KELOMPOK :
TASHA RAMADHERY PUTRI (1707123081)
DELVITASARI LUBIS (1707122274)
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
2019
TUGAS BAJA 1
Tasha Ramadhery Putri (1707122274) | Delvitasari Lubis (1707122274)
b. Sambungan Las
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan bahan logam yang menghasilkan
peleburan bahan dengan memanasinya hingga suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian
tekanan dan dengan atau tanpa pemakaian bahan pengisi (Setiawan, 2008). Sedangkan
menurut Sriwidartho, Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat
dengan dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan.
Seiring dengan berkembangnya zaman Tekniks pengelasan banyak digunakan
diberbagai infrastruktur. Hal ini karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik
penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Pengelasan
bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatan
yang lebih baik. Karena itu rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara
sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas,
sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling
sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yangada pada konstruksi Mutu dari hasil pengelasan di
samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan
sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara dua
bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.
Keuntungan menggunakan sambungan Las
a. Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu
dengan lebih kokoh “lebih sempurna”.
b. Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
c. Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
d. Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat "tak perlu membuat lubang lubang pk/baut, tak
perlu memasang potongan baja siku/pelat penyambung, dan sebagainya
e. Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya
utuh.
2. Sambungan lewatan ( lap joint ), jenis sambungan yang paling banyak dijumpai,
cocok untuk tebal pelat yang berlainan
3. Sambungan tegak ( tee joint ), banyak dipakai untuk membuat penampang tersusun
seperti bentuk I, pelat girder, stiffener
4. Sambungan sudut ( corner joint ), dipakai untuk penampang tersusun berbentuk kotak
yang digunakan untuk kolom atau balok
Kelemahan Baja
Beberapa kelemahan baja sebagai struktur, antara lain, yaitu;
1. Pemeliharaan rutin. Baja membutuhkan pemeliharaan khusus agar mutunya tidak
berkurang. Konstruksi baja yang berhubungan langsung dengan udara atau air harus dicat
secara periodik.
2. Baja akan mengalami penurunan mutu secara drastis bahkan kerusakan langsung karena
temperatur tinggi. Misalnya saat terjadi kebakaran.
3. Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing.
Perilaku tegangan regangan (uji tarik) baja Pengujian kuat tarik spesimen baja dapat
dilakukan dengan universal testing machine (UTM). Adapun bentuk spesimen untuk uji tarik
dapat dilihat pada Gambar dibawah ini . Dengan mesin itu spesimen ditarik dengan gaya
yang berubah-ubah,dari nol diperbesar sedikit demi sedikit sampai spesimen putus. Pada saat
spesimen ditarik, besar gaya atau tegangan dan perubahan panjang spesimen atau regangan
dimonitor terus-menerus.
Baja adalah bahan yang (meskipun tidak 100%) dapat dianggap homogen sehingga
dengan demikian bersifat isotroph (artinya kekuatannya dalam semua arah sama)
Untuk mengetahui bahan baja dilakukan percobaan Batang Tarik, Hasil percobaan
pada batang tarik dinyatakan dalam suatu grafik/diagram tegangan-regangan
a. Pada bagian lurus OP tegangan yang ada masih sebanding dengan regangan yang
terjadi
b. Pada bagian ini keadaannya masih tunduk pada hukum Hooke. (Robert Hooke) Titik
batas P ini disebut titik proporsional.
Setelah melampaui titik ini bahan baja sedah tidak tunduk lagi dengan / pada hukum
R. HOOKE,Untuk memudahkan dalam praktek maka penyimpangan setelah melalui titik
P ini diabaikan.Modifikasi grafik diatas sebagai berikut;
Grafik ini sering dipakai untuk perhitungan selanjutnya.
Hal-hal penting pada grafik :
a. Hukum Hooke.
b. max
c. Titik leleh -> Tegangan leleh
d. Tangen sudut
Catatan:
a. Untuk Baja, seolah-olah hukum Hooke berlaku tetapi hanyasampai titik 1. Titik ini
menunjukkan batas elastic.
b. Ada suatu harga max, bila beban bertambah terus.
c. Titik leleh adalah titik : di mana keadaan ini dicapai dan untuk kemudian setelah
melewati titik ini dengan tanpa penambahan beban, akan timbul deformasi juga.
d. Tangen sudut yang dibuat oleh grafik dari hasil percobaan ter-hadap sumbu
menunjukkan harga modulus elastisitas.
Mengidentifikasi Baja, Dahulu dikenal dengan cara identifikasi baja dengan cara sebagai
berikut :
St-37
St-52
Sekarang dengan Fe… (Fe = Ferrum)
Fe 360 artinya : minimum dijamin ada tegangan baja sebesar 360 Nt/mm 2 yang
merupakan tegangan maksimumnya.
Diagram - untuk Fe 360 & Fe 510
Catatan :
1. Makin kuat baja berarti makin kecil daerah plastisnya.
2. Belum tentu baja yang kuat dimasukkan ke dalam kategori baja yang paling baik,
karena perlu diperhatikan faktor ductility atau kegetasannya. Faktor ini berbahaya bila
ada gempa.
3. Baja Fe 510 diperoleh dengan menambahkan kadar Carbon. Kadar Carbon ini yang
menyebabkan baja semakin getas. Apabila kadar karbonnya diperbesar akan
menyebabkan pada suatu saat baja akan putus; ini menunjukkan bahwa batas plastisnya
baja tidak jelas.
4. Untuk baja yang batas plastisnya tidak jelas maka diambil batas plastisnya pada kondisi
tegangan yang membuat regangan sebesar 0.2%
Teori Elastis
Pada teori ini Hukum Hooke dapat diterapkan dengan asumsi :
1. deformasi kecil
2. deformasi sebanding dengan penyebab deformasi
3. batasannya < e
Teori Plastisitas
Pada teori ini hukum Hooke tidak berlaku lagi ,untuk teori plastis ini, tegangan yang
selalu timbul adalah = e. Kemajuan teori ini pesat sekali di mana seakan-akan
menggeser teori elastis, akan tetapi menurut para ahli teori elastis akan dapat bertahan
lama sebab perhitungannya yang sederhana .
Teori Plastis sama sekali tidak mementingkan tegangan, yang di-pentingkan adalah kapan
konstruksi akan ambruk dan dengan pem-bebanan berapa konstruksi akan ambruk tanpa
menyinggung tegangannya
Foto – foto sambungan Baja
Foto – foto Kelompok dengan Infrastruktur
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Agus. 2013. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD-Edisi Kedua.
Semarang : Erlangga
file:///C:/Users/asus/Downloads/Sambungan_las.pdf
https://www.academia.edu/12139263/Perbedaan_Menggunakan_Sambungan_Baut_dan_Las_Pada_K
onstruksi_Baja
file:///D:/Dokumen%20Kuliah/All%20of%20my%20files/Semester%204/semester%204/Baja
/13-Las.pdf
file:///D:/Dokumen%20Kuliah/All%20of%20my%20files/Semester%204/semester%204/Baja
/SAMBUNGAN-LAS.pdf
file:///D:/Dokumen%20Kuliah/All%20of%20my%20files/Semester%204/semester%204/Baja
/Slide-TSP306-Perancangan-Struktur-Baja-TSP-306-P14.pdf
https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=S%2b%2fpSogU&id=0B251DD
611E9192D70342F138B631869B3D80726&thid=OIP.S-
_pSogUSnUkeGpwsMCEtQHaD_&mediaurl=https%3a%2f%2fwww.theweldingmaster.com
%2fwp-content%2fuploads%2f2017%2f11%2ftypes-of-welding-joints-
finale.png&exph=404&expw=749&q=Edge+Joint+Weld&simid=608040975539506508&sel
ectedIndex=19&ajaxhist=0
https://www.academia.edu/8765040/Tegangan_leleh