Apendisikitis adalah salah satu penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering ditemukan dan membutuhkan pembedahan dengan segera. Yang disebabkan oleh adanya obstruksi lumen yang berlanjut dengan kerusakan dinding apendiks dan pembentukan abses.(Windy dan Sabir:2016). Peradangan pada usus buntu merupakan suatu satu penyakit inflamasi (peradangan) Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya, antara lain sumbatan lumen apendiks, pola makan serat rendah mengakibatkan konstipasi serta timbulnya apendiks.(Arifuddin dan Salmawati:2017) peradangan akut apendiks memerlukanntindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. Tindakan pembedahan yang menyebabkan. (Sjamsuhhidajat dan De jong:2015)Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenagkan akibat dari kerusakan jaringan yang yang aktual dan potensil.. (Diantari:2018) Insiden terjadinya radand usus buntu akut di negara maju lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang. Kejadian radang usus buntu di Amerika Serikat merupakan kedaruratan bedah abdomen yang paling sering dilakukan, dengan jumlah penderita pada tahun 2008 sebayak 734.138 orang dan meningkat pada tahun 2008 sebanyak 734.138 dan meningkat pada tahun 2009 menjadi 739.177. Word health organization(WHO) menyatakan angka akibat apendsiditis di dunia adalah 0,2-0,8% penelitian ini bertujuan untukmengetahui risiko usia,jenis kelamin,dan pola makan dengan kejadian apendisitis peradangan usus buntu di indonesia berada pada urutan keempat terbanyak pada tahun 2006. Departemen kesehatan republok indonesia pada tahun 2008 data jumlah penderita radang usus buntu di indonesia mencapai 591.819 orang dan tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 596.132 orang. Kelompok kelompok usia umumnya mengalami radang usus buntu yaitu pada usia antara 10-30 tahun dimana insiden laki-laki lebih tinggi dari perempuan.(Diantari:2018). Apendikitis dapat ditemukan pada laki-laki maupun perempuan dengan risiko menderita apendikitis selama hidupnya mencapai 7-8% insiden tertinggi dilaporkan pada rentang usia 20-30 tahun. Kasus perforasi apendiks pada apendisitis akut berkisar antara 20- 30% dan meningkat 32-72% pada usia lebih dari 60 tahun, sedangkan pada anak kurang dari satu tahun kasus apendikitis jarang ditemukan.(Windy dan Sabir:2016).
Survey di 12 propinsi termasuk nusa tenggara tahun 2008 menunjukan jumlah
apendisitis yang dirawat di rumah sakit sebanyak 3.251 kasus. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1.236 orang. Di awal tahun 2009, tercatat 2.159 orang di akibat apenditis (Ummualya, 2008), melihat data tersebut dan kenyataan bahwa masih banyak kasus apendisitis yang tidak terlaporkan, Departemen Kesehatan mengatakan apendisitis merupakan isu prioritas kesehatan di tingkat lokal dan nasional karena mempunyai dampak besar pada kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2008) Komplikasi utama adalah perforasi apendiks yang dapat menebab kan peritoritis, pembentukan abses (tertampungnya materi purulen), atau flebitis portal. Perforasi biasanya terjadinya 24 jam etelah awitan nyeri. Gejala yang muncul antara lain demam 37,7oC atau lebih, tampilan toksik, dan nyeri tekan atau nyeri abdomen yang terus menerus komplikasi utama apendikitis adalah perforasi apendiks, yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses. Insiden perforasi adalah 10% sampai 32%. Insiden lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7oC atau lebih tinggi, penampilan toksik dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu. .(Susan:2013) Tatalaksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendetomi keterlembatan dalam tatalaksana dapat meningkatkan kejadian perforasi teknik laparoskopik, apendektomi laparoskopik sudah terbukti menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihanang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah. Akan tetapi terdapat peningkatan kejadian abses intra abdomen dan pemanjangan waktu oprasi. Laparoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa dan terapi pada pasien dengan akut abdomen, terutama pada wanita (birnbaum BA) (Nurarif:2016). Pembedahan (konvensional atau laparoskopi) diindikasikan apabila diagnosa apendisitis telah ditegakkan dan harus segera dilakukan untuk mengurangi risiko perforasi.berikan antibiotik dan cairan IV samapai pembedahan dilakukan.agens analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan(Smeltzer:2013)
Berdasarkan kasus diatas maka penulis tertarik mengambil kasus
“APENDIKITIS” Di Rsud Mrg Gabriel Manek SVD Atambua
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakan asuhan keperaawatan pada klien yang mengalami apendisitis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum Melaksanakan asuhan keperawatan klien mengalami apendikitis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien asuhan keperawatan
klien mengalami apendikitis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD 2. Menetapkan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami asuhan keperawatan klien mengalami apendikitis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD 3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami asuhan keperawatan klien mengalami apendikitis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD 4. Melaksanakan tindakan keparawatan pada klien asuhan keperawatan klien mengalami apendikitis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD 5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami asuhan keperawatan klien mengalami apendikitis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD
1.4 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan apendikitis dengan masalah keperawatan nyeri akut 1.5 Manfaat Praktis 1. Rumah Sakit sebagia bahan evaluasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien apendikitis dengan masalah keperawatan nyeri akut yang meliputi pengkajian diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi 2. Bagi Perawat Memberikan tindakan bagaimana perawatan pada pasien apendikitis dengan masalah nyeri akut yang meliputi pengkajian,diagnosa keperawatan,intervensi,implementasi,dan evaluasi 3. Bagi Institusi Pendidikan Memberi gambaran tentang kemampuan mahasiswa/i dalam penerapan teori dan mampu peserta didik dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan nyeri akut 4. Bagi Pasien Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien mampu memahami apa itu apendikitis