Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Self-Regulatory Organization (SRO) dibawah
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). SRO merupakan institusi yang diberi
kewenangan oleh OJK untuk membuat dan menerapkan peraturan di pasar modal Indonesia
atau biasa disebut regulator.
BEI berfungsi sebagai Bursa Efek, merupakan penyedia sarana dan prasarana
perdagangan efek. KPEI berfungsi sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP),
merupakan penyedia jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Sedangkan
KSEI berfungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), bertugas
menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian efek.
1
12) Tahun 2015: Implementasi Peraturan No II-15 tentang Kliring dan Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Efek Tidak Dijamin dan Transaksi Dipisahkan atas Efek
Bersifat Ekuitas sebagai bagian dari pemberlakukan Peraturan OJK No
26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
13) Februari 2016: Peluncuran sistem kliring dan penyelesaian derivatif yang baru
Layanan jasa kliring dan penjaminan KPEI diberikan kepada Anggota Kliring dan Bank
Kustodian. Berdasarkan Peraturan KPEI No. II-3 tentang Anggota Kliring pasal 1 angka 1,
Anggota Kliring (AK) adalah anggota bursa efek atau pihak lain, yang memenuhi persyaratan
untuk mendapatkan layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa sesuai
dengan Peraturan OJK No. 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi
Bursa.
Selain AK, Bank Kustodian (BK) juga merupakan pihak lain yang menerima layanan jasa
kliring dan penjaminan KPEI khususnya terkait Pinjam Meminjam Efek dengan status
sebagai pihak pemberi pinjaman (lender).
2
4) Fungsi Kliring dan Penyelesaian, yaitu fungsi yang digunakan untuk
menentukan hak dan kewajiban efek maupun dana milik AK yang timbul dari
transaksi bursa.
5) Fungsi Pengelolaan Kegagalan, yaitu fungsi bagi LKP wajib yang dapat secara
seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab AK yang gagal memenuhi
kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian transaksi bursa dan untuk
menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana
diwajibkan kepada AK yang bersangkutan.
6) Fungsi Pengelolaan Dana Jaminan, yaitu fungsi bagi KPEI untuk
menyelesaikan transaksi bursa dan wajib dibayar kembali oleh AK jika gagal
menyelesaikan transaksi bursa dimaksud.
IV. LAYANAN INFORMASI
1. Member interface, menginformasikan keseluruhan kegiatan pesanan transaksi
AK di Bursa Efek Indonesia hingga penyelesaian transaksi yang dilakukan
oleh AK.
2. Mobile Clearing and Guarantee System (m-CLEARS), penyampaian
informasi mengenai kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi
bursa kepada AK.
3. Customer Care KPEI, menyediakan informasi mengenai produk dan layanan
KPEI, juga untuk menjawab pertanyaan, masukan, maupun keluhan yang
disampaikan.
V. LEMBAGA PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK
3
POSITIONING INDONESIA SPIF
P3IEI bersama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) dan The Indonesia Capital
Market Institute (TICMI) melakukan upaya dalam pengembangan pasar modal Indonesia.
IBPA merupakan perusahaan yang memiliki wewenang untuk menetapkan harga wajar atas
efek di Pasar Modal Indonesia, sedangkan TICMI merupakan perusahaan yang
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan profesi Pasar Modal Indonesia.
PEMODAL
Nasabah yang menitipkan asetnya di Perantara Perdagangan Efek mendapat
perlingdungan dari P3IEI. Aset Pemodal berupa Efek dan harta lain yang berkaitan dengan
Efek yang mendapat perlindungan DPP adalah Efek dalam Penitipan Kolektif pada
Kustodian yang dicatat dalam Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
(KSEI). Aset Pemodal berupa dana yang mendapat perlindungan DPP adalah dana yang
dititipkan pada Kustodian yang dibukakan Rekening Dana Nasabah pada bank atas nama
masing-masing Pemodal.
4
Kustodian, serta jenis aset yang dilindungi oleh DPP bertambah menjadi dana dan efek (tidak
hanya saham). DPP adalah kumpulan dana yang dibentuk untuk melindungi Pemodal dari
hilangnya Aset Pemodal di Pasar Modal Indonesia.
BREAKTHROUGH 2015
Pada tahun 2015, bersamaan dengan peringatan diaktifkannya kembali bursa Efek
Indonesia yang ke 38, Batas Maksimal Ganti Rugi Aset Pemodal ditingkatkan menjadi
Rp100 juta per pemodal yang dituangkan dalam Peraturan OJK. Hal ini merupakan insentif
bagi DPP guna lebih meningkatkan kepercayaan dan keamanan berinvestasi Pemodal di
Pasar Modal Indonesia.
5
REFERENSI