Anda di halaman 1dari 21

LBM 1 Respon Imun

Step 1
1. Imunisasi BCG :
 Bacillus calmete guerin
 Imunisasi tuberkulosis

2. Antigen :
 partikel yang di anggap asing oleh tubuh menimbulkan
reaksi imunologi
 antigen : dari luar tubuh
 antibodi : dari dalam tubuh
3. Sistem imun adaptif
Sistem imun tubuh yang baru di dapat setelah terpapar oleh
patogen tertentu
Step 2
1. Pengertian Sistem imun, imunitas, respon imun
2. Apa yang dimaksud dengan imunisasi
3. Apa saja organ yang berperan dalam menghasilkan sistem imun
4. Fungsi sistem imun
5. Faktor faktor yang mempengaruhi sistem imun
6. Macam macam sistem imun dan mekanismenya
7. Bagaimana sifat respon imun
8. Bagaimana mekanisme respon imun
9. Bagaimana tubuh dapat mengenali antigen
10. Bagaimana mekanisme dari imunisasi
11. Mengapa setelah di imunisasi tubuh menjadi demam, inflamasi,
12. Mengapa polio diberikan secara bertahap

Step 3 .
 Imunitas :
Perlindungan thd penyakit lebih spesifik lagi, perlindungan
thd infeksi .
 Sistem imun
Sel dan molekul yang bertanggung jawab atas imunitas
 Respon imun
Reaksi thd komponen mikroba maupun makromolekul( tidak
selalu mikroba ) spt protein dan polisakarida, dan zat kimia
yang dianggap asing tanpa melihat konsekuensi fisiologis
dan patologis dari reaksi tsb.
1. Apa yang dimaksud dengan imunisasi
Suatu tidankan preventif terhadap penyebaran penyakit ( infeksi )
Cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh
secara aktif ( langsung terpapar dengan antigen tanpa
dilemahkan ; tubuh kita aktif membuat antibodi sendiri) dan
pasif (dengan bantuan antigen yang di lemahkan; dimasukan
antibodi )
2. Bagaimana tubuh dapat mengenali antigen dan mekanisme
respon imun terhadap antigen

Dari sistem imun -> terpapan antigen -> respon imun


 Respon imun bawaan
Epitel yang mengandung subtasnsi anti mikroba ,protein dalam
darah , sel fagosit, makrofag, naturall killer
Sel Fagosit -> patogen bergerak -> fagosit harus bergerak untuk
melawan patogen ->butuh senyawa leukotaktik -> proses
opsonisasi(melingkupi antigen untuk menarik sel fagosit ) oleh
imunoglobulin .
Mengenali antigen dari struktur dinding sel bakteri karena
dinding sel bakteri hampir sama
Yang mengenali antigen adalah sel fagosit,
Yang menyajikan antigen adalah APC
Cari vidio contoh respon imun bawaan dan yang di dapat
 Respon imun yang di dapat
Setelah respon imun bawaan ->merangsang dan mempengaruhi
sifat imunitas adaptive ->berdasarkan innate immunity ->imunitas
adaptive akan memperkuat hasil kerja imunitas bawaan

3. Perbedaan respon imun reaksi peroral dan injeksi intramuskuler


Oral :bayi baru lahir melewati epitel , tetapi tidak terlalu
berpengaruh dengan antigenya . langsung di tangkap limfosit
Injeksi Intramuskuler : tidak melewati sel epitel
APC : Antigen Presenting Cell
4. Bagaimana cara mengeliminiasi antigen pada imun innate dan
adaptive

5. Apa saja organ yang berperan dalam menghasilkan sistem imun


 Primer
Sumsum tulang : mematangkan limfosit B
Thymus : mematangkan limfosit T
 Sekunder
Lien : membuang antigen
Tonsil : tempat memerangi infeksi di bagian atas faring
Limfoideus : kelenjar limfe ( berperan dalam imunitas
bawaan dan adaptive) ; menyaring mikroorganisme
6. Apa yang dimaksud dengan reaksi inflamasi dan apa saja tanda
tandanya
Proses bagaimana sel darah putih melindungi dari infeksi seperti
bakteri,virus,jamur
Tanda
5 tanda kardinal
Kalor (Panas) : ada proses apa ?
Tumor
rubor
dolor
fungsiolesa
Kemerahan pada kulit
Peningkatan suhu tubuh
Bengkak di jaringan yang terkena( contoh radang)
Peningkatan produksi mukosa ( hidung berair )
Merasa sakit di bagian

7. Fungsi sistem imun


 Melindungi tubuh dari infeksi penyakit
 Menghilangkan sel abnormal dalam tubuh
 Membentuk kekebalan tubuh
 Penolak dan penghancur antigen

8. Faktor faktor yang mempengaruhi sistem imun


usia
Herediter
Hormon :androgen (Putra ) , bekerjasama dengan sistem endokrin
agar janin yang ada didalam tubuh wanita (wanita )
Nutrisi :
Suhu :

9. Bagaimana sifat respon imun


10. Mengapa imunisasi diberikan secara bertahap
11. Apakah seseorang yang sudah di imunisasi tidak terkena penyakit
,dan bedanya orang yang terkena penyakit tanpa imunisasi

Step 7.

1. Pengertian Sistem imun, imunitas,respon imun


 Imunitas :
Perlindungan thd penyakit lebih spesifik lagi, perlindungan
thd infeksi (Imunologi Siti Boedina)
Resistensi terhadap penyakit terutama infeksi (Imunologi
dasar Karnen ed 8)
 Sistem imun
Sel dan molekul yang bertanggung jawab atas imunitas
(Imunologi Siti Boedina)
Gabungan sel, molekul, dan jaringan(epidermis dan dermis)
yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi (Imunologi
dasar Karnen ed 8)
 Respon imun
Reaksi thd komponen mikroba maupun makromolekul(
tidak selalu mikroba ) spt protein dan polisakarida, dan zat
kimia yang dianggap asing tanpa melihat konsekuensi
fisiologis dan patologis dari reaksi tsb (Imunologi Siti
Boedina)
Reaksi yang dikoordinasi sel sel, molekul molekul dan bahan
lainnya terhadap mikroba (Imunologi dasar Karnen ed 8)

2. Apa yang dimaksud dengan imunisasi


Imunisasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas,
memberikan imunitas protektif denga menginduksi respons memori
terhadap pathogen/toksin tertentu dengan menggunakan preparat
antigen nonvirulen/nontoksik.
Vaksin BCG adalah vaksin bakteri hidup yang dilemahkan untuk penyakit
tuberculosis
Sumber : Bratawidjaja, Karnen G. Rengganis, Iris. 2018. Imunologi Dasar,
Ed 12

A. Imunitas aktif (dihasilkan sendiri) : Pembentukan antibodi


akibat pajanan ke antigen
B. Imunitas pasif (dipinjam) : pemindahan antibodi yang sudah
ada
Ex : IgG -> dikirimkan lwt plasenta ibu kpd janin slm perkemb
intrauterus
Ig A -> dari kolostrum ibu, memberi perlin dungan bagi bayi
yang mendapat ASI
Sumber : Sherwood
Prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan
imunitas protektif dengan menginduksi respons memori terhadap
patogen tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen
nonvirulen/nontoksik.
Antibodi mencegah adheren mikroba masuk ke dalam sel untuk
menginfeksinya atau efek yang merusak sel dengan menetralkan
toksin.

Imunisasi terbagi menjadi dua; alamiah dan buatan. Alamiah


terdiri dari pasif (antibodi via plasenta dan kolostrum) dan aktif
(infeksi kuman). Buatan terdiri dari pasif (antitoksin dan antibodi)
dan aktif (toksoid dan vaksinasi).

Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibodi atau


produk sel dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif.
Transfer sel yang kompeten imun kepada pejamu yang
sebelumnya imun inkompeten, disebut transfer adoptif.

Imunisasi pasif alamiah :


1. Imunisasi maternal melalui plasenta : antibodi dalam darah ibu
merupakan proteksi pasif kepada janin. IgG berfungsi antitoksik,
antivirus, dan antibakterial terhadap Hasmophilus Influenzae tipe
B atau Streptococcus Agalactiae B.
2. Imunitas maternal melalui kolostrum (cairan susu yang
kekuningan dan kental, dihasilkan kelenjar susu saat tahap akhir
kelahiran dan beberapa hari setelah bayi lahir) : ASI mengandung
berbagai komponen sistem imun, beberapa di antaranya adalah
berupa Enhancement Growth Factor untuk bakteri yang
diperlukan dalam usus atau faktor yang justru dapat menghambat
tumbuhnya kuman tertentu (lisozim, laktoferin, interferon,
makrofag, sel T, sel B, granulosit). Antibodi ditemukan dalam ASI
dan kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum. Antibodi yang
ditemukan adalah antibodi terhadap enteropatogen (E. Coli,
Shigella, dll), patogen nonalimentari seperti antitoksin tetanus,
difteri.

Imunisasi pasif buatan


1. Immune Serum Globulin nonspesifik (Human Normal
Immunoglobulin)
Imunisasi pasif tidak diberikan secara rutin, hanya diberikan
dalam jangka waktu tertentu kepada penderita yang terpapar
dengan bahan yang berbahaya. Jenis imunitas diperoleh segera
setelah suntikan, tetapi hanya berlangsung selama masa hidup
antibodi in vivo yang sekitar tiga minggu untuk kebanyakan
proteksi oleh Ig. ISG diberikan pada penderita Trombosit Idiopatik
Purpura, dosis tinggi IgG mencegah reseptor Fc pada fagosit,
terjadinya fagositosis dan rusaknya trombosit akibat ADCC
(antibody-dependent cellular cytotoxicity; sitotoksisitas seluler
yang tergantung antibodi).
2. Immune Serum Globulin spesifik
Plasma atau serum yang diperoleh dari donor yang dipilih sesudah
imunisasi dari suatu penyakit, disebut sesuai dengan jenisnya
misalnya TIG (Tetanus Immune Globulin), HBIG (Hepatitis B
Immune Globulin), VZIG (Varizella – Zoster Immune Globulin), dan
RIG (Rabies Immune Globulin).

Imunisasi Aktif  diberikan vaksin hidup/dilemahkan atau yang


dimatikan. Keuntungan dari pemberian vaksin hidup/dilemahkan
ialah terjadinya replikasi mikroba sehingga menimbulkan paparan
dengan dosis lebih besar dan respon imun di tempat infeksi
alamiah.

(Imunologi Abbas. Imunologi Dasar Karnen)

3. Bagaimana tubuh dapat mengenali antigen dan mekanisme


respon imun terhadap antigen
a. Reseptor menyerupai Toll (TLR): homolog dengan suatu protein Drosophilia yang
disebut Toll.
i. TLR-2 mengenali beberapa glikolipid dan peptidoglikan bakteri dan parasit
ii. TLR-3, TLR-7 dan TLR-8 spesifik untuk asam nukleat virus (Single-stranded dan
Double-stranded RNA)
iii. TLR-4 spesifik untuk LPS bakteri (endotoksin)
iv. TLR-5 spesifik untuk protein flagellar bakteri yang disebut flagellin
v. TLR-9 untuk mengenali unmethylatedI CpG DNA
Sinyal yang dibangkitkan oleh penempelan TLRs mengaktifkan faktor transkripsi yang
merangsan ekspresi gen yang menyandi sitokin, enzim, dan protein lain yang terlibat
dalam fungsi antimicrobial dari fagosit yang teraktivasi dan sel lainnya. NF-kB (nuclear
factor kB) yang mempromosikan ekspresi berbagai sitokin dan molekul adhesi
endothelial, dan IRFs (Interferon regulatory factors), yang merangsang produksi sitokin
antivirus, interferon tipe I.
b. Reseptor menyerupai NOD (NLR) dan Inflamasom: suatu family besar reseptor yang
mengenali DAMPs dan PAMPs di sitoplasma. Semua NLRs mengandung suatu NOD
sental (area oligomerasi nucleotide) tapi memiliki daerah terminal N yang berbeda. Tiga
NLRs yang penting adalah:
i. NOD-1 and NOD-2 adalah protein yang spesifik untuk peptodoglikan bakteri,
yang merupakan komponen umum dinding sel bakteri. Kedua protein tersebut
mengaktifkan faktor transkripsi NF-kB. Beberapa polimorfisme pada gen NOD2
berhubungan dengan penyakit inflamasi usus.
ii. NLRP-3 (NOD-Like receptor family, pyrin domain containing 3) adalah suatu
NLR sitosilik yang memberikan respons terhadap banyak struktur mikroba yang
tidak terkait atau perubahan patologis dalam sitosol dan bereaksi dengan
meningkatkan produksi terutama pada sitokin inflamasi IL-IB. Reseptor tersebut
mengandung area pyrin terminal N(diberi nama demikian karena ada dalam
reseptor-reseptor yang menginduksi produksi sitokin penyebab demam; dalam
bahasa Yunanu, pyro berarti terbakar). Mengenali produk mikroba substansi
yang menunjukkan kerusakan sel dan kematian termasuk pelepasan ATP.
Setelah pengenalan berbagai substansi tersebut oligomerisasi NLRP-3 dengan
suatu protein adaptor dan suatu bentuk inaktif enzim kaspase-1, menghasilkan
bentuk aktif enzim. Kaspase-1 yang aktif memecah suatu bentuk precursor
sitokin IL-1B untuk menghasilkan IL-1B yang aktif secara biologis.
c. Reseptor seluler Alami lainnya:
i. Famili reseptor: menyerupai RIG mengenali RNA yang diproduksi oleh virus
dalam sitosol dan mengaktifkan jalur sinyal yang mengarah pada produksi
interferon tipe 1
ii. Sensor DNA sitosolik (CDSs) termasuk beberapa protein yang terkait struktur
yang mengenali DNA virus sitosolik dna juga menginduksi produksi IFN tipe 1
iii. Reseptor lectin Spesifik untuk glikan fungi dan residu mennose terminal
iv. Suatu reseptor permukaan sel yang diekspresikan terutama pada sel fagosit
menegenali peptide, yang dimulai dengan N-formylmethionine, spesifik
tethadap protein bakteri dan merangsang migrasi serta aktivitas antimikroba
sel fagosit.
Yang didapat/ adaptif
a) Sebagian besar limfosit T mengenali antigen peptide yang terikat dan ditampilkan oleh
MHC(bagian mempresentasikan) dan APC ( sel penyaji )
b) Sel B menggunakan antibody yang terikat pada membran untuk mengenali berbagai
antigen. Reseptor antigen sel B dan antibody yang disekresi mengenali antifen dalam
konformasi asli, tanpa diperlukan pengolahan antigen atau penyajian oleh sistem
khusus.

Basic immunology: Fuctions and Disorders of the Immune System, 5th edition. 2016. Elsevier.

 Respon imun bawaan


Pintu masuk (portal of entry) : kulit, git tract, respiratory tract ->
punya perlindungan fisik dan kimia (epitel produksi antibiotic
peptide ex: defisins dan cathelicidins : to kill bacteria), epitel juga
punya limfosit disebut limfosit intraepithelial ->Limfosit intraepitel
sering mengenali lipid mikroba dan struktur lain yang dimiliki oleh
mikroba dari jenis yang sama

Note : limfosit intraepithelial : turunan sel T tetapi mengekspresikan reseptor


antigen dengan keanekaragaman terbatas Beberapa sel T ini mengekspresikan reseptor yang
terdiri dari dua rantai, γ dan δ, yang serupa tetapi tidak identik dengan reseptor sel T αβ yang
diekspresikan pada sebagian besar limfosit T
Sel fagositik : makrofag memproduksi sitokin yang menginduksi dan mengatur
peradangan, mereka menelan dan menghancurkan mikroba (M1 : Classically activated
macrophage) dan mereka membersihkan jaringan mati dan memulai proses perbaikan jaringan
(Proline polymines, TGF beta) melalui M2 (alternatively activated macrofag
: induced by IL-3 dan IL-4 )
makrofag diaktifkan mikroba yang mengikat TLR dan oleh sitokin, seperti IFN-γ. -> cytokine
(TNF,IL-1,IL-6,IL-12 -> inflamasi dan meningkatkan immune adaptif.

Note : Beberapa makrofag yang bertempat tinggal di jaringan yang berbeda, seperti otak,
hati, dan paru-paru, berasal bukan dari sirkulasi monosit. tetapi dari nenek moyang di kantung
kuning telur atau hati janin awal selama perkembangan organisme

neutrophil -> fagosit mikroba dan mengekspresikan reseptor,


reseptor ini meningkatkan fagositosis, dan juga mentransduksi
sinyal pengaktif yang meningkatkan kemampuan neutrofil untuk
membunuh mikroba yang tertelan
Makrofag bertemu mikroba menghasilkan sitokin (TNF dan IL-1) -> mengaktifkan sel endotel
untuk mengekspresikan selektin dan integrin -> Selektin memediasi penggulungan neutrofil
darah pada endotelium, integrin memediasi adhesi neutrofil yang kuat, dan kemokin
mengaktifkan neutrofil dan menstimulasi migrasi mereka melalui endotelium ke lokasi infeksi.
Note : sel dendritic berada pada epithelium msh immature. Sel
dendritic = sel Langerhans. Dia menangkap microba -> aktif dan
ninggalin epitel-> migrasi ke limfonodus -> kan dapat sinyal dari
mikroba seperti TLR dan sitokin akhirnya jadi matur dan
siap/dapat menyajikan antigen ke sel T naif.
 Respon imun yang di dapat
Sel T naif (yang belum terangsang) -> mengenali antigen yang
diikat oleh MHC (organ limfoid) -> CD 4 berikatan dengan MHC II :
CD4+ (sel T helper), CD 8 berikatan dengan MHC I : CD8 + (sel T
sitotoksik) -> Sel T diaktifkan untuk berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi sel efektor dan memori -> sel T efector
dan memori masuk ke sirkulasi -> migrasi sel T efector ke tempat
infeksi -> Sel T CD4 + : TH1 mengenali antigen mikroba yang
dicerna oleh fagosit dan mengaktifkan fagosit untuk membunuh
mikroba; Sel efektor TH17 meningkatkan perekrutan leukosit dan
merangsang peradangan; Sel-sel TH2 mengaktifkan eosinofil. CD8
+ CTLs membunuh sel yang terinfeksi.

