PROPOSAL
Disusun Oleh
VINA RENIKA
NPM : 3061524019
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah menguraikan bahwa ketiga
ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan yang berbeda. Sikap
diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan
diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencba, menalar, menyeji, dan
mencipta.
Berdasarkan uraian diatas kurikikulum 2013 menuntut agar siswa selain
memiliki sikap dan pengetahuan yang baik juga ditutut memiliki keterampilan
menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif dan komunikatif dalam ranah konkret dan ranah abstrak melalui
rangkaian pembelajaran mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta. Tugas guru adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan
tersebut secara interaktif, inisiatif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif, kreatif, dan mandiri sesuai perkembangan fisik dan
psikologi siswa.
Salah satu permasalahan dalam pendidikan biologi sebelum tindakan
yaitu pada jenjang sekolah menengah secara umum, melatihkan kemampuan
berpikir tingkat rendah yang terdiri dari C1-C3 yakni pengetahuan, pemahaman
dan penerapan atau aplikasi sudah berjalan dengan baik. Namun untuk
kemampuan berpikir selanjutnya yakni C4-C6 yang terdiri dari menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta atau mengkreasi yang sering disebut kemapuan
berpikir tingkat tinggi belum dilatihkan kepada peserta secara intensif. Pada
kenyataannya, peserta didik belum terbiasa berpikir tingkat tinggi, serta kurang
terampil dalam mengembangkan konsep pengetahuan mereka sendiri.
Hal ini nampak ketika peneliti melaksanakan observasi pada saat PPL
di MAN Tanah Bumbu sebagian peserta didik belum diajarkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi, melainkan sebatas kemampuan tingkat rendah saja yang
terdiri dari C1-C3 yaitu pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Sedangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang terdiri dari C4-C6 yaitu menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta tidak diajarkan secara intensif. Peserta didik
kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan pendidik dan kesulitan
dalam mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi tersebut. Peserta didik
belum terampil dalam mengkotruksikan pengetahuan mereka sendiri dan hanya
menunggu materi yang disampaikan pendidik tanpa menemukan sendiri konsep
pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan
usaha dalam mengoptimalkan kemampuan berpikir, terutama berpikir tingkat
tinggi. Berbagai macam model pembelajaran telah dikembangkan untuk
memaksimalkan daya nyaman siswa dalam belajar dan mengembangkan
keterampilanberpikir mereka, salah satu model yang dimuat dalam kurikulum
2013 adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model
Problem Based Learning (PBL) menurut Cazzola (dalam Fitriono, 2015 : 57)
adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat kontruktivisme pada siswa
dengan berdasarkan analisis, resolusi dan diskusi tentang masalah yang
diberikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
siswa kelas XI MAN Tanah Bumbu dalam proses pembelajaran biologi
pada konsep sistem ekskresi dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning ?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas XI MAN Tanah
Bumbu terhadap konsep sistem ekskresi dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning ?
3. Bagaimanakah keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran
biologi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
di kelas XI MAN Tanah Bumbu ?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan masalah sebagai berikut
:
1. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yaitu menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta.
2. Hasil belajar yang ditingkatkan dalam penelitian ini hanya berbatas pada
penguasaan materi ranah kognitif yang menggunakan pretest, postest dan
LKPD.
3. Keterlaksanaan proses pembelajaran yang diamati dalam penelitian ini
hanya berbatas pada keterlaksanaan sintak pembelajaran model Problem
Based Learning, yang telah disusun dengan menggunakan lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran guru.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada penelitian ini memiliki tujuan,
sebagai berikut :
1. Meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X MAN
Tanah Bumbu.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MAN Tanah Bumbu terhadap
konsep sistem ekskresi dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning.
3. Meningkatkan keterlaksanaan kegiatan pembelajaran/ aktivitas guru dalam
pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru, memberikan informasi kepada kepada guru sebagai alternatif
model pembelajaran yang dapat digunakan guru biologi maupun guru
bidang studi yang lain untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi (HOTS) dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning.
2. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi
khususnya materi sistem ekskresi.
3. Bagi Sekolah, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
4. Bagi peneliti, sebagai alternatif untuk mengimplementasikan pengetahuan
yang didapat selama proses perkuliahan, dan dapat menjadi bahan rujukan
untuk tindakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
C. Hasil Belajar
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kelas X IPA MAN Tanah Bumbu pada materi konsep sistem ekskresi.
kelas penelitian.
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MAN Tanah Bumbu dengan jumlah 35
orang siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
Penelitian ini dirancang sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali
pertemuan.
1. Observasi
2. Test
3. Pemberian Angket
Learning
G. Indikator Keberhasilan