Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi.

Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

maka modal manusia merupakan faktor penting untuk mencapainya. Modal

manusia dapat menyebabkan pertumbuhan berkelanjutan (Cohen dan Soto, 2007).

Sejalan dengan pergerakan waktu, tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi

dapat dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan semakin

kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah, serta antar sektor

(Kuncoro, 2002).

Konsep modal manusia secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan

dan keahlian yang dimiliki manusia. Becker (2002) mendefinisikan modal

manusia sebagai pengetahuan, informasi, ide, keahlian dan kesehatan dari

individu. Modal manusia dapat berpengaruh secara langsung terhadap

produktivitas dengan menentukan kapasitas inovasi yang dapat dilakukan oleh

negara terhadap inovasi teknologi yang sesuai untuk produksi domestik (Benhabib

dan Spiegels, 1994). Modal manusia merupakan faktor penting dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Martin dan Herranz, dalam Dameira,

2014).

United Nations yang berada dibawah naungan PBB juga semakin gencar

untuk mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan setelah tahun 2015.

Kebijakan ini diambil untuk melanjutkan, terlebih bagi negara yang terpinggirkan.
Konsep pembangunan berkelanjutan yang digagas oleh UN ini merupakan

langkah untuk memajukan pembangunan yang dipengaruhi pula oleh perubahan

iklim. Pada akhir tahun 2015 perekonomian di Asia Tenggara akan semakin

terintegrasi dengan dibentuknya AEC (Asean Economic Community) atau

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). MEA merupakan kawasan ekonomi yang

terintegrasi dan merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di

kawasan Asia Tenggara yang secara singkat akan meningkatkan adanya arus

perdagangan barang maupun jasa, investasi, serta tenaga kerja yang terdidik.

Semakin terintegrasinya sistem teknologi pada perekonomian dunia saat ini mau

tidak mau mengharuskan adanya akuisisi akan pengetahuan, keterampilan serta

keahlian yang spesifik oleh tenaga kerja.

Tanpa adanya peningkatan keahlian dan keterampilan upaya untuk

meningkatkan produktivitas akan mustahil untuk dicapai. Oleh karena itu

kebutuhan akan pembangunan modal manusia dan akumulasinya sangat

diperlukan sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang moderen baik bagi

negara maju maupun negara berkembang. Akumulasi dari modal manusia yang

kemudian melewati serangkaian proses pembangunan ekonomi memberikan

dampak pada produktivitas makroekonomi dan pada jangka panjang berpengaruh

pula pada distribusi pendapatan (Andreosso dan O’Callaghan, 2002).

Terkait dengan modal manusia peran sektor pendidikan dapat

dikategorikan menjadi dua yakni berkontribusi langusng dalam proses produksi

sebagai faktor produktivitas dan yang kedua adalah modal manusia dapat

berkontribusi dalam peningkatan teknologi (Freire dan Seren, 2001). Maka


berdasarkan pemaparan tersebut penting untuk mengarahui bagaimana posisi

pembangunan manusia di Indonesia diantara negara anggota ASEAN yang lain.

Pada tabel 1.1 dibawah akan disajikan mengenai peringkat negara-negara anggota

ASEAN dalam sektor pembangunan manusia

1.1Tabel Peringkat Indeks Pembangunan Manusia Negara Anggota


Asean Tahun 2013
NEGARA PERINGKAT
Brunei Darussalam 30
Filipina 117
Indonesia 108
Kamboja 136
Laos 139
Malaysia 62
Myanmar 150
Singapura 9
Thailand 89
Timor leste 128
Vietnam 121
Sumber: United Nations Development Programs, 2014 (diolah)
Sebagai negara anggota ASEAN6 Indonesia memiliki peringkat indeks

pembangunan manusia yang menengah, bahkan berada dibawah Thailand yang

menempati peringkat 89 di dunia dan jauh dibawah Brunei Darussalam yang

menempati peringkat 30. Selain mengetahui posisi pembangunan manusia di

antara negara anggota ASEAN penting pula untuk mengetahui posisi

perekonomian Indonesia diantara negara anggota lainnya.

