.
Tujuan:
Sasaran :
Kegiatan :
2 halaman
1. Jumlah sarana air bersih yang diinspeksi sanitasi pada periode Tahun 2015
Jumlah sarana air bersih yang mempunyai resiko pemcemaran Amat
Tinggi dan Tinggi (AT,T)pada periode Tahun 2015 adalah 83.
2. Jumlah sarana air bersih yang mempunyai resiko pencemaran sedang dan
rendah (S,R)periode Tahun 2015 adalah 1623.
3. Jumlah sampel air yang memenuhi syarat fisik air pada periode Tahun
2015 adalah 4526.
4. Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang diperiksa air pada
periode Tahun 2015 adalah 51.
5. Jumlah TPM yang memenuhi syarat pada periode Tahun 2015 adalah 51.
6. Jumlah rumah yang memenuhi syarat sanitasi dasar pada periode Tahun 2015
adalah 5730.
7. Jumlah Tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa pada periode Tahun 2015
adalah 50.
8. Jumlah TTU yang memenuhi syarat pada periode Tahun 2015 adalah 50.
Pengertian:
Sasaran:
1. Ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, ibu nifas.
2. Serta anak usia pra sekolah.
Tujuan:
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu : timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet tambah darah, serta vitamin A.
2. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi,
perawatan payudara, ASI ekslusif, kebersihan diri dan lingkungan
serta P P.
2
Pengertian:
Keluarga berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur
kesuburan agar menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan
tertentu.
Sasaran:
Pasangan usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Tujuan:
Kegiatan
1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan
usaha-usaha terpadu.
2. Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam
bentuk Intra Uterine Device (IUD), pil, kondom, suntikan,
kontrasepsi mantap (KONTAP), dan susuk.
3. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-
pos KB dan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas.
4. Memotivasi calon akseptor dan ekseptor KB agar menjadi
motivator KB.
5. Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi KONTAP.
6. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan, dan tahunan.
7. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan
usaha-usaha terpadu.
Kegiatan :
BUMIL
BULAN BUFAS
Fe I Fe II
Keterangan Tabel :
1. Pemberian tablet Fe I pada bumil terbanyak adalah pada bulan juni yaitu
sebanyak 203 bumil
2. Pemberian Fe II pada bumil terbanyak adalah pada bulan juni yaitu
sebanyak 171 bumil
3. Pemberian tablet Fe pada bufas terbanyak adalah pada bulan juni yaitu
sebanyak 144 bufas
70
60
50
40
Jenis Kasus
30
Sasaran ( Jiwa )
20
10
0
1 2 Total
Dari tabel dan grafik diatas diketahui bahwa jumlah kasus gizi di wilayah kerja
Puskesmas Mandala mayoritas adalah gizi kurang yakni sebanyak 58 kasus.
a. Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan
penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil
penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang
sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang
mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur
anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12
bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan
penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran
massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap
perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi
makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks
BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat
perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam
penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling
banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja
tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan
kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias
Abunain, 1990).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting
untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan
dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan
indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan
komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan
sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan
dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO
bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah
tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan
langsung dengan angka kesakitan.
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk
Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan
dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation
score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang
populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan “presentil”,
sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under
nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen
terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).
3 halaman
Sasaran :
Seluruh lapisan masyarakat di wilayah Puskesmas Mandala
Tujuan :
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan.
Kegiatan-kegiatan P M berupa :
2
No Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agu Sep Okt Nov Des Jumlah
1 ISPA 344 368 373 390 393 384 393 435 488 505 467 579 5109
2 Gastritis 331 312 355 362 330 336 341 358 344 370 381 382 4202
3 Reumatik 318 305 320 333 320 316 328 342 350 345 376 339 3992
4 HT 341 291 300 300 345 352 337 332 343 329 341 339 3950
5 DM 290 277 306 312 291 295 294 310 317 333 332 306 3663
6 Tonsilitis 117 115 97 85 117 115 102 92 92 114 128 118 1292
700
ispa
600
gastritis
500 reumatik
HT
400
tonsilitis
300 penyakit kulit jamur
200 DM
Penyakit kulit alergi
100
scabies
0 Penyakit kulit infeksi
jan feb mar apr mei juni juli agus sep okt nov des
B.
1 3 1 3 2 0 0 0 1 0 0 0 0 10
Selamat
2 Bantan 1 4 0 0 0 1 1 0 0 2 4 0 13
3 B. Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
Total 4 5 3 2 0 1 1 1 0 3 4 0 24
Dari tabel dan grafik diatas, kita bisa ketahui bahwa jumlah kejadian DBD
paling tinggi terjadi pada bulan februari 2015 yaitu sebanyak 5 penderita dari
seluruh kelurahan
Jml
No Ja Fe Ma Ap Me Jun Jul Ag Se Ok No De
(Jiwa
. n b r r i i i s p t v s
)
1. 74 74 74 75 17 74 86 73 74 86 68 79 854
Sumber: SP2TP Puskesmas Mandala Tahun 2015
Jumlah Diare
100
90
80
70
60
50
Jumlah Diare
40
30
20
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
Jumlah penderita Diare pada periode Tahun 2015 adalah 854 jiwa
Rata-rata pasien Diare periode Tahun 2015
= 854 = 71 jiwa/ bulan.
12
Jumlah pasien Diare terbanyak pada bulan Juli dan Oktober 2015 yaitu 86
jiwa.
Jumlah Pasien Diare terendah bulan Mei 2015 yaitu 17 jiwa
700
600
500
400
Laki-laki
300
Perempuan
200 Jumlah Kasus ISPA
100
Agu
No Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Sept Okt Nov Des
s
Jumlah
Penderita
1 5 5 5 3 4 2 2 3 3 4 5
1. BTA (+)
baru
diobati
Jumlah
penderita
BTA (-)
2. dengan 1 0 0 0 0 1 0 3 1 0 0 0
rontgen
(+) di
obati
Jumlah
Penderita
3. mengikuti 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
pengobata
n lengkap
Jumlah
Penderita
4. TB paru 3 3 3 5 9 4 2 6 3 6 3 1
yang
sembuh .
Jumlah
5. Penderita 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kambuh
Jumlah
Penderita
6. 20 50 30 50 30 41 18 21 29 29 40 50
Suspek
TB
Jumlah
7. penderita 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
TB anak
Sumber: SP2TP Puskesmas Mandala Tahun 2015
60
jumlah penderita BTA (+)
50 BARU DIOBATI
jumlah penderita BTA (-)
40 dengan rontgen (+) diobati
jumlah penderita mengikuti
30 pengobatan lengkap
jumlah penderita TB paru
20 yang sembuh
Jumlah penderita kambuh
10
Jumlah penderita suspek TB
0
jan feb mar apr mei juni juli agus sep okt nov des
Dari tabel dan grafik batang diatas, kita bisa ketahui bahwa :
o Penderita BTA (+) yang baru diobati selama tahun 2015 sebanyak 47
orang
o Penderita BTA (-) dengan rontgen diobati selama tahun 2015 sebanyak
11 orang
sebanyak 8 orang
Macam-macam imunisasi :
1. BCG
Fungsi : menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap panyakit
TBC terhadap anak.
Cara pemberian :
Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali.
Lokasi pemberian pada lengan kanan atas.
Dengan injeksi SC.
Dosis 0,05 cc.
2. DPT
Fungsi : untuk mencegah Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Cara pemberian :
Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, sebanyak 3 kali.
Dosis 0,5, dengan interval minimal 4 minggu, sebanyak 3 kali
suntikan .
Lokasi suntikan di paha luar.
Injeksi IM.
3. Polio
Fungsi : memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Polio.
2 halaman
Tujuan :
1. Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan
2. Untuk dipergunakan sebagai bahan dalam menyusun rencana kerja
Pembagian :
a. Pencatatan :
Kegiatan administrasi
Registrasi family folder
Registrasi kegiatan lain
b. Pelaporan :
Laporan kejadian luar biasa
Laporan pencatatan jumlah penyakit dan pengunjung
puskesmas
Laporan kasus penyakit menular
Kegiatan :
1 HALAMAN
1500
4. Jumlah sekolah yang
diperiksa sarana kesehatan
lingkungan
1000
5. Jumlah sekolah yang
memenuhi ssyarat kesehatan
lingkungan
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan
Tujuan :
Pengertian :
Sasaran :
1 halaman
80
70
penyakit pulpa dan
60 periapikal
50 karies gigi
40
gingivitis dan penyakit
30 periodental
gangguan gigi dan jaringan
20
penyangga lain
10 penyakit rongga mulut,
kelenjar ludah dan lainnya
0
Kelainan
No. Bulan Glaukoma Katarak Lain-lain
refraksi
1. Januari 1 0 0 94
2. Februari 0 0 0 94
3. Maret 22 0 0 26
4. April 0 0 0 21
5. Mei 0 0 0 96
6. Juni 0 0 0 107
7. Juli 0 0 0 76
8. Agustus 0 0 0 73
9. September 0 0 0 64
10. Oktober 0 0 0 93
11. November 0 0 0 47
12. Desember 0 0 0 38
120
100
80
glaukoma
60 kelainan refraksi
40 katarak
lain-lain
20
1. kasus Terbanyak adalah penyakit mata lain-lain yaitu sebanyak 107 jiwa.
2. Kasus yang paling sedikit adalah kelainan refraksi dan kelainan kornea
yaitu 0 jiwa
Lanjut Usia adalah suatu proses menjadi tua yang terjadi secara
alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokemis pada jaringan
tubuh dan akhirnya fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan.16
Lansia merupakan kelompok penduduk berumur tua yang mendapat
perhatian atau pengelompokan tersendiri lebih dari 60 tahun. WHO
mengelompokan lanjut usia atas tiga kelompok, yaitu :
a. Pralansia (Prasenilis)
d. Lansia Potensial
Kegiatan :
Laboratorium khusus
Darah khusus : golongan darah, KGD
Urinalisa : protein, reduksi, bilirubin
Plano test
Sputum (BTA)
2. Membuat laporan hasil laboratorium.
1 halaman
60
Jum Spes BTA/TBC (sputum)
40 yg diperiksa
Jum Spes BTA/TBC yg
20 (Sputum) positif
2. Ruang Apotek
Kegiatan :
Meracik obat di bawah bimbingan apoteker, memberikan dan
memberitahu cara penggunaan obat yang benar kepada pasien.
Masalah :
Jenis obat yang tersedia masih terbatas.
Pemecahan masalah:
1. Menambah jenis obat.
2. Melakukan pengadaan jumlah obat yang disesuaikan dengan
jumlah penyakit yang banyak terdapat di Puskesmas
3. KIA/KB
Kegiatan :
Memeriksa ibu hamil di bawah bimbingan bidan, memberi
pengetahuan kepada ibu hamil tentang nutrisi yang baik selama
kehamilan, melihat perkembangan janin dengan melakukan pengukuran
seperti Berat badan, Tinggi Badan, dan Lingkar kepala.
Masalah :
Fasilitas ruangan untuk kegiatan KIA/ KB kurang memadai.
Pemecahan masalah :
Penambahan dan perbaikan fasilitas ruangan
Tujuan :
1. Mengetahui jajanan yang di konsumsi oleh siswa-siswi
sehat atau tidak.
2. Memastikan jajanan kemasan yang dijual di kantin belum
kadaluarsa dan sudah lolos sertifikasi BPOM.
3. Mengetahui pengetahuan siswa/i terhadap jajanan sehat di
lingkungan sekolah.
4. Membina UKS serta siswa/i lain untuk dapat memilih
jajanan sehat di lingkungan sekolah.
Sasaran :Siswa/siswi di SD Nahdatul Ulama
Tempat :Kantin sekolah SD Nahdatul Ulama