Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENINGKATAN PELAKSANAAN
PENYULUHAN KESEHATAN MENGENAI PENYAKIT DIARE
BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN
DI LAPAS KELAS IIA LUBUKLINGGAU
Oleh:
i i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
PENINGKATAN PELAKSANAAN
PENYULUHAN KESEHATAN MENGENAI PENYAKIT DIARE
BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN
DI LAPAS KELAS IIA LUBUKLINGGAU
Oleh:
COACH, MENTOR,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
PENINGKATAN PELAKSANAAN
PENYULUHAN KESEHATAN MENGENAI PENYAKIT DIARE
BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN
DI LAPAS KELAS IIA LUBUKLINGGAU
Oleh:
SYOFWATUN NGULYA
NDH: 03 (Tiga)
COACH, MENTOR,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan aktualisasi sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Golongan III angkatan 1 pada tahun 2018, yang
diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan bekerja
sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera
Selatan, dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai dasar yang harus dimiliki
oleh Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas di Instansi masing-masing.
Terbentuknya laporan aktualisasi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang
membantu, memberikan dukungan dan saran sehingga laporan aktualisasi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada.
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat
2. Bapak Dr. H. Sudirman D. Hurry, SH., MM., M.Sc. selaku Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan atas bimbingan
dan arahan dalam kegiatan Latsar ini.
3. Bapak Musni Wijaya, S.Sos.,M.Si selaku Kepala Kantor BPSDMD Provinsi
Sumatera Selatan.
4. Bapak Imam Purwanto, BC.IP., SH., MH. selaku Kepala Lapas Kelas IIA
Lubuklinggau yang telah memberikan dukungan dan bimbingan dalam
kegiatan aktualisasi.
5. Ibu Hj. Holijah, SH., MH. selaku Kabid Pengembangan Kompetensi Manajerial
BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan atas bimbingan dan arahan selama
kegiatan Latsar ini.
6. Bapak Dr. Lamazi Sauki, S.Pd., M.Si selaku coach yang telah membimbing
serta memberikan arahan selama proses penyusunan laporan aktualisasi
7. Bapak Murman, SH. selaku mentor yang telah bersedia membimbing dan
mendukung penulis dalam proses aktualisasi/habitasi
8. Panitia Latsar CPNS Kemenkumham Tahun 2018
9. Rekan- rekan seperjuangan, peserta latsar angkatan I golongan III
Akhir kata penulis berharap semoga laporan aktualisasi ini dapat
bermanfaat bagi kemajuan pelayanan kesehatan khusunya di lingkungan
Kemenkumham Sumatera Selatan dan bagi semua pihak yang membacanya.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
1. Tabel Deskripsi Isu / Kondisi Unit Kerja Saat Ini .................................. 14
2. Tabel Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu AKPK ............................. 16
3.Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK ................................................ 16
3.Tabel Matrik Rancangan Aktualisasi ..................................................... 28
4.Tabel Jadwal Rancangan Aktualisasi (Habituasi) ................................. 37
5.Tabel Kendala dan Antisipasi................................................................ 38
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi
Negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang ditandai dengan
kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia,
peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Pegawai
Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan dalam
mengelola prakondisi tersebut karena sejumlah keputusan strategis
mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi
kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh
PNS. Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang
profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi
jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara
efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional
perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan (PERLAN Nomor
25 Tahun 2017).
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan merujuk Pasal 63 ayat
(3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Selain itu, pada PP Nomor 11 Tahun 2017 menyatakan bahwa CPNS
wajib menjalani masa percobaan selama 1 tahun. Masa percobaan
tersebut merupakan masa prajabatan yang dilaksanakan melalui
proses penyuluhan dan pelatihan yang hanya dapat diikuti satu kali.
Penyelenggaraan prajabatan ini dilaksanakan oleh Lembaga
Administrasi Negara (LAN).
1
Pelaksanaan Pelatihan dasar CPNS seperti tercantum dalam
Peraturan Kepala LAN Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III dilakukan sebagai syarat untuk dapat diangkat
menjadi Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan memiliki nilai-nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi serta memahami pentingnya pelayanan publik yang optimal,
manajemen ASN dan Whole of Government. Untuk itu disusunlah
aktualisasi ini sebagai salah satu syarat agar dapat menyelesaikan
pelatihan dasar CPNS. Metode pembelajaran dan pelatihan
menggunakan pola baru mengharuskan peserta pelatihan dasar CPNS
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran
PNS di instansi kerjanya. Peserta diwajibkan merancang sebuah
aktualisasi kegiatan terkait isu yang muncul di tempat kerja yang akan
dihabituasikan selama 80 hari di lingkungan tempat peserta bekerja.
Di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau yang merupakan tempat bekerja
penulis, salah satu isu yang muncul adalah kurangnya pelaksanaan
kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit diare. Penyakit
diare sendiri merupakan penyakit menular kedua terbanyak di Lapas.
Data laporan kesehatan dan perawatan klinik Lapas Kelas IIA
Lubuklinggau tercatat angka kesakitan penyakit diare Maret hingga Juli
2018 sebanyak 38 orang, 39 orang, 30 orang, 32 orang, dan 22 orang.
Hal disebabkan karena kurangnya kesadaran WBP untuk hidup bersih,
konsumsi air mentah, konsumsi makanan yang tidak bersih dan
adanya infeksi lain yang menyebabkan diare. Padahal diare harus
segera ditangani karena dapat menyebabkan dehidrasi berat yang
berujung pada kematian. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan
WBP mengenai penyakit diare dan cara mengatasinya juga menjadi
penyebab banyaknya penderita diare di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau.
Untuk itu diperlukan suatu usaha penatalaksanaan dini mengatasi
penyakit diare. Selain melakukan pengobatan, cara mengurangi dan
mencegah timbulnya penyakit diare adalah dengan melakukan upaya
promosi kesehatan berupa kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai
2
penyakit diare kepada WBP. Upaya penyuluhan kesehatan ini selain
merupakan tugas pokok penulis sebagai perawat pertama di Lapas
juga merupakan solusi pencegahan penyakit diare. Dengan
meningkatkan pengetahuan WBP mengenai penyakit diare diharapkan
WBP dapat mengenal penyakit diare, cara penyebaran dan cara
penanganan dini penyakit diare. Dengan begitu diharapkan kegiatan ini
dapat menurunkan angka kesakitan WBP karena penyakit diare.
3
3. Bagi Pimpinan kegiatan ini dapat menjadi kesempatan untuk
mampu menjalankan perintah sesuai dengan kaidah yang berlaku
dan berdaya guna.
4. Bagi Masyarakat diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
bermutu, dan dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat
C. Ruang Lingkup Aktualisasi
4
BAB II
DESKRIPSI AKTUALISASI (HABITUASI)
A. Deskripsi Organisasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (disingkat Kemenkumham RI) adalah kementerian dalam
Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan hukum dan hak asasi
manusia. Kementerian Hukum dan HAM berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Hukum dan HAM
dipimpin oleh seorang Menteri yang sejak 27 Oktober 2014 dijabat
oleh Yasonna H. Laoly. Kemenkumham beberapa kali mengalami
pergantian nama yakni: "Departemen Kehakiman" (1945-1999),
"Departemen Hukum dan Perundang-undangan" (1999-2001),
"Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia" (2001-2004),
"Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia" (2004-2009), dan
"Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia" (2009-sekarang).
Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM
merupakan instansi vertikal Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia yang berkedudukan di setiap provinsi, yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Kanwil terdiri atas beberapa divisi serta sejumlah Unit
Pelaksana Teknis (UPT), termasuk Kantor Imigrasi, Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas), Lapas Narkotika, Lembaga
Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA), Lembaga Pemasyarakatan
Perempuan (LPP), Rumah Tahanan Negara (Rutan), Cabang Rutan,
Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan), Balai
Pemasyarakatan (Bapas), Balai Harta Peninggalan (BHP), serta
Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim).
5
1. Profil Organisasi Lapas Kelas IIA Lubuklinggau
6
Kalapas
Imam Purwanto, BC.IP, SH, MH
Kasubag TU Ka KPLP Kasi Binadik Kasi Adm Kamtib Kasubag Kegiatan Kerja
Sandy Wiguna, S.Kom, Subhan Malik, Amd.IP, Suradi, S.Sos Senaga Masarita, SH Hardiman, S.Sos
M.SI S.Sos
Kaur Kepeg Kaur Umum Ka Rupam Kasubsi Kasubsi Kasubsi Kasubsi Kasubsi Kasubsi
& Keuangan Yuliotman, 1 s/d 4 Registrasi Bimaswat Portatib Keamanan Bimker Sarana
Indra SH Arian A, Murman, SH Ali Sodikin, Mahri, Oktarina, Kerja
Gunawan, SH Amd.IP SH S.Sos SH Yuhni, SPd
7
2. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Visi
"Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum"
Misi
a. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang berkualitas;
b. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;
c. Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas;
d. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan
Hak Asasi Manusia;
e. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan
f. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia yang profesional dan berintegritas.