Tabel 1.2 menunjukkan data statistik atas negara anggota di ASEAN.

Berdasarkan data maka Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk

terbesar yakni 248.818.100 jiwa. Selain itu Indonesia merupakan negara dengan

total produk domestik bruto terbesar di ASEAN dengan jumlah produk domestik

bruto berdasarkan harga berlaku sebesar US$ 860.849.500.000 namun diiringi


dengan inflasi yang cukup tinggi pada akhir tahun 2013 berdasarkan indeks harga

konsumen (consumer price index) sebesar 8,4 persen dan juga merupakan negara

dengan tingkat inflasi tertinggi diantara negara anggota ASEAN lainnya.

Tabel 1.2 Statistik Ekonomi Negara Anggota Asean

Luas Jumlah PDB (harga Tingkat Pertumbuhan PDB


Wilayah Penduduk berlaku) Inflasi (harga konstan)

Negara
km2 ( ribu) ( juta US $ ) (persen) (persen)

2013 2013 2013 2013 2013

Brunei
5.769 406,2 16.117,5 0,2 -1,8
Darussalam

Cambodia 181.035 14.962,6 15.511,1 4,6 7,0

Indonesia 1.860.360 248.818,1 860.849,5 8,4 5,8

Lao PDR 236.800 6.644,0 10.283,2 6,9 8,2

Malaysia 330.290 29.948,0 312.071,6 3,2 4,7

Myanmar 676.577 61.568,0 54.661,2 - 7,5

Philippines 300.000 99.384,5 269.024,0 4,1 7,2

Singapore 716 5.399,2 297.941,3 1,5 3,9

Thailand 513.120 68.251,0 387.573,8 1,7 2,9

Viet Nam 330.951 89.708,9 171.219,3 6,0 5,4

Sumber: ASEAN Statistic Database, 2014 (diolah)

Berdasarkan statistik ekonomi tersebut Indonesia harus segera

meningkatkan sektor-sektor produksi yang dapat meningkatkan perekonomian

dengan cepat namun tetap berkelanjutan dan memaksimalkan potensi yang belum
tergali. Sementara itu kebijakan terkait dengan inflasi juga perlu ditingkatkan agar

laju inflasi tetap stabil.

Grafik 1.1 Perbandingan Perekonomian Indonesia Dengan Perekonomian


Negara Kawasan

Sumber: Laporan Perekonomian Bank Indonesia, 2014

Berdasarkan data dari grafik tersebut tingkat pertumbuhan ekonomi di

Indonesia menurun yakni pada kisaran 5,8 persen pada tahun 2013 menjadi 5

persen pada tahun 2014. Sementara itu tingkat pertumbuhan ekonomi Malaysia

pada tahun 2013 terletak pada kisaran angka 4,8 persen namun mengalami

peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2014 karena mencapai angka 5,9

persen. Sebagai informasi tambahan terdapat pula tingkat pertumbuhan ekonomi

dari negara lain yakni Tiongkok dan India.

Tersedianya sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya

manusia tentunya menjadi faktor yang menentukan meningkatnya pertumbuhan

ekonomi. Lebih lanjut sumber daya yang dimaksud merupakan modal dan tenaga

kerja, dalam hal ini peningkatan efisiensi dalam penggunaan faktor produksi
menjadi kunci bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi yakni dengan produktivitas

(Dornbusch et al 2004). Sesuai dengan pernyataan diatas maka produktivitas

merupakan faktor kunci dari pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu tingkat produktivitas juga tidak terlepas dari faktor

teknologi yang semakin modern. Sementara untuk mendapatkan peran dari

teknologi keahlian dan keterampilan tenaga kerja sangat perlu untuk ditingkatkan.

Pola tradisional yang berbasis pada biaya dan manfaat harus diganti dengan pola

perdagangan yang berdasarkan non-price competitiveness (kualitas, dan intensitas

informasi). Oleh karena itu kebutuhan akan pembangunan modal manusia dan

akumulasinya sangat diperlukan sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi

yang modern baik bagi negara maju maupun negara berkembang.

