Anda di halaman 1dari 19

LEUKEMIA PADA ANAK

KELOMPOK 2

o Meilinda Olivia Lekatompessy :16 3145 105 018


o Siska Anggian Intan Sari :16 3145 105 032
o Sitti Faradhiba Nur :16 3145 105 033

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MEGA REZKY MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
LEUKEMIA

A. Definisi

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
poliferasi sel hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum
tulang dalam pembentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh lain. (Kapita Selekta kedokteran, 2000).

Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai


dengan pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat
cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal.
Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah putih
(neoplasma hematologi).

Klasifikasi
1. Leukemia limfoblastik akut (LLA)
LLA subtype merupakan 60% dari bentuk leukemia anak dengan
insidens puncak pada usia 3-4 tahun. LLA lebih banyak ditemui pada anak
laki-laki disbanding anak perempuan. Laporan laporan tentang leukemia akut
berkelompok pada anak menimbulkan dugaan adanya pengaruh beberapa
faktor lingkungan umum, seperti agen infeksi atau karsinogen kimiawai, tetapi
analisis statistic yang teliti belum dapat mendukung dugaan ini.
Ciri-ciri sitokimia untuk indentifikasi sel-sel blasn LLA adalah tidak
adanya granula-granula yang positif dengan peroksidase atau sudan B hitam
didalam sitoplasma, dan seringkali menampakkan gumpalan materi yang
positif, limfoblas tersebut juga bereaksi negatif dengan esterase nonspesifik.

2
Manifestasi klinis Anak- anak dengan LLA umumnya memperlihatkan
gambaran yang agak konsisten. Sekitar dua pertiga telah memperlihat kan
gejala dan tanda selama kurang dari 6 minggu pada saat diagnosis
ditegakkan,gejala pertama biasanya tidak khas; dapat mempunyai riwayat
infeksi saluran napas akibat virus atau suatu eksentama yang belum sembuh
sempurna. Manifestasi awal yang lazim adalah anoreaksia , iritabilitas dan
alergi. Kegagalan fungsi sum-sum tulang yang progresif menimbulkan
keadaan pucat, perdarahan dan demam yaitu gambaran-gambaran yang
mendesak dilakukannya pemeriksaan diagnostic.

2. Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK)

Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK) Paling sering terjadi pada usia


pertengahan (orang dewasa) umur 20-60 tahun, puncak kejadian pada umur
40 tahun, dapat juga terjadi pada anak-anak (Sylvia, 2006). Leukimia
mieloblastik dimulai dengan produksi sel mielogenosa muda yang bersifat
kanker di sumsum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh, sehingga
sel darah putih diproduksi diberbagai organ ekstramedular terutama di nodus
limfe, limpa dan hati

3. Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)

Leukemia Mieloblastik Akut (LMA) Angka kejadian 80% leukimia akut pada
orang dewasa. Permulaannya mendadak atau progresif dalam masa 1-6 bulan,
jika tidak diobati, kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada pria dan wanita
3:2.

4. Leukemia Mieloblastik Kronik ( LMK )

3
Bentuk leukemia ini hanya merupakan 3% kasus pada anak-anak. Ada dua tipe
dasar leukemia mielositik kronik. Persamaan keduanya hanya pada ciri-ciri
umum yaitu peningkatan jumlah sel-sel myeloid yang berdiferensasi dalam
darah. Pada bentuk dewasa, kromosom ph1 ( Philadelphia ) yang patogonomik
ditemukan secara konsisten. Pada juvenile, sel leukemik dapat dengan berbagai
pareasi kromosom aneoploidi tetapi jarang ditemukan kromosom pH 1.
Bentuk dewasa LMK lasim ditemukan pada anak-anak besar, namun kadang-
kadang ditemukan pada bayi karena itu pada pasien LMK harus dilakukan
analisis kromosom untuk menentukan bentuk spesifiknya.

B. Etiologi
Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut
hasil penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko
timbulnya penyakit leukemia.
1) Faktor genetik
2) Kelainan tertentu seperti Down Syndrome
3) Radiasi
4) Faktor herediter, misalnya pada kembar identik
5) Transplantasi Organ

C. Manifestasi Klinik
Gejala klinis dari leukemia pada umumnya adalah sebagai berikut.
a. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari
kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai
dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit,

4
jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia
mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
b. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan
menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk
mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.
c. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan
mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang
sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau
karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat
terjadi secara spontan.
d. Penurunan kesadaran
Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.
e. Nyeri tulang atau nyeri sendi
Beberapa anak dengan leukemia akan memiliki nyeri tulang atau nyeri
sendi. Ini dari penumpukan sel-sel leukemia dekat permukaan tulang atau
didalam sendi
f. Pembengkakan perut
Sel-sel leukemia dapat terkumpul pada hati dan limpa, menyebabkan
mereka untuk memperbesar sehingga terjadi pembengkakan perut. Tulang
rusuk yang lebih rendah biasanya menutupi organ-organ ini, tetapi ketika
mereka diperbesar dokter sering dapat merasakannya
g. Penurunan nafsu makan, penurunan berat badan

5
Jika limpa dan / atau hati menjadi cukup besar, mereka mungkin
menekan organ-organ lain seperti perut. Hal ini dapat membatasi jumlah
makanan yang dapat dimakan, yang menyebabkan hilangnya nafsu
makan dan penurunan berat badan dari waktu ke waktu.

Manifestasi Klinis Leukemia berdasarkan jenisnya.


a. Leukemia Limfoblastik Akut
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan kegagalan
sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah,
letargi, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga
ditemukan anoreksi, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme. Nyeri tulang
bisa dijumpai terutama pada sternum, tibia dan femur.
b. Leukemia Mieloblastik Akut
Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan
oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan biasanya terjadi dalam
bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat
tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran,
napas sesak, nyeri dada dan priapismus. Selain itu juga menimbulkan
gangguan metabolisme yaitu hiperurisemia dan hipoglikemia.
c. Leukemia Limfoblastik Kronik
Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK yang
mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan
berat badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan
penurunan kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan
infeksi semakin parah sejalan dengan perjalanan penyakitnya.

6
d. Leukemia Mieloblasitik Kronik
LMK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase krisis. Pada
fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat kenyang akibat
desakan limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit
berlangsung lama. Pada fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang
bertambah berat, petekie, ekimosis dan demam yang disertai infeksi.

D. Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan
tubuh terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah,
dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan
produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka
terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya.
Sel leukemia memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh
terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada
sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk
menyuplai oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi
kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan
kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau
menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur termasuk
translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini,
dua kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan perkembangan
gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
7
Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari
kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel
membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini
menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bias menyusup ke
dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan
otak.

8
E. Penyimpangan Kebutuhan Dasar Manusia

9
F. Komplikasi

1. Sepsis
2. Perdarahan
3. Gagal organ
4. Anemia
5. Kematian

G. Penatalaksanaan
1) Transfusi darah, biasanya dierikan jika kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada
trombositopenia yangberat dan pendarahan masif,dapat diberikan
transfusi trombosit bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin

2) Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya).


Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.

3) Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (6-merkatopurin atau 6-mp,


metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih
poten seperti vinkristin (Oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan
berbagai nama obat lainnya. Umumnya sitostatika diberikan dengan
kombinasi bersama-sama dengan prednison. Pada pemberian obat-obatan
ini sering terpakaian akibat samping berupa alopesia (botak), stomatitis,
leukopenia, infeksi sekunder atau kandidiasis. Bila jumllah leukosit
kurang dari 2000/mm3 pemberiannya harus hati-hati.

4) Infeksi Sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat di kamar yang


suci hama)

5) Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai


remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106), imunoterapi mulai
diberikan (mengenai cara pengobatan yang terbaru masih dalam
pengembangan.

