Anda di halaman 1dari 13

“METODE PENDIDIKAN DALAM HADIS”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadis Tarbawi
yang diampu oleh:
Dr. Romlah Abubakar Askar, MA

oleh:

Riziq Fauqi 11170110000079

Ahmad Syairofi 111701100000

Ramadanti Aulia Putri 11170110000092

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur pemakalah sampaikan dan hanya milik Allah SWT. Karena
dengan rahmat dan karunia-Nya lah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini, serta shalawat
dan salam kami minta kepada Allah SWT semoga di hadiahkan kepada Nabi junjungan kita
Muhammad SAW yang menjadi suritauladan bagi kita semua. Semoga dengan selalu bershalawat
kepadanya kita mendapat syafaatnya di padang mahsyar kelak.

Selanjutnya kami pemakalah mengucapkan terimakasih kepada pembimbing yang telah


memberikan pemahaman dan tuntutan kepada kami sebagai pemakalah Mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi kami yang merangkainya dan bagi kita semua dalam melaksanakan
perkuliahan kita ini.

Akhir kata, kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
dan perangkaian makalah ini, maka dari itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang
konstruktif dan inovatif demi meraih yang lebih baik dari apa yang kami sajikan ini dan perbaikan
untuk masa yang akan datang.

Jakarta, 31 Maret 2019

KELOMPOK 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................3

A. Latar Belakang .............................................................................................................3


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................4

A. Pengertian metode dan pendidikan...............................................................................4


B. Metode-metode pendidikan dalam hadis……… .........................................................4

BAB III PENUTUP ................................................................................................................10

KESIMPULAN .......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal
maddah”, bahwa metode jauh lebih penting disbanding materi, karena sebaik apapun tujuan
pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk
dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu
informasi secara lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus
dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil
pendidikan dapat memuaskan.
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah kepada
para sahabatnya bisa kita teladani, karena Rasul saw. sejak awal
sudah mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya.
Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran
Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga
nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami
naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik
meterial maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt.
dan syari’at-Nya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Pengertian metode dan pendidikan
2. Metode-metode pendidikan dalam hadis
C. Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian metode dan pendidikan
2. Mengetahui apa saja metode-metode pendidikan dalam hadis

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian metode dan pendidikan


Metode dalam bahasa arab disebut dengan al-thariq, artinya jalan. Jalan adalah
sesuatu yang dilalui supaya sampai tujuan. Mengajarkan materi pelajaran agar dapat di
terima peserta didik hendaknya menggunnakan jalan yang tepat, atau dalam bahasa yang
lebih tepatnya cara dan upaya yang dipakai pendidik.1
Muhammad Abdu Rahim Ghunaimat mendefinisikan metode mengajar sebagai
cara-cara yang praktis yang menjalankan tujuan-tujuan dan maksud-maksud pengajaran.2
Ali al-jumbulati dan abu al fath al tawanisi mendefinisikan metode mengajar sebagai cara-
cara yang diikuti oleh guru untuk menyampaikan informasi ke otak murid-murid.3
Jadi, metode pendidikan adalah berbagai cara yang digunakan pendidik agar materi
yang diajarkan dapat diterima oleh peserta didik.
B. Metode-Metode Pendidikan dalam Hadis
Adapun metode-metode yang digunakan Rasulullah SAW dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada para sahabat sebagai berikut;
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode dengan memberikan penjelasan tentang sebuah materi.
Biasa dilakukan di depan beberapa orang pesrta didik. Metode ini menggunakan bahasa
lisan. Peserta didik biasanya duduk sambil mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan pendidik.

‫ عن موسى بن‬،‫ عن عبد المالك بن عمر‬،‫ قال حدثنا جرير‬،‫حدثنا قتيبة بن سعيد وزهير بن حرب‬
، (214 :‫ لما أنزلت هذه األية “وأنذر عشيرتك االقربين” )الشعراء‬،‫ عن ابي هريرة قال‬،‫طلحة‬
،‫ يابني كعب بن لؤي‬،‫ فعم وخص فقال‬،‫ فاجتعوا‬،‫دعا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قرسيشا‬
‫ أنقذوا أنفسكم من‬،‫ أنقذوا انفسكم من النار يا بني هاشم‬،‫أنقذوا أنفسكم من النار يابني مرة بن كعب‬