Modal manusia juga sering digunakan sebagai pondasi bagi suatu

perekonomian suatu negara untuk bertransformasi, seperti transformasi yang

dilakukan di Afrika (Baah dan Boateng, 2013). Modal manusia (human capital)

adalah salah satu faktor penting yang mendukung perubahan dan pengembangan

teknologi, sedangkan teknologi beserta investasi modal fisik dan jumlah penduduk

merupakan fungsi dari pertumbuhan output.

Modal manusia merupakan bentuk kemampuan atau skill yang dimiliki

oleh seseorang dan dapat menunjukkan kualitas dari tenaga kerja tersebut. Pada

negara negara industri tenaga kerja yang tidak berpengalaman kurang penting

dibanding dengan tenaga kerja yang terlatih dan berbakat. Oleh karena itu

investasi atas modal manusia sangat perlu untuk ditingkatkan. Dengan

meningkatnya angka indeks pembangunan manusia maka secara tidak langsung


pemerintah telah melakukan investasi terhadap modal manusia (human capital)

yang kemudian dapat meningkatkan produktivitas.

Tabel 1.2 Tabel Indeks Pembangunan Manusia dan PDB Indonesia


2009-2013
Total PDB
IPM Tahun
(milyar Rupiah)
71,26 2009 2094358,01

72,27 2010 2222986.86

72,77 2011 2364158.63

73,29 2012 2512723.38

73,81 2013 2661070.76


Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015 (diolah)

Peningkatan produk domestik bruto di Indonesia diiringi pula dengan

peningkatan angka pembangunan manusia sesuai dengan tabel diatas.Namun

belum terdapat kepastian apakah peningkatan atas modal manusia disebabkan

oleh peningkatan produk domestik bruto, ataukaha peningkatan produk domestik

bruto disebabkan oleh meningkatnya angka pembangunan manusia. Konsep

modal manusia dalam penelitian ini diproksikan dengan komponen indeks

pembangunan manusia yakni angka harapan hidup, dan rata-rata lama bersekolah.

Angka melek huruf tidak digunakan dalam penelitian, karena tidak lagi sesuai

untuk menggambarkan kualitas dan capaian pendidikan di daerah. Kedua

pendekatan ini diharapkan mampu untuk mencerminkan kondisi modal manusia

di Indonesia. Terlebih kondisi modal manusia untuk setiap provinsi.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 250.000.000 jiwa maka Indonesia

menghadapi ledakan populasi. Semakin besar jumlah penduduk dapat


mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki angkatan kerja yang berlimpah.

Namun yang menjadi permasalahan adalah komposisi penduduk yang terdapat di

Indonesia, apakah lebih banyak didominasi oleh penduduk yang termasuk

kedalam usia produktif atau non produktif. Sesuai dengan Arsyad (2010: 270)

bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah

pertumbuhan penduduk.

Selain pertumbuhan penduduk, investasi juga merupakan faktor

pendukung pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Secara umum investasi berarti

pertambahan stok modal fisik. Namun apabila kita berpikir secara umum sebagai

aktivitas yang meningkatkan kemampuan perekonomian untuk memproduksi

output dimasa depan, maka kita tidak hanya memasukkan investasi fisik saja

namun juga investasi terhadap mutu modal manusia. Mutu modal manusia adalah

pengetahuan dan kemampuan untuk memproduksi yang menyatu dalam angkatan

kerja.

Pada umumnya penelitian mengenai modal manusia dilakukan dengan

cakupan negara, namun bagaimana dengan peranan modal manusia di daerah?

Selain itu untuk menyongsong era baru pembangunan manusia dari Millenium

Development Goals mennjadi Sustainable Development Goals (BPS, 2015)

penelitian mengenai pembangunan manusia sangat diperlukan untuk mengetahui

sejauh mana perkembangan pembangunan manusia di Indonesia. Permasalahan

populasi juga menjadi sorotan dalam penelitian ini. Oleh karena itu pada

penelitian akan dibahas mengenai modal manusia (pendidikan dan kesehatan) dan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu 2006 hingga 2013.


1.2 . Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan mendasar

pada penelitian ini adalah mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia,

serta kondisi pembangunan sumber daya manusia antar pulau di Indonesia.

Indonesia merupakan negara dengan angka produk domestik bruto yang paling

tinggi di kawasan Asia Tenggara namun hal ini tidak sejalan dengan

pembangunan manusianya. Karena indeks pembangunan manusia Indonesia

cukup rendah apabila dibandingkan dengan negara berkembang lain yang terdapat

di Asia Tenggara sesuai dengan dua grafik yang telah dibahas sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi memang tidak hanya dapat dihitung berdasarkan seberapa

tinggi indeks pembangunan manusia yang dihasilkan namun juga dipengaruhi

faktor lain seperti modal fisik. Meskipun demikian penting untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh dari modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi,

terkait dengan peningkatan modal manusia sebagai faktor penentu produktivitas.

Selain itu masih minimnya studi mengenai peran modal manusia terhadap

ekonomi regional khususnya di tingkat provinsi dan masih banyaknya

pertentangan yang diungkapkan dalam berbagai studi empiris di sejumlah literatur

menjadi alasan utama bagi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut,

sehingga penelitian ini akan menjawab pertanyaan berikut:

1. Apakah peningkatan pendidikan (rata-rata lama sekolah) berpengaruh

terhadap produk domestik regional bruto di Indonesia?

2. Apakah peningkatan kesehatan (tingkat harapan hidup) berpengaruh

terhadap produk domestik regional bruto di Indonesia?


3. Apakah peningkatan modal fisik (pembentukan modal tetap bruto)

berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian.

1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas sumber daya manusia (kesehatan

dan pendidikan) terhadap produk domestik regional bruto perkapita di

Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh investasi modal fisik terhadap produk

domestik regional bruto perkapita di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan mampu untuk menambah wawasan bagi

penulis dan pembaca lainnya mengenai pengaruh modal manusia

(angka harapan hidup dan rata-rata lama sekolah) dan modal fisik

terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Sebagai referensi empiris untuk penelitian selanjutnya mengenai

pengaruh modal manusia dan modal fisik terhadap pertumbuhan

ekonomi regional di tingkat provinsi.

3. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengambilan kebijakan

yang berkaitan dengan pembangunan manusia dan pertumbuhan

ekonomi, terutama bagi pemerintah daerah

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berkaitan mengenai kesehatan dan pendidikan serta

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penulis menggunakan data panel dengan


kurun waktu delapan tahun dan meliputi 33 provinsi di Indonesia. Sementara itu

variabel yang digunakan antara lain produk domestik regional bruto perkapita,

rata-rata lama sekolah sebagai ukuran dari pendidikan, usia harapan hidup sebagai

ukuran untuk pendekatan kesehatan, produktivitas, serta ditambahkan variabel

pertumbuhan penduduk.

1.6.Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini terdiri atas lima bagian, yakni :

Bab I Pendahuluan

Pada bagian ini akan dipaparkan permasalahan secara singkat mengenai

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang

lingkup penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan tentang

penelitian mengenai pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia (33 provinsi) dengan kurun waktu 2006-2013.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bagian kedua pada penelitian ini akan dipaparkan mengenai landasan teori

yang berkaitan dengan topik penelitian yakni teori pertumbuhan ekonomi dan

konsep modal manusia. Pada bagian ini penulis juga memasukkan studi literatur

mengenai penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian

Bagian tiga pada penelitian ini menunjukkan data yang digunakan pada

penelitian serta pengolahan data.

Bab IV Pembahasan dan Analisis Data


Bagian empat pada penelitian ini menunjukkan analisis dari hasil

pengolahan data pada bagian tiga.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bagian lima pada penelitian ini merupakan bagian penutup yang berisi

kesimpulan, dan saran serta implikasi kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai