Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I
“MODULUS YOUNG DAN AYUNAN PUNTIR”

Tanggal Percobaan : 23 Oktober 2016


Tanggal Pengumpulan : 28 Oktober 2016
Waktu Percobaan : Pukul 13:30 – 15:40 WIB

Nama Praktikan : Ika Baitinnisa

NIM : 11160163000016

LABORATORIUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JAKARTA

2016
A. Judul Percobaan
“MODULUS YOUNG DAN AYUNAN PUNTIR”

B. Tujuan Percobaan
Modulus young
1. Mempelajari kelenturan batang logam.
2. Mencari nilai modulus elastisitas dari berapa batang logam.
3. Memahami konsep elastisitas.

Ayunan puntir

1. Mengukur besar modulus geser berbagai jenis kawat.


2. Mencari nilai konstanta puntir kawat logam

C. Dasar Teori
Modulus Young
Jumlah perubahan panjang yang dialami seuah benda, semisal
tongkat dalam gambar, bergantung tak hanya pada gaya yang diberikan
pada benda tersebut, namun juga pada materialnya dan pada dimensinya.
Singkatnya konstanta k pada persamaan dapat ditulis sebagai
fungsi dari faktor-faktor ini.
Jika kita membandingkan beberapa tongkat yang terbuat dari
material sama namun dengan panjang dan luas penampang melintang yang
berbeda-beda, dapat diketahui bahwa untuk gaya eksternal yang sama
besar, besar regangan (lagi-lagi diasumsikan kecil dibandingkan dengan
panjang asli benda) adalah berbanding lurus dengan panjang asli benda
dan berbanding terbalik dengan luas penampang melintangnya. Jelasnya,
semakin panjang benda yang bersangkutan, semakin besar pula perubahan
panjangnya untuk gaya yang sama besar; dan semakin tebal benda
tersebut, semakin kecil perubahan panjangnya untuk gaya yang sama
besar. Temuan-temuan ini dapat digabungkan dengan persamaan
untuk menghasilkan :

Dimana adalah panjang asli benda, A adalah luas penampang


melintangnya, dan adalah perubahan panjang akibat bekerjanya gaya
eksternal adalah konstanta proporsionalitas yang dinamakan modulus
elastisitas, atau modulus young; nilainya hanya bergantung pada material
benda yang bersangkutan. Nilai modulus young untuk beragam material
dapat dilihat pada tabel (modulus geser dan modulus bulk). Karena E
merupakan sifat dari material saja dan tidak bergantung pada ukuran atau
bentuk bendanya.
Tegangan dan regangan
Dari kita dapat mengetahui bahwa perubahan panjang

sebuah benda berbanding lurus dengan hasil kali panjang benda itu, , dan

gaya per satuan luas, , yang dikerahkan pada benda tersebut. Adalah

praktik yang lazim untuk mendefinisikan gaya per satuan luas ini sebagai
tegangan mekanik (stress) :

( )

Yang satuannya dalam sistem SI adalah Selain itu, regangan (strain)

didefinisikan sebagai rasio perubahan panjang terhadap panjang asli benda :


Dan merupakan sebuah besaran tak berdimensi (tanpa satuan). Regangan dengan
demikian adalah perubahan fraksional pada panjang benda, dan merupakan
ukuran seberapa besar benda telah mengalami deformasi. Tegangan diterapkan
pada benda oleh pelaku eksternal, sedangkan regangan merupakan respons
material terhadap tegangan.


atau ⁄

Sehingga, kita dapat memahami bahwa tegangan berbanding lurus dengan


regangan didalam daerah elastis (linear).

Tarikan, tekanan, dan tegangan geser

Batang yang diperlihatkan dalam gambar dikatakan mengalami tarikan


(tension) atau tegangan tarik (tensile stress). Bukan hanya terdapat gaya yang
menarik tongkat itu ke arah bawah pada ujung bawah tongkat, namun pula, karena
tongkat itu berada dalam kesetimbangan kita dapat menyimpulkan bahwa bidang
tumpuan tongkat di atas juga memberikan gaya ke arah atas yang sama besarnya
pada ujung atas tongkat itu. Pada kenyataannya, tegangan tarik ini bekerja di
seluruh bagian tongkat.
Bagian paruh bawah ini berada dalam kesetimbangan, sehingga pastilah terdapat
gaya ke atas yang bekerja pada bagian itu yang mengimbangi gaya ke bawah yang
bekerja di ujung bawahnya. Gaya-gaya internal, atau tegangan, di dalam struktur
material benda tersebut.

Sebuah benda yang mengalami tegangan geser (shear stress) dikenai oleh
gaya-gaya yang sama besar namun berlawanan arah pada ujung-ujung yang
bersebrangan.

Tiga jenis tegangan pada benda tegar :


Sebuah persamaan dapat diturunkan untuk menghitung

regangan geser : . Namun dan A harus diinterpretasikan ulang.

A adalah luas bidang atau permukaan yang sejajar dengan arah gaya eksternal
(bukan tegak-lurus arah gaya, sebagaimana dalam hal tegangan tarik dan tekan),
dan adalah tegak-lurus terhadap . Konstanta proporsionalitas G dinamakan
modulus geser dan biasanya bernilai setelah atau sepertiga dari nilai modulus
young E.

Semakin tebal buku, semakin jauh pergeseran bagian atas buku bila dikenai gaya
geser yang sama.

Modulus bulk

Jika semua benda dikenai gaya yang mengarah ke dalam benda itu sendiri
dari semua penjuru, volumenya aka menyusut. Sebuah situasi yang biasa dijumpai
adalah bilamana benda di celupkan ke dalam suatu fluida; dalam keadaan ini,
fluida akan memberikan gaya pada benda tersebut dari segala arah. Tekanan
didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dan oleh karenanya ekuivalen dengan
tegangan. Dalam kasus ini, perubahan volume adalah sebanding dengan
volume awal benda yang bersangkutan, , dan dengan perubahan tekanan .
Dengan demikian, kita mendapatkan sebuah hubungan yang berbentuk sama

seperti namun dengan konstanta proporsionalitas yang dinamakan

modulus bulk, B :
atau

Tanda minus disini berrati volume berkurang seiring dengan kenaikan tekanan.

Nilai-nilai untuk modulus bulk dapat dilihat pada tabel diatas. Karena
benda-benda cair dan gas tidak memiliki bentuk yang tetap, hanya modulus bulk
yang berlaku bagi benda-benda ini.

(Giancoli, 2014 : 303-307)

Kebalikan dari modulus bulk disebut kompresibilitas (compressibility)

yang dinyatakan dengan k. Dari persamaan

Kompresibilitas adalah fraksi pengurangan volume, ⁄ , per satuan kenaikan


dalam satuan tekanan. Satuan kompresibilitas adalah kebalikan dari tekanan
yaitu Pa-1 atau atm-1 .

Beberapa nilai kompresibilitas k untuk cairan adalah 46,6 x 10-6 atm-1. Ini
berarti untuk setiap kenaikan tekanan atmosfer, volume air berkurang sebesar 46,4
bagian per sejuta (ppm). Bahan dengan modulus bulk yang kecil dan
kompresibilitas yang besar akan mudah ditekan; bahan dengan modulus bulk yang
besar dan kompresibilitas yang kecil akan rertekan lebih sedikit untuk kenaikan
tekanan yang sama. (young, 2002 : 339)

D. Alat dan Bahan

NO NAMA ALAT/BAHAN GAMBAR


Modulus young
1 Batang logam tembaga

2 Tiang statif dan penjepit

3 Jangka sorong

4 Dial gauge

Ayunan puntir

1 Cakram logam
2 Kawat tembaga

3 Statif dinding

4 Penjepit kawat

5 penggaris

6 stopwatch

7 Mikrometer sekrup

E. Langkah Kerja
No Langkah percobaan Gambar

Modulus young

Percobaan I (Metode Pelenturan Tengah)

Ukur lebar dari batang


1
logam yang akan diuji !

Ukur tebal dari batang


2
logam yang akan diuji !

Susun peralatan seperti


pada gambar, atur jarak
3
peyangga L sebesar 26
cm !

Gantungkan beban
sebesar 100 g dan catat
4
perubahan jarak lentur
() pada dial gauge!
Tambahkan beban
sebesar 50 g setiap
percobaan dan ukur
5 perubahan jarak lentur
hingga beban yang
digantungkan sebesar
200 g !

Percobaan II (Metode Pelenturan Ujung)

Susun peralatan seperti


pada gambar, atur jarak
1
peyangga dan dial gauge
sebesar 10 cm !

Gantungkan beban
sebesar 100 g dan catat
2
perubahan jarak lentur
() pada dial gauge!

Dengan susunan
peralatan yang sama,
ukur perubahan jarak
lentur dengan
3
memvariasikan jarak
penyangga L (perubahan
5 cm) dengan berat beban
yang tetap (100 g) !

Ayunan puntir

Gantungkan cakram pada


1
poros yang melalui pusat
massa !

Ukur diameter beban dan


2 massa beban (cakram
logam) !

