Anda di halaman 1dari 18

BAB 15 KONSOLIDASI

sehingga penurunan yang terjadi bisa bertahun-tahun dan penurunan yang terjadi

besar.

Kondisi Tanah Di alam:


i. Tanah Normal (Normally Consolidated)
Tanah di alam pada umumnya telah mengalami konsolidasi primer selama

bertahun-tahun karena beratnya sendiri. Bagian tanah di A yang berada pada

kedalaman h telah berpuluh-puluh tahun memikul beban berat sendiri dari

tanah yang ada diatasnya.

ii. Tanah Prakonsolidasi (over consolidated)


Adalah tanah yang pernah mengalami konsolidasi oleh beban yang lebih besar

dari pada tekanan efektif yang ada sekarang. Misalnya suatu bukit yang

mengalami longsoran.

Gambar 15.1 Tanah Prakonsolidasi (over consolidated)

Tanah di b yang sekarang kedalamanya ho, ternyata pernah mengalami

konsolidasi dengan beban yang lebih besar pada waktu dulu.

Tekanan lapangan sekarang: Po = ho y

Tekanan prakonsolidasi: PC = hc y

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 146


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

iii. Tanah Teoritis


Yaitu tanah yang belum pernah mengalami konsolidasi meskipun oleh

beratnya sendiri.

Saat proses konsolidasi berlangsung, tinggi tekanan air pori berangsur-angsur

turun akibat air keluar secara bertahap dari dalam benda uji. Koefisien

konsolidasi adalah koefisien yang menyatakan kecepatan proses

konsolidasi pada suatu sampel tanah. Semakin besar nilai koefisien ini, maka

semakin cepat pula proses konsolidasi terjadi.

Pada waktu konsolidasi berlangsung, gedung atau bangunan di atas lapisan

tersebut akan menurun. Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang perlu

diketahui mengenai penurunan tersebut, yaitu:

1) Besarnya penurunan yang akan terjadi.

2) Kecepatan penurunan

Bila tanahnya berjenis lempung, maka penurunan akan agak besar, sedangkan

kalau tanah terdiri dari pasir, penurunannya akan kecil. Karena itu lempung

dikatakan mempunyai High Compressibility dan pasir mempunyai Low

Compresibility. Penurunan pada lempung biasanya memakan waktu yang

lama, karena daya rembesan air sangat lemah.

Sebaliknya penurunan pada pasir berjalan sangat cepat sehingga pada waktu

pembangunan di atas pasir sudah selesai, maka penurunan juga dianggap

selesai. Karena itu biasanya orang hanya memperhitungkan penurunan

lapisan pada tanah lempung.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 147


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

Ada dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu sifat yang penting

dari lapisan lempung endapan (sedimentary clays). Lapisan semacam ini

setelah pengendapannya akan mengalami konsolidasi dan penurunan akibat

tekanan dari lapisanlapisan yang kemudian mengendap di atasnya. Endapan

yang terjadi pada lapisan lempung ini lama-kelamaan mungkin menjadi

hilang lagi oleh karena sebab-sebab biologi, misalnya erosi oleh air atau es.

Ini berarti lapisan-lapisan bawah pada suatu saat dalam sejarah geologinya

pernah mengalami konsolidasi akibat tekanan yang lebih tinggi dari pada

tekanan yang berlaku di atasnya pada masa sekarang ini.

Lapisan semacam ini disebut Over Consolidated. Sedangkan lapisan yang

belum pernah mengalami tekanan yang lebih tinggi di atasnya dari pada

tekanan yang berlaku pada masa sekarang disebut Normally Consolidated.

Kecepatan penurunan pada konsolidasi tergantung kepada beberapa faktor,

yaitu:

1) Daya rembesan air tanah (permeability), inilah yang menentukan

kecepatan air yang mengalir dari tanah.

2) Compressibility tanah, inilah yang menentukan banyaknya air yang

mengalir.

Sifat tanah lempung setelah pemadatan akan bergantung pada cara atau usaha

pemadatan, macam tanah dan kadar airya (penelitian seed). Kadar air tanah

yang dipadatkan didasarkan pada posisi kadar air sisi kering optimum (dry

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 148


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

side of optimum), dekat dengan optimum, dan sisi basah optimum (wet side of

optimum).

Pada konsolidasi satu dimensi, perubahan tinggi (∆𝐻) per satuan dari tinggi

awal (H) adalah sama dengan perubahan volume (∆𝑉) per satuan volume

awak (V), atau dapat ditulis

∆H ∆V
= (15.1)
H V

15.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan

besarnya penurunan tanah apabila tanah mendapatkan beban, keadaan tanah

disamping tertahan dan diberi drainasi pada arah vertikal.

15.3 Peralatan
1) Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel

konsolidasi.

2) Arloji pengukur (ketelitian 0.01 mm dan panjang dari tangkai minimal 1

cm).

3) Beban-beban tertentu.

4) Alat pengukur/neraca ketelitian 0.1 gram.

5) Alat pengeluar contoh tanah dari tabung.

6) Pemotong.

7) Pemegang cincin contoh.

8) Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu ( 110 + 5 ) 0C.

9) Penggaris.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 149


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

15.4 Benda Uji

Membersihkan, mengeringkan, dan menimbang Cincin (bagian dari sel


konsolidasi):

1) Sebelum contoh tanah dikeluarkan dari tabung, ujungnya diratakan

terlebih dahulu dengan jalan mengeluarkan contoh sepanjang 1 – 2 cm,

kemudian dipotong dengan pisau.

2) Cincin dipasang pada pemegangnya, kemudian diatur sehingga bagian

yang tajam berada 0,5 cm dari ujung tabung contoh.

3) Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung dimasukkan dalam cincin

sepanjang kira-kira 2 cm, kemudian dipotong. Untuk memperoleh ujung

yang rata, maka pemotong harus dilebihkan 0,5 cm, kemudian diratakan

dengan alat penetu tebal. Pemotongan harus dilakukan sedemikian

sehingga pisau pemotong tidak sampai menekan benda uji tersebut.

15.5 Prosedur Percobaan

1) Menimbang cincin beserta benda uji yang berada di dalamnya dengan

neraca;

2) Menempatkan kertas saring dan batu pori pada bagian bawah dan atas dari

cincin sehingga benda uji terapi toleh kedua batu pori dan kemudian

memasukkan ke dalam sel konsolidasi;

3) Memasang alat penumpu diatas batu pori;

4) Meletakkan sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji pada alat

konsolidasi, sehingga bagian yang runcing dari penumpu menyentuh pada

alat pembebanan;

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 150


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

5) Mengisi alat konsolidasi air sehingga seluruh contoh tanah terendam air.

Rendaman air dijaga terus selama pembebanan agar contoh tanah dalam

keadaan jenuh;

6) Mengatur kedudukan pembenan dan arloji sedemikian rupa sehingga dapat

dibaca dan dicatat sebagaimana ketentuan dari formulir;

7) Memasang beban pertama sehingga tekanan pada benda uji sebesar P

kg/cm2, kemudian membaca penurunan vertikalnya pada arloji pada

masing-masing waktu yang telah ditetapkan pada formulir yang telah

disediakan. Biasanya P=0.25 kg/cm2;

8) Menghentikan pembacaan dan mendiamkan selama + 24 jam, setelah

pembacaan hampir tak berubah;

9) Hari berikutnya, pembacaan dibacakan lagi sesudah membaca arloji pada

kedudukan terakhir setelah mendiamkan selama 24 jam di atas dan

menambah pembebanan seberat tertentu, sehingga besaran tekanannya

menjadi 2P kg/cm2. Sehingga beban pada percobaan hari pertama P

kg/cm2; pada hari kedua 2P kg/cm2; pada hari ketiga 4P kg/cm2; pada hari

keempat 8P kg/cm2; dan pada hari kelima 16P kg/cm2;

10) Besar beban maksimum tergantung pada kebutuhan kita dengan


memperhitungkan bobot bangunan yang akan berada di atas tanah
tersebut;
11) Setelah pembebanan maksimum dan sesudah membaca setelah 24 jam

dengan beban yang tetap, maka melakukan pengurangan beban dalam 2

langkah sampai sisa beban yang pertama, yaitu beban pada hari ke-6 = 8P

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 151


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

kg/cm2 dan beban pada hari ketujuh adalah P kg/cm2. Selama pembebanan

ini melakukan pembacaan arloji yang sama seperti di atas;

12) Segera setelah membaca terakhir dicatat, mengeluarkan cincin dan benda

uji dari sel konsolidasi, mengambilbatu pori dari permukaan atas dan

bawah, untuk kemudian dikeringkan;

13) Mengeluarkan benda uji dan cincin kemudian menimbang dan

menentukan berat keringnya.

15.6 Data Pengamatan dan Data Perhitungan

15.6.1 Data Pengamatan


Tabel 15.1 Data Pengamatan (Terlampir)
15.6.2 Data Perhitungan
Sebelum pembacaan:

Massa cincin + contoh basah (M1) = 130 gram

Massa cincin (M2) = 45,5 gram

Massa contoh basah (M3 = M1 – M2) = 84,5 gram

Tinggi contoh (Ho) = 2,15 cm

Diameter contoh (D) = 5 cm


1
Luas contoh (A) = x π x D2
4

1
= x 3,14 x 52
4

= 19,625 cm2

Volume contoh (V) = A x Ho

= 19,625 x 2,15

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 152


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

= 42,194 cm3

M3
Kerapatan (ρ) =
V

84,5
=
42,194

= 2,003 gr/cm3

= 2,003 x 10-3 kg/cm3

Setelah pembacaan:

Massa cincin + contoh basah (M1) = 127 gram

Massa cincin (M2) = 46,18 gram

Massa contoh basah (M3 = M1 – M2) = 80,82 gram

Massa cincin + contoh kering (M4) = 109,09 gram

Massa contoh kering (M5 = M4 – M1) = 62,91 gram

Massa air (M6 = M3 – M5) = 17,91 gram

Tinggi contoh (H) = 2 cm

Diameter contoh (D) = 5 cm


1
Luas contoh (A) = x π x D2
4

1
= x 3,14 x 52
4

= 19,625 cm2

Volume contoh (V) = A x Ho

= 19,625 x 2

= 39,25 cm3

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 153


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

M3
Kerapatan (ρ) =
V

80,82
=
39,25

= 2,059 gr/cm3

= 2,059 x 10-3 kg/cm3

M6
Kadar air (ω) = x 100%
M5

17,91
= x 100%
62,91

= 28,469%

Berat jenis tanah asli (Gs) = 2,259

(Gs(1+ω)+1)
Angka pori (e) = -1
ρ

(2,259(1+0,28469)+1)
= -1
2,059

= 0,895

(ω x Gs)
Derajat kejenuhan (Sr) = x 100 %
e

(0,284692x 2,259)
= x 100%
0,895

= 71,853%

M5
Tinggi efektif benda uji (Ht)=
(A x Gs)

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 154


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

62,91
=
(19,625 x 2,259)

= 1,419 cm

a. Pembacaan arloji pada setiap pembebanan:


t24jam
Pembacaan arloji = pembacaan
1000

1. Tekanan 0,50 kg/cm2

56
Pembacaan arloji = = 0,056 cm
1000

2. Tekanan 1,00 kg/cm2

61
Pembacaan arloji = = 0,061 cm
1000

3. Tekanan 2,00 kg/cm2

117
Pembacaan arloji = = 0,117 cm
1000

4. Tekanan 4,00 kg/cm2

163
Pembacaan arloji = = 0,163 cm
1000

5. Tekanan 8,00 kg/cm2

221
Pembacaan arloji = = 0,221 cm
1000

6. Tekanan 4,00 kg/cm2

219
Pembacaan arloji = = 0,219 cm
1000

7. Tekanan 0,50 kg/cm2

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 155


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

140
Pembacaan arloji = = 0,140 cm
1000

b. Penurunan kotor pada setiap pembebanan:

pembacaan t24 jam - pembacaan t0.00 detik


Penurunan kotor =
1000

1. Tekanan 0,50 kg/cm2

56-0
Pembacaan arloji = = 0,056 cm
1000

2. Tekanan 1,00 kg/cm2

61-56
Pembacaan arloji = = 0,005 cm
1000

3. Tekanan 2,00 kg/cm2

117-61
Pembacaan arloji = = 0,056 cm
1000

4. Tekanan 4,00 kg/cm2

163-117
Pembacaan arloji = = 0,046 cm
1000

5. Tekanan 8,00 kg/cm2

221 - 163
Pembacaan arloji = = 0,058 cm
1000

6. Tekanan 4,00 kg/cm2

219 - 221
Pembacaan arloji = = -0,002 cm
1000

7. Tekanan 0.50 kg/cm2

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 156


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

140 - 219
Pembacaan arloji = = -0,079 cm
1000

c. Penurunan pada setiap pembebanan:

ΔH = penurunan kotor x koreksi alat

Koreksi alat dianggap sama dengan 1, maka besar penurunan (ΔH) tiap

tekanan sama dengan penurunan kotor.

d. Angka pori mula-mula (e0):

e0 adalah angka pori sebelum benda diberi beban,

H0 – Ht
e0 =
Ht

2,198 – 2
e0 = = 0,099
2

e. Perubahan angka pori (e) pada setiap pembebanan:

ΔH
Δe =
Ht

1. Tekanan 0,5 kg/cm2

ΔH
Δe =
Ht

0,056
= = 0,028
2

2. Tekanan 1,0 kg/cm2

ΔH
Δe =
Ht

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 157


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

0,002
= = 0,0025
2

3. Tekanan 2,00 kg/cm2

ΔH
Δe =
Ht

0,056
= = 0,0028
2

4. Tekanan 4,00 kg/cm2

ΔH
Δe =
Ht

0,046
= = 0,023
2

5. Tekanan 8,00 kg/cm2

ΔH
Δe =
Ht

0,058
= = 0,029
2

6. Tekanan 4,00 kg/cm2

ΔH
Δe =
Ht

-0,002
= = -0,001
2

7. Tekanan 0,5 kg/cm2

ΔH
Δe =
Ht

-0,079
= = -0,0395
2
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 158
KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

f. Angka pori pada setiap pembebanan:

e = e0 - Δe

1. Tekanan 0,5 kg/cm2

e = 0,099 – 0,028 = 0,071

2. Tekanan 1,00 kg/cm2

e = 0,099 – 0,0025 = 0,0965

3. Tekanan 2,00 kg/cm2

e = 0,099 – 0,028 = 0,071

4. Tekanan 4,00 kg/cm2

e = 0,099 – 0,023 = 0,076

5. Tekanan 8,00 kg/cm2

e = 0,099 – 0,029 = 0,07

6. Tekanan 4,00 kg/cm2

e = 0,099 – (–0,001) = 0,1

7. Tekanan 0,5 kg/cm2

e = 0,075 – (–0,0395) = 0,1385

g. Penurunan rata-rata pada setiap pembebanan:

ΔHn-1 + ΔHn
ΔHrata-rata =
2

1. Tekanan 0,5 kg/cm2

0 + 0,056
ΔHrata-rata = = 0,056
2

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 159


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

2. Tekanan 1,00 kg/cm2

0,056 + 0,005
ΔHrata-rata = = 0,0305
2

3. Tekanan 2,00 kg/cm2

0,005 + 0,056
ΔHrata-rata = = 0,0305
2

4. Tekanan 4,00 kg/cm2

0,056 + 0,046
ΔHrata-rata = = 0,051
2

5. Tekanan 8,00 kg/cm2

0,046 + 0,058
ΔHrata-rata = = 0,052
2

6. Tekanan 4,00 kg/cm2

0,058 + (-0,002)
ΔHrata-rata = = 0,028
2

7. Tekanan 0,5 kg/cm2

(-0,002) + (-0,079)
ΔHrata-rata = = -0,0405
2

h. Tinggi contoh rata-rata pada setiap pembebanan:

Hm = Ho - ΔHrata-rata

1. Tekanan 0,5 kg/cm2

Hm = 2,198 – 0,056 = 2,142

2. Tekanan 1,00 kg/cm2

Hm = 2,198 – 0,0305 = 2,1675

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 160


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

3. Tekanan 2,00 kg/cm2

Hm = 2,198 – 0,0305 = 2,1675

4. Tekanan 4,00 kg/cm2

Hm = 2,198 – 0,051 = 2,147

5. Tekanan 8,00 kg/cm2

Hm = 2,198 – 0,052 = 2,146

6. Tekanan 4,00 kg/cm2

Hm = 2,198 – 0,028 = 2,17

7. Tekanan 0,5 kg/cm2

Hm = 2,198 – (–0,0405) = 2,2385

i. Waktu yang diperlukan untuk 90% konsolidasi:

Dari grafik penurunan vs waktu diperoleh

1.Tekanan 0,5 kg/cm2 t90 hari ke-1 = 2,25 menit

2.Tekanan 1,00 kg/cm2 t90 hari ke-2 = 0,563 menit

3.Tekanan 2,00 kg/cm2 t90 hari ke-3 = 0,81 menit

4.Tekanan 4,00 kg/cm2 t90 hari ke-4 = 0,36 menit

5.Tekanan 8,00 kg/cm2 t90 hari ke-5 = 0,64 menit

6.Tekanan 4,00 kg/cm2 t90 hari ke-6 = 1,21 menit

7.Tekanan 0,50 kg/cm2 t90 hari ke-7 = 0,25 menit

i. Kecepatan konsolidasi pada setiap pembebanan:

Cv = 0.848 x H2 / t90 = 0.848 x (0.5 x Hm)2 / t90

1) Tekanan 0,5 kg/cm2 hari ke-1

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 161


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

Cv = 0,848 x (0,5 x 2,142)2/2,25 = 0,432 cm2/det

2) Tekanan 1,00 kg/cm2 hari ke-2

Cv = 0,848 x (0,5 x 2,1675)2/0,563 = 1,769 cm²/det

3) Tekanan 2,00 kg/cm2 hari ke-3

Cv = 0,848 x (0,5 x 2,1675)2/ 0,81 = 1,23 cm²/det

4) Tekanan 4,00 kg/cm2 hari ke-4

Cv = 0,848 x (0,5 x 2,147)2 /0,36 = 2,715 cm²/det

5) Tekanan 8,00 kg/cm2 hari ke-5

Cv = 0,848 x (0,5 x 2,146)2 /0,64 = 1,526 cm²/det

6) Tekanan 4,00 kg/cm2 hari ke-6

Cv = 0,848 x (0,5 x 2,17)2 /1,21 = 0,825 cm²/det

7) Tekanan 0,50 kg/cm2 hari ke-7

Cv = 0,848 x (0,5 x 2,2385)2 /0,25 = 4,249 cm²/det

k. Tekanan prakonsolidasi (σ’c), harga indeks kompresi (Cc) dan harga

koefisien kompresibilitas volume (mv):

l. Dari grafik angka pori vs Log tekanan dengan cara Casagrande didapat
tekanan prakonsolidasi (σ’c) = 2 kg/cm2.
m. Dari dua titik pada bagian linear grafik anka pori vs log tekanan diperoleh
σ’o = 2,0 kg/cm2, e0 = 0,073, σ’1 = 4,0 kg/cm2,
e1 = 0,072

Cc = e0 - e1 / log (σ’1 / σ’o)

= 0.073 – 0,072 / log (4,0 / 2,0) = 0.0033

Mv = 1/(1 + e0) x e0 – e1

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 162


KELOMPOK 3
BAB 15 KONSOLIDASI

= 1/ (1 + 0,073) x (0,073 – 0,072)


= 931,97

15.7 Gambar Alat dan Gambar Kerja


15.7.1 Gambar Alat
Tabel 15.2 Gambar Alat (Terlampir)
15.7.2 Gambar Kerja
Tabel 15.3 Gambar Kerja (Terlampir)
15.8 Kesimpulan dan Saran
15.8.1 Kesimpulan
Dari pemeriksaan didapatTekanan prakonsolidasi (σ’c), harga indeks kompresi

(Cc) dan harga koefisien kompresibilitas volume(mv):

a. Dari grafik angka pori vs Log tekanan dengan cara Casagrande didapat

tekanan prakonsolidasi (σ’c) = 1.98 kg/cm2

b. Cc = 0.0033

c. Mv = 931,97

15.8.2 Saran
a. Praktikan harus teliti dalam membaca hasil pengukuran pada praktikum

konsolidasi.

b. Praktikan diharapkan dapat menjaga stabilitas dari alat konsoldasi supaya

hasil pengukuran akurat (tidak terganggu).

c. Harus tepat waktu dalam pembacaanya.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2019 163


KELOMPOK 3

Anda mungkin juga menyukai