Nilai-Nilai Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 7 Tahun 2015, untuk memandu pencapaian visi dan
misi serta untuk mewujudkan tujuan dan sasaran diperlukan
nilai-nilai yang digunakan sebagai pedoman bagi seluruh insan
Kementerian Hukum dan HAM yaitu Profesional, Akuntabel, Sinergi,
Transparan dan Inovatif (PASTI) :
a. Profesional
Aparat Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang
bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui
penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan
integritas profesi.
b. Akuntabel
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan kepada
8
masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang
berlaku.
c. Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan
kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis
dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan
melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.
d. Transparan
Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi
tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi
tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya,
serta hasil-hasil yang dicapai.
e. Inovatif
Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreativitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
9
dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggung jawab.
Dalam menetapkan isu, penulis menggunakan landasan teoritis
dari agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI (Manajemen
ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik) dengan ditambah
pemahaman tentang substansi tuntutan pekerjaan dan lingkungan
tempat kerja. Selain itu untuk menjaga relevansi dengan kondisi nyata
di tempat kerja, dilakukan juga proses konsultasi dengan atasan di
lingkungan kerja sehingga isu yang disampaikan valid dan reliabel.
Manajemen ASN sendiri merupakan pengelolaan ASN dalam
menghasilkan petugas ASN yang profesional, memiliki dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi,
dan nepotisme. Terlepas dari usaha menciptakan ASN yang
profesional, Lapas Kelas IIA Lubuklinggau mengalami beberapa
permasalahan terkait pelayanan publik, yaitu :
1. Kurangnya pemanfaatan asuhan keperawatan (askep)
dalam proses pengobatan dan perawatan Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP)
Deskripsi isu:
Asuhan Keperawatan (Askep) untuk perawat Lapas sendiri
memang belum tersedia, sementara perawatan dan pengobatan
WBP dilakukan setiap hari. Pendokumentasian proses perawatan
melalui askep menjadi penting karena dapat menunjang proses
pengobatan dan perawatan WBP terutama WBP yang sakit dan
harus dirawat inap. Saat ini di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau
belum ada form askep dan pengobatan baru didokumentasikan
melalui buku register G dan SDP.
10
2. Kurangnya pelaksanaan penyuluhan kesehatan mengenai
penyakit diare bagi WBP
Deskripsi isu:
Penyakit diare merupakan penyakit menular kedua
terbanyak di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau dan menjadi penyakit
dengan dampak / komplikasi fatal yang bisa mengakibatkan
kematian bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu
kegiatan promosi kesehatan seperti penyuluhan kesehatan
mengenai penyakit belum berjalan dengan optimal. Penyuluhan
kesehatan merupakan upaya preventif awal untuk mengurangi
angka kesakitan karena diare dengan meningkatkan pengetahuan
mengenai penyakit dan kesadaran untuk mencegah penyakit
tersebut.
3. Kurangnya pelaksanaan skrining penyakit menular bagi
WBP (TB-HIV)
Deskripsi isu:
Di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau sudah ada pelaksanaan
skrining terpadu TB-HIV tetapi pelaksanaannya masih kurang
karena masih sedikit WBP yang diskrining. Seharusnya
pelaksanaan skrining terpadu TB-HIV dilakukan kepada semua
WBP mengingat bahwa lingkungan Lapas merupakan daerah
resiko tinggi untuk penularan penyakit menular seperti TB dan
HIV. Pendeteksian awal TB-HIV diharapkan dapat menjaring WBP
yang positif TB atau HIV sehingga dapat diambil tindakan
pengobatan yang cepat untuk mencegah penularan penyakit
tersebut karena penyakit TB dan HIV merupakan penyakit yang
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
11
4. Belum maksimalnya pemanfaatan Sistem Database
Pemasyarakatan (SDP) Kesehatan dalam proses pengobatan
WBP
Deskripsi isu:
SDP yang merupakan sistem terkomputerisasi berbasis IT
sudah terlaksana di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau, namun untuk
SDP kesehatan pemanfaatannya dalam menunjang pelayanan
kesehatan di klinik Lapas belum optimal. Padahal penggunaan
SDP Kesehatan dalam proses pengobatan dan perawatan WBP
penting karena semua proses dapat terintegrasi dalam sistem
database tersebut sehingga memudahkan pemberian pelayanan
kesehatan bagi WBP.
5. Kurangnya obat-obatan di klinik Lapas Kelas IIA
Lubuklinggau
Deskripsi Isu:
Masalah masih kurangnya obat-obatan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan WBP menjadi salah satu permasalahan yang
ada dalam pelayanan kesehatan di klinik Lapas Kelas IIA
Lubuklinggau. Padahal obat-obatan merupakan hal yang sangat
penting dalam proses pengobatan penyakit yang dialami oleh
WBP.
12
pengobatan dan pelayanan b. Kurangnya SDM
perawatan Warga keperawatan bagi dalam pembuatan
Binaan WBP Askep dan
Pemasyarakatan pengisiannya
(WBP)
13
C. Analisis Isu
14
4. Kelayakan: isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan
tanggung jawab.
15
2. Kurangnya pelaksanaan 4 5 4 5 18 1
penyuluhan kesehatan
mengenai penyakit diare bagi
WBP
3. Kurangnya pelaksanaan skrining 4 5 4 3 16 2
penyakit menular bagi WBP
(TB-HIV)
4. Belum maksimalnya 4 3 3 2 12 4
pemanfaatan Sistem Database
Pemasyarakatan (SDP)
Kesehatan dalam proses
pengobatan WBP
5. Kurangnya obat obatan di klinik 4 4 4 2 14 3
Lapas Kelas IIA Lubuklinggau
16
mencegah keadaan yang lebih parah. Lalu diharapkan setelah
pelaksanaan aktualisasi ini, kegiatan penyuluhan kesehatan dapat terus
berjalan secara rutin sebagai upaya preventif penyebaran penyakit diare.
17
f. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme
berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Ada lima
indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan
diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan
kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki
kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan
kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran
masyarakat.
b. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke
dalam berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan
nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia.
18
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam
keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan dan
mengakui adanya kehendak hidup bersama dan didukung oleh
semangat gotong royong.
d. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan
hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan
yang membawa kebaikan bagi semua pihak.
e. Sila kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial,
antara lain : (a) perwujudan relasi yang adil di semua tingkat
sistem kemasyarakatan; (b) pengembangan struktur yang
menyediakan kesetaraan kesempatan; (c) proses fasilitasi
akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang
diperlukan; dan (d) dukungan atas partisipasi bermakna atas
pengambilan keputusan bagi semua orang.
3. Etika Publik
Etika dipandang sebagai karakter atau etos individu / kelompok
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis.
Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
19
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
20
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.
c. Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik.
d. Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Ada 9 (sembilan)
indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan
seseorang memiliki sifat kasih sayang.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang
lain.
21
d. Disiplin
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang bertanggung jawab akan selalu berusaha
berbuat kebaikan karena yakin bahwa semua perbuatan akan
dipertanggungjawabkan.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebatilan walaupun sendirian berada dalam kebenaran.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya dan tidak
menuntut lebih dari apa yang sudah diupayakan.
Unit Kerja :
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lubuklinggau Sub Bidang
Bimbingan Pemasyarakatan dan Perawatan WBP
22
Identifikasi Isu :
1. Kurangnya pemanfaatan asuhan keperawatan (askep) dalam proses
pengobatan dan perawatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
2. Kurangnya pelaksanaan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit
diare bagi WBP
3. Kurangnya pelaksanaan skrining penyakit menular bagi WBP (TB-HIV)
4. Belum maksimalnya pemanfaatan Sistem Database Pemasyarakatan
(SDP) Kesehatan dalam proses pengobatan WBP
5. Kurangnya obat-obatan di klinik Lapas Kelas IIA Lubuklinggau
Kegiatan:
1. Meminta persetujuan atasan
2. Menyiapkan sarana dan prasarana penyuluhan kesehatan
3. Membuat SAP kegiatan penyuluhan kesehatan
4. Membuat banner dan leaflet mengenai penyakit diare
5. Menyiapkan materi penyuluhan (power point dan video animasi)
mengenai penyakit diare
6. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada WBP tentang penyakit diare
7. Membuat jadwal penyuluhan kesehatan bagi WBP
8. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan
23
Tabel 5. Matrik Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output / Hasil Keterkaitan substansi Kontribusi Kontribusi
mata pelatihan kegiatan pencapaian
pencapaian visi penguatan
dan misi nilai-nilai
organisasi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Meminta 1. Membuat konsep Kegiatan Agenda III: Aktualisasi nilai Aktualisasi nilai
persetujuan kegiatan koordinasi dan Manajemen ASN dasar ANEKA dasar ANEKA
atasan penyuluhan persetujuan Mengkoordinasikan dalam kegiatan saat meminta
2. Menemui atasan atasan terlaksana kegiatan kepada atasan meminta persetujuan
3. Menjelaskan merupakan wujud persetujuan atasan
kegiatan Bukti: pelaksanaan tugas secara atasan, memberikan
penyuluhan yang 1. Foto proposal jujur, bertanggung jawab, memberikan penguatan
akan dilakukan kegiatan dan berintegritas kontribusi terhadap nilai
4. Menerima saran penyuluhan pencapaian misi organisasi
dan masukan kesehatan Agenda II: Kemenkumham Kementerian
terkait kegiatan disetujui Akuntabitas: yaitu: Hukum dan HAM
5. Mendapatkan 2. Foto 1. Transparansi mewujudkan “PASTI” pada
persetujuan dokumentasi Komunikasi dapat aparatur huruf “P” dan “S”,
atasan terjalin antar pemimpin Kemenkumham yaitu :
dan staf serta yang profesional 1. Profesional
meningkatkan dan berintegritas Aparatur
kelancaran dalam Kementerian
mengambil keputusan Hukum dan
bersama. HAM adalah
2. Responsibilitas aparat yang
Meminta persetujuan bekerja keras
terlebih dahulu kepada untuk
atasan menunjukan mencapai
24
etika ASN kepada tujuan
atasan dalam proses organisasi
pengambilan keputusan melalui
dan bentuk penguasaaan
pertanggungjawaban bidang
terhadap rancangan tugasnya,
kegiatan menjunjung
tinggi etika dan
Nasionalisme: integritas
Sila ketiga dan Keempat profesi
yaitu Persatuan dan Nilai 2. Sinergis
Mufakat. Kegiatan Komitmen
meminta persetujuan untuk
atasan menunjukkan membangun
bahwa persatuan antara dan
pemimpin dan staf memastikan
diperlukan untuk hubungan
mencapai kemufakatan kerjasama
agar terbentuk kegiatan yang produktif
atau pelayanan yang serta kemitraan
berfokus pada yang harmonis
kepentingan WBP. dengan para
pemangku
Etika Publik: kepentingan
Menghargai komunikasi, untuk
konsultasi, dan menemukan
kerjasama dan
Koordinasi dengan atasan melaksanakan
mengenai kegiatan yang solusi terbaik,
akan dilakukan agar bermanfaat
kegiatan yang akan dan
25
dilakukan seseuai dengan berkualitas.
sasaran yang dituju
Komitmen Mutu:
1. Efektif
Koordinasi dengan
atasan mengenai
kegiatan yang akan
dilakukan agar kegiatan
yang akan dilakukan
seseuai dengan
sasaran yang dituju
2 Efisien
Koordinasi dengan
atasan dilakukan
tengan cepat dan tepat
sehingga dapat
terlaksananya kegiatan
penyuluhan kesehatan
Anti Korupsi:
1. Jujur
Melaporkan kegiatan
yang akan dilakukan
kepada atasan
merupakan salah satu
bentuk sikap jujur staff
kepada atasan
2. Tanggung Jawab
Melaporkan kegiatan
26
yang akan dilakukan
kepada atasan
merupakan salah satu
bentuk tanggung jawab
staf kepada atasan
27
kesehatan kelancaran dalam mencapai
mengambil keputusan. tujuan
2. Integritas organisasi
Dengan adanya sarana melalui
dan prasarana yang penguasaaan
menunjukkan persiapan bidang
kegiatan sehingga tugasnya,
diharapkan penyuluhan menjunjung
dapat berjalan tinggi etika dan
sebagaimana mestinya integritas
tanpa adanya kendala profesi
2. Sinergis
Nasionalisme: Komitmen
1. Integritas untuk
Menyediakan sarana membangun
dan prasarana yang dan
menunjang memastikan
pelaksanaan kegiatan hubungan
penyuluhan kerjasama
menunjukkan petugas yang produktif
kesehatan menberikan serta kemitraan
pelayanan yang yang harmonis
profesional kepada dengan para
WBP dan menjalankan pemangku
tugasnya dengan kepentingan
berorientasi pada untuk
kepentingan publik menemukan
dan
Etika Publik: melaksanakan
Menjalankan tugas solusi terbaik,
secara profesional, bermanfaat
28
Memberikan layanan dan
kepada publik dengan berkualitas.
jujur, tanggap, cepat,
tepat
Menyediakan sarana dan
prasaran pendukung
kegiatan merupakan
bentuk pelayanan publik
secara profesional dan
memastikan memberikan
pelayanan yang tepat
Komitmen Mutu:
1. Efektif
Menyiapkan sarana dan
sarana penunjang
dengan berkoordinasi
pada bagian terkait
memperlancar kegiatan
sehingga diharapkan
penyuluhan dapat
berjalan dengan baik
tanpa halangan
2. Efisien
Tersedianya sarana
dan prasarana
penunjang kegiatan
penyuluhan mengenai
penyakit diare dapat
mempermudah
terlaksanya kegiatan
29
penyuluhan kesehatan
Anti Korupsi
1. Kerja Keras
Menyiapkan sarana
dan prasarana
pendukung dengan
berkordinasi kepada
bagian terkait
menunjukkan kerja
keras ASN dalam
mempersipkan
kegiatan agar
telaksana dengan baik
dan lancar
3. Membuat 1. Berkoordinasi SAP kegiatan Agenda III: Aktualisasi nilai Aktualisasi nilai
SAP dengan atasan penyuluhan Managemen ASN dasar ANEKA dasar ANEKA
kegiatan terkait SAP kesehatan dibuat. Membuat SAP merupakan dalam kegiatan saat membuat
penyuluhan kegiatan SAP diharapkan bentuk dari Manajemen membuat SAP SAP kegiatan
kesehatan penyuluhan dapat menjadi ASN karena dengan kegiatan penyuluhan
kesehatan pedoman adanya SAP maka adanya penyuluhan kesehatan,
2. Membuat SAP pelaksanaan panduan bagi ASN dalam kesehatan, memberikan
kegiatan kegiatan melakukan penyuluhan memberikan penguatan
penyuluhan penyuluhan kontribusi terhadap nilai
kesehatan penyakit Agenda II: pencapaian misi organisasi
3. Mensosialisasikan Akuntabitas: Kemenkumham Kementerian
SAP kegiatan Bukti: 1. Integritas yaitu: Hukum dan HAM
penyuluhan 1. Foto SAP Dengan adanya SAP mewujudkan “PASTI” pada
kesehatan di klinik kegiatan penyuluhan kesehatan, aparatur huruf “P”
Lapas penyuluhan kegiatan dapat berjalan Kemenkumham 1. Profesional
30
kesehatan sebagaimana mestinya, yang profesional Aparatur
2. Foto koordinasi terstruktur sehingga dan berintegritas Kementerian
dengan atasan dapat menjadi Hukum dan
3. Foto sosialisasi pedoman dalam HAM adalah
SAP melaksanakan kegiatan aparat yang
penyuluhan 2. Kejelasan bekerja keras
Kesehatan SAP penyuluhan untuk
menjadi standar dalam mencapai
memberikan pelayanan tujuan
kepada WBP. SAP organisasi
penyuluhan melalui
kesehatan menjadi penguasaaan
pedoman agar petugas bidang
kesehatan memiliki tugasnya,
gambaran yang jelas menjunjung
tentang proses, tujuan tinggi etika dan
dan hasil yang integritas
diharapkan. profesi
3. Konsistensi
Kegiatan pendidikan
kesehatan nantinya
diharapkan dapat
berjalan secara
konsisten sesuai
prosedur yang berlaku.
Nasionalisme:
1. Integritas
SAP menjadi pedoman
petugas kesehatan
dalam menberikan
31
pelayanan yang
profesional kepada
WBP sehingga
petugas kesehatan
dapat menjalankan
tugasnya dengan
berorientasi pada
kepentingan public
Etika Publik:
1. Membuat SAP
merupakan bentuk
pelaksanaan tugas
secara profesional
2. Pembuatan SAP
merupakan upaya
dalam pemberian
layanan kepada publik
secara jujur,tanggap,
cepat, tepat dan akurat
Komitmen Mutu:
1. Efisien
32
Tersedianya SAP
penyuluhan mengenai
penyakit diare dapat
mempermudah
terlaksanya kegiatan
penyuluhan kesehatan
sehingga sesuai
dengan prosedur yang
telah di tentukan
2. Inovasi
Pembuatan SAP
tentang penyakit diare
yang sebelumnya tidak
ada merupakan salah
satu bentuk inovasi
Anti Korupsi:
1. Tanggung jawab
SAP merupakan salah
satu bentuk
pertanggungjawaban
agar kegiatan
terlaksana sesuai
dengan standar
2. Disiplin
Adanya SAP berfungsi
sebagai pedoman,
patokan dalam
melaksanakan suatu
kegiatan
4 Melakukan 1. Merancang banner Banner terpasang Agenda III: Aktualisasi nilai Aktualisasi nilai
33
pembuatan mengenai penyakit di tempat Pelayanan Publik dasar ANEKA dasar ANEKA
banner dan diare kunjungan dan Membuat banner dan dalam kegiatan saat membuat
leaflet 2. Merancang leaflet blok WBP agar leaflet merupakan membuat banner banner dan leaflet
mengenai mengenai penyakit dapat dibaca oleh bentuk pelayanan kepada dan leaflet, mengenai
penyakit diare WBP dan WBP dengan memberikan penyakit
diare 3. Mencetak banner keluarga, leaflet menyediakan media kontribusi memberikan
dan leaflet dibuat. Banner informasi dalam kegiatan pencapaian misi penguatan
4. Memasang banner dan leaflet berisi pelaksanaan penyuluhan Kemenkumham, terhadap nilai
di tempat strategis tentang kesehatan mengenai yaitu: organisasi
(halaman pengetahuan penyakit diare sehingga mewujudkan Kementerian
kunjungan dan mengenai mempermudah aparatur Hukum dan HAM
blok WBP) penyakit diare pemahaman. Kemenkumham “PASTI” pada
yang profesional huruf “I” yaitu :
Bukti: Agenda II: dan berintegritas Inovatif
1. Design banner Akuntabitas: Kementerian
2. Design leaflet 1. Transparansi Hukum dan HAM
3. Foto banner Pembuatan banner dan mendukung
terpasang leaflet menyediakan kreatifitas dan
semua informasi mengembangkan
kesehatan terkait inisiatif untuk
penyakit diare. selalu melakukan
2. Responsibilitas pembaharuan
Kegiatan pembuatan dalam
banner dan leaflet penyelenggaraan
sebagai media tugas dan
informasi dalam fungsinya.
kegiatan penyuluhan
merupakan bentuk
tanggung jawab
petugas kesehatan
untuk meningkatkan
34
pengetahuan WBP
terhadap penyakit diare.
Nasionalisme:
1. Integritas
Membuat media
informasi berupa
banner dan leaflet
memudahkan
penyebaran
pengetahuan mengenai
penyakit menunjukkan
bahwa ASN
berorientasi pada
kepentingan publik
Etika Publik:
Menjalankan tugas
secara profesional,
Memberikan layanan
35
kepada publik dengan
jujur, tanggap, cepat,
tepat
Menyediakan media
informasi yang tepat untuk
menambah pengetahuan
dan pemahaman WBP
mengenai penyakit diare
merupakan bentuk
pelayanan publik secara
profesional
Komitmen Mutu:
1. Inovasi:
Membuat banner dan
leaflet mengenai
penyakit diare
merupakan inovasi
untuk meningkatkan
pengetahuan WBP dan
pengunjung/keluarga
2. Efektif:
Membuat banner dan
leaflet dinilai efektif
karena dapat
digunakan dalam
jangka waktu yang lama
dan menjadi salah satu
media informasi
kesehatan dan dapat
menjangkau khalayak
36
ramai
Anti Korupsi:
1. Kerja Keras
Proses pembuatan
banner dan leaflet
dilakukan dengan niat
untuk memberikan
informasi yang tepat
sehingga hasil banner
dan leaflet diharapkan
dapat memberi
pengetahuan dan
wawasan kepada
publik
2. Peduli
Pembuatan leaflet dan
banner merupakan
bentuk kepedulian
petugas kesehatan
kepada WBP sehingga
diharapkan WBP dapat
meningkatkan
kesehatan dan
mampu untuk
memelihara kesehatan
diri sendiri.
5 Menyiapkan 1. Membuat materi Materi penyuluhan Agenda III: Aktualisasi nilai Aktualisasi nilai
materi penyuluhan untuk dalam bentuk Pelayanan Publik dasar ANEKA dasar ANEKA
penyuluhan ditampilkan di power point dan Membuat materi dalam kegiatan saat menyiapkan
(power point power point video animasi penyuluhan merupakan pembuatan materi materi
37
dan video 2. Menyiapkan video tentang penyakit bentuk pelayanan kepada penyuluhan penyuluhan
animasi) animasi tentang dibuat WBP dengan menggunakan menggunakan
mengenai penyakit diare menyediakan media power point dan power point dan
penyakit 3. Meminta Bukti: informasi dalam kegiatan video animasi, video animasi,
diare persetujuan 1. Power point pelaksanaan penyuluhan memberikan memberikan
atasan mengenai mengenai kesehatan mengenai kontribusi penguatan
materi penyuluhan penyakit diare penyakit diare sehingga pencapaian misi terhadap nilai
(power point dan 2. Video animasi mempermudah Kemenkumham, organisasi
video animasi) mengenai pemahaman. yaitu: Kementerian
penyakit diare mewujudkan Hukum dan HAM
3. Foto Agenda II: aparatur “PASTI” pada
dokumentasi Akuntabitas: Kemenkumham huruf “I” yaitu :
1. Transparansi yang profesional Inovatif
Pembuatan materi dan berintegritas Kementerian
penyuluhan Hukum dan HAM
menyediakan semua mendukung
informasi kesehatan kreatifitas dan
terkait penyakit. mengembangkan
2. Responsibilitas inisiatif untuk
Kegiatan pembuatan selalu melakukan
materi penyuluhan pembaharuan
melalui power point dan dalam
video animasi penyelenggaraan
merupakan bentuk tugas dan
tanggungjawab petugas fungsinya.
kesehatan untuk
meningkatkan
pengetahuan WBP
terhadap penyakit.
Nasionalisme:
38
1. Integritas
Membuat materi
penyuluhan berupa
power point dan video
animasi memudahkan
penyebaran
pengetahuan mengenai
penyakit menunjukkan
bahwa ASN
berorientasi pada
kepentingan publik
Etika Publik:
Menjalankan tugas
secara profesional,
Memberikan layanan
kepada publik dengan
jujur, tanggap, cepat,
tepat
Menyediakan media
informasi yang tepat untuk
menambah pengetahuan
dan pemahaman WBP
mengenai penyakit diare
merupakan bentuk
pelayanan publik secara
profesional
Komitmen Mutu:
1. Inovasi:
Membuat materi
39
penyuluhan berupa
power point dan video
animasi mengenai
penyakit diare
merupakan inovasi
untuk meningkatkan
pengetahuan WBP dan
pengunjung/keluarga
2. Efektif:
Membuat materi
penyuluhan berupa
power point dan video
animasi dinilai efektif
karena dapat
digunakan dalam
jangka waktu yang lama
dan menjadi salah satu
media informasi
kesehatan dan dapat
menjangkau khalayak
ramai, serta menarik
untuk dilihat
Anti Korupsi:
1. Tanggung jawab
Menyediakan informasi
menegnai penyakit
diare merupakan
bentuk tanggung jawab
petugas kesehatan
kepada WBP untuk
40
meningkatkan
pengetahuan WBP
terhadap kesehatan
khususnya mengenai
penyakit diare
2. Kerja keras
Membuat power point
dan video animasi
merupakan bentuk
kerja keras ASN dalam
melakukan
pekerjaannya agar
penyuluhan terlaksana
dengan optimal dan
pengetahuan WBP
tentang diare
bertambah
41
pencegahannya yang disampaikan perlindungan Hak Profesional
harus Asasi Manusia Aparatur
Bukti: dipertanggungjawabka (hak untuk Kementerian
1. Daftar hadir n dan sesuai dengan mendapat Hukum dan HAM
2. Foto materi yang akan perawatan dan adalah aparat
dokumentasi disampaikan pembinaan) yang bekerja
kegiatan 2. Kejelasan keras untuk
penyuluhan Memberikan mencapai tujuan
penyuluhan kesehatan organisasi melalui
secara jelas bertujuan penguasaaan
agar wbp memahami bidang tugasnya,
mengenai penyakit menjunjung tinggi
diare dan pencegahan etika dan
serta penanganannya integritas profesi
Nasionalisme
1. Sila Kelima: Keadilan
sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Penyuluhan kesehatan
diberikan kepada WBP
tanpa
membeda-bedakan
satu dengan yang lain
2. Integritas
Pelaksanaan
penyuluhan kesehatan
merupakan bentuk dari
keselarasan
melaksanakan suatu
tindakan untuk
42
mencapai tujuan
Etika Publik
1. Menjalankan tugas
secara profesional
dan tidak berpihak
Dalam memeberikan
penyuluhan kesehatan
kepada WBP, petugas
tidak
membeda-bedakan,
semua WBP berhak
memperoleh
pengetahuan.
2. Memberikan layanan
kepada publik secara
jujur, tanggap, akurat,
dan santun
Penyuluhan kesehatan
yang diberikan sesuai
dengan materi yang
akan disampaikan,
WBP diberikan
kesempatan untuk
bertanya kepada
petugas, dan selama
pelaksanaan
penyuluhan kesehatan
menggunakan
43
kata-kata yang sopan
Komitmen mutu
1. Efektif
Penyuluhan diharapkan
dapat meningkatkan
pengetahuan WBP
mengenai penyakit
diare dan cara
mencegah penyakit
diare tersebut
2. Efisien
Kegiatan penyuluhan
perkelompok
memudahkan
pemberian informasi
dan dapat dilakukan
dalam waktu yang
singkat
3. Mutu
Penyuluhan menjadi
salah satu kegiatan
yang dapat
meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan
dan peningkatan
pengetahuan
sehingga kesehatan
WBP dapat meningkat
Anti Korupsi
44
1. Peduli
Peningkatan
pemahaman WBP
dengan melakukan
suatu penyuluhan
kesehatan merupakan
suatu bentuk kepedulian
petugas, agar WBP
dapat memilihara dan
meningkatkan
kesehatan
7 Membuat 1. Menyusun Jadwal kegiatan Agenda III: Aktualisasi nilai Aktualisasi nilai
jadwal jadwal kegiatan penyuluhan Manajemen ASN dasar ANEKA dasar ANEKA
penyuluhan penyuluhan kesehatan dibuat Membuat jadwal kegiatan dalam kegiatan saat melakukan
kesehatan kesehatan penyuluhan merupakan membuat jadwal membuat jadwal
perbulan Bukti: salah satu contoh dari kegiatan kegiatan
2. Membuat jadwal 1. Foto rancangan manajemen ASN karena penyuluhan penyuluhan,
kegiatan jadwal kegiatan dengan adanya jadwal kesehatan, memberikan
penyuluhan penyuluhan penyuluhan menjadi memberikan penguatan
kesehatan 2. Foto jadwal pedoman bagi petugas kontribusi terhadap nilai
3. Mencetak jadwal kegiatan kesehatan untuk pencapaian misi organisasi
kegiatan penyuluhan menjalankan kegiatan Kemenkumham Kementerian
penyuluhan yang sudah penyuluhan kesehatan yaitu: Hukum dan HAM
kesehatan terpasang kedepannya mewujudkan “PASTI” pada
4. Memasang jadwal aparatur huruf “P”, “S”, dan
kegiatan Agenda II: Kemenkumham “I” yaitu :
penyuluhan Akuntabitas: yang profesional 1. Profesional
kesehatan di klinik Akuntabilitas dan berintegritas Aparatur
Lapas 1. Kejelasan Kementerian
Pembuatan jadwal Hukum dan
45
pelaksanaan kegiatan HAM adalah
penyuluhan kesehatan aparat yang
bertujuan agar kegiatan bekerja keras
yang dilakukan untuk
terorganisir dan sesuai mencapai
jadwal tujuan
2. Integritas organisasi
Pelaksanaan kegiatan melalui
penyuluhan yang penguasaaan
sesuai jadwal bidang
mencerminkan bentuk tugasnya,
integritas petugas menjunjung
kesehatan dalam tinggi etika dan
memberikan integritas
pengetahuan profesi
mengenai kesehatan 2. Sinergis
atau penyakit lainnya Komitmen
kepada WBP untuk
membangun
Nasionalisme dan
1. Persatuan memastikan
Pembuatan jadwal hubungan
pelaksanaan untuk kerjasama
melakukan pendidikan yang produktif
kesehatan serta kemitraan
menunjukkan adanya yang harmonis
bentuk koordinasi dengan para
antara atasan maupun pemangku
pimpinan dalam hal ini kepentingan
menunjukkan adanya untuk
persatuan persepsi menemukan
46
antara pimpinan dan
maupun atasan melaksanakan
solusi terbaik,
Etika Publik bermanfaat
1. Membuat keputusan dan
berdasarkan keadilan berkualitas.
Pembuatan jadwal
sebelum melakukan 3. Inovatif
suatu pendidikan Kementerian
kesehatan bertujuan Hukum dan
agar kegiatan yang HAM
dilakukan secara mendukung
terstruktur kreatifitas dan
2. Menjalankan tugas mengembangk
secara profesional, an inisiatif
Adanya jadwal untuk selalu
kegiatan melakukan
penyuluhan-penyuluha pembaharuan
n berikutnya dalam
menunjukkan penyelenggara
keprofesionalan ASN an tugas dan
dalam memberikan fungsinya.
pelayanan kepada
WBP
Komitmen mutu
1. Efisien
Pembuatan jadwal
pelaksanaan
pendidikan kesehatan
yang telah
47
direncanakan sesuai
dengan waktu yang
telah di tetapkan
memudahkan
terlaksananya
kegiatan, sehingga
kegiatan dapat berjalan
dengan lancar dan
optimal
Anti Korupsi
1. Disiplin
Pembuatan jadwal
kegiatan merupakan
suatu bentuk disiplin,
karena kegiatan yang
akan dilakukan
terstruktur
8. Melakukan 1. Mengatur jadwal Evaluasi kegiatan Agenda III: Aktualisasi nilai Aktualisasi nilai
evaluasi evaluasi kegiatan penyuluhan Manajemen ASN dasar ANEKA dasar ANEKA
terhadap penyuluhan kesehatan Evaluasi menunjukan dalam kegiatan saat melakukan
kegiatan 2. Melakukan terlaksana. pelaksanaan tugas melakukan melakukan
penyuluhan evaluasi terkait kegiatan dilakukan secara evaluasi kegiatan evaluasi terhadap
kesehatan pelaksanaan Bukti: cermat dan disiplin penyuluhan kegiatan
kegiatan 1. Foto kesehatan, penyuluhan
penyuluhan dokumentasi Pelayanan Publik memberikan kesehatan
kesehatan yang kegiatan Responsif kontribusi memberikan
telah dilakukan evaluasi Evaluasi menunjukan pencapaian misi penguatan
3. Membuat laporan penyuluhan bentuk tanggung jawab Kemenkumham terhadap nilai
hasil kegiatan kesehatan pelayanan, sehingga yaitu: organisasi
48
penyuluhan 2. Laporan hasil peayanan yang diberikan mewujudkan Kementerian
kesehatan kegiatan bersifat prima dan aparatur Hukum dan HAM
penyuluhan berkesinambungan Kemenkumham “PASTI” pada
kesehatan yang profesional huruf “P” dan
Agenda II: dan berintegritas “S”yaitu :
Akuntabitas: 1. Profesional
1. Responsibilitas Aparatur
Pelaksanaan evaluasi Kementerian
merupakan bentuk Hukum dan
pertangggungjawaban HAM adalah
ASN dalam memberikan aparat yang
pelayanan yang telah bekerja keras
dijadwalkan/ sesuai untuk
prosedur mencapai
2. Kepercayaan tujuan
Dengan adanya organisasi
evaluasi terhadap melalui
kegiatan yang diberikan penguasaaan
dapat meningkatkan bidang
kepercayaan WBP tugasnya,
terhadap menjunjung
kegiatan-kegiatan tinggi etika dan
penyuluhan berikutnya integritas
yang akan dilakukan profesi
2. Sinergis
Nasionalisme: Komitmen
1. Integritas untuk
Evaluasi yang membangun
dilakukan kepada dan
WBP merupakan memastikan
bentuk dari hubungan
49
keselarasan dalam kerjasama
melaksanaakan suatu yang produktif
tindakan untuk serta kemitraan
mencapai suatu yang harmonis
tujuan yang ingin dengan para
dicapai yaitu pemangku
mengharapkan bahwa kepentingan
WBP dapat untuk
mengaplikasikan menemukan
mengenai materi yang dan
telah disampaikan melaksanakan
solusi terbaik,
Etika Publik: bermanfaat
Menghargai komunikasi, dan
konsultasi, dan berkualitas.
kerjasama;
Mempertanggungjawab
kan kinerjanya
Petugas kesehatan
menghargai masukan dan
penilaian terhadap
kegiatan penyuluhan
yang telah dilakukan baik
itu oleh atasan, maupun
tenaga kesehatan
lainnya, dan sebagai
bentuk
pertanggungjawaban
ASN terhadap tugas yang
diberikan
50
Komitmen Mutu:
1. Mutu
Kegiatan evaluasi
penyuluhan
diharapkan dapat
menjadi tolak ukur
peningkatan kualitas
pelayanan penyuluhan
kesehatan
Anti Korupsi:
1. Tanggung Jawab
Monitoring dan evaluasi
merupakan bentuk
tanggung jawab pada
hasil kegiatan
51
G. Jadwal Kegiatan Aktualisasi (Habituasi)
Minggu Pelaksanaan
No Kegiatan Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1
1 Meminta persetujuan
atasan
2 Menyiapkan sarana dan
prasarana
3 Membuat SAP kegiatan
penyuluhan kesehatan
4 Membuat Banner dan
leaflet
5 Membuat materi
penyuluhan kesehatan
menggunakan power
point dan video animasi
6 Melakukan penyuluhan
kesehatan kepada WBP
7 Membuat jadwal
penyuluhan kesehatan
8 Melakukan evaluasi
kegiatan penyuluhan
kesehatan
52
H. Kendala dan Antisipasi
Pada bagian ini dijelaskan kendala yang akan dihadapi oleh penulis
dalam pelaksanaan kegiatan yang akan dikerjkan selama membuat
laporan aktualisasi (habituasi) saat di unit kerja. Pada bagian ini juga
diberikan antisipasi untuk mengatasi kendala tersebut agar kegiatan
dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang diharapkan bisa tercapai.
53
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI
54
1. Meminta persetujuan atasan
Koordinasi dan persetujuan oleh atasan dilakukan untuk
mendiskusikan rencana kegiatan yang akan dilakukan, jadwal
kegiatan, permasalahan yang akan dihadapi, serta solusi yang
akan diambil. Diharapkan dengan koordinasi ini kegiatan
penyuluhan kesehatan dapat terlaksana dengan baik.
2. Menyiapkan sarana dan prasarana penyuluhan kesehatan
Kegiatan penyuluhan kesehatan memerlukan sarana dan
prasana yang mendukung. Untuk itu koordinasi dengan pihak
terkait untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
dianggap perlu agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar
3. Membuat SAP kegiatan penyuluhan kesehatan
Satuan acara penyuluhan kesehatan diperlukan sebagai
pedoman atau acuan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
agar berjalan dengan teratur dan sesuai dengan target/ hasil
capaian kegiatan.
4. Membuat banner dan leaflet mengenai penyakit diare
Banner dan leaflet dipilih sebagai salah satu media informasi
yang dianggap efisien dalam kegiatan penyuluhan kesehatan
karena dapat menjangkau orang banyak dan dapat dilihat atau
dibaca kapan saja.
5. Menyiapkan materi penyuluhan (power point dan video animasi)
mengenai penyakit diare
Kegiatan penyuluhan kesehatan menggunakan media power
point dan video animasi agar lebih menarik dan dapat memberikan
informasi kepada orang banyak saat dilaksanakan kegiatan
penyuluhan kesehatan tersebut.
6. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada WBP tentang penyakit
diare
Kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit diare
diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi kepada
55
WBP mengenai penyakit diare itu sendiri sehingga WBP dapat
mencegah dan mengatasi penyakit diare di lingkungan sekitar
mereka.
7. Membuat jadwal penyuluhan kesehatan bagi WBP
Penjadwalan penyuluhan kesehatan tidak hanya penyakit diare
tetapi juga mengenai penyakit lainnya membuat pelaksanaan
penyuluhan lebih terstruktur dan tertata sehingga penyuluhan
dapat menjadi kegiatan rutin guna meningkatkan pengetahuan
WBP mengenai kesehatan.
8. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan
Pelaporan hasil kegiatan ke atasan dan evaluasi mengenai
capaian kegiatan yang dilakukan
Agenda II:
Akuntabitas:
a. Transparansi
Komunikasi dapat terjalin antar pemimpin dan staf serta meningkatkan
kelancaran dalam mengambil keputusan bersama.
b. Responsibilitas
Meminta persetujuan terlebih dahulu kepada atasan menunjukan etika
ASN kepada atasan dalam proses pengambilan keputusan dan bentuk
56
pertanggungjawaban terhadap rancangan kegiatan.
Nasionalisme:
a. Sila ketiga dan Keempat yaitu Persatuan dan Nilai Mufakat.
Kegiatan meminta persetujuan atasan menunjukkan bahwa persatuan
antara pemimpin dan staf diperlukan untuk mencapai kemufakatan agar
terbentuk kegiatan atau pelayanan yang berfokus pada kepentingan WBP.
Etika Publik:
a. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
Koordinasi dengan atasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan agar
kegiatan yang akan dilakukan seseuai dengan sasaran yang dituju
Komitmen Mutu:
a. Efektif
Koordinasi dengan atasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan agar
kegiatan yang akan dilakukan seseuai dengan sasaran yang dituju
b. Efisien
Koordinasi dengan atasan dilakukan tengan cepat dan tepat sehingga
dapat terlaksananya kegiatan penyuluhan kesehatan
Anti Korupsi:
a. Jujur
Melaporkan kegiatan yang akan dilakukan kepada atasan merupakan
salah satu bentuk sikap jujur staff kepada atasan
b. Tanggung Jawab
Melaporkan kegiatan yang akan dilakukan kepada atasan merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab staf kepada atasan
57
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik,
bermanfaat dan berkualitas.
Dengan meminta persetujuan atasan menunjukkan sinergitas dan
kerjasama antara pimpinan dan staf untuk mendapatkan solusi terbaik
terhadap suatu masalah
4. Dokumentasi Kegiatan
5. Analisis Dampak
Dampak Positif
Dengan berkoordinasi pada atasan rencana kegiatan dapat dibuat yang akan
dilakukan, jadwal kegiatan, permasalahan yang akan dihadapi, serta solusi
yang akan diambil sehingga penyuluhan kesehtan dapat terlaksanadengan
baik.
Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana, kegiatan pelayanan akan tidak teratur
sehingga kegiatan tidak dapat terlaksana dengan baik.
58
Kegiatan 2 Menyiapkan sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan
kesehatan
Tanggal 09 - 21 Juli 2018
Lampiran 1. Foto koordinasi dengan bagian umum untuk menyiapkan
sarana dan prasarana yang diperlukan
2. Foto sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan yang sudah
tersedia
3. Foto koordinasi dengan bagian Pengamanan
1. Tahapan Kegiatan
a. Berkoordinasi dengan atasan mengenai sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk kegiatan penyuluhan
b. Berkoordinasi dengan bagian umum untuk menyiapkan sarana kegiatan
penyuluhan seperti aula, kursi dan meja, proyektor, leptop, microphone
c. Berkoordinasi dengan pihak Pengamanan untuk menyiapkan WBP ,
melakukan pengumuman kepada WBP untuk penyuluhan kesehatan
Agenda II:
Akuntabitas:
a. Transparansi
Kegiatan menyiapkan sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan /
penyuluhan kesehatan mengandung nilai trasnparansi karena komunikasi
dapat terjalin antar pemimpin dan staf serta meningkatkan kelancaran
dalam mengambil keputusan.
b. Integritas
Dengan adanya sarana dan prasarana yang menunjukkan persiapan
kegiatan sehingga diharapkan penyuluhan dapat berjalan sebagaimana
mestinya tanpa adanya kendala.
Nasionalisme:
a. Integritas
Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan
kegiatan penyuluhan menunjukkan petugas kesehatan menberikan
pelayanan yang profesional kepada WBP dan menjalankan tugasnya
dengan berorientasi pada kepentingan publik
Etika Publik:
a. Menjalankan tugas secara profesional, Memberikan layanan kepada publik
dengan jujur, tanggap, cepat, tepat
Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan merupakan
bentuk pelayanan publik secara profesional dan memastikan memberikan
59
pelayanan yang tepat
Komitmen Mutu:
a. Efektif
Menyiapkan sarana dan sarana penunjang dengan berkoordinasi pada
bagian terkait memperlancar kegiatan sehingga diharapkan penyuluhan
dapat berjalan dengan baik tanpa halangan
b. Efisien
Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan penyuluhan
mengenai penyakit diare dapat mempermudah terlaksanya kegiatan
penyuluhan kesehatan
Anti Korupsi
a. Kerja Keras
Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung dengan berkordinasi
kepada bagian terkait menunjukkan kerja keras ASN dalam mempersipkan
kegiatan agar telaksana dengan baik dan lancar
60
4. Dokumentasi Kegiatan
5. Analisis Dampak
Dampak Positif
Dengan adanya persiapan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
penyuluhan kesehatan maka kegiatan dipastikan dapat berjalan dengan
lancar dan tanpa hambatan.
61
Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana, kegiatan penyuluhan akan terhambat
karena sarana dan prasana yang tidak memadai atau mendukung kegiatan,
sehingga target capaian penyuluhan tidak tercapai
1. Tahapan Kegiatan
a. Berkoordinasi dengan atasan terkait SAP kegiatan penyuluhan kesehatan
b. Membuat SAP kegiatan penyuluhan kesehatan
c. Mensosialisasikan SAP kegiatan penyuluhan kesehatan di klinik Lapas
Agenda II:
Akuntabitas:
a. Integritas
Dengan adanya SAP penyuluhan kesehatan, kegiatan dapat berjalan
sebagaimana mestinya, terstruktur sehingga dapat menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan
b. Kejelasan
SAP penyuluhan menjadi standar dalam memberikan pelayanan kepada
WBP. SAP penyuluhan kesehatan menjadi pedoman agar petugas
kesehatan memiliki gambaran yang jelas tentang proses, tujuan dan hasil
yang diharapkan.
c. Konsistensi
Kegiatan pendidikan kesehatan nantinya diharapkan dapat berjalan secara
konsisten sesuai prosedur yang berlaku.
Nasionalisme:
a. Integritas
SAP menjadi pedoman petugas kesehatan dalam menberikan pelayanan
yang profesional kepada WBP sehingga petugas kesehatan dapat
menjalankan tugasnya dengan berorientasi pada kepentingan publik
b. Cinta Tanah Air
SAP dibuat menggunakan tata bahasa Indonesiayang baku dan sesuai
kaidah.
Etika Publik:
62
a. Membuat SAP merupakan bentuk pelaksanaan tugas secara profesional
b. Pembuatan SAP merupakan upaya dalam pemberian layanan kepada
publik secara jujur,tanggap, cepat, tepat dan akurat
Komitmen Mutu:
a. Efisien
Tersedianya SAP penyuluhan mengenai penyakit diare dapat
mempermudah terlaksanya kegiatan penyuluhan kesehatan sehingga
sesuai dengan prosedur yang telah di tentukan
b. Inovasi
Pembuatan SAP tentang penyakit diare yang sebelumnya tidak ada
merupakan salah satu bentuk inovasi
Anti Korupsi:
a. Tanggung jawab
SAP merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban agar kegiatan
terlaksana sesuai dengan standar
b. Disiplin
Adanya SAP berfungsi sebagai pedoman, patokan dalam melaksanakan
suatu kegiatan
63
4. Dokumentasi Kegiatan
5. Analisis Dampak
Dampak Positif
Dengan adanya SAP kegiatan pnyuluhan kesehatan mempermudah Perawat
dalam melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan adanya acuan
dalam proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan tersebut sehingga kegiatan
dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan
64
Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana, kegiatan penyuluhan kesehatan tidak
berjalan dengan baik dan target penyuluhan tidak akan tercapai
Agenda II:
Akuntabitas:
a. Transparansi
Pembuatan banner dan leaflet menyediakan semua informasi kesehatan
terkait penyakit diare.
b. Responsibilitas
Kegiatan pembuatan banner dan leaflet sebagai media informasi dalam
kegiatan penyuluhan merupakan bentuk tanggung jawab petugas
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan WBP terhadap penyakit
diare.
Nasionalisme:
a. Integritas
Membuat media informasi berupa banner dan leaflet memudahkan
penyebaran pengetahuan mengenai penyakit menunjukkan bahwa ASN
berorientasi pada kepentingan publik
b. Cinta tanah air
Leaflet dan banner dibuat menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar, dibuat dengan semenarik mungkin sehingga mudah
dibaca dan dipahami.
65
Etika Publik:
a. Menjalankan tugas secara profesional, Memberikan layanan kepada publik
dengan jujur, tanggap, cepat, tepat
Menyediakan media informasi yang tepat untuk menambah pengetahuan
dan pemahaman WBP mengenai penyakit diare merupakan bentuk
pelayanan publik secara profesional
Komitmen Mutu:
a. Inovasi:
Membuat banner dan leaflet mengenai penyakit diare merupakan inovasi
untuk meningkatkan pengetahuan WBP dan pengunjung/keluarga
b. Efektif:
Membuat banner dan leaflet dinilai efektif karena dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama dan menjadi salah satu media informasi
kesehatan dan dapat menjangkau khalayak ramai
Anti Korupsi:
a. Kerja Keras
Proses pembuatan banner dan leaflet dilakukan dengan niat untuk
memberikan informasi yang tepat sehingga hasil banner dan leaflet
diharapkan dapat memberi pengetahuan dan wawasan kepada publik
b. Peduli
Pembuatan leaflet dan banner merupakan bentuk kepedulian petugas
kesehatan kepada WBP sehingga diharapkan WBP dapat meningkatkan
kesehatan dan mampu untuk memelihara kesehatan diri sendiri
Aktualisasi nilai dasar ANEKA saat membuat banner dan leaflet mengenai
penyakit memberikan penguatan terhadap nilai organisasi Kementerian
Hukum dan HAM “PASTI” pada huruf “I” yaitu :
a. Inovatif
Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
Pembuatan banner dan leaflet mengenai penyakit diare belum pernah
ada di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau
4. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Proses pembuatan Banner dan Leaflet
66
Gambar 2. Foto Banner yang sudah dicetak
5. Analisis Dampak
Dampak Positif
Kegiatan pembuatan banner dan leaflet dapat mempermudah pelaksanaan
penyuluhan kesehatan kepada WBP karena dapat memberikan informasi
kepada seluruh WBP dan lebih mudah untuk dibaca atau dipahami,
67
penyebaran iinformasi lebih luas
Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana, kegiatan penyuuhan kesehatan tidak
dapat mencakup pemberian informasi kepada orang banyak yang belum
sempat mengikuti penyuluhan kesehatan yang sudah dijadwalkan
Agenda II:
Akuntabitas:
a. Transparansi
Pembuatan materi penyuluhan menyediakan semua informasi kesehatan
terkait penyakit.
b. Responsibilitas
Kegiatan pembuatan materi penyuluhan melalui power point dan video
animasi merupakan bentuk tanggungjawab petugas kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan WBP terhadap penyakit.
Nasionalisme:
a. Integritas
Membuat materi penyuluhan berupa power point dan video animasi
memudahkan penyebaran pengetahuan mengenai penyakit menunjukkan
bahwa ASN berorientasi pada kepentingan publik
Etika Publik:
a. Menjalankan tugas secara profesional, Memberikan layanan kepada publik
68
dengan jujur, tanggap, cepat, tepat
Komitmen Mutu:
a. Inovasi:
Membuat materi penyuluhan berupa power point dan video animasi
mengenai penyakit diare merupakan inovasi untuk meningkatkan
pengetahuan WBP dan pengunjung/keluarga
b. Efektif:
Membuat materi penyuluhan berupa power point dan video animasi dinilai
efektif karena dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan
menjadi salah satu media informasi kesehatan dan dapat menjangkau
khalayak ramai, serta menarik untuk dilihat
Anti Korupsi:
a. Tanggung jawab
Menyediakan informasi menegnai penyakit diare merupakan bentuk
tanggung jawab petugas kesehatan kepada WBP untuk meningkatkan
pengetahuan WBP terhadap kesehatan khususnya mengenai penyakit
diare
b. Kerja keras
Membuat power point dan video animasi merupakan bentuk kerja keras
ASN dalam melakukan pekerjaannya agar penyuluhan terlaksana dengan
optimal dan pengetahuan WBP tentang diare bertambah
4. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Membuat power point dan video animasi mengenai penyakit diare
69
Gambar 2. Meminta persetujuan atasan terkait power point dan video animasi
5. Analisis Dampak
Dampak Positif
Kegiatan membuat power pint dan video animasi menjadi penunjang
pelaksanaan kegiatan penyuluhan sehingga penyuluhan dapat berjalan
dengan baik, pemutaran video animasi mengenai peyakit diare dianggap lebih
menarik minat dan memberikan informasi dengan lebih luas kepada WBP
Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana, saat penyuluhan WBP akan merasa
bosan dan kegiatan tidak berjalan dengan lancer sehingga target tidak
tercapai
1. Tahapan Kegiatan
a. Mengumpulkan WBP peserta penyuluhan
b. Melakukan penyuluhan di aula untuk WBP menggunakan power point
dan video animasi
c. Tanya jawab dengan WBP terkait materi penyuluhan
70
2. Pemahaman Nilai-nilai Dasar ASN
Agenda III:
Pelayanan Publik
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk pelayanan publik untuk menambah
wawasan WBP tentang penyakit diare
Agenda II:
Akuntabilitas
a. Tanggung jawab
Penyuluhan kesehatan yang disampaikan harus dipertanggungjawabkan
dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan
b. Kejelasan
Memberikan penyuluhan kesehatan secara jelas bertujuan agar wbp
memahami mengenai penyakit diare dan pencegahan serta
penanganannya
Nasionalisme
a. Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Penyuluhan kesehatan diberikan kepada WBP tanpa membeda-bedakan
satu dengan yang lain
b. Integritas
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan merupakan bentuk dari keselarasan
melaksanakan suatu tindakan untuk mencapai tujuan
Etika Publik
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
Dalam memeberikan penyuluhan kesehatan kepada WBP, petugas tidak
membeda-bedakan, semua WBP berhak memperoleh pengetahuan.
b. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, akurat, dan
santun.
Penyuluhan kesehatan yang diberikan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, WBP diberikan kesempatan untuk bertanya kepada petugas,
dan selama pelaksanaan penyuluhan kesehatan menggunakan kata-kata
yang sopan
Komitmen mutu
a. Efektif
Penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan WBP mengenai
penyakit diare dan cara mencegah penyakit diare tersebut
b. Efisien
Kegiatan penyuluhan perkelompok memudahkan pemberian informasi dan
dapat dilakukan dalam waktu yang singkat
c. Mutu
Penyuluhan menjadi salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan peningkatan pengetahuan sehingga kesehatan
WBP dapat meningkat
71
Anti Korupsi
a. Peduli
Peningkatan pemahaman WBP dengan melakukan suatu penyuluhan
kesehatan merupakan suatu bentuk kepedulian petugas, agar WBP dapat
memilihara dan meningkatkan kesehatan
4. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Mengumpulkan peserta penyuluhan di aula
72
Gambar 3. Pelaksanaan penyuluhan
5. Analisis Dampak
Dampak Positif
Penyuluhan kesehatn diharapkan dapat memberikan infowmasi dan wawasan
kepada WBP mengenai penyakit, cara mencegah dan mengatasi penyakit
diare tersebut sehingga dengan memberikan pengetahuan dapat
menurunkan angka kesakitan akibat diare
Dampak Negatif
Bila kegiatan penyuluhan tidak dilaksanakan maka pengetahuan WBP
mengenai penyakit diare juga tidak diberikan, ketidaktahuan akan
meningkatkan angka kesakitan WBP akibat diare
73
c. Memasang jadwal kegiatan penyuluhan kesehatan di klinik Lapas
Agenda II:
Akuntabilitas
a. Kejelasan
Pembuatan jadwal pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan bertujuan
agar kegiatan yang dilakukan terorganisir dan sesuai jadwal
b. Integritas
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang sesuai jadwal mencerminkan
bentuk integritas petugas kesehatan dalam memberikan pengetahuan
mengenai kesehatan atau penyakit lainnya kepada WBP
Nasionalisme
a. Persatuan
Pembuatan jadwal pelaksanaan untuk melakukan pendidikan kesehatan
menunjukkan adanya bentuk koordinasi antara atasan maupun pimpinan
dalam hal ini menunjukkan adanya persatuan persepsi antara pimpinan
maupun atasan
Etika Publik
a. Membuat keputusan berdasarkan keadilan
Pembuatan jadwal sebelum melakukan suatu pendidikan kesehatan
bertujuan agar kegiatan yang dilakukan secara terstruktur
b. Menjalankan tugas secara profesional,
Adanya jadwal kegiatan penyuluhan-penyuluhan berikutnya menunjukkan
keprofesionalan ASN dalam memberikan pelayanan kepada WBP
Komitmen mutu
a. Efisien
Pembuatan jadwal pelaksanaan pendidikan kesehatan yang telah
direncanakan sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan memudahkan
terlaksananya kegiatan, sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar
dan optimal
Anti Korupsi
a. Disiplin
Pembuatan jadwal kegiatan merupakan suatu bentuk disiplin, karena
kegiatan yang akan dilakukan terstruktur
74
3. Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi Misi Organisasi dan
Penguatan nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai KEMENKUMHAM PASTI (Profesional, Akuntabel, Sinergi,
Transparan, Inovatif)
Aktualisasi nilai dasar ANEKA saat melakukan membuat jadwal kegiatan
penyuluhan, memberikan penguatan terhadap nilai organisasi Kementerian
Hukum dan HAM “PASTI” pada huruf “P”, “S”, dan “I” yaitu :
a. Profesional
Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras
untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaaan bidang tugasnya,
menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
Dengan adanya jadwal kegiatan penyuluhan berikutnya menunjukkan
petugas kesehatan berintegritas terhadap tugasnya.
b. Sinergis
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik,
bermanfaat dan berkualitas.