1
Prof.Dr. H.Samsul nizar, hadis tarbawi, (Jakarta: kalam mulia, 2011), hlm 57
2
Muhammad abdu rahim ghunaimat, tarikh al jamiat al islamiyat al kubra, (maroko: dar al ittiba’at al magribiyat,
1953), hlm 117
3
Ali al junbulati wa al tarbiyat al diniyah, (kairo: dar al nahdhat li ittiba’at wa al nashr, 1971) hlm: 23

4
‫ فأني الأملك لكم‬،‫ أنقذي انفسك من النار‬،‫ أنقذوا أنفسكم من النار يا فاطمة‬،‫النار يابني عبد المطلب‬
(‫من هللا شيئا غير أن لكم رحما سابلها بباللها )رواه مسلم‬
Artinya : menceritakan kepada kami qutaibah ibn said dan zuhair ibn harb, berkata
“menceritakan kepada kami jarir, dari abdul malik ibn umair, dari musa ibn tholhat,
dari abu Hurairah, ia berkata, “tatkala diturunkan ayat ini: “dan peringatkanlah para
kerabatmu yang terdekat (QS. Asy- Syu’ara :214), maka rasulullah saw memanggil
orang-orang quraisy. Setelah mereka berkumpul, rasulullah saw berbicara secara
umum dan khusus. Beliau bersabda, “wahai bani ka’ab ibn luaiy, selamatkanlah diri
kalian dari neraka! Wahai bani murrat ibn ka’ab, selamatkanlah diri kalian dari
neraka! Wahai bani abdi syams, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai bani
abdi manaf, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai bani hasyim, selamatkanlah
diri kalian dari neraka! Wahai bani abdul muthallib, selamatkanlah diri kalian dari
neraka! Wahai fathimah, selamatkanlah dirimu dari neraka! Karna aku tidak kuasa
menolak sedikitpun siksaan Allah terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan
kekeluargaan dengan kalian yang akan aku sambung dengan sungguh-sungguh”.
(H.R. Muslim)

Daya tarik ceramah atau tabligh bisa berbeda beda, tergantung kepada siapa
pembicaranya, bagaimana pribadi si pembicara, dan bagaimana bobot pembicaranya,
dan apa prestasi yang telah dihasilkan. Semua ini akan menjadi catatan yang mendasari
daya tarik ceramah yang disampaikan. Ini mengingatkan atau memberi petunjuk,
bahwa jika seorang guru akan mempergunakan metode ceramah, dan ceramahnya itu
ingin diperhatikan orang , maka ceramahnya itu harus mempunyai kualitas-kualitas
sebagaimana disebutkan diatas.4

Metode ceramah sifatnya lebih monolong, komunikasi satu arah kurang


mengaktifkan logika lawan bicara. Karenanya metode ini hendaknya di barengi dengan
metode-metode lainnya agar lebih hidup, dan memiliki nilai lebih dalam upaya
penyampaian informasi kepada peserta didik.

2. Metode Tanya Jawab

4
Abuddinata, filsafat pendidikan islam, (Jakarta: gaya media pratama, 2015),cet 1 hlm 158

5
Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan
beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan
atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir di antara
peserta didik. Guru mengharapkan dari peserta didik jawaban yang tepat dan
berdasarkan fakta. Dalam Tanya jawab, pertanyaan adakalanya di pihak peserta didik.
Apabila pesrta didik tidak menjawabnya barulah guru memberikan jawabannya.5
Rasulullah juga pernah menggunakan metode Tanya jawab misalkan Tanya jawab
antara raulullah dengan jibril, ketika jibril memuji rasul tentang iman, islam, dan ihsan.
Sebagai berikut:

