KELAS A 2016
KELOMPOK 2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dan manfaatnya bagi pembaca.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
A. Definisi ............................................................................................................................................... 1
B. Etiologi............................................................................................................................................... 1
D. PatofisiologI..................................................................................................................................... 2
E. Penatalaksanaan............................................................................................................................ 4
A. Pengkajian ........................................................................................................................................ 6
D. Perawatan Paliatif...................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 21
B. Saran................................................................................................................................................ 21
iii
iv
iv
1
BAB I
KONSEP TEORI
A. Definisi
Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progresif
yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan
mengatur gerakan. Karakteristik yang muncul berupa bradikinesia
(perlambatan gerakan) tremor, dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare, 2002)
Parkisonisme merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai
dengan tremor ritmik, bradikinesia, kekauan otot, dan hilangnya refleks-
refleks postural. Kelainan pergerakan diakibatkan oleh defek jalur
dopaminergik (prduksi dopamin) yang menghubungkan substansia nigra
dengan korpus striatum (nucleus kaudatus dan nucleus lentikularis), basal
ganglia adalah bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk
mengawali, modulasi, mengakhiri pergerakan, serta mengatur gerakan-
gerakan otomotid (Sylvia dan Price 19990. Kalimat itu kita tulis pada
“penyebab” saja.
B. Etiologi
Sebagian besar penyebab kasus ini dianggap tidak diketahui atau idiopatik.
Parkisonisme idopatik adalah penyakit Parkinson atau paralisis agitans.
Merupakan suatu penyakit progresif lambat yang menyerang usia pertengahan
atau lanjut, dengan awitan (onset) khas pada usia lima puluhan dan enam
puluhan. Tidak ditemukan sebab genetik yang jelas dan tidak ada pengobatan
yang dapat menyembuhkannya..
2
C. Manifestasi Klinik
Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot,
dan hilangnya refleks postural. Tanda awal meliputi kaku ekstremitas dan
menjadi kaku pada bentuk semua gerakan. Pasien mempunyai kesukaran
dalam memulai,mempertahankan, dan membentuk aktivitas motorik dan
pengalaman lambat dalam menghasilkan aktivitas normal.
Bersamaan dengan berlanjutnya penyakit, mulai timbul tremor,
seringkali pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain,
dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. karakteristik
tremor dapat berupa: lambat, gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada
lengan bawah dan telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap jari-jari.
Keadaan ini meningkat bila pasien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas,
dan muncul pada saat klien istirahat.
Karakteristik penyakit ini mempengaruhi wajah, sikap tubuh, dan gaya
berjalan. Terdapat kehilangan ayunan tangan normal. Akhirnya ekstremitas
kaku dan menjadi terlihat lemah. Karena hal ini menyebabkan keterbatasan
otot, wajah mengalami sedikit ekspresi di mana saat bicara wajah seperti
topeng (sering mengedipkan mata), raut wajah yang ada muncul sekilas.
D. Patofisiologi
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis.
Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka
sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan
tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah
sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan
informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar.
3
E. Pemeriksaan Penunjang
a. EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)
b. CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar,
hidrosefalua eks vakuo). Penyakit Parkinson merupakan penyakit
kronis yang membutuhkan penanganan secara holistik meliputi
berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan
penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala
yang timbul.
4
F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik,
obat-obatan yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau
menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor,
rigiditas, dan slowness.
Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk
memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu.
Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik
seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap
melakukan kegiatan sehari-hari.
1. Terapi Obat-Obatan
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit
parkinson:
a) Antikolinergik
Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane).
Berguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit
parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan, mengontrol
tremor dan kekakuan.
b) Carbidopa/levodopa
Merupakan preparat yang paling efektif untuk
menghilangkan gejala.
c) Derivat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkan
kedalam levodopa untuk mempelancar fluktasi klinis.
d) Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor.
Preparat antivirus, Amantandin hidroklorida,digunakan
untuk mengurangi kekakuan,tremor dan bradikinestesia.
e) Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine
5
f) Obat-obat antidepresan
g) Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan
harus benar-benar diperhatikan, karena kekakuan otot bisa
menyebabkan penderita mengalami kesulitan untuk
menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi)
pada penderita. Makanan berserat akan membantu
mengurangi ganguan pencernaan yang disebabkan
kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.
2. Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa
efek baik dari terapi fisik. Pasien akan termotifasi sehingga
terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk
atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik
pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang
dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau
perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas,
tremor dan hambatan lainnya. Latihan fisik yang teratur,
termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat bermanfaat dalam
menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas,
keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu
dianjurkan, seperti membawa tas, memakai dasi, mengunyah
keras, dan memindahkan makanan di dalam mulut.
6
BAB II
A. Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan sistem
persarafan meliputi anamnesis, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian psikososial.
Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia
lanjut, pada usia 50-an dan 60-an), jenis kelamin (lebih banyak laki-laki),
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk
rumah sakit, nomor register dan diagnosis medis.
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta
pertolongan kesehatan adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor
menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural.
Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien perlu dilakukan
untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya,
perubahan dalam keluarga dan masyarakat, dan respon atau pengaruhnya
dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam
masyarakat.
Apakah klien mengalami dampak yang timbul akibat penyakit seperti
ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang
salah (gangguan citra tubuh).
Adanya perubahan hubungan dan peran disebabkan oleh karena klien
mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola
persepsi dan konsep diri yang ditemukan adalah klien merasa tidak berdaya,
tidak ada harapan, mudah marah dan tidak kooperatif.
Perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit Parkinson
adalah tanda depresi. Manifestasi mental muncul dalam bentuk penurunan
kognitif, persepsi dan penurunan memori (ingatan). Beberapa manifestasi
psikiatrik (perubahan kepribadian, psikosis, demensia, konfusi akut)
umumnya terjadi pada lansia.
Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan
klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data yang
diperoleh dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan
9
per sistem (B1-B6) dan terarah dengan fokus pemeriksaan fisik pada
pemeriksaan B3 dan dihubungkan dengan keluhan klien.
Keadaan Umum
Klien dengan penyakit Parkinson umumnya tidak mengalami
penurunan kesadaran. Adanya perubahan pada tanda vital, yaitu bradikardi,
hipotensi, dan penurunan frekuensi pernafasan.
B1 (Breathing)
Gangguan fungsi pernapasan yang terjadi berkaitan dengan
hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi makanan atau saliva, dan berkurangnya
fungsi pembersihan saluran nafas.
Inspeksi, ditemukan klien batuk atau mengalami penurunan
kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak napas
dan penggunaan otot bantu napas.
Palpasi, ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi, ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.
Auskultasi, ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, stridor,
ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk
yang menurun yang sering ditemukan pada klien dengan inaktivitas.
B2 (Blood)
Hipotensi postural yang terjadi berkaitan dengan efek samping
pemberian obat dan juga gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem
saraf otonom.
10
B3 (Brain)
pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih
lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya.
Pada inspeksi umum ditemukan perubahan pada gaya berjalan, tremor
secara umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan.
Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga bergantung
pada penurunan aliran darah serebri regional mengakibatkan perubahan pada
status kognitif klien.
ekspresi wajah klien mengalami penurunan , saat bicara wajah seperti topeng
(sering mengedipkan mata).
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal.
Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan
dengan proses senilis dan penurunan aliran darah regional.
Saraf IX dan X. Ditemukan kesulitan menelan dalam menelan makanan.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan
tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
Sistem Motorik
Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan, tremor secara
umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan. Klien sering
mengalami rigiditas deserebrasi.
Tonus otot ditemukan meningkat.
Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami gangguan karena
adanya kelemahan otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan, tremor
secara umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan.
Pemeriksaan Refleks
Terdapat kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk
berdiri, klien akan berdiri dengan kepala cenderung kedepan dan berjalan
dengan gaya berjalan seperti didorong. Kesulitan dalam berputar dan
hilangnya keseimbangan (salah satunya kedepan atau kebelakang) dapat
menimbulkan sering jatuh.
12
Sistem Sensorik
Sesuai berlanjutnya usia Klien dengan penyakit Parkinson mengalami
penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan sensorik
yang ada merupakan hasil dari neuropati.
B4 (Bladder)
Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan
disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum. Klien mungkin mengalami
inkontinensia urine, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan
ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol
motorik dan postural. Selama periode ini, dilakukan kateterisasi intermiten
dengan teknik steril.
B5 (Bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi
kurang karena kelemahan fisik umum, kelelahan otot dan adanya tremor
menyeluruh. Klien sering mengalami konstipasi karena penurunan aktivitas.
B6 ( Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot,
tremor secara umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan
menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan aktivitas sehari-
hari.
Adanya gangguan keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan
pergerakan karena perubahan pada gaya berjalan dan kaku pada seluruh
gerakan memberikan risiko pada trauma fisik bila melakukan aktivitas.
13
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan
kelemahan otot.
2) Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan
neuromuskular, menurunnya kekuatan, kehilangan kontrol
otot/koordinasi.
3) Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) yang berhubungan dengan medikasi
dan penurunan aktivasi.
4) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan tremor, perlambatan dalam proses makan, kesulitan mengunyah,
dan menelan.
5) Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan
volume bicara, pelambatan bicara, ketidakmampuan menggerakan otot-
otot wajah.
6) Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan
disfungsi karena perkembangan penyakit.
7) Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan sumber informasi
prosedur perawatan rumah yang tidak adekuat.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
14
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Mandiri
Kaji kemampuan dan tingkat Membantu dalam mengantisipasi
penurunan dalam skala 0-4 untuk dan merencanakan pertemuan
melakukan ADL.
16
kebutuhan individual.
Intervensi Rasional
memberi isyarat.
D. Keperawatan Paliatif
19
E. Terapi Komplementer
20
• Terapi Wicara
Adalah terapi yang melibatkan unsur terapi dalam percakapan atau
penggunaaan bahasa. Terapi ini dilakukan dengan mendiagnosa, mengobati
dan mengevaluasi gangguan komunikasi pada pasien, juga dengan
memperhatikan kemampuan menelan serta komunikasi pasien secara
kognitif.
Kebanyakan pasien parkinson mengalami kesulitan bicara, bahkan
terkadang berubah menjadi gagap. Beberapa diantaranya juga mengalami
kesulitan saat hendak menelan makanan.
• Terapi Fisik
Dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi, meningkatkan
mobilitas, mengurangi rasa sakit, serta mencegah atau membatasi cedera atau
cacat fisik permanen pada pasien. Kegiatan ringan yang diajarkan meliputi
seperti kegiatan sehari-hari seperti bangun dari tempat tidur, bangun dari
kursi, kelar masuk mobil, dan berjalan.
• Terapi Okupasi
Berfokus agar pasien dapat kembali melakukan aktivitas hariannya
secara mandiri. Seperti cara makan, mandi berpakaian, serta hal-hal lain
seperti menggunakan gadget dan komputer.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progresif yang
mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur
gerakan. Karakteristik yang muncul berupa bradikinesia (perlambatan
gerakan) tremor, dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare, 2002)
B. Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat
mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan
makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
22
https://www.scribd.com/doc/108956340/Asuhan-Keperawatan-Pada-
Klien-Dengan-Parkinson