10
H. Pemeriksaan Lab

a. Pemeriksaan Darah Tepi


Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan
kadang-kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan
penurunan eritrosit dan trombosit. Pada penderita LLK ditemukan
limfositosis lebih dari 50.000/mm3, sedangkan pada penderita LGK/LMK
ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.
b. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut
ditemukan keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang
diganti sel leukemia (blast), terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda
(blast) ke sel yang matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast
minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang. Pada penderita LLK
ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari
40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan
oleh peningkatan limfosit B. Sedangkan pada penderita LGK/LMK
ditemukan keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah mega kariosit
dan aktivitas granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3.

11
I. Asuhan Keperawatan

Pengkajian
An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat. Pasien baru masuk bagian anak untuk
yang ke dua kalinya atas indikasi ALL. Prositostatika.
Pemeriksaan Fisik :
I. Identitas Pasien
Nama anak : An.D
Tanggal masuk : 20-10-2009
No.RM : 613096
Tempat/tgl lahir : Pondok/ 05-10-2004
BB/TB saat lahir : 3500 gram/ 111 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan anak : Taman Kanak-kanak
Anak Ke : 1 (satu)dalam keluarga
Nama ayah : Mahatir
Pekerjaan : Sopir Pendidikan :D3
Nama ibu : Nike
Pekerjaan : Ibu RT
Pendidikan : D3
Alamat : Pondok, Kota Padang
Diagnosa Medis : LLA. Prositostatika

II. Keluhan Utama


Alasan masuk ke RS: An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat dan
diindikasikan ALL. Prositostatika.

III. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


1. Prenatal:
Ibu dari anak mengatakan selama hamil An. D, ia tidak mengalami
kelainan dan gizinya cukup.
2. Intranatal:
Ibu mengatakan, An.D lahir dengan normal di bantu oleh bidan. Lahir
dengan cukup umur yaitu 9 bulan. Berat badan lahir 3500 gram dan
panjang badan 42cm. Saat lahir, An. D menangis spontan.
3. Postnatal:
Ibu mengatakan, ia tidak mengalami perdarahan yang banyak setelah
melahirkan. Kondisinya normal.

12
IV. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Penyakit yang diderita sebelumnya :
Ibu mengatakan, An. D pernah menderita ALL. Prositostatika.
2. Pernah dirawat di RS :
Sebelumnya, An.D pernah di rawat di RS
3. Obat-obatan yang pernah digunakan :
Orang tua An.D mengatakan bahwa dulu An.D pernah
mengkomsumsi kortikosteroid, sitostatik dan imunoterapi.
4. Alergi :
An.D tidak memiliki riwayat alergi.
5. Kecelakaan :
An.D tidak pernah jatuh yang sampai mencederai kepalanya.Kalaupun
jatuh, An. D tidak sampai mengelami luka berat.
6. Riwayat imunisasi :

I II III
BCG 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN
DPT 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN
POLIO 9 BULAN
CAMPAK 1 BULAN
HEPATITIS B 0 BULAN 2 BULAN 6 BULAN

V. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Tanggal 21 Oktober 2009 kemaren, An.D telah mendapatkan kemo
terapi.Saat pengkajian tanggal 22 Oktober 2009,An. D sedang demam,
suhu 38,6 C. An.D tidak mau makan, perutnya kembung dan lidahnya
terdapatsariawan. Setelah diberi roti, an.D muntah. An.D mengeluhkan
nyeri padasendinya dan terasa pegal-pegal. An.D meraba-
raba perutnya dan mengatakan sakit pada perutnya.
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu An.D mengatakan, tidak ada penyakit keturunan, apalagi penyakit
turunan yang seperti dialami oleh An.D
VII. Riwayat Tumbuh Kembang
1. Kemandirian dan bergaul :
Sebelum sakit, an.D mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti
makan sendiri, pasang baju sendiri. An.D berteman baik dengan teman
sebaya. Tapi semenjak sakit, An. D sudah tidak mampu melakukan
aktifitas sehari-hari dan memiliki keterbatasan dalam bermain dengan
teman-temannya.
13
2. Motorik kasar :
Umur 3 bulan, An.D sudah bisa tengkurap. Umur 8 bulan anak sudah
bisa duduk, umur 9 bln berdiri dan umur 10,5 bulan sudah bisa
berjalan.
3. Motorik halus :
Umur 5 tahun ini, An.D sudah bisa menulis coret-coretan
4. Kognitif dan bahasa :
Umur 5 tahun ini, An.D sudah bisa memahami perintah dari orang lain,
An.D mengerti apa yang ditanyakan orang padanya.
Perkembanganbahasa normal, anak mulai bisa bicara umur 12 bulan.5.
Psikososial :Saat pengkajian, An.D mau berinteraksi dengan orang lain
selain orangtua bila di beri mainan terlebih dahulu.
5. Lain-lain : Emosi an.D saat ini labil
VIII. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh klien :
Keluarga (ibu, bapak, dan neneknya)
2. Hubungan dengan anggota keluarga :
An.D merupakan anak kandung dari Ibu Nike dan Bpk mahatir.
Saatpengkajian, Bapak dari An.D sering memaksa anaknya makan-
minumdengan paksa dan sedikit marah-marah pada An.D Menurut
Ibunya, An.D sangat sayang sama adiknya. Mereka jarang sekali ribut.
3. Hubungan dengan teman sebaya :
Sebelum sakit, an.D berteman baik dengan teman sebayanya.
4. Pembawaan secara umum :
Normal, tidak mengalami kelainan mental ataupun IQ yang lemah (anak
tidak sindrome down)

IX. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum : sadar/compos mentis
2. TB/BB (cm) :111 cm/ 15 kg
3. Kepala :46 cm
a. Lingkar kepala :
b. Rambut :
 kebersihan.(bersih)
 warna. (hitam)
 Tekstur (kasar)
 distribusi rambut.(merata)
 Kuat/mudah tercabut ( kuat )

14
4. Mata :
a) Sklera :Normal/non ikterik
b) Konjungtiva : Anemis
c) Palpebra :
d) Pupil : ukuran ........ 2mm ......... bentuk ..... isokor ......... reaksi
cahaya ........+ / normal .........
5. Telinga :
a) Simetris : Ya
b) Serumen : Ada
c) Pendengaran : Baik
6. Hidung :
a) Septum simetris :Ya
b) Sekret :Tidak
c) Polip :tidak
7. Mulut: Kebersihan(kurang). Warna(merah) Kelembaban(kering),gusi
berdarah 3 hari yang lalu.
a) Lidah :Ada sariawan ± 1 cm
b) Gigi : caries pada gigi atasnya (keropos semua gigi yangdi atas)
8. Leher :
a) Kelenjer getah bening :Teraba di colli dextra diameter 1x1/2x1 ½
cm dan diinguinal dextra ada 3 bh diameter ½ x 1 ½ x 2 cm
b) Kelenjer tiroid :Tidak ada pembengkakanc. JVP : 5-2 cm H2O
9. Dada :
a) Inspeksi :Normal
b) Palpasi :Normal
10. Jantung :
a) Inspeksi : iktus cordis di RIC V
b) Auskultasi :-
c) Palpasi :-
11. Paru-paru :
a) Inspeksi :simetris
b) Palpasi :fremitus kiri = kanan
c) Perkusi :-
d) Auskultasi :vesikuler
12. Perut :
a) Inspeksi :ada purpura
b) Palpasi :Hepar kenyal dan pinggirnya tajam
c) Perkusi :timpanid. Auskultasi :bising usus normal (4x/menit)
13. Punggung :bentuk normal
15
14. Ekstremitas :Kekuatan dan tonus otot baik
15. Genitalia :-
16. Kulit :
a) Warna :sawo matang
b) Turgor :kembali dalam waktu 2 detik
c) Integritas :ada purpura di abdomen
d) Elastisitas :elastis
17. Pemeriksaan Neurologis : an.D dalam kondisi sadar/compos mentis
X. Pemeriksaan Tumbuh Kembang
a. DDST (terlampir)
b. Status Nutrisi (terlampir)
XI. Pemeriksaan Psikososial
An. D saat dilakukan pengkajian, kurang mau berinteraksi dengan
orang lain. Ketika diberi mainan, an. D baru mau
berkomunikasidengan orang
XII. Pemeriksaan Spritual
Orang tua anak mengatakan mereka juga berdoa untuk kesembuhan
anaknya.
XIII. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : - Hb : 8,4 gr % - Trombosit : 34.000/mm3
a. - Leukosit : 1800/mm3 - Ht : 26 %
b. Rontgen :-
c. Lain-lain :-
XIV. Kebutuhan Dasar Sehari-hari

No Jenis kebutuhan Di rumah/sebelum sakit Di rumah sakit


Sering di buatkan nasi
lunak karena an.R ML,TKTP1300kalori/har
Makan
memang susah disuruh i
makan
Jus terung pirus, air
Minum Kurang minum
putih,susu
Tidur 8 jam/ hari 12 jam/hari
Mandi 2x/hari 1x/hari
Eliminasi BAB 1X/hari
Bermain sendiri dengan
Normal seperti anak seb
Bermain permainan seadanya
ayanya
seperti topeng – topengan

16
ANALISA DATA

No. Data Masalah


1. DS : Defisit nutrisi berhubungan dengan
- Keluarga mengatakan Anak menolak faktor psikologis
untuk makan sejak seminggu yang lalu
- Keluarga mengatakan biasanya anak
hanya mampu menghabiskan 1/4porsi
makan yang diberikan
DO :
- Berat badan anak turun dari 17 kg
menjadi 15 kg- Berat badan anak
berdasarkan skala NCHS menunjukkan
gizi yang kurang yaitu 76,19%
- Lidah anak terdapat sariawan dengan
diameter ± 1 cm
- Porsi makan yang diberi RS belum
dimakan anak - LILA anak 14 cm

2 Faktor Resiko Resiko infeksi


-
 Penyakit kronis
 Leukosit :1800/mm3
 Hb : 8,4 gr %
 ada purpura diabdomen
imunosupresi
 Gusi terlihat berwarna merah
 Suhu 38,6℃
 Gusi An.D berdarah 2 hari yang lalu.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN:

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis


2. Resiko infeksi

17
RENCANA INTERVENSI

No Diagnosis Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


.
1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi dan catat
berhubungan dengan masukan makanan
keperawatan selama 3 x24 jam
faktor psikologis klien
diharapkan keseimbangan nutrisi 2. Timbang berat badan
setiap hari.
tercapai dengan kriteria hasil:
3. Berikan makanan
1. Intake nutrisi tercukupi. sedikit tapi sering.
4. Berikan penyuluhan
2. Asupan makanan dan
pada orang tua klien
cairan tercukupi pentingnya nutrisi
yang adekuat.
3. Penurunan intensitas dan
5. Kolaborasi dengan
frekuensi terjadinya ahli gizi jumlah
kalori dan tipe nutrisi
mual muntah
yang dibutuhkan
4. Pasien mengalami
peningkatan berat badan
2. Resiko Infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan higiene yang
keperawatan selama 3 x24 jam baik lingkungan atau
diharapkan terbebas dari tanda personal dan batasi
dan gejala infeksi jumlah pengunjung
 Menunjukkan higiene 2. Monitor tanda dan gejala
pribadi yang adekuat infeksi local/sistemik
 Mengindikasikan status gast 3. Pengendalian infeksi:
rointestinal, pernafasan, dan ajarkan teknik cuci
imundalam batas normal tangan
 Menggambarkan faktor yang Anjurkan untuk lapor
menunjang penularan infeksi perawat/dokter bila
 Melaporkan tanda dan gejala dirasakan muncul tanda-
infeksi serta mengikuti tanda infeksi
prosedur pernafasan dan
pemantauan

18
19

Anda mungkin juga menyukai