TUTORIAL DR - Dewi
TUTORIAL DR - Dewi
Disusun Oleh:
Rizka Permatasari
Kadek Purnamawati
Pembimbing :
dr. Dewi Suriany Angdjaja, Sp.KJ
Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 46 Tahun
Alamat : Jalan tinggede
Status Pernikahan : Sudah menikah
Pendidikan Terakhir : SMAP
Pekerjaan : Penjahit
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 10 Desember 2018
Tempat Pemeriksaan : Poli Jiwa RSUD Undata Palu
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Melanjutkan pengobatan
a) Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
F. Situasi Sekarang
Pada saat dilakukan anamnesis pasien kooperatif dan mau menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. Pasien memiliki anak 6 dan sudah
mempunyai cucu. Saat anak pertamanya menikah pasien sangat senang namun
saat mendengar anaknya ditinggal suaminya pasien sangat kecewa dengan
peristiwa itu. Saat ini pasien sudah tidak haid. Pasien saat ini aktif menjadi
penjahit jilbab dan membiayai sekolah anak-anaknya.
B. Status Neurologis
GCS : E4M6V5
Pemeriksaan motorik dan sensorik : N/N
Fungsi kortikal luhur : Dalam batas normal
Pupil : Normal
Reflex Fisiologi : Normal
Reflex Patologis : (-)
STEP 2
PERTANYAAN
1. Cemas adalah rasa ketegangan, rasa taka man atau kekhawatiran yang timbul
karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi
sumbernya sebagian besar tidak jelas diketahui. Kecemasan normal adalah
adaptif. Ini adalah respon bawaan untuk ancaman atau tidak adanya orang atau
benda yang menandakan keselamatan dapat menimbulkan gangguan kognitif
(khawatir) dan somatik (jantung berdebar-debar, berkeringat, gemetar,
kedinginan dll). Kecemasan patologis adalah kecemasan yang berlebihan.
2. Klasifikasi gangguan cemas :
- Gangguan ansietas menyeluruh
- Gangguan panic
- Gangguan phobia
- Gangguan obsesi kompulsif
- Gangguan stres pasca trauma
3. Tanda dan gejala cemas :
Tanda kecemasan yaitu :
- Terdapat perasaan takut
- Khawatir tentang sejumlah peristiwa atau hal atau aktivitas
- Pasien susah mengendalikan rasa khawatirannya
Gejala pada point 1 disertai 3 atau lebih gejala berikut
- Gelisah
- Mudah merasa lelah
- Mudah marah
- Otot tegang
- Sulit berkonsentrasi
- Gangguan tidur
Gejala somatic :
- Diare, lambung terganggu, perut kembung, nausea, mulut kering
- Pusing kepala ringan, tremor, mydriasis, nafas pendek
- Hyperhidrosis, telapak tangan berkeringat atau dingin
- Hipertensi, palpitasi, takikardi, gelisah, otot tegang, sulit tidur
4. Penyebab gangguan cemas ini belum diketahui secara pasti. Hanya saja
disebutkan bahwa faktor biologi dan psikologi memiliki peran terhadap
terjadinya gangguan cemas menyeluruh.
a. Faktor Biologi
Efikasi terapi obat benzodiazepin dan azaspiron (buspiron) terfokus pada
sistem neurotransmitter GABA dan serotonin. Benzodiazepin diketahui dapat
mengurangi kecemasan, sebaliknya flumazenil (reseptor antagonis
benzodiazepin) dapat memicu kecemasan. Walaupun tudak ada data yang
mebuktikan bahwa reseptor benzodiazepin pada pasien gangguan cemas
menyeluruh adalah abnormal, beberapa peneliti mengatakan bahwa
konsentrasi reseptor benzodiazepin tertinggi terdapat pada lobus occipitalis.
Area otak lain yang dicurigai berperan dalam terjadinya gangguan cemas
menyeluruh adalah basal ganglia, sistem limbik, dan korteks lobus frontalis.
Dikarenakan buspiron merupakan agonis terhadap reseptor serotonin,
sehingga ada hipotesis yang menyebutkan bahwa terjadi gangguan regulasi
dari sistem serotonergik pada pasien dengan gangguan cemas menyeluruh.
Neurotransmitter lain yang masih menjadi subjek penelitian pada
gangguan cemas menyeluruh adalah norepinephrine, glutamat, dan sistem
kolesistokinin.
Suatu studi dengan pemeriksaan Positron Emission Tomography
melaporkan bahwa laju metabolik pada basal ganglia dan white matter pada
pasien gangguan cemas menyeluruh lebih rendah dibanding pada orang
normal.
b. Faktor Psikososial
Faktor psikososial yang mengarah pada perkembangan gangguan cemas
menyeluruh adalah cognitive-behaviour dan psikoanalitik. Berdasarkan pada
cognitive-behaviour, pasien dengan gangguan cemas menyeluruh merespon
suatu ancaman secara kurang tepat dan benar. Ketidaktepatan ini dihasilkan
dari perhatian yang selektif terhadap suatu hal negatif di lingkungannya
dengan cara mendistorsi pemrosesan informasi dan dengan cara memandang
terlalu negatif terhadap kemampuan dirinya dalam hal mengatasi suatu
masalah.
Hipotesis psikoanalitik menyebutkan bahwa kecemasan merupakan
gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan.
8. Deferensial diagnosis
- Gangguan campuran ansietas depresif
- Gangguan panik
- Gangguan somatoform
- Ansietas menyeluruh
9. Evaluasi Multiaksial
Aksis I :
- Berdasarkan anamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna
berupa adanya cemas, ketakutan sehingga mengakibatkan penderitaan
atau distress, disability dalam pekerjaan dan waktu senggangnya,
sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.
- Pada pasien tidak ditemukan adanya gangguan realitas, sehingga pasien
didiagnosa sebagai gangguan jiwa Non-psikotik.
- Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna tidak
ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi gangguan medis umum
yang menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan
gangguan jiwa yang diderita pasien ini, sehingga diagnosa Gangguan
mental organik dapat disingkirkan dan didiagnosa Gangguan Jiwa
Psikotik Non Organik.
- Pada pasien ini didapatkan diferensial diagnosis gangguan panik yaitu
suatu periode diskret rasa takut atau ketiaknyamanan yang intens, tiba-
tiba timbul 4 gejala (berkeringat,sesak nafas, rasa takut, dan menjadi
gila) dan memuncak dalam 10 menit, gangguan somatofrom yaitu pasien
fokus memikirkan tentang penyakitnya, ansietas menyeluruh (sesuai
dengan kasus yang diatas) dan gangguan campuran ansietas depresif
(tidak memasuki kriteria). Pada kasus ini didapatkan cemas yang
berlebihan terjadi hampir setiap hari selama 6 bulan, sulit
mengendalikan kekhawatirannya dan terdapat 3 gejala maka
berdasarkan DSM IV di diagnosis Gangguan Ansietas Menyeluruh
(F41.1)
Aksis II :
Pasien aktif dalam bekerja dan bersosialisasi
Aksis III :
Asma
Aksis IV :
Ada masalah berkaitan dengan hubungan psikososial
Aksis V :
Berdasarkan Global Assessment of Functioning (GAF) scale pada 90-81
gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
yang biasa.