Sumber : Basic Immunology (Abbas),Patologi Robbins dan


Sherwood

4. Perbedaan respon imun reaksi peroral dan injeksi intramuskuler


Oral : vaksin masuk ke saluran cerna untuk merangsang sistem
kekebalan tubuh di dalam usus. Ketika ada virus lair yang
masuk ke dalam usus, virus tersebut akan diikat dan langsung
dimatikan oleh sistem imun tubuh di saluran pencernaan. Efek
sampingnya adalah diare.
Injeksi intermuskular : vaksin masuk langsung ke otot dan
membentuk kekebalan langsung di dalam darah. Bila nanti
ada virus liar yang masuk ke dalam usus, virus itu masih bisa
berkembang biak dalam usus tetapi tidak akan membuat anak
sakit karena darahnya sudah mengandung antibodi virus
tersebut. Bekerja lebih cepat daripada vaksin oral. Efek
sampingnya adalah kemerahan dan bengkak karena terjadi
reaksi inflamasi di pembuluh darah di sekitar otot.
- Per oral
Serum IgA diproduksi di lamina propria di bawah membran mukosa saluran napas
dan cerna yang merupakan tempat kuman sering masuk. Serum IgA merupakan Ig
utama dalam sekresi hidung, bronkus, intestinal, saluran kemih, saliva, kolostrum,
dan empedu. Pemberian vaksin oral memacu produksi serum IgA dan ditemukan di
dalam sekresi nasal dan duodenum.
Toleransi oral dapat terjadi terhadap beberapa antigen protein yang dicerna, tetapi
respons mukosa lokal dengan produksi kadar IgA tinggi dapat terjadi setelah
pemberian vaksin terpilih.

5. Bagaimana cara mengeliminiasi antigen pada imun innate dan


adaptive
6. Apa saja organ yang berperan dalam menghasilkan sistem imun
Organ limfoid primer (pematangan, diferensiasi, proliferasi sel
B & sel T)
Ex : sumsum tulang (untuk hematopoiesis dan maturasi limfosit
B), thymus(maturasi limfosit T).
Organ limfoid sekunder (tempat inisiasi dan perkembangan
respon limfosit thd antigen)
Ex : Lien(tempat dekstruksi eritrosit) KGB, limpa.
Imunologi FK UI ed.5 Siti Boedina Kresno
Limpa
Salt : kulit berpartisipasi untuk

Organ Limfoid

Primer Sekunder

Mucosal
Skin Assosiated
Kelenjar Getah Assosiated
Thymus Bone Marrow Limpa Lymphoid Tissue
Bening Lymphoid Tissue
(SALT)
(MALT)

Primer : thymus ->maturasi


Kelenjar getah bening : di nodus tempat poliferasi limfosit sebagai
respon thd antigen
7. Apa yang dimaksud dengan reaksi inflamasi dan apa saja tanda
tandanya
8. Inflamasi adalah mekanisme proteksi yag terbatas pada trauma
atau invasi mikroba dengan reaksi yang menghancurkan,
mengencerkan, atau membatasi bahan yang berbahaya dan
merusak jaringan
Tanda
Rubor : kemerahan pada kulit. Terjadi karena keluarnya sel sel
darah merah ke jaringan akibat cidera atau infeksi
Tumor : pembengkakan/edema karena perubahan
permeabilitas dinding pembuluh darah yang menyebabkan
ekstravasasi cairan plasma, migrasi sel radang dan deposisi
benang benang fibrin
Calor : panas pada area peradangan karena mediator kimiawi
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
Dolor : nyeri karena pengeluaran mediator mediator
peradangan seperti prostaglandin
Fungsio lesa : fungsi jaringan menurun karena nyeri

(Imunologi Karnen)

9. Fungsi sistem imun


sistem imunitas tubuh memiliki fungsi yaitu membantu perbaikan DNA manusia;
mencegah infeksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan organisme lain;
serta menghasilkan antibodi (sejenis protein yang disebut imunoglobulin) untuk
memerangi serangan bakteri dan virus asing ke dalam tubuh. Tugas sistem imun
adalah mencari dan merusak invader (penyerbu) yang membahayakan tubuh
manusia.
[Imunologi Dasar Edisi ke 10. FK UI]

10. Faktor faktor yang mempengaruhi sistem imun


a. Keturunan Genetis
sangat berpengaruh terhadap system imun, hal ini dapat
dibuktikandangan suatu penelitian yang dibuktikan bahwa pasangan anak
kembar homozigot lebihrentan terhadap suatu allergen dibandingkan
dengan pasangan anak kembar yangheterozigot. Hal ini membuktikan
bahwa factor hereditas mempengaruhi system imun.
b. Stres
Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena
melepas hormonseperti neuro-endokrin, glukokortikoid dan katekolamin.
Stres bahkan bisa berdampak buruk pada produksi antibodi.c.