Ukur panjang dan


diameter kawat yang
3
dipakai, panjang kawat
(L) mulai dari 50 cm !

Putar cakram dengan


sudut kecil ( = 100),
kemudian lepaskan
4 sehingga benda
berisolasi, catat waktu
yang diperlukan untuk 10
ayunan !
Ulangi langkah 3 untuk
5 panjang kawat 40 cm, 30
cm, 20 cm, dan 10 cm !

F. Data Percobaan
Modulus young

i Jenis logam Lebar batang (m) Tebal batang (m)


1 tembaga 0,3 7,8 x 10-4

Percobaan 1 (metode pelenturan tengah)

i Massa beban (g) Jarak lentur (m) Jarak penyangga (m)


1 50 4 x 10-5 0,26
2 100 8 x 10-5 0,26
3 150 24 x 10-5 0,26
-5
4 200 30 x 10 0,26

Percobaan 2 (metode pelenturan ujung)

i Massa beban (g) Jarak lentur (m) Jarak penyangga


(m)
1 100 30 x 10-5 0,10
2 100 35 x 10-5 0,15
3 100 33 x 10-5 0,20

Ayunan puntir

i Jenis kawat Panjang Diameter Waktu 5x


kawat (m) kawat (m) ayunan (s)
1 tembaga 0,50 68 x 10-5 63
2 tembaga 0,40 68 x 10-5 56,42
3 tembaga 0,30 68 x 10-5 47,24

Catatan :
Jari-jari cakram : 8 cm
Massa cakram : 1896 g
G. Pengolahan data

Percobaan 1 (metode pelenturan tengah)


 Menentukan modulus elastisitas
 Massa : 50 gram
Jarak penyangga : 0,26 m

( )
( )

x E

 Massa : 100 gram


Jarak penyangga : 0,26 m

( )
( )

x E

 Massa : 150 gram


Jarak penyangga : 0,26 m
( )
( )

x E

 Massa : 200 gram


Jarak penyangga : 0,26 m

( )
( )

x E

Percobaan 2 (metode pelenturan ujung)


 Menentukan modulus elastisitas
 Massa : 100 gram
Jarak penyangga : 0,1 m

( )
( )
x E

 Massa : 100 gram


Jarak penyangga : 0,15 m

( )
( )

x E

 Massa : 100 gram


Jarak penyangga : 0,2 m

( )
( )

x E

Percobaan 3 (Ayunan puntir)

1. Perhitungan periode pada waktu


- Perhitungan periode pada panjang kawat 0,50 m
T =

= = 63

- Perhitungan periode pada panjang kawat 0,40 m


T =
= = 56,42

- Perhitungan periode pada panjang kawat 0,30 m


T=
= = 47,42

2. Perhitungan momen inersia

Dik : m = 1896 g = 1,9 kg


D = 16
R = 16 = 8 cm = 0,08 m
Ditanya :
Jawab :
=
= 0,5 x 1,9 x 0,0064 = 0,00608 kg.

3. Perhitungan koefisien
- Percobaan pertama dengan panjang kawat 0,50 m
a.

T=2 √
( )
K=
( )
=
= 9,6 x 10-6

M=

=
=
= 480 x

- Percobaan kedua dengan panjang kawat 0,40 m


a.

T=2 √
( )
K=
( )
=
= 13 x 10-6

M=

=
= 384 x

- Percobaan ketiga dengan panjang kawat 0,30 m


a.

T=2 √
( )
K=
( )
=
= 17 x 10-6

M=

=
= 288 x

4. Rerata panjang kawat jenis tembaga



̅
=
=
= 0,4

Standar deviasi pada panjang kawat jenis tembaga


( ̅)

( )
∑( ) ( ) ( )
=√ ( )

∑( ) ( ) ( )
=√

=√

=√
=√ = 0,05

5. Menghitung rerata
- Rerata waktu ayunan puntir


̅

=
=
= 55,6 s

H. Pembahasan
Pada percobaan kali ini adalah mengenai modulus young dan
ayunan puntir. Praktikum ini lebih mengacu pada konsep elastisitas.
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
semula setelah gaya yang diberikan itu diberhentikan. Untuk menentukan
nilai dari modulus young, maka dilakukan serangkaian percobaan yaitu
pelenturan tengah dan pelenturan ujung dengan menggunakan logam
tembaga yang memiliki lebar 0,3 m dan tebal 7,8 x 10-4 m.
Pada pelenturan tengah, jarak penyangga yaitu 0,26 m. Jarak lentur
ditentukan pada berat beban 50 gram, 100 gram, 150 gram, dan 200 gram.
Untuk beban 50 gram didapat jarak lenturnya yaitu dengan
modulus elastisitas didapat Untuk beban 100 gram
didapat jarak lenturnya yaitu dengan modulus elastisitas
didapat Untuk beban 150 gram didapat jarak
lenturnya yaitu dengan modulus elastisitas didapat
Untuk beban 200 gram didapat jarak lenturnya yaitu
dengan modulus elastisitas didapat
Pada pelenturan ujung, massa beban sebesar 100 gram. Jarak lentur
pada saat jarak penyangga 0,1 m, 0,15 m, dan 0,2 m. Untuk jarak
penyangga 0,1 m didapat jarak lenturnya yaitu dengan
modulus elastisitas didapat 42,8 Untuk jarak penyangga
0,15 m didapat jarak lenturnya yaitu dengan modulus
elastisitas didapat 17,5 Untuk jarak penyangga 0,2 m
didapat jarak lenturnya yaitu dengan modulus elastisitas
didapat 5,89
Praktikum selanjutnya adalah menentukan modulus geser dengan
cara ayunan puntir. Pada percobaan ini, sebuah cakram pemberat
digantungkan pada sebuah kawat lalu diputar pada bidang horizontal dan
dilepaskan. untuk percobaan panjang kawat 0,5 m diperoleh waktu untuk 5
kali ayunan yaitu 63 s dengan konstanta puntir sebesar dan
modulus geser sebesar . untuk percobaan panjang kawat
0,4 m diperoleh waktu untuk 5 kali ayunan yaitu 56,42 s dengan konstanta
puntir sebesar 13 dan modulus geser sebesar
. untuk percobaan panjang kawat 0,3 m diperoleh waktu untuk 5 kali
ayunan yaitu 47,42 s dengan konstanta puntir sebesar dan
modulus geser sebesar .
TUGAS PASCA

MODULUS YOUNG

1. Buat grafik jarak lentur terhadap beban (δ vs P) dengan jarak


penyangga tetap dari pelenturan tengah dan ujung! Analisalah grafik
yang diperoleh !
Jawab :

2. Buat grafik jarak lentur terhadap jarak penyangga (δ vs L3) dengan


beban tetap dari kedua lenturan! Analisalah grafik yang diperoleh!
Jawab :

3. Hitung modulus E batang logam berdasarkan grafik yang diperoleh


dengan menggunakan metode kuadrat kecil !
Jawab :
Pelenturan tengah :
 Massa : 50 gram
Jarak penyangga : 0,26 m

( )
( )
x E

 Massa : 100 gram


Jarak penyangga : 0,26 m

( )
( )

x E

 Massa : 150 gram


Jarak penyangga : 0,26 m

( )
( )

x E

 Massa : 200 gram


Jarak penyangga : 0,26 m
( )
( )

x E

Pelenturan ujung :
 Massa : 100 gram
Jarak penyangga : 0,1 m

( )
( )

x E

 Massa : 100 gram


Jarak penyangga : 0,15 m

( )
( )

x E
 Massa : 100 gram
Jarak penyangga : 0,2 m

( )
( )

x E

4. Bandingkan besar pengukuran modulus young batang logam dari hasil


percobaan dengan literatur!
Jawab :
Dalam literatur, besar modulus young batang logam tembaga adalah 100 x
109. Namun pada percobaan ini didapat modulus young sebesar :
 Pelenturan tengah
Massa 50 gram =
Massa 100 gram =
Massa 150 gram =
Massa 200 gram =
 Pelenturan ujung
Jarak penyangga 0,1 m =

Jarak penyangga 0,15 m =


Jarak penyangga 0,2 m =
5. Dari keempat cara menentukan modulus young, cara manakah yang paling
baik menentukan nilai E, jelaskan !
Jawab :

Cara yang baik adalah dengan menggunakan rumus ⁄
akan tetapi

dalam percobaan kali ini tidak dapat menggunakan rumus tersebut


dikarenakan ada beberapa variabel yang tidak terisi, sehingga digunakan
rumus :
Pelenturan tengah :

Pelenturan ujung :

6. Buat analisis dan kesimpulan percobaan ini!


Jawab :
Pada percobaan ini kita dapat mengetahui kelenturan suatu benda dengan
dua cara yaitu :
Pelenturan tengah :

Pelenturan ujung :

Dari percobaan ini, dapat diketahui bahwa keelastisan suatu benda


berbeda-beda, karena beberapa faktor :
- Faktor peletakkan benda pada dial gauge
- Semakin besar massa benda maka semakin besar elastisitasnya.

7. Apa perbedaan modulus young dengan modulus geser?


Jawab :
Modulus young yaitu deskripsi matematis dari kecenderungan suatu benda
untuk berdeformasi secara elastis ketika suatu gaya dikenakan terhadap
benda tersebut. Modulus young adalah perbandingan antara stress normal
dan strain normal.
Modulus geser yaitu rasio dari tegangan geser dan regangan geser.
Pemahamannya sama dengan modulus young, hanya saja perbedaannya
ada pada arah gaya dan tegangan yang terjadi. Pada tegangan geser, gaya
diaplikasikan secara tangensial, sedangkan pada tegangan biasa, gaya
diaplikasikan secara tegak lurus. Sehingga arah regangannya pun berbeda.
Modulus geser menggambarkan elastisitas bentuk suatu benda.

AYUNAN PUNTIR
1. Buatlah grafik perioda kuadrat terhadap momen inersia kawat (T2 vs I) !
Jawab :

2. Hitung nilai modulus geser M dari grafik T2 vs I !


Jawab :
- Percobaan pertama dengan panjang kawat 0,50 m

M=

=
= 480 x

- Percobaan kedua dengan panjang kawat 0,40 m

M=
=

=
= 384 x

- Percobaan ketiga dengan panjang kawat 0,30 m

M=

=
= 288 x

3. Hitung nilai konstanta puntir untuk setiap panjang tali !


Jawab :
- Percobaan pertama dengan panjang kawat 0,50 m

T=2 √
( )
K=
( )
=
= 9,6 x 10-6

- Percobaan kedua dengan panjang kawat 0,40 m

T=2 √
( )
K=
( )
=
= 13 x 10-6

- Percobaan ketiga dengan panjang kawat 0,30 m


T=2 √
( )
K=
( )
=
= 17 x 10-6

4. Dapatkah cara ini dipakai untuk menentukan jenis kawat yang digunakan?
Mengapa?
Jawab :
Cara ini dapat dipakai untuk mennetukan jenis kawat yang digunakan,
karena untuk mencari modulus geser perlu diketahui jari-jari kawat yang
digunakan. Dan setiap jenis kawat pasti memiliki jari-jari yang berbeda-
beda.

5. Faktor apa saja yang mungkin menyebabkan kesalahan percobaan ini?


Jawab :
Karena pada saat melakukan puntiran, praktikan tidak bisa mengukur
kecepatan memuntir benda.

6. Buat analisis dan beri kesimpulan dari hasil percobaan ini!


Jawab :
Pada percobaan ini kita dapat menentukan besar modulus geser dari suatu
benda dengan rumus :
M=
Serta konstanta puntir :

T=2 √
( )
K=
Nilai konstanta puntir dari suatu kawat harus sama apabila jenis kawatnya
juga sama. namun, dalam percobaan ini ada sedikit perbedaan yang
diperoleh dari nilai konstanta puntir.
Nilai modulus geser bergantung pada panjang kawat, semakin pajang
maka nilai modulus geser semakin besar.

I. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. pada pelenturan tengah, semakin kecil beban yang digantung maka
semakin kecil jarak lenturnya dan semakin besar nilai modulus
youngnya.
2. pada pelenturan ujung, semakin dekat jarak penyangga terhadap statif
maka semakin besar jarak lenturnya dan semakin kecil nilai modulus
youngnya.
3. Pada ayunan puntir, semakin panjang kawat yang digunakan maka
konstanta puntirnya semakin kecil.
J. Komentar
1. Praktikan lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum
2. Materi yang akan di praktikumkan sangan penting untuk dikuasai
terlebih dahulu oleh praktikan
3. Asisten laboratorium lebih memperhatikan lagi terhadap praktikan,
untuk menghindari kesalahan yang praktikan lakukan saat
percobaan akibat kurang teliti.

K. Daftar pustaka

Giancoli, douglas c. 2014. Fisika : prinsip dan aplikasi edisi ke 7 jilid 1.


Jakarta : erlangga

Young, hugh D dkk. 2002. Fisika universitas edisi ke 10 jilid 1. Jakarta :


erlangga
Giancoli, douglas c. 2014. Physics : principles with aplication seventh
edition. San francisco : pearson education, inc

Rahmi, aulia. 2014. 30 Mekanika Dinamika Modulus geser Ayunan Puntir


Prinsip Dasar.
https://www.academia.edu/4481124/30_Mekanika_Dinamika_Modulus_g
eser_Ayunan_Puntir_Prinsip_Dasar diakses pada tanggal 21 november
2016 pukul 13:44 WIB
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai