Presentation Aso
Presentation Aso
1 Obat Tradisional
Obat tradisional adalah obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral,
atau sediaan galenik, campuran dari bahan tersebut yang belum mempunyai data
tradisional atau jamu terdapat dalam bentuk rajangan, serbuk, cairan, dan ada juga
dalam bentuk pil, kapsul, atau tablet sebagai usaha yang dilakukan untuk
RI, 1990).
Pasal 1, jamu adalah obat tradisional Indonesia. Obat tradisional adalah bahan
atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun
Jamu terbuat dari bahan alami dari banyak tumbuhan yang berkhasiat sebagai
jamu hanya beberapa yang sering digunakan sebagai bahan jamu adalah jahe
dijualnya. Menurut temuan BPOM, obat yang sering ditambahkan ke dalam jamu
salah satunya yaitu deksametason yang sering terkenal sebagai obat yang bisa
mengobati berbagai penyakit. Penambahan obat pada jamu tradisional juga tidak
sesuai dosis dan indikasi penggunaan obat sehingga menimbulkan efek yang tidak
samping karena terbuat dari bahan alami, anggapan ini tidak seluruhnya benar
karena tumbuhan memiliki zat kimia alami yang sebagian memang mangandung
unsur aktif dalam penyembuhan penyakit tertentu. Dalam hubungan ini jamu
sebagai obat tradisional meski terbuat dari bahan alami (tumbuhan) tetapi
mempunyai efek samping, meski diakui efek sampingnya tidak seburuk efek
Asam urat adalah suatu penyakit arthritis yang disebabkan oleh metabolisme
abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah
(Sunita, 2005). Peradangan sendi pada asam urat bersifat menahun, sendi yang
Penyakit asam urat umumnya lebih sering menyerang laki-laki dari pada
wanita karena wanita yang belum menopouse memiliki kadar hormon esterogen
cukup tinggi hormon ini membantu mengeluarkan asam urat melalui urin
sehingga kadar asam urat pada wanita yang belum menopouse itu normal. Pada
laki-laki asam urat sering menyerang diusia setengah baya karena hormon
androgennya mulai stabil tinggi bahkan bisa menimbulkan gejala penyakit asam
Menutut (Andry DKK, 2009) dan (Junaidi, 2012) penyebab dari asam urat
ginjal yang tidak sehat dan disebabkan oleh ginjal yang rusak.
beberapa hari, kemudian gejalanya hilang secara bertahap, dimana sendi kembali
berfungsi dan tidak muncul gejala hingga terjadi serangan berikutnya namun
cenderung akan semakin buruk dan serangan yang tidak diobati akan
berlangsung lebih lama, lebih sering, dan menyerang beberapa sendi. Sendi yang
adalah ibu jari, sendi tarsal kaki, pergelangan kaki, sendi kaki belakang,
Pemeriksaan laboratorium untuk kadar asam urat di dalam darah dan urin
diperlukan untuk diagnosa asam urat, kadar normal asam urat untuk pria antara
2,1-8,5 mg/dL dan wanita 2,0- 6,6 mg/dL. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar
tersebut sedikit lebih tinggi. Rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0-7,0
mg/dL. Kadar normal asam urat dalam darah pada pria 8 mg/dL dan wanita 7
mg/dL. Bila lebih dari 7,0 mg/dL dapat menyebabkan batu ginjal (Sustrani, 2007).
2.3 Deksametason
dan anti inflamasi yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi peradangan
(Samtani, 2005). Obat ini dapat mencegah atau menekan timbulnya gejala
Efek samping dapat timbul karena penghentian obat secara tiba-tiba atau
2012).
Komplikasi yang timbul akibat pemberian obat dalam jangka panjang ialah
infeksi, pasien tukak peptik mungkin dapat mengalami pendarahan atau perforasi,
osteoporosis, miopati, psikosis, habitus pasien cushing (antara lain moon face,
kurus, striae, ekimosis, akne, dan hirsutisme) (Suherman dan Ascobat, 2012).
Gambar 2.1
Struktur Kimia Deksametason
peruraian.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air,agar sukar larut dalam aseton,
Kromatografi Lapis Tipis adalah prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu
proses dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya
molekul atau kerapatan muatan ion, dengan demikian masing-masing zat dapat
IV, 1995).
Kromatografi lapis tipis merupakan yang paling cocok untuk analisis obat di
laboratorium farmasi. Metode ini hanya memerlukan investasi yang kecil untuk
analisis (15-60 menit), dan memerlukan jumlah cuplikan yang sangat sedikit (kira-
kolom. Demikian juga peralatan yang digunakan lebih sederhana dan dapat
penjerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm, semakin kecil
ukuran rata-rata pertikel fase diam maka semakin baik kinerja KLT dalam hal
efisiensi dan resolusinya (Rohman, 2009). Dua sifat yang penting dari penyerap
Fase gerak KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering dengan
elusi campuran kedua pelarut dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga
pemisahan dapat terjadi sedemikan rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara
optimal.
a. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT
b. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf solut
Pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel, polaritas fase
gerak akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti juga menentukan
nilai Rf penembahan pelarut yang bersifat sedikit polar seperti dietil eter kedalam
pelarut non polar seperti metil benzen akan meningkatkan harga Rf secara
signifikan.
Pemisahan pada kromatografi lapis tipis yang optimal akan diperoleh hanya
jika menotolkan dengan ukuran bercak sekecil dan sesempit mungkin. Hasil
penelitian menunjukan bahwa penotolan secara manual terutama jika sampel yang
akan ditotolkan lebih dari 15 µL. Penotolan sampel yang tidak tepat akan
ultraviolet (200–350 nm) dan sinar tampak (350–800 nm) oleh suatu senyawa.
memakai sumber REM (Radiasi Elektro Magnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm)
dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer dan
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
2.5.1 Absorbansi
terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia. Absorbsi untuk
transisi elektron seharusnya tampak pada panjang gelombang diskrit sebagai suatu
Spektrum UV maupun tampak terdiri dari pita absorbsi, lebar pada daerah
panjang gelombang yang lebar. Ini disebabkan terbaginya keadaan dasar dan
keadaan eksitasi sebuah molekul dalam subtingkat-subtingkat rotasi dan vibrasi
monokromatis yang dilewatkan pada suatu bahan yang dianalisa akan diabsorbsi,
dan sinar yang diabsorbsi oleh bahan yang dianalisa sebanding dengan jumlah
hukum Lambert dan hukum Beer yang menetapkan antara lain intensitas cahaya
yang masuk dengan intensitas cahaya yang keluar, merupakan fungsi dari larutan
sel yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya
monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi (banyak molekul zat). Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu.
terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dalam persamaan:
Dimana:
A = serapan
a = absorptivitas (a) b
= konsentrasi (b/v)
tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Alat ini terdiri dari spektrometer yang
fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
1. Sumber cahaya
Lampu deuterium untuk daerah UV dari 190 sampai 350 nm, sementara lampu
halogen kuartz atau lampu tungsten daerah visibel dari 350 sampai 900 nm.
2. Monokromotor
3. Kuvet (sel)
daerah sinar tampak, kuvet kaca dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran
pada daerah ultraviolet harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak
tembus cahaya pada daerah ini. Kuvet umumnya mempunyai ketebalan 1 cm.
4. Detektor
selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk angka digital.
5. Rekorder
Tinjauan Bahan
a. Aseton
1. Karakteristik Bahan
- Rumus kimia : CH3COCH3
- Bentuk molekul :
2. Identifikasi Bahaya
3. Penanggulangan
- Terhirup: bila terjadi iritasi pada sistem pernapasan, pindahkan korban ke tempat
dengan udara yang segar dan biarkan beristirahat. Berikan bantuan pernapasan atau
bantuan oksigen bila dibutuhkan. Bila tidak sadarkan diri hubungi dokter.
- Kontak dengan kulit: segera lepaskan pakaian yang terkena bahan. Cuci bagian yang
terkena dengan sabun dan air. Bila iritasi kulit masih berlanjut hubungi dokter.
- Kontak dengan mata: lepaskan lensa kontak. Bilas dengan air hangat selama 10 menit.
- Tertelan: cuci mulut dengan air. Minum dua gelas air atau susu bila korban masih
dalam keadaan sadar. Jangan pernah memberikan sesuatu untuk diminum bila dalam
DIETIL ETER
3.1 Bahan
No-Indeks 603-022-00-4
No-EC 200-467-2
Piktogram bahaya
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H224 Cairan dan uap sangat mudah
menyala. H302 Berbahaya jika
tertelan.
H336 Dapat menyebabkan mengantuk dan pusing.
EUH019 Dapat membentuk peroksida yang mudah-meledak.
EUH066 Pendedahan berulang-kali dapat menyebabkan kulit kering atau pecah-pecah.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P210 Jauhkan dari panas/percikan/api terbuka /permukaan yang panas. Dilarang merokok.
P240 Tanam /Bond wadah dan peralatan penerima.
Penyimpanan
P403 + P233 Simpan di tempat berventilasi baik. Jaga wadah tertutup kedap/rapat.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit
dengan air/ pancuran air.
Setelah kontak dengan mata : bilas dengan air yang banyak dengan kelopak mata terbuka lebar.
Hubungi dokter mata jika diperlukan. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: perhatian jika korban muntah. Resiko pengeluaran! Jaga agar aliran
udara tetap bebas. Kerusakan paru-paru mungkin terjadi setelah pengeluaran muntah.
Segera panggil dokter.
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.