BAB I
PENDAHULUAN
Papain adalah enzim yang tergolong dalam protease sistein yang ditemukan
dalam getah pepaya. Papain dikatakan sebagai enzim proteolitik dengan spektrum
luas karena memiliki aktivitas endopeptidase, amidase, dan esterase. Enzim ini
memiliki manfaat dan peran dalam berbagai bidang. Dalam industri makanan
detergen papain berfungsi menghilangkan sisa-sisa serat pada kain, dan dalam
bahan, berperan sebagai bahan aktif dalam pembuatan krim pembersih kulit,
mencegah deformasi luka pada kornea mata dan pembersih lensa mata (Muhidin,
Papain memiliki potensi pasar yang besar karena digunakan oleh hampir
semua industri. Hal tersebut dikarenakan papain memiliki efektifitas yang lebih
et.al., 2012 ; Chen et.al., 2006 ; Kharpade & Singhal, 2001). Menurut studi yang
enzim ini dan eksplorasi sumber-sumber papain yang baru demi memperoleh
namun produksi enzim papain di Indonesia masih sangat terbatas. Untuk memenuhi
kebutuhan dalam berbagai industri, Indonesia masih banyak mengimpor papain dari
Amerika Serikat, Eropa, Sri Lanka, Meksiko dan Brasil (Sani, 2008 ; Andarias dan
Pratiwi, 2014). Penelitian ini berupaya untuk menemukan sumber papain yang baru
melalui karakterisasi papain getah buah pepaya gunung (V. pubescens) dengan
gunung) dan memiliki nama lokal Pepaya Dieng atau Karika. V. pubescens adalah
salah satu jenis pepaya yang mampu memproduksi getah dalam jumlah yang
banyak. Pepaya ini memiliki karakteristik yang unik karena ukuran buahnya yang
kecil, mengandung banyak biji, tekstur daging yang keras dan masam, dan apabila
Tanaman ini berasal dari benua Amerika lebih tepatnya Amerika selatan dan
Amerika tengah (Badillo, 1993). Pepaya gunung (V. pubescens) tumbuh di dataran
budidayakan dan tumbuh optimal di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa tengah.
Tanaman ini memiliki nilai jual yang rendah karena hanya dimanfaatkan sebagai
bahan dasar olahan manisan. Getah buah pepaya gunung belum dimanfaatkan
Hingga saat ini belum ada publikasi mengenai karakter papain getah buah
pepaya gunung (V. pubescens), meski demikian beberapa penelitian telah dilakukan
dalam upaya mengetahui karakter papain getah buah pepaya gunung (V.
3
ditemukan bahwa ekstrak kasar papain getah buah pepaya gunung bekerja pada pH
6-8 dan suhu 50-70 °C (Maulina dan Pratiwi, 2013). Sementara papain bebas
memiliki aktivitas optimum pada pH 7 dan suhu 60 °C, dan papain imobil memiliki
aktivitas optimum pada pH 8 dan masih bekerja pada suhu 70 °C (Andarias &
Pratiwi, 2014). Kendala yang ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh
Andarias & Pratiwi (2014) yaitu purifikasi papain dengan metode pengendapan
enkapsulasi dalam alginat dan CaCl2 juga belum memperoleh hasil yang
sebanyak 3 kali.
kering getah pepaya (Carica papaya) dapat dipurifikasi dengan baik (tingkat
Systems). Nitsawang et.al. (2006) melakukan purifikasi papain dari getah Carica
bertingkat dengan amonium sulfat dan dengan aseton, dan purifikasi papain melalui
dengan papain yang dipurifikasi melalui teknik ATPS hanya memperlihatkan satu
pita protein tunggal. Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini akan dilakukan
purifikasi papain dari getah buah pepaya gunung (V. pubescens) dengan teknik
4
pemisahan Sistem Cairan 2-Fase (Aqueous Two Phase Systems – ATPS). Pada
penelitian ini juga akan dilakukan optimasi imobilisasi papain melalui variasi
Penelitian ini diharapkan memperoleh hasil yang lebih baik dari penelitian
sebelumnya.
1.2. Permasalahan
1. Apakah hasil purifikasi papain V. pubescens dengan teknik ATPS lebih baik
dan suhu optimum aktivitas, dan pola pita protein serta berat molekulnya?
papain ?
1.3.1. Tujuan
suhu optimum aktivitas, dan pola pita protein serta berat molekulnya.
konsentrasi CaCl2.
1.3.2. Manfaat
Ruang lingkup penelitian ini meliputi pemurnian enzim papain dari getah buah