Penyusunan jadwal penyuluhan kesehatan untuk kegiatan penyuluhan
berikutnya disepakati bersama dan diharapkan dapat dijalankan sesuai
dengan yang telah dijadwalkan
c. Inovatif
Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
Pembuatan jadwal kegiatan penyuuhan yang terstruktur belum pernah
dilaksanakan di Lapas
4. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Menyusun jadwal penyuluhan kesehatan per bulan
75
Gambar 3. Jadwal penyuluhan kesehatan terpasang
5. Analisis Dampak
Dampak Positif
Pembuatan jadwal kegiatan penyuluhan kesehatan diharapkan dapat menjadi
acuan pelaksanakan penyuluhan kesehatan kedepannya untuk WBP, baik itu
untuk kelompok WBP yang baru ataupun penyuluhan-penyuluhan lain terkait
penyakit yang banyak ditemukan di Lapas
Dampak Negatif
Bila kegiatan penyuluhan tidak dilaksanakan dan tidak terjadwal dengan baik
maka pemberian informasi kepada WBP tidak berjalan maksimal dan
penyuluhan kesehatan tidak akan terlaksana dengan baik kedepannya.
76
dan disiplin
Pelayanan Publik
Evaluasi menunjukan bentuk tanggung jawab pelayanan, sehingga pelayanan
yang diberikan bersifat prima dan berkesinambungan
Agenda II:
Akuntabilitas:
a. Responsibilitas
Pelaksanaan evaluasi merupakan bentuk pertangggungjawaban ASN
dalam memberikan pelayanan yang telah dijadwalkan/ sesuai prosedur
b. Kepercayaan
Dengan adanya evaluasi terhadap kegiatan yang diberikan dapat
meningkatkan kepercayaan WBP terhadap kegiatan-kegiatan penyuluhan
berikutnya yang akan dilakukan
Nasionalisme:
a. Integritas
Evaluasi yang dilakukan kepada WBP merupakan bentuk dari keselarasan
dalam melaksanaakan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan yang
ingin dicapai yaitu mengharapkan bahwa WBP dapat mengaplikasikan
mengenai materi yang telah disampaikan
Etika Publik:
a. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
Mempertanggungjawabkan kinerjanya
Petugas kesehatan menghargai masukan dan penilaian terhadap kegiatan
penyuluhan yang telah dilakukan baik itu oleh atasan, maupun tenaga
kesehatan lainnya, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban ASN
terhadap tugas yang diberikan
Komitmen Mutu:
a. Mutu
Kegiatan evaluasi penyuluhan diharapkan dapat menjadi tolak ukur
peningkatan kualitas pelayanan penyuluhan kesehatan
Anti Korupsi:
a. Tanggung Jawab
Evaluasi merupakan bentuk tanggung jawab pada hasil kegiatan yang
telah dilaksanakan
77
Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras
untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaaan bidang tugasnya,
menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
Melakukan evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan menunjukkan
profesionalitas petugas untuk mencapai tujuan yaitu menambah
pengetahuan WBP mengenai penyakit diare
b. Sinergis
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik,
bermanfaat dan berkualitas
Evaluasi dengan menerima masukan dan arahan dari atasan dan
petugas kesehatan lainnya menunjukkan sinergitas untuk menemukan
solusi terbaik dan bermanfaat, serta menjamin pelaksanaan penyuluhan
kesehatan yang berkualitas
4. Dokumentasi
Gambar 1. Evaluasi oleh Atasan
78
5. Analisis Dampak
Dampak Positif
Evaluasi akan memberikan kontrol dan penilaian terhadap kegiatan
penyuluhan kesehatan yang telah dilakukan sehingga kedepannya dapat
dilaksanakan penyuluhan kesehatan berkelanjutan dan berkualitas
Dampak Negatif
Kegiatan evaluasi sangat penting untuk dilakukan, bila tidak ada maka
kegiatan pelayanan akan berjalan tanpa kontrol dan penilaian sehingga
pelayanan yang diberikan kurang bermutu.
79
keberhasilan sesuai yang diharapkan. Peningkatan pelayanan yang
dilakukan telah mencapai sasaran area perubahan yang diinginkan
yaitu peningkatan pelaksanaan penyuluhan kesehatan kepada WBP.
Untuk lebih spesifiknya, tabel capaian kegiatan habituasi dapat dilihat
pada tabel
80
point dan video s/d
animasi) mengenai 18-08-2018
penyakit diare
6. Melakukan Foto Dokumentasi
penyuluhan 20-08-2018 100% 4 kali Kegiatan Terlaksana
tentang penyakit s/d perte-
diare kepada WBP
15-09-2018 muan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan ini merupakan laporan atas kegiatan aktualisasi peserta
Diklat Prajabatan Golongan III pada instasi asal dalam upaya
menginternalisasikan kelima nilai dasar profesi seorang ASN, yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA). Dalam tahapannya untuk menjadi seorang pelayan publik yang
profesional, nilai AEKA tersebut diimplementasikan ke dalam upaya
pemecahan core issue yang menjadi inti utama dari pemahaman
permasalahan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lubuklinggau secara
menyeluruh. Kegiatan-kegiatan yang menjadi upaya pemecahan core issue
dilakukan tidak hanya dalam upaya menanamkan nilai-nilai ANEKA, tetapi
81
juga membentuk suatu profesionalitas bagi seorang ASN dalam
menjalankan fungsi dan perannya sebagai pelayan masyarakat.
Dalam proses mengaktualisasikan nilai dasar ASN dalam diri penulis
pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lubuklinggau ini penulis merasa
upaya yang dilakukan untuk mengurangi penyakit diare yaitu dengan
meningkatkan upaya preventif berupa peningkatan pelaksanaan
penyuluhan kesehatan mengenai penyakit diare kepada WBP.
Diharapkan peningkatan pelaksanaan penyuluhan dapat meningkatkan
pengetahuan WBP mengenai penyakit diare sehingga dapat mengenal
diare, mengetahui cara pencegahan dan pengobatan dini penyakit diare
sehingga angka kesakitan akibat diare dapat menurun. Hal yang penting
untuk ditekankan dan dilakukan adalah bagaimana nilai-nilai dasar ini dapat
diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari di unit kerja, yang selanjutnya bisa
ditularkan dan dijadikan contoh bagi para pegawai di lingkungan kerjanya
khususnya petugas kesehatan di klinik Lapas Kelas IIA Lubuklinggau.
B. Rekomendasi
Selama proses aktualisasi diri (off campus) banyak hal yang penulis
temukan. Berdasarkan pengalaman penulis selama proses aktualisasi di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lubuklinggau, penulis
merekomendasikan kepada unsur pimpinan agar memberikan dukungan
maksimal terhadap kegiatan pelayanan kesehatan berupa penyuluhan
kesehatan dikarenakan kesehatan merupakan hak asasi manusia yang
diatur dalam Undang-undang, setiap orang berhak atas pelayanan
kesehatan yang maksimal. Selanjutnya penulis juga merekomendasikan
agar seluruh pegawai dan stake holder di Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIA Lubuklinggau mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN
kapanpun dan dimanapun mereka berada. Hal ini, tentu akan menciptakan
suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan kondusif sehingga
82
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lubuklinggau mampu mencapai visi
dan misi organisasi.
Selain itu, proses penginternalisasian dan pengaktualisasian nilai-nilai
ANEKA ini juga perlu disosialisasikan dan diberlakukan bagi semua ASN di
unit kerja masing-masing peserta diklat agar kinerja ASN sebagai pelayan
publik dapat menjadi lebih profesional. Memberikan dukungan merupakan
contoh positif peran pimpinan yang sangat penting dan mendasar untuk
bisa membawa instansi unit kerjanya menjadi lingkungan yang bisa selalu
menjunjung tinggi dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN,
sehingga tujuan utama untuk bisa membentuk ASN yang profesional
menjadi suatu hal yang bisa ditumbuhkan di semua aspek lingkungan unit
kerja instansi pemerintah di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
83
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Proposal Kegiatan
84
Foto Dokumentasi
Lampiran 2
Mempersiapkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan penyuluhan
85
Aula, Kursi
Lampiran 3
86
Lampiran 4
Design Banner
87
Design Leaflet
Lampiran 5
88
Video Animasi
Lampiran 6
89
Penyuluhan Ke- 1
Penyuluhan Ke-2
90
Penyuluhan Ke-3
91
Penyuluhan ke-4
92
Lampiran 7
93
Jadwal Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Poliklinik Lapas
Lampiran 8
94
Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
BIODATA
95
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Data Pribadi
Nama Lengkap : Syofwatun Ngulya, S.Kep., Ners.
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 18 Mei 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : Warga Negara Indonesia (WNI)
Alamat : Jl. Pasundan Lr. Nungtjik No. 101 RT. 29 RW.
06 Kalidoni Palembang, Sumatera Selatan
No. HP / Email : 082175893600/ syofwalya@gmail.com
96