Anda di halaman 1dari 5

Tugas

Batuan Yang Terbentuk Di daerah

Subduksi

Mata Kuliah : Geologi Struktur Indonesia

Dosen : K.Hardjawidaksana,Ir., M,Sc

Dibuat oleh :

Gan Gan Ardiansyah

(1016005)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

BANDUNG

2017
A. System Tumbukan Lempeng (Subduction Zone System).

Batas lempeng konvergen dibagi dua jenis.

a. Jenis pertama berupa busur pegunungan (mountain arc) atau busur benua
(continental arc). Jenis ini biasanya terletak pada batas benua. Pada jenis ini, palung
yang menandai tempat subduksi terletak dekat dengan pantai dan zona paparan sempit
(narrow shelf zone). Contoh utama adalah bagian timur Busur Aleutian yang
membatasi Alaska, Busur Amerika Tengah dan Busur Peru-Chili.

b. Jenis kedua berupa busur kepulauan (island arc) yang dipisahkan dari benua oleh
cekungan laut yang sempit, yang dinamakan backarc basin. Cekungan tersebut
dicirikan dengan kedalaman yang besar dengan dasar kerak samudra. Secara geometri,
busur kepulauan biasanya berbentuk melengkung.

Pada proses Subduksi pada fenomena pertama dapat digolongkan sebagai akumulasi
sedimen di dasar palung. Fenomena tersebut dinamakan trench wedge (TW). Dasar Palung
Jawa memiliki kedalaman 6000 m. Turbidit dan sedimen pelagik yang merupakan penyusun
trench wedge telah mengalami deformasi. Dalam pengaruh kompresi, perkembangan
imbricate thrust terjadi pada sedimen tersebut sehingga menghasilkan prisma akresi
(accretionary prism; AP), yang juga dinamakan accretionary wedge.

Prisma akresi lambat laun tertekan ke atas membentuk suatu tinggian yang
digambarkan sebagai ’structural high.’ Tinggian tersebut dinamakan outer arc (OA). Di
daerah Jawa, outer arc terletak di bawah permukaan laut pada kedalaman 1000 – 2000 m.
Namun di Sumatra, outer arc muncul di atas permukaan laut sebagai suatu rangkaian
kepulauan (Kepulauan Mentawai).

Di sebelah outer arc, terdapat forearc basin (FB) dengan ciri laut sempit dan panjang
sebagai tempat berakumulasinya sedimen dari busur vulkanik di Pulau Jawa dan Sumatra.
Ketebalan sedimen di FB dapat mencapai 4000 m. Sedimen tersebut umumnya berupa clay,
mud dan lithic sand yang tererosi dari rangkaian pegunungan. Karena FB berperan sebagai
perangkap sedimen dari busur vulkanik, akibatnya suplai sedimen ke palung dapat berkurang.
Namun, outer arc dapat muncul di atas permukaan laut sehingga outer arc dapat berperan
sebagai suplai sedimen ke palung. Hal ini terjadi di Sumatra, dimana Kepulauan Mentawai
menjadi suplai sedimen ke palung di dekatnya.

Volcanic arc (VA) adalah rangkaian pegunungan dengan sumbu sempit di Sumatra
dan Jawa. Dasar VA adalah batuan mesozoikum. Ke arah utara dari VA adalah backarc
basin (BB) dengan lebar 100 – 200 km. Cekungan tersebut merupakan cekungan sedimen
jenis kedua. Di Sumatra, cekungan ini terletak di atas permukaan laut dan merupakan dataran
pesisir (penampang A, gambar 8.2). Namun di Kepulauan Flores, cekungan ini memiliki
kedalaman lebih dari 5000 m yang dinamakan Flores Deep (penampang C, gambar 8.2). Ke
arah timur, umumnya busur vulkanik berada di bawah permukaan laut (penampang D,
gambar 8.2). Disini, forearc dan backarc basin membentuk satu cekungan yang sama dengan
volcanic arc sebagai pemisahnya. Sedimen klastik yang terakumulasi dekat rangkaian
vulkanik dapat berlapis dengan batuan vulkanik (volcanic ash bed dan lava).

Gambar 1. Bagian-bagian Zona subduksi

B. Petrologi

Secara garis besar batuan yang menyusun dizona subduksi bagi menja 4 :

1. Zona Palung (Trench Wedge) : Terdiri dari lava basaltik berstruktur bantal,
membentuk lantai samudra disertai lapisan-lapisan sedimen argilik dan rijang.
Sedimen turbidit dan klastika lainnya, dengan perbandingan yang beragam
mempunyai sumber dari daerah orogen dan gunungapi, dan dibagian bawahnya terdiri
dari kumpulan batuan yang berkomposisi basa dan ultrabasa (ofiolit), yang
didominasi oleh gabro.
2. Melange (Outer Arc) : melang ini erasal dari bongkah-bongkah dari batuan sekitarnya
sebagai efek dari tumbukan yang menumpuk dan bercampur. Bongkah-bongkah
tersebut terdiri dari batuan beku (basa-ultrabasa), matuan metamorf (malihan), dan
material-material sedimen baik didarat maupun dilaut.
3. Cekungan Muka Busur (Forarc Basin) : terdiri dari batuan sedimen yaitu,
batulempung, batuserpih, batupasir dan batugamping.
4. Jalur Gunung Api (Volcanic Arc) : terdiri dari batuan gung api, lava , lahar tuff, lapili,
pumice, scoria dan batuan beku yang bersifat intemediet – asam (yang didominasi
oleh andesit dan diorit).
5. Busur Cekungan Belakang (Back Arc Basin) : pola litogi yang terbentuk sama cuman
struktur yang berbeda.

A)

B)

Gamabar 2. Batuan Yang terbentuk pada zona subduksi


C. Referensi

 Priyadarshi, Nitish. 2009. Origin of water on Earth. http://nitishpriyadarshi.blogspot.com


diakses pada pukul 22.35 WIB, 25 September 2017.
 https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1923/BAB%20I%20INTERIO
R%20BUMI%20DAN%20TEORI%20TEKTONIK%20LEMPENG.pdf?sequence=4&is
Allowed=y. Diakses pada pukul 22.59 WIB, 25 September 2017.
 Sutarto, Tahun 2016. Mengenal Struktur Dan Komposisi Internal Bumi.Laboratorium
Petrologi Dan Bahan Galian, Teknik Geologi, Unipersitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai