Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putu Jeremy Rhesa Purwita

NIM : 1604551139

Kelas : A

Percobaan (Poging)

percobaan atau poging berarti suatu usaha mencapai suatu tujuan, yang pada akhirnya tidak atau
belum tercapai. Dalam pasal 53 KUHP diterapkan: “Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika
niat untuk itu telah ternyata dan adanya permulaan pelaksanaan, dengan tidak selesainya
pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri”. percobaan
memiliki dua definisi, yang pertama, percobaan adalah pelaksanaan tindakan dari kejahatan yang
telah dimulai tetapi tidak selesai. Yang kedua, percobaan adalah suatu permulaan pelaksanaan
tindakan dari niat yang dinyatakan untuk melakukan suatu kejahatan tertentu.

Pencobaan dalam ilmu hukum pidana ada dua teori yakni;

a. Teori Subjektif
Kehendak berbuat jahat si pelaku itu merupakan dasar ancaman hukuman.
b. Teori objektif
Dasar ancaman hukuman bagi pelaku percobaan adalah karena sifat perbuatan pelaku
telah membahayakan.

Teori Objektif terbagi 3 yaitu:

a. Teori Objektif-Formil, yang menitik beratkan sifat bahayanya perbuatan itu terhadap tata
hukum.
b. Teori Objektif–Materil, yang menitik beratkan pada sifat berbahayanya perbuatan
kepentingan hukum.
c. Teori Campuran; Teori ini melihat dasar patut dipidananya percobaan dari dua segi yaitu,
sikap batin pembuat yang berbahaya (segi subjektif) dan juga sifat berbahayanya
perbuatan (segi objektif).

Syarat-syarat suatu tindak pidana dapat disebut percobaan melakukan tindak pidana adalah:

1. Niat sudah ada untuk berbuat kejahatan itu;

2. Orang sudah memulai berbuat kejahatan itu; dan

3. Perbuatan kejahatan itu tidak jadi sampai selesai, oleh karena terhalang oleh sebab-sebab
yang timbul kemudian, tidak terletak dalam kemauan penjahat itu sendiri.
A. Niat

niat tidak bisa disamakan dengan kesengajaan. Niat adalah sikap batin yang memberi arah
tertentu kepada perbuatan yang dilakukan. Suatu sikap batin yang menunjuk kepada suatu arah
tertentu, mungkin menjadi kesengajaan, jika mulai dilakukan dengan perbuatan.

B. Permulaan pelaksanaan

perbuatan pelaksanaan apabila dilihat dari perbuatan yang telah dilakukan telah ternayat adanya
kepastian niat untuk melakukan kejahatan.

C. Pelaksanaan tidak selesai bukan karena kehendak

Tidak selesainya pelaksanaan kejahatan yang dituju bukan karena kehendak sendiri, dapat terjadi
dalam hal sbb:

a. Adanya penghalang fisik


Walaupun tidak ada penghalang fisik, tetapi tidak selesainya itu disebabkan karena akan
adanya penghalang fisik.
b. Adanya penghalang yang disebabkan oleh faktor-faktor khusus pada objek yang menjadi
sasaran.
Dalam hal tidak selesainya perbuatan itu karena kehendak sendiri, maka dalam hal ini
dikatakan ada pengunduran diri secara sukarela. Tidak selesainya perbuatan karena
kehendak sendiri secara teori dapat dibedakan:
1. Pengunduran diri secara sukarela (rucktriit) yaitu tidak menyelesaikan perbuatan
pelaksanaan yang diperlukan untuk delik tersebut.
2. Tindakan penyesalan (tatiger reue) yaitu meskipun perbuatan pelaksaan sudah
diselesaikan tetapi dengan sukarela menghalau timbulnya akibat mutlak delik
tersebut.

Bentuk Hukuman Bagi Pelaku Percobaan Pidana.

Sanksi terhadap percobaan diatur dalam Pasal 53 ayat (2) dan ayat (3) yang berbunyi sebagai
berikut:

(2) Maksimal hukuman pokok atas kejahatan itu dalam hal percobaan dikurangi dengan
sepertiga.

(3) Kalau kejahatan itu diancam dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup, maka
dijatuhkan hukuman penjara paling lama lima belas tahun.

Hukuman bagi percobaan sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (2) dan ayat (3) KUHP
dikuranggi sepertiga dari hukuman pokok maksimum dan paling tinggi lima belas tahun penjara.
Didalam ayat (2) dari Pasal 53 KUHP ditentukan bahwa hukuman yang dapat dikenakan atas
perbuatan percobaan ialah maksimum hukuman pokok atas suatu kejahatan diancam hukuman
mati atau hukuman penjara seumur hidup, maka terhadap perbuatan percobaannya diancamkan
hukuman maksimum lima belas tahun penjara.

Dalam hal percobaan maksimum ancaman hukuman (bukan yang dijatuhkan) pada kejahatan
dikurangkan dengan sepertiganya, ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup diganti
dengan hukuman penjara maksimum lima belas tahun, akan tetapi mengenai hukuman
tambahan sama saja halnya dengan kejahatan yang selesi dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai