BIOLOGI DASAR 2
“SAMPLING ANALISIS VEGETASI DENGAN PLOT”
oleh :
Nama : Yoan Melly Nurrahma
NIM : 180210104019
Kelas :A
Kelompok : 2
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau
makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling
mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya (Daryanto dan
Suprihatin, 2013:31). Lingkungan terdiri atas komponen abiotik dan biotik yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang
tidak bernyawa, seperti air, tanah, udara, kelembaban, intensitas cahaya, PH, dan
bahan pencemar. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang
bernyawa, seperti hewan, tumbuhan, manusia, dan mikroorganisme. Interaksi yang
terjadi antara komponen biotik dengan komponen abiotik dapat disebut sebagai
ekosistem (Wulandari, 2016).
𝐾 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
Kerapatan relatif suatu jenis (KR) = 𝐾 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 x 100 %
F suatu jenis
Frekuensi relatif suatu jenis (FR) = F seluruh jenis x 100%
diameter batang 2
Luas Bidang Dasar =𝜋𝑥( )
2
D suatu jenis
Dominansi relatif suatu jenis (DR) = D seluruh jenis x 100%
Plot Jenis
ke Tumbuhan Jumlah D RD F RF C RC IV
Tumbuhan
A 49 0.02 0.17 0.09 0.09 8.97 0.09 0.35
Tumbuhan
B 89 0.03 0.31 0.16 0.16 16.30 0.16 0.63
Tumbuhan
C 122 0.04 0.42 0.22 0.22 22.34 0.22 0.89
1 Tumbuhan
D 4 0.001 0.01 0.01 0.01 0.73 0.01 0.024
Tumbuhan
E 7 0.002 0.02 0.01 0.01 1.28 0.01 0.04
Tumbuhan
F 1 0.003 0.003 0.001 0.001 0.18 0.001 0.005
Tumbuhan
G 14 0.004 0.05 0.03 0.03 2.56 0.03 0.063
Tumbuhan
H 1 0.003 0.003 0.001 0.001 0.18 0.001 0.005
Tumbuhan
I 1 0.003 0.003 0.001 0.001 0.18 0.001 0.005
Tumbuhan
J 1 0.003 0.003 0.001 0.001 0.18 0.001 0.005
Tumbuhan
14 0.004 0.06 0.03 0.03 2.56 0.03 0.39
A
Tumbuhan
122 0.04 0.56 0.22 0.22 22.34 0.22 3.6
B
Tumbuhan
2 33 0.01 0.15 0.06 0.06 6.04 0.06 0.97
C
Tumbuhan
1 0.0003 0.004 0.001 0.001 0.18 0.00 0.006
F
Tumbuhan
48 0.002 0.22 0.09 0.09 8.79 0.09 0.37
G
Tumbuhan
20 0.007 0.51 0.04 0.04 3.66 0.04 0.1151
A
Tumbuhan
3 13 0.004 0.33 0.02 0.02 2.38 0.02 0.1
B
Tumbuhan
6 0.002 0.15 0.01 0.01 1.10 0.01 0.17
G
BAB 5. PEMBAHASAN
Judul pratikum kali ini adalah sampling analisis vegetasi dengan plot yang
bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang teknik sampling
tumbuhan menggunakan metode plot dan agar mahasiswa dapat melakukan analisis
vegetasi dari hasil sampling.
Menurut (Rani, 2011) metode plot adalah prosedur yang umum digunakan
untuk sampling berbagai tipe organisme. Plot biasanya berbentuk segiempat atau
persegi (kwadrat) ataupun lingkaran. Metode ini digunakan untuk sampling
tumbuh- tumbuhan dan hewan-hewan yang bergerak lambat seperti hewan-hewan
yang meliang. Hal tersebut sesuai dengan pratikum kali ini. Bahwasannya untuk
sampling tumbuh-tumbuhan menggunakan metode plot yang berbentuk segiempat.
Menurut (Michael, 1995), metode plot dibedakan menjadi dua yaitu cara
petak tunggal dan cara petak ganda. Cara petak tunggal digunakan satu petak
(kuadrat) berupa tegakkan hutan sebagai unit sampel. Besar unit sampel tidak boleh
terlalu kecil sehingga tidak dapat menggambarkan keadaan hutan yang dipelajari.
Ukuran minimum dari petak tunggal tergantung dari kerapatan vegetasi dan
banyaknya jenis-jenis pohon. Semakin jarang pepohonan yang ada atau semakin
banyak jenis-jenis tumbuhan, semakin besar ukuran kuadrat sebagai petak tunggal
yang digunakan. Ukuran minimum ditetapkan dengan menggunakan kurva
lengkung spesies. Luas minimum ditetapkan dengan dasar penambahan luas
kuadrat yang tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih besar dari 10% atau
5%. Sedangkan cara petak ganda ini pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan banyak kuadrat yang diletakan tersebar merata dengan secara
sistematis. Penentuan besar atau luas unit sampel juga harus ditentukan kurva
lengkung jenis.Pada percobaan kali ini, kami menggunakan metode plot cara petak
ganda, dikarenakan dalam satu plot terdapat 9 bagian yang diletakkan tersebar
merata secara sistematis.
Selain metode plot juga terdapat metode transek. Menurut (Anwar, 1995),
metode transek dibagi menjadi 3 macam yaitu metode line intercept (line transect),
metode belt transect, metode strip sensus. Pertama, metode Line Intercept (line
transect) biasa digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari komunitas padang
rumput. Dalam cara ini terlebih dahulu ditentukan dua titik sebagai pusat garis
transek. Panjang garis transek dapat 10 m, 25 m, 50 m, 100 m. Tebal garis transek
biasanya 1 cm. Pada garis transek itu kemudian dibuat segmen-segmen yang
panjangnya bisa 1 m, 5 m, 10 m. Dalam metode ini garis-garis. Metode transek
kuadrat dilakukan dengan cara menarik garis tegak lurus, kemudian di atas garis
tersebut ditempatkan kuadrat ukuran 10 X 10 m, jarak antar kuadrat ditetapkan
secara sistematis terutama berdasarkan perbedaan struktur vegetasi. Selanjutnya
mencatat, menghitung dan mengukur panjang penutupan semua spesies tumbuhan
pada segmen-segmen tersebut. Cara mengukur panjang penutupan adalah
memproyeksikan tegak lurus bagian basal atau arial coverage yang terpotong garis
transek ke tanah.
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Teknik sampling tumbuhan menggunakan metode plot terdapat dua cara,
yaitu metode petak tunggal dan metode petak ganda. Pada praktikum kali
ini, dalam pengambilan sampling tumbuhan menggunakan metode plot
tunggal, yaitu yang dipelajari hanya satu petak sampling (contoh) yang
mewakili suatu areal hutan
6.1.2 Hasil data vegetasi dari hasil sampling yang paling mendominasi adalah
rumput teki, dikarenakan wilayah yang digunakan sebagai tempat
pengamatan memiliki karakteristik tanah yang cukup subur dan
pengamatan dilakukan saat musim hujan, sehingga banyak ditemui pula
jenis spesies lainya yang tumbuh subur.
6.2 Saran
6.2.1 Untuk asisten lab, seharusnya memberikan instruksi lebih jelas agar
pratikan dapat memahami dengan benar.
6.2.2 Untuk pratikan, seharusnya sebelum pratikum dimulai sudah memahami
langkah kerja, agar asisten laboratorium tidak perlu menjelaskan lagi dan
mengefisiensikan waktu. Dan pratikan harus lebih teliti menghitung
analisis data yang diamati agar tidak terjadi revisi.
DAFTAR PUSTAKA
Ismaini, L., M. Lailati., Rustandi. dan D. Sunandar. 2015. Analisis komposisi dan
keanekaragaman tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Pros Sem
Nas Masy Biodiv Indon. 1(6): 1397-1402.