Anda di halaman 1dari 38

MODUL PENGAUDITAN 2

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN


“PENGUJIAN PENGENDALIAN”

Oleh:

BUDIMAN TERI

A31116303

DEPARTEMEN AKUNTASI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
By
Budiman Teri (A31116303)

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN


PENGUJIAN PENGENDALIAN

I. TINJAUAN MATA KULIAH

A. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini mempelajari mengenai Auditing II sebagai lanjutan dari mata kuliah Audit I
sebelumnya. Mempelajari lebih dalam mengani audit dan mengetahui unsur-unsur mendalam dalam
melakukan audit terutama pada pengujian substantive dan pengujian pengendalian dari beberapa akun yang
ada yakni diantaranya Pendapatan, Investasi, Saldo kas, Pembiayaan dab lain lain.

B. KEGUNAAN MATA KULIAH

Kompetensi utama mata kuliah ini, yaitu mahasiswa diharapkan mampu untuk melaksanakan proses
pengauditan dan penyusunan laporan auditan suatu entitas secara professional. Selain itu mahasiswa juga
diharapkan mampu melaksanakan pengujian substantive atas siklus akuntansi perusahaan dan mampu
menggunakan pengetahuan akuntansi komputerisasi. Dan juga diharapakan selama perjalanannya mata
kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu untuk bekerja sama baiks ebagai pimpina maupun sebgai anggota
kelompok.

C. SASARAN BELAJAR

Pertemuan Sasaran Pembelajaran

1 Mampu memahami GBRP dan kerangka konseptual auditing

 Mampu memahami sifat pendapatan


 Mampu memahami aktifitas pengendalian transaksi penjualan kredit
2  Mampu memahami aktifitas pengendalian transaksi penerimaan kas
 Mampu memahami aktifitas pengendalian
 Mampu memehami transaksi penyesuaian penjualan
 Mampu memahami pengujian substantif atas piutang usaha
3  Mampu memahami penentuan resiko deteksi
 Mampu memahami perancangan pengujian substantive
By
Budiman Teri (A31116303)

 Mampu memahami prosedur awal dan analitis


 Mampu memahami pengujian rincian transaksi
 Mampu memahami pengujian rincian saldo

 Mampu memahami sifat siklus pengeluaran

4  Mampu memahami komponen pengendalian internal


 Mampu memahami aktifitas pengendalian transaksi pembelian
 Mampu memahami aktifitas pengendalian transaksi pengeluaran kas
 Mampu memahami penyajian substantive atas saldo utang usaha
 Mampu memahami penetuan resiko deteksi
 Mampu memahami perancangan pengujian substansi
5  Mampu memahami prosedur awal
 Mampu memahami prosedur analisis
 Mampu memahami pengujian rincian transaksi
 Mampu memahami pengujian rincian kas
 Mampu memahami sikap siklus produksi
6  Mampu memahami aktifitas pengendalian transasksi pabrikasi
 Mampu memahami pengujian substansi atas saldo persediaan
 Mampu memahami sifat siklus jasa personalia

7  Mampu memahami tujuan audit jasa personalia


 Mampu memahami aktifitas pengendalian transaksi penggajian
 Mampu memahamipengujian substansiatas saldo gaji dan upah
8 Mid test (materi 1-7)

 Mampu memahami sifat siklus investasi


 Mampu memahami tujuan audit siklus investasi
 Mampu memahami pertimbangan perencanaan audit
9
 Mampu memahami pengujian substansi atas saldo utang jangka
panjang
 Mampu memahami pengujian substansif atas saldo ekuitas
pemegang saham

10  Mampu memahami sifat siklus pembaiayaan


 Mampu memahami tujuan audit siklus pembiayaan
By
Budiman Teri (A31116303)

 Mampu memahami pengujian substantive atas saldo utang jangka


panjang
 Mampu memahami pengujian substantive atas saldo ekuitas
pemegang saham
 Mampu memahami sifat siklus kas
 Mampu memahamitujuan audit kas

11  Mampu memahami penyusunan program audit kas


 Mampu memahami penerapan prosedur audit
 Mampu memahami pengujian saldo kasa sebelum tanggal neraca
 Mampu memahami pengujian saldo kas setelah tanggal neraca
 Mampu memahami menyelesaikan pekerjaanlapangan

12  Mampu memahami mengevaluasi temuan


 Mampu memahami komunikasi dengan klien
 Mampu memahami tanggung jawab setelah audit
 Mampu memahami standar pelaporan
 Mampu memahami laporan auditor

13  Mampu memahami laporan standar


 Mampu memahami penyimpangan laporan standar
 Mampu memahami pengaruh situasi yang menyebabkan
penyimpangan dari laporan standar
 Mampu memahami penrimaan jasa pelaksanaan penugasan atestasi
 Mampu memahami standar atestasi

14  Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar


atestasi
 Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar
atestasi
 Mampu memahami struktur BAPEPAM
 Mampu memahami komponen BAPEPAM dan pasar modal

15  Mampu memahami kualifikasi dan regitrasi akuntan public di


BAPEPAM
 Mampu memahami keterkaitan BAPEPAM dengan auditor
independen
By
Budiman Teri (A31116303)

 Mampu memahami tanggung jawab akuntan public terhadap


BAPEPAM
16 Final test (materi 8-15)

D. PETUNJUK BELAJAR

Setiap modul berisi materi kuliah Pengauditan II, yang dilengkapi dengan sasaran yang ingin
dicapai, ruang lingkup bahan modul, manfaat modul, latihan-latihan, rangkuman materi, tes formatif, dan
kunci jawaban tes formatif.

II. PENDAHULUAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
 Mampu memahami Mampu memahami sifat siklus pengeluaran
 Mampu memahami komponen pengendalian intern
 Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pembelian
 Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini merupakan modul ke tiga dari tiga belas modul yang akan dibahas dalam mata kuliah
Pengaudita II. Dalam modul yang kedua ini akan membahas mengenai audit siklus pendapatan pengujian
substantif.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari modul ini di antaranya:
 Mampu menjelaskan sifat siklus pengeluaran
 Mampu menjelaskan komponen pengendalian intern
 Mampu menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pembelian
 Mampu menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas
By
Budiman Teri (A31116303)

D. URUTAN PEMBAHASAN
 Pengujian sifat siklus pengeluaran
 komponen pengendalian intern
 aktivitas pengendalian transaksi pembelian
 aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas

III. MATERI PEMBELAJARAN

III.1 PENGUJIAN SUBSTANTIVE ATAS PIUTANG USAHA

Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas – aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan
pebayaran barang serta jasa. Aktivitas utama siklus pengeluaran adalah:

Membeli barang dan jasa – transaksi pembelian,

Melakukan pembayaran – transaksi pengeluaran kas.

Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan keuangan seperti yang
digambarkan dalam Gambar 3.1

Gambar 3.1 : Pembelian dan Pengeluaran Kas

TUJUAN AUDIT

Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran
dalam laporan keuangan perusahaan asersi – asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit
siklus seperti yang terlihat dala gambar 3.2. kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan –
tujuan utama tersebut, namun tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien.

Kategori Asersi Kelompok Transaksi atas Saldo Tujuan Audit Spesifik

Eksistensi atau Kejadian Transaksi


By
Budiman Teri (A31116303)

Saldo Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif yang diterima selama periode berjalan
(EO1)

Mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan selama periode berjalan kepada pemasok dan kreditor
(EO2)

Mencatat utang usaha yang mencerminkan jumlah utang perusahaan per tanggal neraca (EO3)

Kelengkapan Transaksi

Saldo Semua pembelian (C1) dan pengeluaran kas (C2) yang dilakukan selama periode berjalan telah
dicatat.

Utang usaha meliputi semua jumlah yang terutang kepada pemasok barang dan jasa per tanggal nerca (R1)

Hak dan Kewajiban Transaksi

Saldo Perusahaan bertanggung jawab atas utang yang berasal dari pencatatan transaksi pembelian
(R1).

Utang usaha merupakan kewajiban perusahaan per tanggal neraca

Penilaian atau Alokasi Transaksi

Saldo Semua transaksi pembelian (VA1)dan pengeluaran kas (VA2)telah dinilai dengan menggunakan
GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting dengan benar.

Utang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar (VA3). Saldo beban yang berkaitan telah sesuai dengan
GAAP.

Penyajian dan Pengungkapan Transaksi


By
Budiman Teri (A31116303)

Saldo Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2) mendukung penyajian dalam laporan
keuangan termasuk klasifikasi dan pengungkapannya yang berkaitan.

Utang usaha (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan benar dalam laporan keuangan.

Pengungkapan yang memadai yang telah dibuat berkaitan dengan komitmen, kewajiban kontijen, dan
penjaminan serta utang pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PD5)

Gambar 3.2 : Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Pengeluaran

MENGGUNKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI

Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien

Sebelum merancang program audit pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan bisnis klien, kekuatan
pasar eksternal yang menggerakkan sektor bisnis, dan bagaimana kekuatan tersebut mempengaruhi siklus
pengerluaran perusahaan. Setiap perusahaan menghadapi kekuatan pasar yang berbeda, sehingga membuat
permintaan atas arus perusahaan juga berbeda.

Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien.
Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang:

Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan

Risiko inheren dalam siklus pengeluaran

Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan risiko pengendalian bisnis

Pemberian jasa bernilai tambah

Materialitas

Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah serta volume
transaksi dalam siklus ini dimana risiko terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. Pengalokasian
materialitas ke akun – akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi sesuai dengan
pertimbangan. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan.
Pertimbangan lainnya tentang materilalitas awal atas utang usaha dapat menjadi tolok ukur pertimbangan
By
Budiman Teri (A31116303)

rasio capat dan rasio lancar bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya salah saji yang akan
memperngaruhi rasio ini secara signifikan.

Risiko Inheren

Dalam menilai risiko inheren untuk asersi – asersi siklus pengeluran, auditor harus mempertimbangkan
faktor – faktor penting yang dapat mempengaruhi asersi – asersi diseluruh laporan keuangan, serta fakto –
faktor yang hanya berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor – faktor penting yang
dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi – asersi siklus pengeauran meliputi:

Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar membuat laporan yang memenuhi target profitabilitas
atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor – faktor seperti
kondisi ekonomi global, nasional atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan
teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau manajemen yang tidak baik.

Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah utang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan tingkat modal
kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuidasi atau keraguan tentang
kelangsungan usahanya.

Auditor juga harus mempertimbangkan faktor – faktor yang berkaitan dengan industri seperti ketersediaan
dan volatilitas harga bahan baku serta produk yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnis.

Siklus pengeluaran cenderung mengandung risiko kecurangan yang dilakuka karyawan melalui
pengelauaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor – faktor lainnya yang menimbulkan salah saji dalam asersi
siklus pengeluaran mencakup berikut:

Voluem transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi

Pembelian dan pengeluaran kas biasanya dilakukan tanpa otorisasi

Pembelian aktiva dapat diselewengkan

Pembayaran atas faktur penjualan mungkin dilakukan dua kali

Masalah akuntansi yang tidak tepat mengkin terjadi berkaitan dengan hal – hal seperti apakah biaya harus
dibebankan atau dikapitalisasi (misalnya, perlakuan atas biaya reparasi dan pemeliharaan atau klasifikasi
lease sebagai lease operasi atau modal)

Risiko Prosedur Analitis

Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun – akun siklus pengeluaran yang
mengandung salah saji. Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis
tersebut akan gagal mendeteksi kekeliruan yang material.
By
Budiman Teri (A31116303)

Prosedur analitis yang berfokus pada pembelian dan utang usaha akan memberikan informasi yang sangat
dapat diandalkan. Apabila perusahaan sedang berkembang, maka merupakan hal yang biasa untuk
memperkirakan pembelian, persediaan, dan utang usaha tumbuh pada tingkat yang konsisten. Pengetahuan
auditor tentang volume pembelian, dipadukan dengan pengalaman sebelumnya atas lamanya hari perputaran
utang usaha (jumlah rata – rata yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan utang), berguna untuk mengestimasi
utang tahun berjalan. Meskipun rasio seperti rasio lancar mudah dihitung, namun risiko ini dapat berfluktuasi
berdasarkan pengaruh dari siklus lainnya diluar siklus pembelaian, seperti penjualan atau investasi.

Gambar 3.3 : Prosedur Analitis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus Pengeluaran

Rasio Rumus Signifikansi Audit

Jumlah Hari Perputaran Utang Usaha Rata – rata Utang Usaha + Pembelian x 365 hari Pengeluaran
sebelumnya atas jumlah hari perputaran utang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian
sekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi utang periode berjalan. Semakin pendek periode dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.

HPP Terhadap Utang Usaha HPP + Utang Usaha Jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang
sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan merubah kebijakan pembayarannya.

Utang usaha Persentase dari Total Aktiva Utang Usaha + Total Aktiva Saldo utang usaha di
luar neraca bermanfaat dalam membandingkan dengan data industri. Penurunan rasio ini yang signifikan
dapat menunjukkan masalah kelengkapan.

Rasio Lancar (current ratio) Aktiva Lancar + Kewajiban Lancar Kenaika yang signifikan atas rasio lancar
dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun
rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.

Rasio Cepat (quick ratio) Aktiva Moneter Lancar + Kewajiban Moneter Lancar Kenaikan yang
signifikan atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebeluumnya dapat menunjukkan
masalah kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.

BAB 2

KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN

MEMPERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Auditor memperoleh pemahan tentang komponen pengendalian internal melalui review atas pengalaman
sebelumnya dengan klien, jika berlaku, dan melalui tanya jawab dengan manajemen serta personel
perusahaan, mengobservasi aktivitas dan kondisi, serta menginspeksi dokumen, catatan, buku pedoman, dan
By
Budiman Teri (A31116303)

sebagainya. Pengalaman tersebut harus didokementasikan dalam kuesioner yang lengkap, bagan arus, atau
momerandum naratif.

Lingkungan Pengendalian

Beriku adalah sejumlah contoh faktor – faktor lingkunga pengendalian yang relevan pada siklus
pengeluaran, yang harus tercakup dalam pemahaman auditor atas lingkungan pengendalian. Adanya
sejumlah peluang bagi karyawan untuk melakukan kecurangan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran kas
serta pembelian, dan penipuan pelaporan keuanagn oleh manajemen atas saldo akun siklus pengeluaran,
dapat menyebabkan faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi sangat penting
dalam siklus pengeluaran.

Agen pembelian mungkin mendapat tekanan dari penjual yang ingin, termasuk menawarkan “pembayaran
kembali (kickbacks)”, melakukan transaksi binis yang lebih besar dengan pemasok tersebut. Komitmen
terhadap kompetensi manajemen harus mencerminkan dalam proses perekrutan pegawai, penugasan, dan
pelatihan, atas personel yang terlibat dalam pemrosesan transaksi pembelian serta pengelauran kas,
penyimpanan aktiva yang dibeli perusahaan, dan pelaporan aktivitas siklus pengelaran. Manajemen juga
dapat mengharuskan pegawai yang terlibat dalam pemrosesan pengluaran kas atau penyimpanan aktiva yang
dibeli untuk mengikat kontrak kerja.

Struktur organisasi klien dan manajemen penetapan kewenagan serta tanggung jawab atas aktivitas siklus
pengelauran harus dikomunikasikan secara jelas dan memberikan garis yang jelas tentang hubungan otoritas,
tanggung jawab, serta pelaporan. Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggung jawab atas
penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk menentukan:

Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja perusahaan

Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview

Keputusan yang didasarkan atas laporan itu

Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang bersal dari laporan utama

Penialian Risiko Manajemen

Penialian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas
hal – hal berikut:

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian.

Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.

Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting.
By
Budiman Teri (A31116303)

Pangaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.

Atensi perusahaan teradap risiko terjadinya pembayaran berganda.

Atensi perusahaan teradap risiko kecurangan yang dilakukan pegawai.

Jika manajemen menunjukkan pertimbangan yang tepat atas risiko – risiko di atas bersama dengan
komitmen untuk menjalankan aktivitas pengendalian untuk menghadapi risiko tersebut, maka kemungkinan
salah saji yang berkaitan dengan situasi ini akan berkurang.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Pemaham atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data dan
dokumen serta catatan penting yang diperlukan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Merupakan
hal yang penting untuk memahami aliran transaksi melalui sistem akuntansi mulai dari pemrakarsaan transaksi
hingga pencatatannya dalam buku besar dan pengikhtisarannya dalam laporan keuangan. Informasi penting
yang harus didapatkan auditor meliputi:

Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.

Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang dikembalikan.

Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai
tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian.

Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.

Pemantauan

Bebrapa jenis aktivitas pemantauan secra terus – menerus atau periodik dalam komponen ini dapat
memberikan manajemen informasi mengenai keefektifan komponen pengendalian internal lainnya dalam
mengurangi risiko salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran. Aktivitas
pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengathuan, apabila berlaku mencakup:

Umpan balik yang terus – menerus dari pemasok perusahaan menyangkun setiap masalah pembayaran
ataupun masalah pengiriman dimasa depan,

Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporakan atau kelemahan yang material atas
pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya,

Penilaian periodik oleh auditor internal mengenai kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan
dengan siklus pengeluaran.

Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian

Ingat kembali bahwa prosedur yang digunakan auditor untuk memperoleh pemahaman atas keempat
komponen pengendalian internal meliputi perancangan kebijakan dan prosedur serta apakah hal tersebut
telah dilaksanakan, tetapi bukan untuk menentukan keefektifan pengendalian macam itu. Jadi, berdasarkan
informasi dari pemahaman semata penilaian awal auditor atas risiko pengendalian haruslah maksimum.
By
Budiman Teri (A31116303)

Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur
untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan. Dalam kasus ini auditor dapat memperoleh kepastian yang
terbatas mengenai keefektifan pengendalian yang bersangkutan. Bukti yang diperoleh dari pengujian
pengendalian secara berbarengan tersebut dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko
pengendalian untuk asersi – asersi terkait tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi. Dalam kasus
lainnya, untuk asersi siklus pengeluaran dimana auditor tidak merencanakan untuk menilai risiko pengendalian
pada tingkat yang rendah, auditor harus mempunya pengetahuan yang dibutuhkan guna mengidentifikasi jenis
– jenis salah saji potensial yang dapat terjadi dan mengalahkan ke tahap perancangan pengujian substantif.

Untuk asersi – asersi siklus pengeluaran dimana auditor bermasuk menilai risiko pengendalian pada tingkat
yang rendah, biasanya akan diperlukan pemahaman tentang aktivitas pengendalian tambahan dalam kelima
komponen pengendalian internal dan melakukan pengujian tambahan atas pengendalian tersebut.

BAB 3

AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PEMBELIAN

Sebenarnay hampir semua perusahaan yang memerluka audir memiliki sistem akuntansi yang
terkomputerisasi. Oleh karena itu, manajemen akan mengimplementasikan aktivitas pengendalian dengan
menggunakan proses pengendalian yang terprogram. Dimana ada dua jenis pengendalian internal, yaitu:

Pengendalia umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh pervasif
terhadap aplikasi komputer.

Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti siklus
pengeluaran.

Ingat kembali bahwa jika pengendalian umum tidak efektif, maka pengendalian aplikasi jarang dapat
diandalkan. Akhirnya, pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan auditor untuk:

Memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal, serta

Melakukan pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian akhir atas risiko pengendalian
untuk transaksi pembelian.

Dokumen dan Catatan Umum

Secara khusus, sistem EDP dapat mengubah bentuk dokumen atau file catatan umu yang tercakup dalam
siklus pendapatan. Bagi perusahaan yang menggunakan sistem data base, catatan transaksi akan disimpan
dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel- tabel utama yang menggerakkan akses ke informasi
dalam sistem ini, serta bagaiaman tabel – tabel tersebut berkaiatan satu sama lain. Meskipun demikian,
dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:

Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh orang atau departemen
yang berwenang pada departemen pembelian.
By
Budiman Teri (A31116303)

Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual atau pemasok untuk
membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan tersebut.

Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan kuantitas
barang yang diterima dari pemasok.

Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim atau jasa yang diberikan,
jumlah yag harus dibayar, termin pembayarana, serta tanggal tagihan tersebut.

Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar, dan tanggal
pembayaran untuk pembelian yang tealh diterima. Formulir ini digunakna untuk mengotorisasi pencatatan dan
pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher yang lengkap sebelum
menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salinan permintaan pembelian, pesanan
pembelian, laporan penerimaan, faktur penjualan, dan voucher yang sesuai dengan semua dokumen yang
mendukung transaksi pembelian.

Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi mengenai transaksi – transaksi yang diidentifikasi untuk
diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer.

Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batch atau selama hari itu.

Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah mendapat persetujuan untuk
dibayar.

File induk pemasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi mengenai penjual dan pemasok
yang telah disetujui untuk membeli jasa dari serta melakukan pembayaran kepadanya.

File pesanan pembelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang telah dikirim ke para
pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.

File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan yang diterima dari
pemasok.

File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah disetujui atas pembelian
yang telah siterima. File ini digunakan untuk mencetak register voucher dan memutakhirkan file utang usaha,
persediaan, serta buku besar.

File induk utang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang belum dibayar yang telah
disetujui. File dapat disusun oleh pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali utang
usaha.

File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi – transaksi yang belum diproses karena
ditolak oleh program aplikasi komputer.

FUNGSI – FUNGSI
By
Budiman Teri (A31116303)

Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi – fungsi pembelian berikut:

Pengujian pembelian. Pada umumnya suatu transaksi diawali oleh proses pemberian persetujuan atas
transaksi yang akan dilakukan dengan pihak ke tiga yang independen. Banyak perusahaan yang memisahkan
subfungsi – subfungsi berikut untuk transaksi dalam jumlah dolar tertentu. Untuk transaksi yang bernilai lebih
kecil, suatu departemen biasanya memiliki ruang gerak yang bebas dalam mengajukan permintaan dan
memesan barang. Apabila perusahaan memberikan kebebasan yang lebih besar pada suatu departemen
untuk mengawali transasksi, maka biasanya perusahaan itu berupaya menetapkan anggaran dan tanggung
jawab pengendalian yang ketat atas pengeluaran departemen tersebut.

Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengen perusahaan lain, yaitu
meliputi:

Pencantuman nama pemasok dalam daftar pemasok yang telah disetujui.

Proses menyetujui pemasok yang akan mengirimkan barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan
merupakan pengendalian yang penting, terutama dalam system akuntansi yang mengandalkan pada
pengendalian computer. Jika manajemen, biasanya departemen pembelian, menetapkan pengendalian yang
ketat atas penentuan pemasok yang diotosisasi dalam daftar pemasok yang telah disetujui, maka karyawan
akan sulit melakukan pengajuan pembelian dengan pemasok fiktif.

Pengajuan kembali permintaan barang atau jasa.

Permintaan pembelian merupakan awal dari jejak transaksi yang mendokumentasikan bukti dalam
mendukung asersi manajemen seperti eksistensi atau kejadian transaksi pembelian. jadi, dokumen ini
menyesiakan bukti tentang tujuan audit spesifik yang diberi kode EO1 pada gambar 3.2. Permintaan
pembelian biasanya diajukan oleh bagian penyimpanan (gudang) untuk item – item persediaan atau setiap
departemen yang bukan ditujukan sebagai persediaan. Pengendalian penting yang harus dipertimbangankan
adalah bahwa seluruh permintaan memenuhi kebijakan otorisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Sebagian besar perusahaan mengijinkan otorisasi umum untuk kepentingan operasi rutin, seperti pembelian
persediaan dan bahan baku, apabila titik pemesanan kembali (reorder point) telah tercapai atau untuk item –
item lainnya yang tercantum dalam anggaran operasi departemen bersangkutan. Jumlah dollar yang diijinkan
seringkali sikaitkan dengan tingkat atau posisi pagwai dalam perusahaan. Sebaliknya, kebijakan perusahaan
sering kali mensyaratkan otorisasi khusus untuk pengeluaran modal dan kontrak lease. Pembelian yang
bersifat tidak rutin dan lebih tinggi dari segi jumlah dollar biasanya memerlukan otorisasi dari pejabat yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pembelian rutin dan kurang signifikan.

Pembuatan pesanan pembelian.

Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan pesanan pembelian hanya setelah
menerima permintaan pembelian yang disetujui dengan benar. Pembuatan pesanan pembelian merupakan
kelanjutan dari proses pemrakarsaan transaksi. Peran pembelian adalah untuk memastikan sumber pasokan
terbaik dan, untuk barang – barang yang penting, mendapatkan harga penawaran yang lebih kompetitif.
System yang terkomputerisasi akan memiliki daftar induk pemasok yang telah disetujui dalam daftar harga
terbaru dari semua barang yang umumnya dibeli perusahaan. Pesanan pembelian akan dilengkapi dengan
informasi dari daftar tersebut.
By
Budiman Teri (A31116303)

Pesanan pembelian harus berisi uraian yang jelas mengenai barang dan jasa yang diinginkan, kuantitas,
harga, dan nama serta alamat pemasok. Pesanan pembelian juga harus diberi nomor dan ditandatangani oleh
agen pembelian yang berwenang (biasanya tanpa informasi mengenai kuantitas), departemen utang usaha,
dan departemen yang mengajukan permintaan itu. Kuantitas yang dipesan biasanya dihilangkan pada salinan
yang dikirimkan pada departemen penerimaan, sehingga klerk penerimaan dapat melakukan perhitungan
yang hati – hati ketika barang diterima. Tergantung pada luas system yang terkomputerisasi, hanya dokumen
hardcopy yang akan menghasilkan pesanan pembelian yang dikirimkan ke pemasok. Beberapa perusahaan
juga mengeliminasi hal ini dengan menggunakan jaringan computer online dengan pemasoknya.

Pembeian barang dan jasa. Pesanan pembelian yang sah merupakan diotorsasibagi departemen penerimaan
untuk menerima barang yang dikrimkan oleh pemasok. Penerimaan barang dan jasa ini biasanya
membuktikan bahwa suatu transaksi dan penetapa kewajiban yang telah terjadi. Personel departemen
penerimaan harus membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum pada pesanan
pembelian, menghitung barang, dan memeriksa kemungkinan adanya barang yang rusak. Penerimaan atau
pengiriman fisik barang atau jasa, yang mencakup:

Penerimaan barang

Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap pesanan yang diterima, untuk
mendokumentasikan bahwa barang telah diterima, dan bahwa kewajiban telah ditetapkan. Dalam system
terkomputerisasi, laporan penerimaan dapat dibuat dengan menggunkan informasi yang telah tersedia dalam
computer dan menambahkan data penerimaan yang sesuai seperti kuantitas yang diterima. System computer
akan membandingkan kuantitas yang dipesan dengan yang diterima dan membuat laporan pengecualian agar
dapat ditindak lanjuti sebagaimana mestinya.

Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan

Setelah menyerahkan barang ke gudang atau departemen yang mengajukan permintaan lainnya, klerk
penerimaan harus meminta tanda terima. Pencantuman tanda tangan pada salinan laporan penerimaan
memenuhi tujuan ini dan memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi eksistensi atau kejadian untuk
transaksi pembelian (EO1). Tanda tangan pada salinan penerimaan ini juga menetapkan tanggung jawab
selanjutnya atas barang yang dibeli. Pemisahan fungsi penyimpanan barang yang diterima sebagai
persediaan dari fungsi lainnya yang terlibat dalam pembelian dapat mengurangi risiko terjadinya pembelian
yang tidak terotorisasi adalah penyalahgunaan barang. Perusahaan harus menyimpan barang di tempat yang
aman dengan akses yang terbatas dan diawasi secara memadai. Kebanyakan system ini persediaan perpetual
yang terkomputerisasi akan memungkinkan manajemen pergudangan untuk mengawasi persediaan menurut
lokasi tertentu di gudang.

Pencatatan kewajiban. Penerimaan barang atau jasa biasanya menetapkan suatu kewajiban bagi perusahaan
untuk menyelesaikan transaksi. Akuntansi akrual mensyaratkan pencatatan kewajiban. Banyak perusahaan
membuat voucher, yaitu suatu dokumen internal, untuk mengakui kewajiban dan mencatatnya dalam jurnal
pembelian atau asersi atau tujuan spesifik yang berkaitan meliputi hal – hal berikut:
By
Budiman Teri (A31116303)

Menetapkan kesesuaian antara rincian dalam voucher dengan faktur penjual serta laporan penerimaan dan
pesanan pembelian yang bersangkutan (EO1, C1, VA1).

Membandingkan tanggal laporan penerimaan dengan tanggal pencatatan voucher. Kedua tanggal tersebut
harus berada pada periode akuntansi yang sama (EO1, C1)

Melaksanakan pengecekkan yang independen atas keakuratan matematis dari setiap voucher dan faktur
pemasok pendukung (VA1)

Menentukan bahwa semua voucher telah dibukukan dan diikhtisarkan secara tepat dalam catatan akuntansi
(VA1)

Menetapkan bahwa voucher mencerminkan kewajiban perusahaan dengan cara menunjuk seseorang untuk
memberi persetujuan atas pembayaran voucher (EO1, RO1)

Memberikan kode atas distribusi akun, dengan menunjukkan akun aktiva atau beban yang harus didebet, ke
voucher tersebut (PD1).

Dokumen pendukung harus segera distempel, dilubangi, atau dibubuhi tanda lainnya agar dokumen tersebut
tidak bias digunakan lagi untuk mengajukan permintaan pembayaran (EO1).

Pengakuan formal oleh perusahaan atas kwajiban hukum, yang meliputi:

Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban

Dalam suatu system voucher, voucher merupakan dokumen bernomor urut yang berhubungan dengan
pencatatan kewajiban dalam jurnal atau register voucher. Biasanya departemen utang usaha
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pembelian telah dicatat secara akurat.

Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.

Setiap fungsi penting itu harus diberikan kepada orang atau departemen yang berbeda. Hal ini merupakan
pemisahan tugas yang klasik dengan memisahkan otorisasi atas transaksi, penyimpanan aktiva, dan
pencatatan transaksi. Dengan struktur semacam ini, pekerjaan seorang pegawai atau departemen dapat
menyediakan pengecekkan yang independen terhadap ketepatan pekerjaan yang dilakukan oleh orang atau
departemen lainnya.
By
Budiman Teri (A31116303)

BAB 4

AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENGELUARAN KAS

DOKUMEN DAN CATATAN UMUM

Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran kas meliputi hal
– hal berikut:

Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan pada perintah tersebut
yang kepada payee.

Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari bersangkutan.

File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada pemasok dan pihak
lainnya. File ini digunakan untuk membuat pemostingan ke file induk utang usaha dan buku besar.

Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada
pemasok dan pihak lainnya.

FUNGSI – FUNGSI

Fungsi pengeluaran kas (cash disbursement function) adalah proses dimana perusahaan akan
memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi
pembayaran kewajiban secara simultan dan pencatatan pengeluaran kas.

PEMBAYARAN KEWAJIBAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN

Biasanya bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab untuk menentukan voucher yang
belum dibayar agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuh temponya. Semua pembayaran harus
dilakukan dengan cek. Computer dapat deprogram untuk memilih voucher – voucher yang jatuh tempo setiap
hari dari file induk utang usaha dilaporkan ini akan direview untuk menentukan utang mana yang harus
dibayar, dengan mempertimbangkan posisi kas perusahaan. Pengendalian atas pembuatan dan
penandatanganan cek serta tujuan audit spesifik terkait mencakup hal – hal berikut:
By
Budiman Teri (A31116303)

Pejabat yang berwenang didepartemen keuangan harus bertanggung jawab atas penandatanganan cek
bernilai besar (EO2).

Pengendalian yang terprogram atas cek untuk menentukan bahwa setiap cek telah dicocokkan secara tepat
dengan voucher yang belum dibayar yang disetujui dan nama penerima pembayaran serta jumlah dalam cek
telah sesuai dengan voucher (EO2, VA2).

Pengendalian yang terprogram akan membatalkan nomor voucher setelah voucher tersebut dibayar, dan
mereview file voucher yang telah dibayar untuk mencegah voucher tersebut dibayar dua kali (EO2).

Untuk mengurangi risiko pencurian atau perubahan, departemen pengendali produksi cek harus
mengendalikan cek pengiriman tersebut (EO2).

Tidak ada cek yag diterbitkan berupa “cek tunai” atau “cek atas unjuk” dan tidak ada blanko cek yang harus
diterbitkan” (EO2, VA2, PD2).

Cek bernomor urut harus digunakan dan dipertanggung jawabkan (C2).

Akses ke blanko cek dan cap tanda tangan harus dibatasi kepada pejabat yang diotorisasi.

File transaksi pengeluaran kas dibuat ketika cek yang telah dibuat digunakan untuk memutakhirkan file
induk utang usaha dan akuntansi buku besar. Program pemutakhiran ini juga menghasilkan jurnal pengeluaran
kas dan ikhtisar buku besar yang akan diteruskan ke akuntansi. Pengendalian atas pengeluaran atas
pengeluaran kas meliputi hal – hal berikut:

Total run to run membandingkan saldo awal file pengeluaran kas ditambah transaksi, dengan saldo akhir yang
diperkirakan dalam file transaksi pengeluaran kas yang telah dimutakhirkan serta file induk utang usaha.

Pengecekkan yang independen atas kesesuaian total cek yang diterbitkan dengan batch voucher yang
diproses untuk pembayaran (EO2, C2,VA2).

Pengecekkan yang independen oleh supervisor akuntansi atau keseuaian jumlah yang dijurnal dan dibukukan
ke utang usaha dengan ikhtisar cek yang diterima dari bendahara (EO2, C2,VA2).

Rekonsiliasi bank secara independen (EO2, C2,VA2).

MEMPEROLEH PEMAHAMAN DAN MENILAI RISIKO PENGENDALIAN

Pengujian pengendalian merupakan cara untuk menilai keefektifan pengendalian internal. Sifat dan luas
pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik dengan penilaian tingkat risiko pengendalian yang
direncanakan auditor. Penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah akan membutuhkan bukti yang lebih
kompeten tentang keefetifan operasi pengendalian internal. Bukti mengenai keefektifan pengendalian internal dapat
diperoleh ketika auditor memperoleh pemahaman atau melalui pengujian pengendalian spesifik. Siklus
pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas – aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan
pebayaran barang serta jasa. Aktivitas utama siklus pengeluaran adalah:
By
Budiman Teri (A31116303)

1) Membeli barang dan jasa – transaksi pembelian,


2) Melakukan pembayaran – transaksi pengeluaran kas.

Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan keuangan seperti
yang digambarkan dalam Gambar 3.1

Gambar 3.1 : Pembelian dan Pengeluaran Kas


Debet Kredit Debet Kredit
Persediaan barang dagang Utang Usaha Kas
Persediaan bahan baku Diskon Penjualan
Pembelian Retur Pembelian
Biaya Dibayar Dimuka
Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya

Berbagai Beban

Pembelian Pembayaran Kas

TUJUAN AUDIT
Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan asersi – asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik
dari program audit siklus seperti yang terlihat dala gambar 3.2. kebanyakan audit atas siklus pengeluaran
mencakup tujuan – tujuan utama tersebut, namun tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi
yang dihadapi klien.

Kelompok
Kategori
Transaksi atas Tujuan Audit Spesifik
Asersi
Saldo
Eksistensi atau Transaksi Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif yang
Kejadian diterima selama periode berjalan (EO1)
Mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan selama
periode berjalan kepada pemasok dan kreditor (EO2)
Mencatat utang usaha yang mencerminkan jumlah utang
perusahaan per tanggal neraca (EO3)
By
Budiman Teri (A31116303)

Saldo
Kelengkapan Transaksi Semua pembelian (C1) dan pengeluaran kas (C2) yang
dilakukan selama periode berjalan telah dicatat.
Saldo Utang usaha meliputi semua jumlah yang terutang kepada
pemasok barang dan jasa per tanggal nerca (R1)
Hak dan Transaksi Perusahaan bertanggung jawab atas utang yang berasal dari
Kewajiban pencatatan transaksi pembelian (R1).
Saldo Utang usaha merupakan kewajiban perusahaan per tanggal
neraca
Penilaian atau Transaksi Semua transaksi pembelian (VA1)dan pengeluaran kas
Alokasi (VA2)telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan dijurnal,
diikhtisarkan, serta diposting dengan benar.
Saldo Utang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar (VA3). Saldo
beban yang berkaitan telah sesuai dengan GAAP.
Penyajian dan Transaksi Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2)
Pengungkapan mendukung penyajian dalam laporan keuangan termasuk
klasifikasi dan pengungkapannya yang berkaitan.
Saldo Utang usaha (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan
benar dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang memadai yang telah dibuat berkaitan
dengan komitmen, kewajiban kontijen, dan penjaminan serta
utang pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PD5)
Gambar 3.2 : Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Pengeluaran

MENGGUNKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN


STRATEGI

Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien


By
Budiman Teri (A31116303)

Sebelum merancang program audit pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan bisnis klien,
kekuatan pasar eksternal yang menggerakkan sektor bisnis, dan bagaimana kekuatan tersebut
mempengaruhi siklus pengerluaran perusahaan. Setiap perusahaan menghadapi kekuatan pasar yang
berbeda, sehingga membuat permintaan atas arus perusahaan juga berbeda.
Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien.
Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang:

 Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan


 Risiko inheren dalam siklus pengeluaran
 Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan risiko pengendalian bisnis
 Pemberian jasa bernilai tambah

Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah serta volume
transaksi dalam siklus ini dimana risiko terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. Pengalokasian
materialitas ke akun – akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi sesuai
dengan pertimbangan. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bervariasi menurut jenis usaha yang
dijalankan. Pertimbangan lainnya tentang materilalitas awal atas utang usaha dapat menjadi tolok ukur
pertimbangan rasio capat dan rasio lancar bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya salah saji
yang akan memperngaruhi rasio ini secara signifikan.

Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren untuk asersi – asersi siklus pengeluran, auditor harus mempertimbangkan
faktor – faktor penting yang dapat mempengaruhi asersi – asersi diseluruh laporan keuangan, serta fakto
– faktor yang hanya berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor – faktor penting
yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi – asersi siklus pengeauran meliputi:

 Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar membuat laporan yang memenuhi target
profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat
faktor – faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional atau regional yang mempengaruhi biaya
operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau manajemen yang
tidak baik.
By
Budiman Teri (A31116303)

 Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah utang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan
tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuidasi atau
keraguan tentang kelangsungan usahanya.

Auditor juga harus mempertimbangkan faktor – faktor yang berkaitan dengan industri seperti
ketersediaan dan volatilitas harga bahan baku serta produk yang dibutuhkan perusahaan untuk
menjalankan bisnis.

Siklus pengeluaran cenderung mengandung risiko kecurangan yang dilakuka karyawan melalui
pengelauaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor – faktor lainnya yang menimbulkan salah saji dalam asersi
siklus pengeluaran mencakup berikut:

 Voluem transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi


 Pembelian dan pengeluaran kas biasanya dilakukan tanpa otorisasi
 Pembelian aktiva dapat diselewengkan
 Pembayaran atas faktur penjualan mungkin dilakukan dua kali
 Masalah akuntansi yang tidak tepat mengkin terjadi berkaitan dengan hal – hal seperti apakah biaya
harus dibebankan atau dikapitalisasi (misalnya, perlakuan atas biaya reparasi dan pemeliharaan atau
klasifikasi lease sebagai lease operasi atau modal)

Risiko Prosedur Analitis


Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun – akun siklus pengeluaran
yang mengandung salah saji. Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur
analitis tersebut akan gagal mendeteksi kekeliruan yang material.

Prosedur analitis yang berfokus pada pembelian dan utang usaha akan memberikan informasi yang
sangat dapat diandalkan. Apabila perusahaan sedang berkembang, maka merupakan hal yang biasa
untuk memperkirakan pembelian, persediaan, dan utang usaha tumbuh pada tingkat yang konsisten.
Pengetahuan auditor tentang volume pembelian, dipadukan dengan pengalaman sebelumnya atas
lamanya hari perputaran utang usaha (jumlah rata – rata yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan utang),
berguna untuk mengestimasi utang tahun berjalan. Meskipun rasio seperti rasio lancar mudah dihitung,
namun risiko ini dapat berfluktuasi berdasarkan pengaruh dari siklus lainnya diluar siklus pembelaian,
seperti penjualan atau investasi.
By
Budiman Teri (A31116303)

Gambar 3.3 : Prosedur Analitis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus Pengeluaran

Rasio Rumus Signifikansi Audit


Jumlah Hari Rata – rata Utang Usaha + Pengeluaran sebelumnya atas jumlah hari
Perputaran Pembelian x 365 hari perputaran utang usaha dipadukan dengan
Utang Usaha pengetahuan tentang pembelian sekarang dapat
bermanfaat dalam mengestimasi utang periode
berjalan. Semakin pendek periode dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.
HPP Terhadap HPP + Utang Usaha Jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang
Utang Usaha sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan
merubah kebijakan pembayarannya.
Utang usaha Utang Usaha + Total Aktiva Saldo utang usaha di luar neraca bermanfaat dalam
Persentase membandingkan dengan data industri. Penurunan
dari Total rasio ini yang signifikan dapat menunjukkan masalah
Aktiva kelengkapan.
Rasio Lancar Aktiva Lancar + Kewajiban Kenaika yang signifikan atas rasio lancar
(current ratio) Lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun
sebelumnya dapat menunjukkan masalah
kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi
oleh perubahan akun aktiva.
Rasio Cepat Aktiva Moneter Lancar + Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar
(quick ratio) Kewajiban Moneter Lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun
sebeluumnya dapat menunjukkan masalah
kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi
oleh perubahan akun aktiva.

BAB 2
KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN
By
Budiman Teri (A31116303)

MEMPERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL


Auditor memperoleh pemahan tentang komponen pengendalian internal melalui review atas
pengalaman sebelumnya dengan klien, jika berlaku, dan melalui tanya jawab dengan manajemen serta
personel perusahaan, mengobservasi aktivitas dan kondisi, serta menginspeksi dokumen, catatan, buku
pedoman, dan sebagainya. Pengalaman tersebut harus didokementasikan dalam kuesioner yang
lengkap, bagan arus, atau momerandum naratif.

Lingkungan Pengendalian
Beriku adalah sejumlah contoh faktor – faktor lingkunga pengendalian yang relevan pada siklus
pengeluaran, yang harus tercakup dalam pemahaman auditor atas lingkungan pengendalian. Adanya
sejumlah peluang bagi karyawan untuk melakukan kecurangan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran
kas serta pembelian, dan penipuan pelaporan keuanagn oleh manajemen atas saldo akun siklus
pengeluaran, dapat menyebabkan faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi
sangat penting dalam siklus pengeluaran.

Agen pembelian mungkin mendapat tekanan dari penjual yang ingin, termasuk menawarkan
“pembayaran kembali (kickbacks)”, melakukan transaksi binis yang lebih besar dengan pemasok tersebut.
Komitmen terhadap kompetensi manajemen harus mencerminkan dalam proses perekrutan pegawai,
penugasan, dan pelatihan, atas personel yang terlibat dalam pemrosesan transaksi pembelian serta
pengelauran kas, penyimpanan aktiva yang dibeli perusahaan, dan pelaporan aktivitas siklus pengelaran.
Manajemen juga dapat mengharuskan pegawai yang terlibat dalam pemrosesan pengluaran kas atau
penyimpanan aktiva yang dibeli untuk mengikat kontrak kerja.

Struktur organisasi klien dan manajemen penetapan kewenagan serta tanggung jawab atas aktivitas
siklus pengelauran harus dikomunikasikan secara jelas dan memberikan garis yang jelas tentang
hubungan otoritas, tanggung jawab, serta pelaporan. Pemahaman tentang bagaimana manajemen
bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk
menentukan:

 Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja perusahaan


 Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview
By
Budiman Teri (A31116303)

 Keputusan yang didasarkan atas laporan itu


 Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang bersal dari laporan utama

Penialian Risiko Manajemen


Penialian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan
atas hal – hal berikut:

 Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian.
 Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.
 Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting.
 Pangaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
 Atensi perusahaan teradap risiko terjadinya pembayaran berganda.
 Atensi perusahaan teradap risiko kecurangan yang dilakukan pegawai.

Jika manajemen menunjukkan pertimbangan yang tepat atas risiko – risiko di atas bersama dengan
komitmen untuk menjalankan aktivitas pengendalian untuk menghadapi risiko tersebut, maka
kemungkinan salah saji yang berkaitan dengan situasi ini akan berkurang.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)


Pemaham atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data dan
dokumen serta catatan penting yang diperlukan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran.
Merupakan hal yang penting untuk memahami aliran transaksi melalui sistem akuntansi mulai dari
pemrakarsaan transaksi hingga pencatatannya dalam buku besar dan pengikhtisarannya dalam laporan
keuangan. Informasi penting yang harus didapatkan auditor meliputi:

 Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.


 Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang
dikembalikan.
 Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk
berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian.
 Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.
Pemantauan
Bebrapa jenis aktivitas pemantauan secra terus – menerus atau periodik dalam komponen ini dapat
memberikan manajemen informasi mengenai keefektifan komponen pengendalian internal lainnya dalam
By
Budiman Teri (A31116303)

mengurangi risiko salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran. Aktivitas
pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengathuan, apabila berlaku mencakup:
1. Umpan balik yang terus – menerus dari pemasok perusahaan menyangkun setiap masalah
pembayaran ataupun masalah pengiriman dimasa depan,
2. Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporakan atau kelemahan yang
material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya,
3. Penilaian periodik oleh auditor internal mengenai kebijakan serta prosedur pengendalian yang
berhubungan dengan siklus pengeluaran.

Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian

Ingat kembali bahwa prosedur yang digunakan auditor untuk memperoleh pemahaman atas keempat
komponen pengendalian internal meliputi perancangan kebijakan dan prosedur serta apakah hal tersebut
telah dilaksanakan, tetapi bukan untuk menentukan keefektifan pengendalian macam itu. Jadi,
berdasarkan informasi dari pemahaman semata penilaian awal auditor atas risiko pengendalian haruslah
maksimum.

Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur
untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan. Dalam kasus ini auditor dapat memperoleh kepastian
yang terbatas mengenai keefektifan pengendalian yang bersangkutan. Bukti yang diperoleh dari pengujian
pengendalian secara berbarengan tersebut dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko
pengendalian untuk asersi – asersi terkait tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi. Dalam kasus
lainnya, untuk asersi siklus pengeluaran dimana auditor tidak merencanakan untuk menilai risiko
pengendalian pada tingkat yang rendah, auditor harus mempunya pengetahuan yang dibutuhkan guna
mengidentifikasi jenis – jenis salah saji potensial yang dapat terjadi dan mengalahkan ke tahap
perancangan pengujian substantif.

Untuk asersi – asersi siklus pengeluaran dimana auditor bermasuk menilai risiko pengendalian pada
tingkat yang rendah, biasanya akan diperlukan pemahaman tentang aktivitas pengendalian tambahan
dalam kelima komponen pengendalian internal dan melakukan pengujian tambahan atas pengendalian
tersebut.
By
Budiman Teri (A31116303)

BAB 3
AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PEMBELIAN
Sebenarnay hampir semua perusahaan yang memerluka audir memiliki sistem akuntansi yang
terkomputerisasi. Oleh karena itu, manajemen akan mengimplementasikan aktivitas pengendalian
dengan menggunakan proses pengendalian yang terprogram. Dimana ada dua jenis pengendalian
internal, yaitu:

 Pengendalia umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh
pervasif terhadap aplikasi komputer.
 Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti
siklus pengeluaran.

Ingat kembali bahwa jika pengendalian umum tidak efektif, maka pengendalian aplikasi jarang dapat
diandalkan. Akhirnya, pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan auditor untuk:

1. Memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal, serta


2. Melakukan pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian akhir atas risiko
pengendalian untuk transaksi pembelian.

Dokumen dan Catatan Umum


Secara khusus, sistem EDP dapat mengubah bentuk dokumen atau file catatan umu yang tercakup
dalam siklus pendapatan. Bagi perusahaan yang menggunakan sistem data base, catatan transaksi akan
disimpan dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel- tabel utama yang menggerakkan
akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaiaman tabel – tabel tersebut berkaiatan satu sama lain.
Meskipun demikian, dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem
akuntansi:

 Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh orang atau
departemen yang berwenang pada departemen pembelian.
 Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual atau pemasok
untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan tersebut.
 Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan
kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
By
Budiman Teri (A31116303)

 Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim atau jasa yang
diberikan, jumlah yag harus dibayar, termin pembayarana, serta tanggal tagihan tersebut.
 Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar, dan
tanggal pembayaran untuk pembelian yang tealh diterima. Formulir ini digunakna untuk mengotorisasi
pencatatan dan pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher yang
lengkap sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salinan permintaan
pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur penjualan, dan voucher yang sesuai
dengan semua dokumen yang mendukung transaksi pembelian.
 Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi mengenai transaksi – transaksi yang
diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer.
 Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batch atau selama
hari itu.
 Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah mendapat
persetujuan untuk dibayar.
 File induk pemasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi mengenai penjual dan
pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dari serta melakukan pembayaran kepadanya.
 File pesanan pembelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang telah dikirim ke
para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.
 File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan yang diterima dari
pemasok.
 File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah disetujui atas
pembelian yang telah siterima. File ini digunakan untuk mencetak register voucher dan memutakhirkan
file utang usaha, persediaan, serta buku besar.
 File induk utang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang belum dibayar yang
telah disetujui. File dapat disusun oleh pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun
pengendali utang usaha.
 File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi – transaksi yang belum
diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.
By
Budiman Teri (A31116303)

FUNGSI – FUNGSI
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi – fungsi pembelian berikut:
 Pengujian pembelian. Pada umumnya suatu transaksi diawali oleh proses pemberian persetujuan atas
transaksi yang akan dilakukan dengan pihak ke tiga yang independen. Banyak perusahaan yang
memisahkan subfungsi – subfungsi berikut untuk transaksi dalam jumlah dolar tertentu. Untuk
transaksi yang bernilai lebih kecil, suatu departemen biasanya memiliki ruang gerak yang bebas dalam
mengajukan permintaan dan memesan barang. Apabila perusahaan memberikan kebebasan yang
lebih besar pada suatu departemen untuk mengawali transasksi, maka biasanya perusahaan itu
berupaya menetapkan anggaran dan tanggung jawab pengendalian yang ketat atas pengeluaran
departemen tersebut.

Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengen perusahaan lain,
yaitu meliputi:
 Pencantuman nama pemasok dalam daftar pemasok yang telah disetujui.
Proses menyetujui pemasok yang akan mengirimkan barang dan jasa yang dibutuhkan
perusahaan merupakan pengendalian yang penting, terutama dalam system akuntansi yang
mengandalkan pada pengendalian computer. Jika manajemen, biasanya departemen pembelian,
menetapkan pengendalian yang ketat atas penentuan pemasok yang diotosisasi dalam daftar
pemasok yang telah disetujui, maka karyawan akan sulit melakukan pengajuan pembelian dengan
pemasok fiktif.
 Pengajuan kembali permintaan barang atau jasa.
Permintaan pembelian merupakan awal dari jejak transaksi yang mendokumentasikan bukti
dalam mendukung asersi manajemen seperti eksistensi atau kejadian transaksi pembelian. jadi,
dokumen ini menyesiakan bukti tentang tujuan audit spesifik yang diberi kode EO1 pada gambar
3.2. Permintaan pembelian biasanya diajukan oleh bagian penyimpanan (gudang) untuk item – item
persediaan atau setiap departemen yang bukan ditujukan sebagai persediaan. Pengendalian
penting yang harus dipertimbangankan adalah bahwa seluruh permintaan memenuhi kebijakan
otorisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sebagian besar perusahaan mengijinkan otorisasi
umum untuk kepentingan operasi rutin, seperti pembelian persediaan dan bahan baku, apabila titik
pemesanan kembali (reorder point) telah tercapai atau untuk item – item lainnya yang tercantum
dalam anggaran operasi departemen bersangkutan. Jumlah dollar yang diijinkan seringkali
sikaitkan dengan tingkat atau posisi pagwai dalam perusahaan. Sebaliknya, kebijakan perusahaan
By
Budiman Teri (A31116303)

sering kali mensyaratkan otorisasi khusus untuk pengeluaran modal dan kontrak lease. Pembelian
yang bersifat tidak rutin dan lebih tinggi dari segi jumlah dollar biasanya memerlukan otorisasi dari
pejabat yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelian rutin dan kurang signifikan.
 Pembuatan pesanan pembelian.
Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan pesanan pembelian hanya
setelah menerima permintaan pembelian yang disetujui dengan benar. Pembuatan pesanan
pembelian merupakan kelanjutan dari proses pemrakarsaan transaksi. Peran pembelian adalah
untuk memastikan sumber pasokan terbaik dan, untuk barang – barang yang penting, mendapatkan
harga penawaran yang lebih kompetitif. System yang terkomputerisasi akan memiliki daftar induk
pemasok yang telah disetujui dalam daftar harga terbaru dari semua barang yang umumnya dibeli
perusahaan. Pesanan pembelian akan dilengkapi dengan informasi dari daftar tersebut.
Pesanan pembelian harus berisi uraian yang jelas mengenai barang dan jasa yang diinginkan,
kuantitas, harga, dan nama serta alamat pemasok. Pesanan pembelian juga harus diberi nomor
dan ditandatangani oleh agen pembelian yang berwenang (biasanya tanpa informasi mengenai
kuantitas), departemen utang usaha, dan departemen yang mengajukan permintaan itu. Kuantitas
yang dipesan biasanya dihilangkan pada salinan yang dikirimkan pada departemen penerimaan,
sehingga klerk penerimaan dapat melakukan perhitungan yang hati – hati ketika barang diterima.
Tergantung pada luas system yang terkomputerisasi, hanya dokumen hardcopy yang akan
menghasilkan pesanan pembelian yang dikirimkan ke pemasok. Beberapa perusahaan juga
mengeliminasi hal ini dengan menggunakan jaringan computer online dengan pemasoknya.

 Pembeian barang dan jasa. Pesanan pembelian yang sah merupakan diotorsasibagi departemen
penerimaan untuk menerima barang yang dikrimkan oleh pemasok. Penerimaan barang dan jasa ini
biasanya membuktikan bahwa suatu transaksi dan penetapa kewajiban yang telah terjadi. Personel
departemen penerimaan harus membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum
pada pesanan pembelian, menghitung barang, dan memeriksa kemungkinan adanya barang yang
rusak. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang mencakup:
 Penerimaan barang
Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap pesanan yang diterima, untuk
mendokumentasikan bahwa barang telah diterima, dan bahwa kewajiban telah ditetapkan. Dalam
system terkomputerisasi, laporan penerimaan dapat dibuat dengan menggunkan informasi yang
By
Budiman Teri (A31116303)

telah tersedia dalam computer dan menambahkan data penerimaan yang sesuai seperti kuantitas
yang diterima. System computer akan membandingkan kuantitas yang dipesan dengan yang
diterima dan membuat laporan pengecualian agar dapat ditindak lanjuti sebagaimana mestinya.
 Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
Setelah menyerahkan barang ke gudang atau departemen yang mengajukan permintaan
lainnya, klerk penerimaan harus meminta tanda terima. Pencantuman tanda tangan pada salinan
laporan penerimaan memenuhi tujuan ini dan memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi
eksistensi atau kejadian untuk transaksi pembelian (EO1). Tanda tangan pada salinan penerimaan
ini juga menetapkan tanggung jawab selanjutnya atas barang yang dibeli. Pemisahan fungsi
penyimpanan barang yang diterima sebagai persediaan dari fungsi lainnya yang terlibat dalam
pembelian dapat mengurangi risiko terjadinya pembelian yang tidak terotorisasi adalah
penyalahgunaan barang. Perusahaan harus menyimpan barang di tempat yang aman dengan
akses yang terbatas dan diawasi secara memadai. Kebanyakan system ini persediaan perpetual
yang terkomputerisasi akan memungkinkan manajemen pergudangan untuk mengawasi
persediaan menurut lokasi tertentu di gudang.

 Pencatatan kewajiban. Penerimaan barang atau jasa biasanya menetapkan suatu kewajiban bagi
perusahaan untuk menyelesaikan transaksi. Akuntansi akrual mensyaratkan pencatatan kewajiban.
Banyak perusahaan membuat voucher, yaitu suatu dokumen internal, untuk mengakui kewajiban dan
mencatatnya dalam jurnal pembelian atau asersi atau tujuan spesifik yang berkaitan meliputi hal – hal
berikut:
 Menetapkan kesesuaian antara rincian dalam voucher dengan faktur penjual serta laporan
penerimaan dan pesanan pembelian yang bersangkutan (EO1, C1, VA1).
 Membandingkan tanggal laporan penerimaan dengan tanggal pencatatan voucher. Kedua tanggal
tersebut harus berada pada periode akuntansi yang sama (EO1, C1)
 Melaksanakan pengecekkan yang independen atas keakuratan matematis dari setiap voucher dan
faktur pemasok pendukung (VA1)
 Menentukan bahwa semua voucher telah dibukukan dan diikhtisarkan secara tepat dalam catatan
akuntansi (VA1)
 Menetapkan bahwa voucher mencerminkan kewajiban perusahaan dengan cara menunjuk
seseorang untuk memberi persetujuan atas pembayaran voucher (EO1, RO1)
By
Budiman Teri (A31116303)

 Memberikan kode atas distribusi akun, dengan menunjukkan akun aktiva atau beban yang harus
didebet, ke voucher tersebut (PD1).
 Dokumen pendukung harus segera distempel, dilubangi, atau dibubuhi tanda lainnya agar dokumen
tersebut tidak bias digunakan lagi untuk mengajukan permintaan pembayaran (EO1).
Pengakuan formal oleh perusahaan atas kwajiban hukum, yang meliputi:
 Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban
Dalam suatu system voucher, voucher merupakan dokumen bernomor urut yang berhubungan
dengan pencatatan kewajiban dalam jurnal atau register voucher. Biasanya departemen utang
usaha bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pembelian telah dicatat secara akurat.
 Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.

Setiap fungsi penting itu harus diberikan kepada orang atau departemen yang berbeda. Hal ini
merupakan pemisahan tugas yang klasik dengan memisahkan otorisasi atas transaksi, penyimpanan
aktiva, dan pencatatan transaksi. Dengan struktur semacam ini, pekerjaan seorang pegawai atau
departemen dapat menyediakan pengecekkan yang independen terhadap ketepatan pekerjaan yang
dilakukan oleh orang atau departemen lainnya.
By
Budiman Teri (A31116303)

BAB 4
AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENGELUARAN KAS

DOKUMEN DAN CATATAN UMUM


Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran kas meliputi
hal – hal berikut:
 Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan pada perintah
tersebut yang kepada payee.
 Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari bersangkutan.
 File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada pemasok dan pihak
lainnya. File ini digunakan untuk membuat pemostingan ke file induk utang usaha dan buku besar.
 Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan
kepada pemasok dan pihak lainnya.

FUNGSI – FUNGSI
Fungsi pengeluaran kas (cash disbursement function) adalah proses dimana perusahaan akan
memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi
pembayaran kewajiban secara simultan dan pencatatan pengeluaran kas.

PEMBAYARAN KEWAJIBAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN


Biasanya bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab untuk menentukan voucher yang
belum dibayar agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuh temponya. Semua pembayaran harus
dilakukan dengan cek. Computer dapat deprogram untuk memilih voucher – voucher yang jatuh tempo
setiap hari dari file induk utang usaha dilaporkan ini akan direview untuk menentukan utang mana yang
harus dibayar, dengan mempertimbangkan posisi kas perusahaan. Pengendalian atas pembuatan dan
penandatanganan cek serta tujuan audit spesifik terkait mencakup hal – hal berikut:
 Pejabat yang berwenang didepartemen keuangan harus bertanggung jawab atas penandatanganan cek
bernilai besar (EO2).
By
Budiman Teri (A31116303)

 Pengendalian yang terprogram atas cek untuk menentukan bahwa setiap cek telah dicocokkan secara
tepat dengan voucher yang belum dibayar yang disetujui dan nama penerima pembayaran serta
jumlah dalam cek telah sesuai dengan voucher (EO2, VA2).
 Pengendalian yang terprogram akan membatalkan nomor voucher setelah voucher tersebut dibayar,
dan mereview file voucher yang telah dibayar untuk mencegah voucher tersebut dibayar dua kali
(EO2).
 Untuk mengurangi risiko pencurian atau perubahan, departemen pengendali produksi cek harus
mengendalikan cek pengiriman tersebut (EO2).
 Tidak ada cek yag diterbitkan berupa “cek tunai” atau “cek atas unjuk” dan tidak ada blanko cek yang
harus diterbitkan” (EO2, VA2, PD2).
 Cek bernomor urut harus digunakan dan dipertanggung jawabkan (C2).
 Akses ke blanko cek dan cap tanda tangan harus dibatasi kepada pejabat yang diotorisasi.
File transaksi pengeluaran kas dibuat ketika cek yang telah dibuat digunakan untuk memutakhirkan file
induk utang usaha dan akuntansi buku besar. Program pemutakhiran ini juga menghasilkan jurnal
pengeluaran kas dan ikhtisar buku besar yang akan diteruskan ke akuntansi. Pengendalian atas
pengeluaran atas pengeluaran kas meliputi hal – hal berikut:
 Total run to run membandingkan saldo awal file pengeluaran kas ditambah transaksi, dengan saldo
akhir yang diperkirakan dalam file transaksi pengeluaran kas yang telah dimutakhirkan serta file induk
utang usaha.
 Pengecekkan yang independen atas kesesuaian total cek yang diterbitkan dengan batch voucher yang
diproses untuk pembayaran (EO2, C2,VA2).
 Pengecekkan yang independen oleh supervisor akuntansi atau keseuaian jumlah yang dijurnal dan
dibukukan ke utang usaha dengan ikhtisar cek yang diterima dari bendahara (EO2, C2,VA2).
 Rekonsiliasi bank secara independen (EO2, C2,VA2).

MEMPEROLEH PEMAHAMAN DAN MENILAI RISIKO PENGENDALIAN


Pengujian pengendalian merupakan cara untuk menilai keefektifan pengendalian internal. Sifat
dan luas pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik dengan penilaian tingkat risiko
pengendalian yang direncanakan auditor. Penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah
akan membutuhkan bukti yang lebih kompeten tentang keefetifan operasi pengendalian internal.
Bukti mengenai keefektifan pengendalian internal dapat diperoleh ketika auditor memperoleh
pemahaman atau melalui pengujian pengendalian spesifik.
By
Budiman Teri (A31116303)

IV. LATIHAN

1. Sebutkan tiga sumber utama pengetahuan mengenai pengendalian internal yang digunakan
auditor untuk menilai resiko pengendalian atas asersi siklus pendapatan.
Jawaban :
1. Audit sebelumnya
2. Pemahaman tentang pengendalian internal yang diperolehnya untuk merencanakan audit yang
sedang dilaksanakan atas siklus pendapatan.
3. Perencanaan spesifik pengujian pengendalian yang dilakukan untuk menilai resiko pengendalian
atas asersi siklus pendapatan tertentu.
2. Sebutkan prosedur pengujian substantive audit yang umum untuk kas.
Jawaban :
 Melakukan perhitungan kas ditangan
 Menjumlahkan jurnal kas dan menelusuri ke posting dalam buku besar.
 Memperoleh konfirmasi bank dan pisah batas laporan bank.
 Membuat skedul transfer bank
 Menyiapkan pembuktian kas.
3. Dalam siklus pengeluaran terdapat 2 kategori utama yaitu transaksi pembelian dan pengeluaran
kas. Jelaskan prosedur dari transaksi ini.
Jawaban :
1) Transaksi pembelian yang dimulai dengan pembuatan formulir permintaan pembelian oleh
bagian penyimpanan/ gudang. Ketika formulir disetujui, departemen ini mengarsipkan satu salinan
dan mengirimkan yang lain ke departemen pembelian..
2) Departemen pembelian menggunakan formulir tsb untuk menyiapkan pesanan pembelian dan
memilih pemasok dengan syarat yang paling menguntungkan. Satu salinan dari formulir tsb
diarsipkan dan lainnya dikirim ke departemen penerimaan barang.
3) Ketika barang diterima, petugas penerimaan membandingkan deskripsi barang tersebut dengan
dokumen pengiriman dan pesanan pembelian kemudian membuat laporan penerimaan. Yang berisi
nama pemasok, deskripsi barang, kuantitas, tanggal penerimaan dan keterangan kondisi barang.
Laporan penerimaan ini diarsipkan dan salinan lainnya dikirim ke bagian hutang voucher.
4) Departemen hutang voucher mencocokkan salinan pembelian dan laporan penerimaan dengan
faktur pemasok dan membuat voucher yaitu dokumen yang digunakan u/ mmengiktisarkan dan
mencatat transaksi pembelian serta pembayaran yang disetujui. Salinan voucher tsb dikirim
kebagian akuntansi umum u/ dicatat dan diposting kebuku besar pembantu hutang, kemudian
diarsipkan di arsip voucher yang belum dibayar. Menjelang jatuh tempo salinan voucher dan
seluruh dokumen pendukungnya dikirim ke bendahara untuk dibyarkan.
5) Bendahara lalu menelaah voucher serta dokumen pendukungnya kemudian menyiapkan cek
dan bukti pembayaran kemudian mengirimkannya ke pemasok. Voucher dan faktur kemudian di
tandai “sudah dibayar” dan diarsipkan berdasarkan nomor urut.
By
Budiman Teri (A31116303)

4. Sebutkan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan siklus konversi


Jawaban :
• Transaksi pengeluaran bahan baku meliputi:
 Permintaan bahan baku
 Pengesahan pengeluaran bahan baku
 Pencatatan pengeluaran bahan baku
 Pengeluaran bahan baku
• Transaksi produksi meliputi:
 Pengesahan produksi
 Pencatatan kuantitas dan biaya bahan baku, TK dan BOP
 Penegendalian perpindahan barang dalam proses
• Penyimpanan barang jadi meliputi:
 Pemindahan barang jadi ke gudang
 Pencatatan persediaan barang jadi
 Pengawasan akses ke persediaan barang jadi.
5. Saldo akun yang umum dan material dalam siklus konversi adalah persediaan Sebutkan
prosedur pengujian substantive yang umum dari persediaan tsb.
Jawaban:
 Observasi persediaan
 Pisah batas persediaan
 Konfirmasi persediaan di gudang umum
 Pengujian harga persediaan
 Menerapkan prosedur analitis
6. Ada beberapa kegiatan pengendalian yang umum dalam siklus investasi dan pembiayaan
sebutkan dan jelaskan.
1) Penelaahan kinerja yaitu memantau kelayakan investasi, membandingkan akuisisi actual aktiva
modal dengan anggaran, serta menindak lanjuti varians yang signifikan.
2) Pemrosesan informasi yaitu berkaitan dengan otorisasi, ketepatan, dan kelengkapan transaksi
siklus konversi.
3) Penendalian fisik yaitu berkaitan dengan pengidentifikasian, pengamanan dan perlindungan
dokumen-dokumen penting dari surat-surat berharga.
4) Pemisahan tugas yang tepat yaitu dengan menugaskan bagian –bagian atau personel yang
berbeda atas tanggung jawab otorisasi, pencatatan dan penyimpanan aktiva terkait
By
Budiman Teri (A31116303)

V. RANGKUMAN
Menemui resiko-resiko atau ancaman yang dihadapi. Misalnya dalam hal Ordering Materials, Supplies and
Services, Receiving and Storing Goods, dan Approving Supplier Invoices. Pada siklus pengeluaran juga terdapat
sistem pengendalian intern pada masing-masing transaksi. Sistem pengendalian intern merupakan kebijakan,
praktik, dan prosedur yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan. Pengendalian intern diharapkan mampu
memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam siklus pengeluaran diantaranya adalah organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan, dan praktik yang sehat.

UMPAN BALIK ATAU TINDAK LANJUT

 Mahasiswa diharapkan membaca modul dengan cermat dan mengerjakan latihan-latihan beserta tes formatif
untuk mendalami materi.
 Sebaiknya mahasiswa mencari referensi lain yang memberikan informasi tentang organisasi yang berkaitan
dengan profesi akuntan di Indonesia untuk menambah pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai