MAKALAH
Semester VII
Disusun Oleh :
i
ii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami curahkan kehadirat Ilahi Rabbi atas
curahan nikmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw. beserta keluarga beliau. Amiin.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muwahid, sulhan. Model kepemimpinan kepala madrasah, (Yogyakarta: Teras, 2013).
hlm. 9.
2
Saefullah. Manajemen pendidikan islam, (Bandung: Pustaka setia,2012). hlm. 139.
3
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: CV Pustaka Setia),
hlm. 287.
3
4
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000),
hlm. 25.
5
Muhammad Fathi, The Art of Leadership in Islam, terj. Masturi Ilham, Malik Supar,
(Jakarta: Khalifa, 2009), hlm. 206.
6
Ibid.
5
golongan sudah tergugah, niscaya jiwa inilah yang akan menjadi acuan,
undang-undang dan jalan yang akan ditempuhnya dalam kehidupan ini.
Oleh karena itu, Rasulullah merupakan puncak dari kepemimpinan
yang baik ini.7
Ketika Rasulullah datang ke Madinah, Beliau segera mendirikan
masjid dan meramaikannya semenjak hari pertama pendiriannya.
Rasulullah ikut serta bekerja dengan kedua tangannya untuk
membangun masjid tersebut serta memindahkan bebatuan bersama
para sabahat. Rasulullah bersabda, “Ya Allah, tidak ada kehidupan
selain kehidupan akhirat.”
Inilah suri tauladan yang baik yang dikehendaki oleh Rasulullah
sebagai cara untuk mendidik kaumnya, ketika Rasulullah berkeinginan
agar kaum muslimin melakukan suatu hal, maka beliau melakukannya
sendiri terlebih dahulu dengan tanpa memberikan perintah. Ketika
orang-orang melihatnya, maka mereka mengikutinya dengan sukarela
dan senang hati. Hal seperti itu dapat pula menambah keakraban.8
2. Kepercayaan
Kepercayaan seorang pemimpin terhadap dirinya sendiri
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kepemimpinannya. Hal
ini harus terlebih dahulu harus didasarkan pada kepercayaan terhadap
Tuhannya, kemudian terhadap kebenaran yang diserukannya, dan
kepercayaannya terhadap pertolongan Allah selagi sesuatu yang
diserukannya itu benar, adil, tidak ada kezhaliman, dan tidak keliru.
Kedua adalah kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin ini.9
Rasulullah merupkan orang yang paling hebat rasa percaya
dirinya. Hal ini tercermin dalam perkataanya, “Demi Allah, andai
mereka meletakkan matahari di (tangan) kananku dan rembulan di
(tangan) kiriku, agar aku meninggalkan hal ini (menyiarkan agama
Islam) sampai Allah menolongnya atau aku binasa karenanya, niscaya
7
Ibid., hlm. 210.
8
Ibid.
9
Ibid., hlm. 211.
5
6
10
Ibid., hlm. 214.
11
Ibid., hlm. 215.
6
7
12
Ibid., hlm. 217-218.
13
Ibid., hlm. 236.
7
8
14
Ibid., hlm. 246.
15
Ibid., hlm. 254-255.
8
9
16
Ibid., hlm. 261.
17
Ibid., hlm. 263.
9
10
18
Ibid., hlm. 264.
19
Ibid., hlm. 265.
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Fathi, Muhammad. 2009. The Art of Leadership in Islam. terj. Masturi Ilham,
Malik Supar. Jakarta: Khalifa.
12