Anda di halaman 1dari 7

LBM 1 KB

Sepasang suami istri datang ke tempat praktek dokter umum untuk melakukan
konsultasi tentang keinginannya untuk mempunyai anak lagi. Pasangan tersebut
sudah menikah selama kurang lebih 2 tahun. Tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi sebelumnya. Saat ini istri berusia 22 tahun, suami 25 tahun, istri
bekerja sebagai guru, sedangkan suami juga seorang guru. Pasangan tersebut
menanyakan kepada dokter apa yang dimaksud dengan steril, karena salah satu
teman kerja istrinya mengatakan bahwa mungkin mereka termasuk steril. Dokter
kemudian mengali informasi dari pasangan tersebut tentang life style dan riwayat
medisnya. Sesi terakhir setelah melakukan pemeriksaan fisik Dokter memberikan
penjelasan masalah steril dan infertil kepada pasangan suami istri tersebut.

STEP 1

1. Steril : suatu keadaan dimana dilakukan tindakan pada alat reproduksi pria
dan wanita sehingga memungkinkan pria dan wanita tidak bisa
membuahi/hamil.
2. Infertile : ketidaksuburan/ketidakmampuan pasangan untuk mendapatkan
kehamilan setelah melakukan hub seksual tanpa menggunakan alat
kontrasepsi selama 1 tahun
3. Kontrasepsi : cara/alat/obat-obatan untuk mencegah pertemuan sel telur
dengan spermatozoa pada sel telur.

STEP 2

1. Mengapa pasangan tersebut belum dikaruniai keturunan setelah menikah


selama kurang lebih 2 tahun meskipun tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi?
2. Apa hubungan life style dan pekerjaan dengan kasus pada scenario?
3. Apa saja macam-macam dari infertilitas?
4. Apa saja jenis kontrasepsi?
5. Apa saja faktor resiko dan etiologi dari kasus di skenario?
6. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan untuk infertilitas?
7. Bagaimana algoritma penanganan infertilitas?
8. Bagaimana pencegahan dan tatalaksana dari kasus infertilitas?

STEP 3

1. Mengapa pasangan tersebut belum dikaruniai keturunan setelah menikah


selama kurang lebih 2 tahun meskipun tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi?
Pasangan sudah 2 tahun tidak dikaruniai anak : mungkin ada abnormalitas alat
reproduksi baik pada istri/suami  misal : kelainan serviks, gang uterus,
sumbatan tuba falopi, gang ovulasi  dilihat dari riwayat menstruasi, suami :
gang produksi sperma, sumbatan ductus yg berfungsi untuk reproduksi.

Abnormal diliat dari tidak menggunakan alat kontrsepsi  sterilitas, permanen


dengan tuba falopi disumbat agar sel telur tidak bertemu sehingga tidak terjadi
pembuahan

Fisiologis :
Sebelum pembuahan terjadi ovulasi, hipotalamus mengeluarkan GnRH 
menstimulasi kel pituitary  mensekresi hormone FSH dan LH  FSH untuk
stimulasi folikel  berkembang  sekresi hormone estrogen  menghasilkan
LH  meningkat  LH surge  terjadi ovulasi dari folikel  ovum ke tuba
falopi -> korpus luteum meghasilkan progesterone  tidak dibuahi 
menstruasi. Apabila terjadi gangguan pada hormone dapat sulit memiliki anak.
Misal : pituitary disorder  GnRH sedikit
Penyakit pada ovarium : polikistik ovarium

Selama 2 tahun tdak menggunakan kontrasepsi : wanita memiliki masa subur


sekitar 14 hari sebelum trjd mens berikutnya  kontrasepsi alamiah aman 2
hari sebelum/sesudah hubungan seksual. Mungkin pada kasus diatas, pasangan
tersebut berhubungan seksual saat tidak subur.
Berapa lama sel telur di tuba falopi
2. Apa hubungan life style dan pekerjaan dengan kasus pada scenario?
 Pekerjaan pada scenario (guru) : profesi sebagai guru sebagian besar
waktu duduk cukup lama dan menggunakan laptop  apabila dipangku
dapat terjadi radiasi. Laprop yang dipangku memperngaruhi suhu
skrotum  mempengaruhi suhu testis (normal dibawah suhu normal
tubuh)  testis jika suhu tidka stabil berpengaruh terhadap sperma. Jika
suhu tubuh dingin : testis mendekati tubuh, jika suhu tubuh panas : testis
menjauhi tubuh
- Pekerjaan fisik :
a. radioterapi (sinar x-ray)  azoospermia
b. penggali dan pekerja mesin  dari getaran  oligoospermia dan
asthenozoospermia
- pekerjaan kimia
a. petani : sering kena pestisida  oligozoospermia dan azoospermia
b. laboran/percetakan/pekerja kimia : bahanyang dapat menurunkan
kesuburan (aseton, glikoeter, karbon disulprid)  oligospermia

 Pada perokok  suami yang merokok dapat mengeluarkan zat yang


berbahaya sehingga dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada
mitokondria, sedangkan pada sperma dapat merusak morfologi, dan
embrio dapat menyebabkan keguguran. Kandungan karbondioksida pada
rokok dapat meningkatkan radikal bebas pada tubuhreaksi ROS
kerusakan DNA sperma apoptosis sel spermainfertilitas
Dalam tubuh ada antioksidan untuk menekan ROS  jika ROS lebih tinggi 
stress oksidatif  infertilitas  karena berefek pada spermatozoa motilitas
turun, morfologi menurun,

 Istri : kurang menjaga kebersihan alat reproduksi  beresiko terkena


bakteri, jamur dsb  menunda kehamilan

 Lingkungan : memelihara hewan peliharaan, misal kucing  dapat


menimbulkan toxoplasma gondii  pada feses kucing  tidak
dibersihkan

 Konsumsi alcohol :
- Konsumsi dengan dosis berlebih : etanol menimbulka kerusakan pada sel
sperma  produksi ATP rendah pada mitokndria  penurunan flagel
sperma  motilitas turun  tidak dapat menembus serviks, tidak berjalan
lurus  infertilitas
- Konsumsi terus menerus  kandungan etanol berlebih  peroksida lipid
pada membrane spermatozoa  rx asam lemak jenuh dengan etanol 
sperma rusak  infertilitas
- Dapat berpengaruh terhadap hormone  alcohol berlebih  menekan
GnRH  FSH dan LH sedikit  gangguan ovulasi
- Menekan sel leydig (mensintesi testosterone)  ditekan  penurunan
sperma

3. Apa saja macam-macam dari infertilitas?


Who :
a) Infertilitas primer : pasangan belum pernah mengalami kehamilan selama 1-
2 tahun menikah dengan rutin berhubungan seks 2-3x per minggu tanpa
menggunakan kontrsepsi
b) Infertilitas sekunder : pernah melahirkan namum tidak pernah hamil lagi
selama 1-2 tahun berikutnya dengan rutin berhub seks 2-3x perminggu
tanpa menggunakan kontrsepsi

- Infertilitas primer : pasangan tidak pernah mengalami konsepsi meskipun


melakukan hub seks teratur selama sedikitnya 12 bulan tanpa proteksi
- Infertilitas sekunder : pasangan sebelumnya melakukan konsepsi akan
tetapi tidak mampu konsepsi lagi dan sudah melakukan hub tanpa proteksi
selama 12bulan
- Kehamilan sia-sia : wanita mampu konsepsi tetapi tidak dapat mewujudkan
kelahiran hidup, misal : lahir spontan, keguguran
- Subfertilitas ; pasangan mengalami kesukaran dalam konsepsi karena
fertilitas kedua berkurang
4. Apa saja jenis kontrasepsi?
Ada 3 jenis :
- Pil : oral, berfungsi menekan hormone estrogen dan progesterone 
sehingga pengeluaran hormone menurun  tidak terjadi ovulasi. Ibu yang
mengonsumsi pil  mengalami gejala seperti orang hamil tapi tidak hamil
(pseudopregnancy).
Contoh : monofasik, bifasik, dan trifasik
- Suntik : efektifitas lebih tinggi 30%, jenis : depo mendroksi progesterone
(DMPA)  diberikan tiap 3 bulan, IM,
Depo nortisteron enantat : diberikan tiap 2 bulan, IM
Fungsi : menekan ovulasi, mengentalkan cairan serviks (tidak dapat
ditembus sperma)
- Implant : efektif 5 tahun, lebih nyaman, pemasangan dan pelepasan butuh
pelatihan. Efek samping : perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak,
amenore
Aman : saat laktasi
Jenis : norplant, inplanon, jadena dan indoplan

Kontrasepsi tanpa menggunakan alat :


1) Senggama terputus (coitus interruptus) : penarikan penis dari vagina
sebelum ejakulasi
2) Pembilasan paska senggama : pembilasan vagina dengan air biasa atau
tanpa tambahan larutan lain segera setelah coitus untuk mengurangi
sperma yang hidup (efek spermasida)
3) Memperpanjang masa menyusui anak : menyusui eksklusif dapat
menjadi metode kontrasepsi sementara selama ibu belum mendapatkan
haid dengan kurun waktu 6 bulan paska persalinan, efektifitas mencapai
98%. Terdapat penekanan pada hormone dan terdapat hormone prolactin
yang dapat menekan ovulasi
4) Pantang berkala (ritme metode) : memperhatikan fase ovulsi pada
perempuan agar tahu masa subur. Sel ovum dapat dibuahi dalam waktu
24 jam setelah itu sudah tidak bisa dibuahi. Masa hidup sperma pada
vagina sekitar 4-5 hari.
5. Apa saja faktor resiko dan etiologi dari kasus di skenario?
Faktor resiko :
a) Usia wanita
< 20 tahun : reproduksi belum matang
>40 th : lama konsepsi

b) usia laki-laki

>40 th : frekuensi koitus berkurang

c) frek coitus : ada korelasi frek dengan masa kehamilan.

d) masa koitus : masa 10-14 hari memaksimalkan kemungkinan ovulasi, karena


ovum bertahan 12-24 jam

e) riwayat pembedahan pada bagian organ reproduksi atau bagian panggul pada
wanita/laki-laki  menimbulkan masalah infertilitas  sering pada laki-laki
karena kerusakan saraf

f) infeksi saluran genital : ditularkan dengan hub seks misal : gonore, clamidia

g) obesitas : mempengaruhi wanita dan pria. Wanita : kdar lemak yang tinggi 
meningkatkan produksi androgen dalam tubuh --> menstimulasi peningkatan
produksi estrogen  tidak terjadi penurnan estrogen sehingga tidak terbentuk FSH
dan LH  tidak terjadi stimulasi folikel  tidak terjadi ovulasi

etiologi :

 Pada perempuan
- Gangguan hormone :
Pituitary disorder :
1) hipotalamus gagal memproduksi GnRH  mempenagruhi pituitary yang
befungsi menghasilkan FSH dan LH  penurunan  tidak terjadi
ovulasi
2) axis hipotalamus meningkat : ketika GnRH meningkat  FSH dan LH
meningkat  ovarium tidak mengandung banyak folikel  folikel gagal
berkembang  estrogen menurun  LH surge tidak terjadi  tidak ada
ovulsi
3) hiperprolaktinemia : prolactin dalam darah meningkat  feedback
negative ke hipotalamus  Gn RH turn  FSH LH turun. Terdapat
prolakstin inhibit factor : menghambat kenaikanprolaktin. Gangguan
prprpkdbus
produksi PIF disebabkan tumor/hipotiroid

ovarian disorder :
1) polikistik ovarian : hiperandrogen
2) luteal phase defect : korpus luteum mengalami fungsi abnormal 
penurunan fungsi progesterone

insulin resitant : gangguan ovulasi, pembuahan dan pertumbuhan awal


janin

 pada laki-laki
obesitas : berpengaruh pada fisik  penumpukan lemak pada simfisi pubis,
dan meningkatkan hipogonadotropik  penurunan gonad dan gonadotropik
 testis tidak berfungsi dalam membaca sinyal hipotalamus atau kelenjar
pituitary. Meningkatkan insulin resistant  dapat menghambat
perkembangan sperma.
6. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan untuk infertilitas?

7. Bagaimana algoritma penanganan infertilitas?


8. Bagaimana pencegahan dan tatalaksana dari kasus infertilitas?

Anda mungkin juga menyukai