FISIKA DASAR I
“MODULUS YOUNG DAN AYUNAN PUNTIR”
NIM : 11160163000016
2016
A. Judul Percobaan
“MODULUS YOUNG DAN AYUNAN PUNTIR”
B. Tujuan Percobaan
Modulus young
1. Mempelajari kelenturan batang logam.
2. Mencari nilai modulus elastisitas dari berapa batang logam.
3. Memahami konsep elastisitas.
Ayunan puntir
C. Dasar Teori
Modulus Young
Jumlah perubahan panjang yang dialami seuah benda, semisal
tongkat dalam gambar, bergantung tak hanya pada gaya yang diberikan
pada benda tersebut, namun juga pada materialnya dan pada dimensinya.
Singkatnya konstanta k pada persamaan dapat ditulis sebagai
fungsi dari faktor-faktor ini.
Jika kita membandingkan beberapa tongkat yang terbuat dari
material sama namun dengan panjang dan luas penampang melintang yang
berbeda-beda, dapat diketahui bahwa untuk gaya eksternal yang sama
besar, besar regangan (lagi-lagi diasumsikan kecil dibandingkan dengan
panjang asli benda) adalah berbanding lurus dengan panjang asli benda
dan berbanding terbalik dengan luas penampang melintangnya. Jelasnya,
semakin panjang benda yang bersangkutan, semakin besar pula perubahan
panjangnya untuk gaya yang sama besar; dan semakin tebal benda
tersebut, semakin kecil perubahan panjangnya untuk gaya yang sama
besar. Temuan-temuan ini dapat digabungkan dengan persamaan
untuk menghasilkan :
sebuah benda berbanding lurus dengan hasil kali panjang benda itu, , dan
gaya per satuan luas, , yang dikerahkan pada benda tersebut. Adalah
praktik yang lazim untuk mendefinisikan gaya per satuan luas ini sebagai
tegangan mekanik (stress) :
( )
⁄
atau ⁄
Sebuah benda yang mengalami tegangan geser (shear stress) dikenai oleh
gaya-gaya yang sama besar namun berlawanan arah pada ujung-ujung yang
bersebrangan.
A adalah luas bidang atau permukaan yang sejajar dengan arah gaya eksternal
(bukan tegak-lurus arah gaya, sebagaimana dalam hal tegangan tarik dan tekan),
dan adalah tegak-lurus terhadap . Konstanta proporsionalitas G dinamakan
modulus geser dan biasanya bernilai setelah atau sepertiga dari nilai modulus
young E.
Semakin tebal buku, semakin jauh pergeseran bagian atas buku bila dikenai gaya
geser yang sama.
Modulus bulk
Jika semua benda dikenai gaya yang mengarah ke dalam benda itu sendiri
dari semua penjuru, volumenya aka menyusut. Sebuah situasi yang biasa dijumpai
adalah bilamana benda di celupkan ke dalam suatu fluida; dalam keadaan ini,
fluida akan memberikan gaya pada benda tersebut dari segala arah. Tekanan
didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dan oleh karenanya ekuivalen dengan
tegangan. Dalam kasus ini, perubahan volume adalah sebanding dengan
volume awal benda yang bersangkutan, , dan dengan perubahan tekanan .
Dengan demikian, kita mendapatkan sebuah hubungan yang berbentuk sama
modulus bulk, B :
atau
Tanda minus disini berrati volume berkurang seiring dengan kenaikan tekanan.
Nilai-nilai untuk modulus bulk dapat dilihat pada tabel diatas. Karena
benda-benda cair dan gas tidak memiliki bentuk yang tetap, hanya modulus bulk
yang berlaku bagi benda-benda ini.
Beberapa nilai kompresibilitas k untuk cairan adalah 46,6 x 10-6 atm-1. Ini
berarti untuk setiap kenaikan tekanan atmosfer, volume air berkurang sebesar 46,4
bagian per sejuta (ppm). Bahan dengan modulus bulk yang kecil dan
kompresibilitas yang besar akan mudah ditekan; bahan dengan modulus bulk yang
besar dan kompresibilitas yang kecil akan rertekan lebih sedikit untuk kenaikan
tekanan yang sama. (young, 2002 : 339)
3 Jangka sorong
4 Dial gauge
Ayunan puntir
1 Cakram logam
2 Kawat tembaga
3 Statif dinding
4 Penjepit kawat
5 penggaris
6 stopwatch
7 Mikrometer sekrup
E. Langkah Kerja
No Langkah percobaan Gambar
Modulus young
Gantungkan beban
sebesar 100 g dan catat
4
perubahan jarak lentur
() pada dial gauge!
Tambahkan beban
sebesar 50 g setiap
percobaan dan ukur
5 perubahan jarak lentur
hingga beban yang
digantungkan sebesar
200 g !
Gantungkan beban
sebesar 100 g dan catat
2
perubahan jarak lentur
() pada dial gauge!
Dengan susunan
peralatan yang sama,
ukur perubahan jarak
lentur dengan
3
memvariasikan jarak
penyangga L (perubahan
5 cm) dengan berat beban
yang tetap (100 g) !
Ayunan puntir
F. Data Percobaan
Modulus young
Ayunan puntir
Catatan :
Jari-jari cakram : 8 cm
Massa cakram : 1896 g
G. Pengolahan data
( )
( )
x E
( )
( )
x E
x E
( )
( )
x E
( )
( )
x E
( )
( )
x E
( )
( )
x E
= = 63
3. Perhitungan koefisien
- Percobaan pertama dengan panjang kawat 0,50 m
a.
T=2 √
( )
K=
( )
=
= 9,6 x 10-6
M=
=
=
= 480 x
T=2 √
( )
K=
( )
=
= 13 x 10-6
M=
=
= 384 x
T=2 √
( )
K=
( )
=
= 17 x 10-6
M=
=
= 288 x
∑( ) ( ) ( )
=√
=√
=√
=√ = 0,05
5. Menghitung rerata
- Rerata waktu ayunan puntir
∑
̅
=
=
= 55,6 s
H. Pembahasan
Pada percobaan kali ini adalah mengenai modulus young dan
ayunan puntir. Praktikum ini lebih mengacu pada konsep elastisitas.
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
semula setelah gaya yang diberikan itu diberhentikan. Untuk menentukan
nilai dari modulus young, maka dilakukan serangkaian percobaan yaitu
pelenturan tengah dan pelenturan ujung dengan menggunakan logam
tembaga yang memiliki lebar 0,3 m dan tebal 7,8 x 10-4 m.
Pada pelenturan tengah, jarak penyangga yaitu 0,26 m. Jarak lentur
ditentukan pada berat beban 50 gram, 100 gram, 150 gram, dan 200 gram.
Untuk beban 50 gram didapat jarak lenturnya yaitu dengan
modulus elastisitas didapat Untuk beban 100 gram
didapat jarak lenturnya yaitu dengan modulus elastisitas
didapat Untuk beban 150 gram didapat jarak
lenturnya yaitu dengan modulus elastisitas didapat
Untuk beban 200 gram didapat jarak lenturnya yaitu
dengan modulus elastisitas didapat
Pada pelenturan ujung, massa beban sebesar 100 gram. Jarak lentur
pada saat jarak penyangga 0,1 m, 0,15 m, dan 0,2 m. Untuk jarak
penyangga 0,1 m didapat jarak lenturnya yaitu dengan
modulus elastisitas didapat 42,8 Untuk jarak penyangga
0,15 m didapat jarak lenturnya yaitu dengan modulus
elastisitas didapat 17,5 Untuk jarak penyangga 0,2 m
didapat jarak lenturnya yaitu dengan modulus elastisitas
didapat 5,89
Praktikum selanjutnya adalah menentukan modulus geser dengan
cara ayunan puntir. Pada percobaan ini, sebuah cakram pemberat
digantungkan pada sebuah kawat lalu diputar pada bidang horizontal dan
dilepaskan. untuk percobaan panjang kawat 0,5 m diperoleh waktu untuk 5
kali ayunan yaitu 63 s dengan konstanta puntir sebesar dan
modulus geser sebesar . untuk percobaan panjang kawat
0,4 m diperoleh waktu untuk 5 kali ayunan yaitu 56,42 s dengan konstanta
puntir sebesar 13 dan modulus geser sebesar
. untuk percobaan panjang kawat 0,3 m diperoleh waktu untuk 5 kali
ayunan yaitu 47,42 s dengan konstanta puntir sebesar dan
modulus geser sebesar .
TUGAS PASCA
MODULUS YOUNG
( )
( )
x E
( )
( )
x E
( )
( )
x E
x E
Pelenturan ujung :
Massa : 100 gram
Jarak penyangga : 0,1 m
( )
( )
x E
( )
( )
x E
Massa : 100 gram
Jarak penyangga : 0,2 m
( )
( )
x E
Pelenturan ujung :
Pelenturan ujung :
AYUNAN PUNTIR
1. Buatlah grafik perioda kuadrat terhadap momen inersia kawat (T2 vs I) !
Jawab :
M=
=
= 480 x
M=
=
=
= 384 x
M=
=
= 288 x
T=2 √
( )
K=
( )
=
= 9,6 x 10-6
T=2 √
( )
K=
( )
=
= 13 x 10-6
4. Dapatkah cara ini dipakai untuk menentukan jenis kawat yang digunakan?
Mengapa?
Jawab :
Cara ini dapat dipakai untuk mennetukan jenis kawat yang digunakan,
karena untuk mencari modulus geser perlu diketahui jari-jari kawat yang
digunakan. Dan setiap jenis kawat pasti memiliki jari-jari yang berbeda-
beda.
T=2 √
( )
K=
Nilai konstanta puntir dari suatu kawat harus sama apabila jenis kawatnya
juga sama. namun, dalam percobaan ini ada sedikit perbedaan yang
diperoleh dari nilai konstanta puntir.
Nilai modulus geser bergantung pada panjang kawat, semakin pajang
maka nilai modulus geser semakin besar.
I. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. pada pelenturan tengah, semakin kecil beban yang digantung maka
semakin kecil jarak lenturnya dan semakin besar nilai modulus
youngnya.
2. pada pelenturan ujung, semakin dekat jarak penyangga terhadap statif
maka semakin besar jarak lenturnya dan semakin kecil nilai modulus
youngnya.
3. Pada ayunan puntir, semakin panjang kawat yang digunakan maka
konstanta puntirnya semakin kecil.
J. Komentar
1. Praktikan lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum
2. Materi yang akan di praktikumkan sangan penting untuk dikuasai
terlebih dahulu oleh praktikan
3. Asisten laboratorium lebih memperhatikan lagi terhadap praktikan,
untuk menghindari kesalahan yang praktikan lakukan saat
percobaan akibat kurang teliti.
K. Daftar pustaka