Oleh:
BUDIMAN TERI
A31116303
DEPARTEMEN AKUNTASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
By
Budiman Teri (A31116303)
Mata kuliah ini mempelajari mengenai Auditing II sebagai lanjutan dari mata kuliah Audit I
sebelumnya. Mempelajari lebih dalam mengani audit dan mengetahui unsur-unsur mendalam dalam
melakukan audit terutama pada pengujian substantive dan pengujian pengendalian dari beberapa akun yang
ada yakni diantaranya Pendapatan, Investasi, Saldo kas, Pembiayaan dab lain lain.
Kompetensi utama mata kuliah ini, yaitu mahasiswa diharapkan mampu untuk melaksanakan proses
pengauditan dan penyusunan laporan auditan suatu entitas secara professional. Selain itu mahasiswa juga
diharapkan mampu melaksanakan pengujian substantive atas siklus akuntansi perusahaan dan mampu
menggunakan pengetahuan akuntansi komputerisasi. Dan juga diharapakan selama perjalanannya mata
kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu untuk bekerja sama baiks ebagai pimpina maupun sebgai anggota
kelompok.
C. SASARAN BELAJAR
D. PETUNJUK BELAJAR
Setiap modul berisi materi kuliah Pengauditan II, yang dilengkapi dengan sasaran yang ingin
dicapai, ruang lingkup bahan modul, manfaat modul, latihan-latihan, rangkuman materi, tes formatif, dan
kunci jawaban tes formatif.
II. PENDAHULUAN
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
Mampu memahami pengujian substantif atas piutang usaha
Mampu memahami penentuan resiko deteksi
Mampu memahami perancangan pengujian substantive
Mampu memahami prosedur awal dan analitis
Mampu memahami pengujian rincian transaksi
Mampu memahami pengujian rincian saldo
D. URUTAN PEMBAHASAN
Pengujian substantif atas piutang usaha
Penentuan resiko deteksi
Perancangan pengujian substantive
Prosedur awal dan analitis
Pengujian rincian transaksi
Pengujian rincian saldo.
Piutang meliputi jumlah yang harus dibayar pelangga, karyawan, dan afiliasi atas akun terbuka seperti
wesel, serta pinjaman dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Pertimbangan yang akan berikan dalam hal ini
adalah piutang kotor dari para pelanggan atas transaksi penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun
kontra, yaitu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Merupakan hal yang penting untuk mengingat kembali bahwa
dengan mengaudit piutang usaha auditor dapat mengaudit penjualan berkaitan. Penjualan yang paling mungkin
menghadirkan potensi salah saji adalah penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk merancang pengujian substantif
atas akun – akun ini, auditor pertama – tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima
oleh setiap asersi signifikan yang berkaitan.
Ingat kembali bahwa untuk tingkat risko audit tertentu, risiko pengujian rincian berhubungna terbalik
dengan penelitian tingkat risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Jadi, factor – factor yang
berkaitan dengan penilaianini harus dipertimbangkan dalam penentuan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat
diterima untuk setiap asersi piutang usaha.
Beberapa factor risiko inheren pervasif yang mempengaruhi piutang kotor dan bersih serta factor – factor
spesifik yang siklus pendapatan. Pengaruh gabungan dari faktor – faktor ini, khususnya yang menyebabkan risiko
penjualan kredit ditetapkan terlalu besar dan penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan terlalu rendah, masing –
By
Budiman Teri (A31116303)
masing dapat menyebabkan penilaiana risiko inheren yang tinggi untuk asersi eksistensi atau kejadian dan
penilaian atau alokasi untuk akunpenyisishan terkait. Bahkan ketika kasus ini terjadi, penialain risiko inheren yang
lebih rendah mungkin sesuai untuk asersi – asersi lainnya.
Penilaian risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada penilaian risiko pengendalian
terkait untuk kelompok transaksi ini dalam hal ini penjualan kredit, penrimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang
mempengaruhi saldo piutang usaha. Ingat kembali bahwa penialaian atas asersi kelompok transaksi
memperngaruhi asersi saldo akun yang sama untuk akun yang dipengaruhi oleh transaksi ini dengan pengecualaian
sebagai berikut: penilaian risiko pengendalian untuk asersi eksistensi atau kejadian dan kelengakapan untuk
kelompok transaksi yang menurunkan saldo akun mempengaruhi penialain atas asersi eksistensi atau kejadian dan
kelengkapan untuk kelompok transaksi yang menurunkan saldo akun mempengaruhi penialain atas asersi akun
yang berlawanan. Jadi, baik penerimaan kas maupun transaksi penyesuaian penjualan menurunkan saldo piutang
usaha, maka penialaian atas asersi eksistensi atau kejadian untuk kelompok transaksi ini akan memepenagruhi
penilaian gabungan atas asersi kelengkapan untuk piutang usaha. Demikian juga, penialaian atas asersi
kelengkapan untuk kelompok transaksi ini mempengaruhi penilaian gabungan atas asersi eksistensi atau kejadian
untuk piutang usaha.
Penilaian tingkat risiko inheren yang direncanakan, risiko prosedru analitis, dan risiko pengendalian yang
tepat telah digunakan dalam model risiko audit, yaitu pada fase perencanaan, guna mencapai tingkat risiko pegujian
rincian yang tepat dan tingkat pengujian substanttif terkait dengan yang direncanakan, yang ditetapkan dalam
strategi audit pendahuluan untuk setiap asersi. Jika penilaian actual atau akhir berbeda dengan penilaian yang
direncanakan, maka model risiko audit akan digunakan sekali lagi dengan data actual untuk menentukan tingkat
risiko pengujian rincian yang dapat diterima yang telah direvisi dan tingkat pengujian substantif terkait yang telah
direvisi untuk setiap asersi. Baik tingkat yang direncanakan, jika didukung, maupun tingkat yang direvisi telah
digunakan dalam penyelesaian perancangan pengujian substantive yang sesuai.
Beberapa auditor menggunkana matriks yang serupa untuk hal – hal yang diilustrasikan dalam gambar
2.1, guna mendokumenkan dan mengkolerasikan berbagai komponen risiko yang harus dipertimbangakan dalam
perancangan pengujian substantive untuk setiap asersi saldo akun. Tingkat risiko tertentu dalam matriks ini hanya
merupakan ilustrasi dan akan bervariasi berdasarkan bukti yang dikumpulkan oleh auditor. Selain itu, apabila
komponen risiko tersebut telah dikualifikasi, maka model risiko audit juga dapat dipecahkan secara matematis untuk
tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima.
By
Budiman Teri (A31116303)
Eksistensi Pengujian
Hak Dan Penilaian dan
Komponen Risko Atau Kelengkapan
Kewajiban atau Alokasi Pengukuran
Kejadian
Penjualan
Risiko Pengendalian Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang
Risiko Pengendalian
Rincian yang Dapat Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Diterima
Ingat kembali Langkah selanjutnya adalah mengakhiri program audit untuk mencapai tujuan audit spesifik
atas setiap kategori spesifik atas setiap kategori asersi saldo akun. Tujuan spesifik yang dibicarakan dalam hal ini
adalah salah satu yang terdaftar dalam kolom tujuan audit saldo akun pada gambar 2.2 dibwah ini:
Retur Penjualan dan Pengurangan Retur Penjualan dan Pengurangan Piutang Usaha
Harga Harga
Penyisihan Untuk Piutang Tak Beban Piutang Tak Tertagih Penyisihan untuk Piutang Tak
Tertagih Tertagih
Langkah Daftar pengujian substantive yang mungkin tercakup dalam pengembangan program audit atas
dasar ini disajikan pada gambar 2.3. perhatikan bahwa gambar ini bukan merupakan program audit yang formal
dikarenakan tidak memiliki judul atau heading kertas kerja dan juga tidak memiliki kolom untuk mendukung referensi
kertas kerja, tanda tangan, dan tanggal. Disamping itu pula, untuk tujuan isntruksional, terdapat kolom yang
menunjukkan kategori pengujian substantif dan tujuan audit spesifik atas saldo akun dimana pengujian ini
diberlakukan. Perhatikan pula bahwa beberapa pengujian telah diterapkan pada lebih dari satu tujuan dan setiap
tujuan akan dibahas dengan berbagai pengujian yang mungkin (multiple possible test). Stiap pengujian akan
diuraikan dalam bagian berikut, termasuk komentar tentang bagaimana beberapa pengijian dapat ditoleransi
berdasarkan tingkat risiko deteksi yang dapat diterpakan yang hendak dicapai.
dokumen pengiriman.
Pengujian 8. Mengevaluasi kecukupan komponen penyisihan 5
Rincian Saldo: untuk setiap kategori penentuan umur dan jumlah
Estimasi agregat.
Akuntansi a. Memriksa penjumalahan ke bawah (foot) dan
penjumlahan ke samping (crossfoot) untuk
menentukan umur piutang pada neraca saldo dan
menyesuaikan jumlahnya dengan buku besar.
b. Menguji penentuan umur dengan memvouching
jumlah dalam kategori penentuan umur untuk
sampel akun dan dokumen pendukung.
c. Untuk akun yang telah jatuh tempo.
By
Budiman Teri (A31116303)
Prosedur Awal
Titi awal untuk memulai setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industry klien, sebagaimana telah dibahas dimana penting untuk memahami kebijakan perusahaan mengenai
pengakuan pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan yang akan mempengaruhi total
pendapatan dan marjin kotor. Auditor juga harus memahami persyaratan perdagangan standar, pengalaman
penagihan dengan klien dan indutri, aspek musiman dari industry tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan
pelanggan tertentu. Pengetahuan ini memberikan konteks untuk mengevaluasi hasil prosedur analitis, pengujian
pengendalian, dan pengijian substantive. Sebagai contoh, bukti yang diperoleh ketika melakukan pengujian rincian
transaksi dan saldo, seperti harga faktur atau besarnya piutang, untuk pelanggan tertentu, harus konsisten dengan
harapan atau ekspektasi tentang persaingan industri, kapasitas waktu produksi perusahaan, dan eksistensi
pelanggan utama.
Prosedur awal yang penting untuk memverifikasi piutang usaha dan akun penyisihan piutang terkait adalah
menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (jika
dapat dilakukan). Selanjutnya, aktivitas periode berjalan dalam akun pengendali buku besar dan akun penyisihan
terkait harus direview untuk setiap ayat jurnal yang signifikan, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang
memerlukan investigasi khusus. Sebagai contoh auditor harus menginvestigasi setiap piutang dan pendapatan
yang belum dibukukan dengan cara mencatat faktur penjualan dalam jurnal penjualan. Disamping itu, daftar dari
saldo pelanggan, yang disebut neraca saldo piutang usaha (accounts recevable trial balance) juga tealh diperoleh
(biasanya dalam bentuk digital). Auditor biasanya menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisai untuk
memeriksa penjumlahan secara vertikal (foot) dalam neraca saldo piutang usaha dan totalnya harus dibandingkan
dengan:
Auditor juga harus membandingkan saldo pelanggan, yang ditunjukkan pada neraca saldo, dengan yang
ada dalam buku pembantu dan sebaliknya untuk menentukan bahwa neraca saldo telah akurat serta kelengkapan
representasi yang mendasari catatan akuntansi. Hal ini kemudian dapat berfungsi sebagai representasi fisik atau
populasi piutang usaha yang akan mendapatkan pengujian substantive yang lebih lanjut.
Selain itu, auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari file induk klien
dengan menggunakan perangkat lunak audit. Jika auditr dapat memperoleh catatan klien dalam mesin yang dapat
membaca formulir, maka ia juga akan dapat menggunakan perangat lunak audit yang tergeneralisasi untuk
mengidentifikasi pelanggan yang signifikan, menganalsis volume transaksi dengan pelanggan dan mengidentifikasi
transaksi yang tidak biasa atau transaksi dengan volume tinggi yang mendekati akhir tahun.
Prosedur Analitis
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo piutang
usaha, hubungna piutang usaha dengan penjualan, margin kotor perusahaan. Beberapa prosedur analitis yang
By
Budiman Teri (A31116303)
dapat dilaksanakan untuk memberikan bukti tentang uatang usaha. Auditor harus mengarahkan perhatian
utamanya pada kenaikan piutang usaha dan pendapatan yang tidak diharapakan. Prosedur analitis akan
dilaksanakan dalam tahap akhir dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian
rincian konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.
Seperti telah dibahas sebelumnya, epngujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama
pekerjaan interim bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pegujian bertujuan ganda (dual purpose
test). Hal ini meliputi pengujian yang akan dijelaskan dalam bagian berikut. Pengujian pisah batas (cut off test)
selalu dilaksanakan sebagai bagian pekerjaan akhir tahun. Akhirnya pengujian saldo yang juga merupakan
pengujian transaksi dan transaksi pendapatan yang belum ditagih, yang telah termasuk dalam piutang usaha,
memiliki risiko salah saji yang lebih tinggi dari pada yang telah tertagih.
File akun pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi dokumen seperti pesanan pelanggan,
pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, momerandum kredit, dan korespondensi. Dalam
melakukan pengujian ini, sampel debet kea kun pelanggan dapat divouching ke faktur penjualan pendukung dan
dicocokkan ke dokumen – dokumen itu untuk memberiakn bukti yang berkaitan dengan asersi eksistensi atau
kejadian, hak dan kewajiabn, serta penilaian atau alokasi. Kredit dapat divouching ke bukti penerimaan uang dan
otorisasi penyesuaian penjualan. Bukti bahwa pengurangan pelanggan ini telah sah beserta dengan asersi
kelengkapan untuk piutang usaha.
Pengujian ini dapat dilaksanakan secara lebih ekstensif apabila tingkat deteksi yang berlaku yang akan
dicapai adalah rendah, apabila prosedur konfirmasi tidak praktis, atau untuk melengkapi prosedur konfirmasi
apabila situasi tertentu terjadi.
Pengujian pisah batas dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa:
1) Penjualan dan piutang usaha tealh dicatat dalam periode akuntansi dimana transaksi tersebut terjadi,
dan
By
Budiman Teri (A31116303)
2) Ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode
yang sama.
Penjualan harus dicatat dalam periode ketiak hak hokum atas barang telah berpindah tangan ke pembeli.
Apabila barang tealh dikirim dari persediaan dengan system FOB (free on board) shipping point, maka hak akan
berpindah pada tanggal pengiriman. Jika persyaratan penjualan adalah FOB destination, maka ha katas barang
belum berpindah ke pembeli sampai barang itu diterima oleh pembeli. Dalam kasus seperti ini, cara yang praktis
adalah penjual dapat menambah satu atau beberapa hari sampai tanggal pengiriman untuk mengstimasi tanggal
barang itu sampai ditempat tujuan sebagai dasar penentuan tanggal pencatatan penjualan. Dalam kasus ini, dimana
barang produksi menurut pesanan oleh pembeli, hak akan berpindah dan penjualan dapat dicatat segera setelah
barang – barang siap dikirimkan, sekalipun barang belum dikirimkan sampai tanggal terakhir. Auditor harus
mencurahkan perhatian khusus pada pengakuan pendapatan dalam kasus proyek kosntruksi jangaka panjang
dimana klien menggunakan metode persentase penyelesaian.
Pengujian pisah batas penjualan akan dilakukan pada tanggal neraca. Untuk penjualan barang dari
persediaan, pengujian akan mencakup perbandingan sampel penjualan yang akan dicatat dalam beberapa hari
terakhir periode berjalan dan beberapa hari pertama periode berikutnya dengan dokumen pengiriman untuk
menentukan apakah transaksi tealh dicatat dalam periode yang benar. apabila dokumen bernomor urut diterbitkan
secara berurutan dan auditor sedang mengobservasi nomor dokumen pengriman terakhir yang digunakan dalam
periode berjalan, dans etiap transaksi penjualan yang dicatat sebelum akhir tahun didukung oleh dokumen
pengiriman dengan nomor yang diterbitkan selama periode berikutnya. Untuk barang yang diproduksi menurut
pesanan, auditor mungkin perlu untu memeriksa kesepakatan penjualan yang berhubungan. Hal tersebut juga
dibutuhkan untuk menentukan keakuratan pisah batas setiap pengiriman terakhir yang dilakukan pemasok klien
secara langsung kepada pelanggan klien.
Pengujian pisah batas memberikan bukti mengenai asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk
piutang usaha serta penjualan. Untuk tahun kalender klien, jika penjualan bulan januri dicatat dalam bualn
desember, maka ada salah saji dalam asersi eksistensi atau kejadian. Sebaliknya, jika penjualan bulan desember
belum dicatat sampai bulan januari, maka ada salah saji dalam asersi kelengkapan.
Penguian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test) adalah serupa dan terutama diarahkan
langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan belum akhir tahun sebelum dicatat sampai setelah akhir
tahun, sehingga menakibatakan piutang dan penjualan ditetapkan terlalu tinggi. Penentuan waktu yang tepat dapat
ditentukan memeriksa tanggal laporan penerimaan barang – barang yang dikembalikan dan korespondensi dengan
pelanggan. Auditor jga harus waspada pada kemungkinan bahwa volume retur pnjualan yang sangat besar yang
By
Budiman Teri (A31116303)
tidak biasa setelah akhir tahun (mungkin pada akhir pekerjaan lapangan dan tanggal laporan) dapat menandakan
adanya penggelembungan penjualan dan piutang yang dicatat.
Tujuan pengujian rincian saldo piutang pada saat melakukan proses pengujian yakni adalah untuk
memverifikasi:
b. Kelengkapan
c. Hak kepemilikan
d. Penilaian
Lakukan konfirmasi piutang,ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat
konfirmasi kepada debitur :
IV. LATIHAN
V. RANGKUMAN
1. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji adalah penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk
merancang pengujian substantif atas akun – akun ini, auditor pertama – tama harus menentukan tingkat risiko
pengujian rincian yang dapat diterima oleh setiap asersi signifikan yang berkaitan.
2. Beberapa factor risiko inheren pervasif yang mempengaruhi piutang kotor dan bersih serta factor – factor spesifik
yang siklus pendapatan. Pengaruh gabungan dari faktor – faktor ini, khususnya yang menyebabkan risiko penjualan
By
Budiman Teri (A31116303)
kredit ditetapkan terlalu besar dan penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan terlalu rendah, masing – masing dapat
menyebabkan penilaiana risiko inheren yang tinggi untuk asersi eksistensi atau kejadian dan penilaian atau alokasi
untuk akunpenyisishan terkait. Bahkan ketika kasus ini terjadi, penialain risiko inheren yang lebih rendah mungkin
sesuai untuk asersi – asersi lainnya.
3. Setelah melaksanakan penentuan resiko deteksi, selanjutnya adalah mengakhiri program audit untuk mencapai
tujuan audit spesifik atas setiap kategori spesifik atas setiap kategori asersi saldo akun.
4. Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim bersama dengan pengujian
pengendalian dalam bentuk pegujian bertujuan ganda (dual purpose test).
5. Tujuan pengujian rincian saldo piutang pada saat melakukan proses pengujian yakni adalah untuk memverifikasi:
(a) Keberadaan atau keterjadian, (b) Kelengkapan, (c) Hak kepemilikan, (d) Penilaian.
Anton, seorang auditor independen, bertugas mengaudit laporan keuangan PT.Pertamina untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2013. Laporan keuangan PT.Pertamina mencerminkan sejumlah besar peralatan
konstruksi bergerak yang digunakan dalam operasi perusahaan. Peralatan itu diperhitungkan dalam buku besar
pembantu. Pierce melakukan suatu review awal dan evaluasi atas struktur pengendalian internal serta
mendapatkan bahwa pengendalian internal telah diterapkan secarai memadai. Berdasarkan informasi tersebut,
pendekatan yang dilakukan auditor adalah dengan pengujian substatif.
Dari informasi diatas, saudara diminta menyusun program pengujian substantif dalam memeriksa
peralatan konstruksi bergerak, dan penyusutan yang berkaitan dalam laporan keuangan PT.Pertamina!
Mahasiswa diharapkan membaca modul dengan cermat dan mengerjakan latihan-latihan beserta tes formatif
untuk mendalami materi.
Sebaiknya mahasiswa mencari referensi lain yang memberikan informasi tentang organisasi yang berkaitan
dengan profesi akuntan di Indonesia untuk menambah pengetahuan.
By
Budiman Teri (A31116303)