‫حدثنا اسماعيل بن ابراهيم اخبرنا ابو خيّان التيمي عن ابى زرعة عن ابي هريرة‬
‫ ماإليمان؟‬،‫ّللا عليه وسلّم يوما بارزا للناس فاتاه رجل فقال‬
ّ ‫ "كان النبي صلّى‬،‫قال‬
‫" قال‬.‫باّلل ومالئكته و بلقائه ورسوله و تؤمن بالبعث‬
ّ ‫ اإليمان ان تؤمن‬،‫قال‬
‫ تؤدي‬،‫ وتقيم الصالة‬،‫ّللا وال تشرك به‬
ّ ‫ "اإلسالم ان تعبد‬،‫"مااإلسالم؟" قال‬
‫ّللا كأنك‬
ّ ‫ "مااإلحسان؟" قال ان تعبد‬،‫ قال‬."‫ وتصوم رمضان‬،‫الزكاة المفروضة‬
‫ "مالمسئول عنها اعلم من‬:‫ قال منى الساعة؟ قال‬.‫تراه فإلم تكن تراه فإنه يراك‬
‫ واذا تطاول رعة اإلبل‬،‫ اذا ولدت األمة ربها‬: ‫ وسأخبرك عن أشراطها‬،‫السائل‬
" :‫ّللا عليه وسلّم‬
ّ ‫ ث ّم تال النبي صلّى‬،‫ّللا‬
ّ ّ‫ في خمس ال يعلمهن اال‬،‫البهم في البنيان‬
‫ فلم يرو شيئا‬،‫ فقال ردوه‬،‫ ثم ادبر‬،‫) األية‬34 : ‫ (لقمان‬...‫ّللا عنده علم الساعة‬
ّ ‫إن‬
)‫ (رواه البخاري‬."‫ "هذا جبريل جاء يعلم الناس دينهم‬،‫فقال‬

Artinya: menceritakan kepada kami ismail ibn Ibrahim, memberitakan kepada kami
abu hayyan al tamimi dari abizar’at dari abi Hurairah ia berkata “pada suatu hari
ketika nabi sedang duduk dengan sahabat, tiba-tiba dating seorang laki-laki dan
bertanya, “apakah iman itu?’ Jawab nabi, “iman adalah percaya kepada Allah, para
malaikat-Nya, dan pertemuan dengan-Nya, para rasul-Nya, dan percaya kepada hari
berbangkit dari kubur.” Lalu laki-laki itu bertanya kembali. “Apakah islam itu?”

5
Prof.Dr. H.Samsul nizar, hadis tarbawi, (Jakarta: kalam mulia, 2011), hlm 65

6
jawab nabi, “islam adalah menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukannya
dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang difardukan, dan
berpuasa di bulan Ramadhan”. Lalu laki-laki itu bertanya lagi, “apakah ihsan itu?”
nabi menjawab, “ihsan ialah menyembah Allah seolah-olah engkau melihatnya. Jika
engkau tidak melihatnya ketahuilah bahwa Allah melihatnya”. Lalu laki-laki itu
bertanya lagi “apakah hari kiamat itu?” nabi menjawab: orang yang ditanya tidak
lebih mengetahui dari pada orang yang bertanya, tetapi saya beriytahukan kepadamu
beberapa syarat akan tiba hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan
majikannya, dasn jika pengembala unta dan ternak lainnya telah berlomba-lomba
membangun gedung-gedung. Dan termasuk dalam 5 macam yang tidak dapat
mengetahuinya kecuali Allah yaitu tersebut dalam ayat “sesungguhnya Allah pada
sisinya sajalah yang mengetahui hari kiamat…(QS.Luqman:34)” kemudian pergilah
orang itu. Lalu nabi menyuruh sahabat, “antarkanlah orang itu.” Akan tetapi, sahabat
tidak melihat bekas orang itu. Maka nabi bersabda “itu adalah malaikat jibril yang
datang mengajarkan agama bagimu.”(HR.Bukhari)
Menurut zakiyah drajat, metode Tanya jawab merupakan salah satu teknik
mengajar yang dapat membantu kekurangan. Kekurangan yang terdapat pada metode
ceramah. Peserta didik yang kurang memperhatikan pelajaran melalui metode cermah,
akan berhati-hati terhadap pelajaran yang disajikan dengan Tanya jawab. Sebab anak
didik tersebut sewaktu-waktu akan mendapat giliran untuk menjawab suatu pertanyaan
yang akan diajukan kepadanya.6
3. Metode Demonstrasi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara
mengajar pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengopersian
peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peraalatan itu telah
dicoba terlebih dahulu sebelum di demonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan
mempertunjukan sambal menjelaskan tentang sesuatu yang di demonstrasikan.7
Metode demonstrasi juga digunakan oleh rasulullah SAW seperti berikut:
(hadis)

6
Zakiyah darajat, metodik khusus pengajaran agama islam, (Jakarta: PT.Bumi aksara, 2001)hlm.307
7
Prof.Dr. H.Samsul nizar, hadis tarbawi, op.cit, hlm. 69

7
‫ عن سعيد بن عبد الرحمن بن‬،‫ عن ذر‬،‫ أخبرني الحكم‬،‫ أخبرنا شعبة‬،‫حدثنا آدم قال‬
ّ
‫ "إني اجنبت فلم اصب‬،‫الخطاب فقال‬ ‫ " جاء رجل الى عمر بن‬،‫ عن ابيه قال‬،‫ابزى‬
ّ
،‫ أما تذكر أنا كنا في سفر أنا و انت‬،‫الخطاب‬ ‫الماء؟ فقال عمار بن يسار لعمر بن‬
‫ فقال‬،‫ّللا عليه وسلّم‬
ّ ‫ فذكرت لنبي صلى‬،‫ فأما فتمعكت فصليت‬.‫فأما انت فلم تصلى‬
ّ ‫" فضرب النبي صلّى‬.‫ " إنما كان يكفيك هكذا‬،‫ّللا عليه وسلّم‬
‫ّللا عليه‬ ّ ‫النبي صلّى‬
)‫ ثم مسح بهما وجهه وكفيه" (رواه البخاري‬،‫ ونفخ فيهما‬،‫وسلّم بكفيه األرض‬

Artinya: menceritakan kepada kami adam, ia berkata, memberitakan kepada kami


syu’bat, memberitakan kepadaku hakam, dari jar, dari said ibn abdurahman ibn abza’,
dari ayahnya, ia berkata, “telah datang ammar bin yasir berkata kepada umar bin
khatab, “tidaklah anda ingat seseorang kepada umar bin khatab, lalu ia berkata,
“sesungguhnya aku sedang junub, dan aku tidak menemukan air” maka berkata umar
ibn yasir kepada umar bin khatab, “ketika saya dan anda dalam perjalanan. Adapun
anda belum shalat, sedangkan saya berguling-guling di tanah kemudian saya shalat.
Saya pun menceritakan kepada rasul, kemudian beliau bersabda, “sebenarnya anda
cukup begini. Rasulullah saw memukulkan kedua telapak tangan nya ke tanah dan ,
kemudian mengusapkan keduanya pada wajah dan tapak tangan beliau.(HR.Bukhari).
Metode demonstrasi yang diterapkan rasulullah saw banyak terlihat terutama dalam
menjelaskan dalam masalah ibadah, seperti ibadah shalat, cara berwudhu, manasik haji.
Dengan demikian pemahaman para sahabat lebih mantap. Metode demonstrasi,
membutuhkan kepiawaian seorang pendidik. Karena membutuhkan keterampilan yang
memadai terlebih dahulu, sebelum pendidik menerapkannya.
4. Metode Perbandingan (komperatif)
Metode perbandingan adalah metode pengajaran dengan cara membuat
perbandingan antara dua hal yang berbeda, dengan tujuan agar lebih mudah dipahami
metode juga berguna untuk membawa suatu permasalahan kepada akal pikiran yang

8
lebih nyata,sehingga sifatnya lebih jelas. Rasulullah sering menggunakan metode
perbandingan dengan tujuan untuk memudahkan pemahaman sebagaimana di temukan
dalam hadis berikut ini.
(hadis)

‫ " وهللا ما‬،‫ قال " سمعت قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬.‫ حدثنا قيس‬،‫ حدثنا اسماعيل‬،‫حدثنا يحي بن سعيد‬
‫ فالينظر بم ترجع؟ (رواه‬،‫ في اليم‬--- ‫ واشار حتى بالسبابة‬--- ‫الدنيا في األخرة االّ مثل ماجعل احدكم اصبعه هذه‬
.)‫مسلم‬

Artinya: menceritakan kepada kami yahya ibn sa’id, menceritakan kepada kami ismail,
menceritakan kepada kami qais, ia berkata, “aku mendengar rasulullah saw bersabda,
“demi Allah! Tidaklah dunia dibandingkan dengan akhirat kecuali seperti seseorang
yang menaruh jarinya ini—beliau menunjuk kepada telunjuknya di laut, kemudian
perhatikan apa yang tersisa di telunjukmu”(HR.Muslim).
Dengan demikian, metode perumpamaan adalah metode dengan cara
membandingkan 2 hal yang berbeda untuk meningkatkan pemahaman akan hakikat
atau kebenaran sesuatu. Misalnya membandingkan dengan orang yang belajar dan
tidak belajar, membandingkan orang yang membaca al-quran dengan yang tidak. Jadi,
metode perbandingan adalah sebuah metode yang efektif yang dilakukan oleh
rasulullah saw untuk melihat manfaat amalan yang dikerjakan.8
5. Metode Diskusi
Diskusi adalah tukar pikiran antara dua orang atau lebih untyk menyelesaikan suatu
persoalan. Kata diskusi berasal dari bahasa latin yaitu “discussus” yang berarti “to
exsemine”. Secara umum diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau
lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai
tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui tukar menukar informasi
mempertahankan pendapat, atau pemecah masalah.
Zakiyah Drajat, mengatakan bahwa metode diskusi sanagt efektif untuk
merangsang peserta didik berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri. Metode ini juga
penting karena dalam menyelesaikan suatu persoalan tidak hanya cukup dengan satu
jawaban saja, tetapi membutuhkan berapa jawaban sebelum milih alternative terbaik.

8
Ibid. hlm. 99-100

9
Karena itu, metode diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau
pendapat bermacam-macam9.

Metode ini sering digunakan Rasulullah SAW bersama para sahabat terutama
untuk mencari kata sepakat. Pada perang badar kaum muslimin berhasil menawan 70
orang, yang diikat dengan tali. Rasulullah saw membagikan mereka sebagai tawanan
kepada para sahabat dan beliau tetap berwasiat untuk berlaku baik kepada mereka.
Ketika rasulullah saw tiba di Madinah, beliau mengadakan musyawarah dengan para
sahabatnya mengenai tindakan apa yang harus di perlakukan kepada para tawanan. Abu
bakar mengusulkan, mereka diberi kesempatan untuk menebus dirinya, untuk menjadi
sumber kekuatan bagi islam. Umar berpendapat agar mereka dibunuh, rasulullah
menerima pendapat abu bakar.

Nabi Muhammad ketika menghadapi dan memecahkan masalah serangan orang-


orang quraisy mekah yang sedang mengepung Madinah (perang uhud). Ada 2 pilihan,
menghadapi musuh secara ofensif atau defensive. Secara pribadi nabi memlilih pilihan
yang kedua, yaitu bertahan di kota Madinah, namun suara terbanyak dari para sahabat
menginginkan supaya pasukan Madinah menyerang musuh dari luar Madinah, yaitu
bukit uhud. Akhirnya diambil keputusan berdasarkan suara terbanyak itu10

Bila di telaah dari beberapa riwayat di atas, rasulullah saw adalah orang yang paling
banyak berdiskusi meskipun pada dasarnya beliau memiliki wewenang untuk membuat
keputusan sendiri. Tetapi, sebagai bentuk rasa keguruan yang terdapat padanya, beliau
tidak merasa bosan bahkan sering mengadakan diskusi dengan para sahabat, apabila
ada persoalan bersama.

BAB III

9
Zakiyah darajat, metodik khusus pengajaran agama islam, Op,Cit hlm.292
10
Muhammad husen haikal, sejarah hidup Muhammad, (Jakarta: Pustaka jaya dan tintamas, 1982)hlm 313-314

10
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Metode sangat di perlukan dalam sebuah ranah pendidikan karna ia akan


menghantarkan pemahaman dari ke peserta didiknya, pendidikan yang baik dapat di
hasilkan dengan metode-metode yang baik, metode-metode yang baik itu akan mebuat
sebuah pendikan menjadi efektif dan efisien.
Metode-metode yang di jabarkan oleh Rasulullah patut di contoh karna beliau adalah
pengajar handal sedunia, banyak contoh yang di ajarkan oleh beliau terkait dengan metode-
metode pendidikan yaitu: metode ceramah, metode Tanya jawab, metode demonstrasi,
metode perbandingan dan metode diskusi.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk
membangun. Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis begitu juga pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abuddinata, filsafat pendidikan islam, Jakarta: gaya media pratama, 2015,


Ali al junbulati wa al tarbiyat al diniyah, kairo: dar al nahdhat li ittiba’at wa al nashr, 1971
Muhammad husen haikal, sejarah hidup Muhammad, Jakarta: Pustaka jaya dan tintamas,
1982
Prof.Dr. H.Samsul nizar, hadis tarbawi, Jakarta: kalam mulia, 2011
Zakiyah darajat, metodik khusus pengajaran agama islam, Jakarta: PT.Bumi aksara, 2001

12

Anda mungkin juga menyukai