Anda di halaman 1dari 8

IPA

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
PDGK 4501

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


KELAS VI SDN BIDARACINA 01 PAGI JATINEGARA
JAKARTA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING
STICK (TONGKAT BERBICARA) PADA MATA PELAJARAN
IPA MATERI CIRI–CIRI KHUSUS PADA HEWAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
Program S-1 PGSD Universitas Terbuka

Disusun Oleh:
NAMA : MULYANTO
NIM : 834896739
PROGRAM STUDI : S1-PGSD

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


UPBJJ UT JAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di era globalisasi seperti saat ini
dirasakan begitu cepat dan sulit untuk dibendung. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu manusia yang memiliki
kekuataan spiritual kegamaan, kecerdasan berpikir dan berprilaku serta keterampilan
diri dalam menanggapi isu yang berkembang di masyarakat. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia yang dapat dilakukan adalah melalui proses
pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan
manusia. Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk menwujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Pendidikan yang baik dapat diperoleh melalui proses pembelajaran yang baik
pula.
Menurut Aqib (2013:66) proses pembelajaran adalah upaya secara sistematis
yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif
dan efisien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran
dapat diartikan juga sebagai suatu proses interaksi antara siswa dan guru dan juga
beserta seluruh sumber belajar yang lainnya yang menjadi sarana belajar guna
mencapai tujuan yang diinginkan dalam rangka untuk perubahan akan sikap serta
pola pikir siswa.
Kegiatan pembelajaran yang baik sangat dipengaruhi oleh cara guru dalam
menyampaikan pembelajaran. Seorang guru harus mampu menyampaikan
pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar lebih aktif. Proses yang
berlangsung harus mencerminkan komunikasi multi arah, yaitu antara guru dengan
siswa, guru dengan guru, juga antara siswa dengan siswa. Siswa merupakan pusat
dari kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan untuk belajar
mandiri, menyampaikan pendapat, berpikir kritis, bekerjasama dan sebagainya.
Siswa harus selalu berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, termasuk
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan
di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. IPA adalah usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan
sebuah kesimpulan. Dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (2006:23)IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau
prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Berdasarkan uraian diatas,
dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip,
proses yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA
melalui pengamatan, diskusi dan percobaan sederhana.
Namun kenyataanya, IPA/Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang
sulit/sukar bagi para siswa di tingkat Sekolah Dasar (SD). Hal ini tentu saja
mengakibatkan penurunan hasil belajar pada siswa. Siswa menganggap IPA kurang
menarik dan banyak hapalan, terlebih lagi saat guru menyampaikan materi secara
konvensional dan minim alat peraga, sehingga siswa terkesan sangat pasif, pelajaran
jadi monoton dan membosankan. Motivasi dan minat siswa mempelajari materi IPA
juga rendah, siswa malas bertanya tentang materi yang kurang dimengerti, siswa sulit
mengemukakan pendapat atau tanggapan, sehingga menyebabkan siswa tidak
menguasai konsep IPA. Selain itu, saat kegiatan diskusi, siswa kurang aktif
berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru apalagi siswa dengan siswa lainnya.
Akibatnya minat siswa pada pelajaran IPA sangat kurang dan dampaknya adalah
penurunan hasil belajar dan rendahnya nilai hasil belajar siswa, terutama di kelas
VIB SDN Bidaracina 01 Pagi Jatinegara Jakarta Timur. Tingkat penguasaan siswa
terhadap pelajaran IPA dengan materi Ciri–Ciri Khusus pada Hewan sangat tidak
sesuai dengan harapan guru. Hal ini tampak pada hasil yang diperoleh siswa saat
ulangan harian pertama dengan materi tersebut. Masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari standar KKM yang telah ditetapkan, yaitu dari total
siswa 21 orang, hanya 9 siswa (42,9%) yang mendapatkan nilai 70–100.
Menurunnya hasil belajar hasil belajar siswa dapat juga disebabkan oleh guru
yang kurang jelas dan terlalu cepat dalam menyampaikan materi, sehingga materi
sulit dipahami siswa dengan baik. Selain itu guru menyampaikan materi dengan
menggunakan metode konvensional/ceramah sehingga siswa tidak tertarik dan
semangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Penggunaan alat peraga yang
minim dan kurang bervariasinya metode pembelajaran oleh guru menyebabkan siswa
tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Selama pembelajaran guru
tidak melibatkan siswa, sehingga siswa sangat pasif dan hanya menunggu penjelasan
dari guru. Bahkan selama pembelajaran guru tidak dapat mengembangkan ide–ide
kreatif karena minimnya waktu dan beban materi yang sangat banyak, sehingga
pembelajaran kurang efektif.
Beberapa alternatif pemecahan masalah dalam rangka mengantisipasi hal
tersebut antara lain guru sebaiknya menyampaikan materi dengan jelas dan
mengaitkan konsep dengan aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
guru seyogyanya menyampaikan materi dengan menggunakan variasi metode
pembelajaran, sehingga siswa tertarik dan semangat dalam mengikuti pembelajaran
di kelas. Penggunaan alat peraga yang maksimal akan membuat siswa termotivasi
untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Selama pembelajaran guru hendaknya
melibatkan siswa, sehingga siswa akan aktif mengemukakan pendapat atau
tanggapan dan bahkan akan aktif bertanya materi yang kurang dipahami. Guru
sebaiknya mendorong minat dan motivasi belajar siswa dengan memberikan
penguatan atau hadiah atas keberhasilannya dalam pembelajaran, sehingga target
pencapaian nilai di atas KKM dapat terealisasi dengan baik. Guru seharusnya juga
dapat mengembangkan ide–ide kreatif dengan keterbatasan waktu dan beban materi
yang sangat banyak, sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih efektif.
Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan pada penelitian
ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick (Tongkat Berbicara)
yang merupakan suatu model pembelajaran yang melatih siswa berani
mengemukakan pendapat, meningkatkan partisipasi siswa, memberikan kesempatan
pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dalam suatu kelompok,
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick (Tongkat Berbicara) ini
diharapkan siswa menjadi lebih semangat, termotivasi serta proses belajar mengajar
menjadi lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan. Siswa tidak lagi
menghapalkan materi pembelajaran, tapi mampu memahami, menganalisa, dan
mengatasi berbagai macam kesulitan dalam mengerjakan tugas latihan maupun
ulangan harian dari guru. Oleh karena itu, judul penelitian perbaikan pembelajaran
yang akan dilaksanakan adalah: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
VIB SDN Bidaracina 01 Pagi Jatinegara Jakarta Timur dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick (Tongkat Berbicara) pada Mata
Pelajaran IPA Materi Ciri–Ciri Khusus pada Hewan.”

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah
tersebut, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
a. Siswa menganggap pelajaran IPA/ Sains sukar, tidak menarik dan banyak
hapalan,
b. Siswa terkesan sangat pasif, pelajaran jadi monoton dan membosankan,
c. Motivasi dan minat siswa mempelajari materi IPA juga rendah,
d. Siswa malas bertanya tentang materi yang kurang dimengerti,
e. Siswa sulit mengemukakan pendapat atau tanggapan,
f. Siswa tidak menguasai konsep IPA,
g. Saat kegiatan diskusi, siswa kurang aktif berinteraksi dan berkomunikasi
dengan guru apalagi siswa dengan siswa lainnya,
h. Hasil belajar siswa kelas VIB SDN Bidaracina 01 Pagi Jatinegara Jakarta
Timur pada mata pelajaran IPA menunjukkan bahwa dari total siswa 21
orang, hanya 9 siswa (42,9%) yang mendapatkan nilai 70–100.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka analisis masalah yang tepat
adalah sebagai berikut:
a. Guru yang kurang jelas dan terlalu cepat dalam menyampaikan materi,
b. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode
konvensional/ceramah,
c. Guru menggunakan alat peraga yang minim dan kurang bervariasinya
metode pembelajaran,
d. Selama pembelajaran guru tidak melibatkan siswa,
e. Guru tidak dapat mengembangkan ide–ide kreatif karena minimnya waktu
dan beban materi yang sangat banyak, sehingga pembelajaran kurang
efektif.

3. Alternatif dan Perioritas pemecahan Masalah


Beberapa alternatif dan perioritas pemecahan masalah antara lain:
a. Guru sebaiknya menyampaikan materi dengan jelas dan mengaitkan
konsep dengan aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari,
b. Guru seyogyanya menyampaikan materi dengan menggunakan variasi
metode pembelajaran,
c. Penggunaan alat peraga yang maksimal oleh guru,
d. Guru semestinya mendorong minat dan motivasi belajar siswa dengan
memberikan penguatan atau hadiah atas keberhasilannya dalam
pembelajaran,
e. Guru hendaknya dapat mengembangkan ide–ide kreatif dengan
keterbatasan waktu dan beban materi yang sangat banyak, sehingga
pembelajaran diharapkan akan lebih efektif,
f. Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan pada
penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick
(Tongkat Berbicara) yang merupakan suatu model pembelajaran yang
melatih siswa berani mengemukakan pendapat, meningkatkan partisipasi
siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama dalam suatu kelompok, Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Talking Stick (Tongkat Berbicara) ini diharapkan siswa
menjadi lebih semangat, termotivasi serta proses belajar mengajar menjadi
lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan. Siswa tidak lagi
menghapalkan materi pembelajaran, tapi mampu memahami, menganalisa,
dan mengatasi berbagai macam kesulitan dalam mengerjakan tugas latihan
maupun ulangan harian dari guru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disajikan di atas maka dapat dirumuskan
permasalah dari penelitian ini, yaitu: “Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VIB SDN Bidaracina 01 Pagi Jatinegara Jakarta Timur dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick (Tongkat
Berbicara) pada mata pelajaran IPA materi Ciri–ciri Khusus pada Hewan?“

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Mendeskripsikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
(Tongkat Berbicara) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIB
SDN Bidaracina 01 Pagi Jatinegara Jakarta Timur pada mata pelajaran IPA
materi Ciri–ciri Khusus pada Hewan,
2. Melatih siswa berani mengemukakan pendapat, meningkatkan partisipasi
siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama dalam suatu kelompok,
3. Menganalisis peningkatan pemahaman siswa melalui hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA materi Ciri–ciri Khusus pada Hewan, setelah
diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick (Tongkat
Berbicara).

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan uraian tersaebut, maka manfaat yang diharapkan adalah:
1. Bagi Guru:
Guru dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan serta
meningkatkan kinerjanya dalam mengembangkan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick (Tongkat Berbicara).

2. Bagi Siswa:
Siswa dapat meningkatkan hasil belajar dan membangkitkan minat juga
motivasi dalam belajar IPA.

3. Bagi Sekolah:
Umumnya sekolah dapat mengembangkan informasi baru dari hasil kajian
di lapangan dan memanfaatkannya dengan baik.

PENJELASAN BAB I
1. Pada Latar Belakang Masalah,
Paragraf 1 : informasi umum tentang pendidikan
Paragraf 2 : informasi umum tentang pembelajaran
Paragraf 3 : pembelajaran yang ideal, dengan menyinggung sedikit MaPel
Paragraf 4 : informasi umum tentang Mata Pelajaran
Paragraf 5 : Identifikasi Masalah yang dikembangkan
Paragraf 6 : Analisis Masalah yang dikembangkan
Paragraf 7 : Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Paragraf 8 : Metode/Strategi/Pendekatan/Model untuk penelitian

2. Identifikasi Masalah : fokuskan pada kondisi siswa di kelas


3. Analisis Masalah : fokuskan pada kondisi guru di kelas
4. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah : jawaban Analisis Masalah
5. Tujuan Penelitian : jawaban Rumusan Masalah
6. Manfaat Penelitian : beberapa manfaat untuk siswa, guru, dan sekolah,
setelah penelitian selesai

Anda mungkin juga menyukai