c. Usia
Usia juga mempengaruhi system imun, pada saat usia balita dan
anak-anak systemimun belum matang di usia muda dan system imun
akan menjadi matang di usia dewasadan akan menurun kembali saat usia
lanjut.d.

d. Hormone
Pada saat sebelum masa reproduksi, system imun lelaki dan
perempuan adalahsama, tetapi ketika sudah memasuki masa reproduksi,
system imun antara keduanyasangatlah berbeda. Hal ini disebabkan
mulai adanya beberapa hormone yangmuncul.Pada wanita telah
diproduksi hormone estrogen yang mempengaruhi sintesis IgGdan IgA
menjadi lebih banyak (meningkat). Dan peningkatan produksi IgG dan
IgAmenyebabkan wanita lebih kebal terhadap infeksi. Sedangkan pada
pria telah diproduksihormone androgen yang bersifat imunosupresan
sehingga memperkecil resiko penyakitautoimun tetapi tidak membuat
lebih kebal terhadap infeksi.Oleh karenanya, wanita lebih banyak
terserang penyakit autoimun dan pria lebih sering terinfeksi.
e. Olahraga berlebihan

Olahraga berlebihan bisa membakar lebih banyak oksigen dalam


tubuh.Pembakaran yang berlebihan menghasilkan radikal bebas yang menyerang
sel sistemkekebalan tubuh dan menurunkan jumlahnya.f.

f. Tidur
Studi yang dilakukan oleh Michael Irwin dari Universitas
Californiamenunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan perubahan dalam
jaringan sitokin.
Jurnal pengaruh aktivitas terhadap sistim imun.2015

11. Bagaimana sifat respon imun


System imun spesifik -> satu antibody lawan satu pathogen
S.I. Spesifik Lebih kuat dan efisien > bawaan
S.I Spesifik/ adaptif -> menginduksi system imun bawaan
Sumber : Campbell

12. Mengapa imunisasi diberikan secara bertahap


Imunisasi di lakukan berulang yaitu untuk memberikan pejanan kepada sistem imun
spesifik agar diingat jenis antigenya sehingga jika ada antibodi yang masuk maka
tubuh sudah siap
Imunologi dasar edisi ke 10 FKUI

13. Apakah seseorang yang sudah di imunisasi tidak terkena penyakit


,dan bedanya orang yang terkena penyakit tanpa imunisasi
14. penyakit, dan bedanya orang yang terkena penyakit tanpa
imunisasi
Seseorang yang sudah diimunisasi bukan berarti tidak akan
terserang penyakit yang disebabkan oleh virus yang sama, tetapi
kemungkinan untuk sakit jauh lebih kecil daripada yang tidak
diimunisasi, yaitu hanya 5-15%. Hal ini karena perlindungan
imunisasi sekitar 80-95%.

15. Definisi dan Macam macam antigen


Antigen :
Bahan yang berinterakasi dengan produk respons imun yang dirangsang oleh imunogen spesifik
seperti antibody atau TCR
 Antigen Lengkap : antigen yang menginduksi baik respons maupun bereaksi dengan
produknya
 Antigen Inkomplit/ Hapten : tidak dapat menginduksi respons imun sendiri tetapi dapat
bereaksi dengan produknya seperti antibody

Kimiawi : protein pada umumnya multidetrminan ,lipid ,hidrat arang,

Spesifitas : heteroantigen,senoantigen,antigen organ spesifik ,auto antigen ,

Epitop ( bagian dari antigen yang dapat membuat kontak fisik thd reseptor antibodi):
unideterminan , univalen

Ketergantungan sel t

T dipendent : bergantung sel T

T independent : tidak bergantung ke sel B

16. Mekanisme pembentukan sistem imun setelah imunisasi


17. Reaksi inflamasi dan mekanisme jaringan akibat inflamasi

Anda mungkin juga menyukai