GAMBARAN RADIOLOGIS
dan osteitis. Pasien dalam posisi berdiri atau tidur di atas meja pemeriksaan.17
axial proyeksi yang dapat menggambarkan kriteria yang serupa adalah proyeksi
20
21
untuk menampakan patologi seperti fraktur, neoplasma dan osteitis. Pasien dalam
menampakan patologi seperti fraktur, neoplasma dan osteitis. Pasien dalam posisi
E. Posisi Lateral
menampakkan tengkorak kanan dan kiri serta untuk menggambarkan udara pada
(cross sectional) yang diperiksa. Posisi pasien padaCT-Scan kepala adalah dengan
posisi supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala dekat dengan ganty.19
meliputi :
puasa.
- Posisi pasien : supine diatas meja pemeriksaan, head first, atur posisi
Scan parameter :
vertex)
- KV : standard.
gambaran potongan coronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi
tubuh pasien.19
- Multiple sclerosis.
- Tumor primer atau metastases.
- Aids/toxoplasmosis.
- Infark.
- Deficit neurologist atau gejala neurologist yang tidak bisa dijelaskan.31
a. Posisioning pasien:
Kiteria radiografi pada proyeksi ini akan tampak tulang oksipital, petrosum
piramid dan foramen magnum dengan dorsum sellae dan posterior clinoid
B. Radioanatomi Posisi AP
Kriteria radigraf pada proyeksi ini akan tampak sama dengan proyeksi PA.
Tampak tulang frontal, crista galli, internal ridge, greter dan sayap
Kriteria radiograf pada proyeksi ini akan tampak tulang frontal, besar dan
26
kecil sayap sphenoid, tampak superior orbita, anterior sinus ethmoid jarak
superior orbita.17
D. Radioanatomi Posisi PA
Kriteria radiograf pada proyeksi ini akan tampak tulang frontal, crista galli,
internal auditory canal, frontal dan anterior sinus ethmoid, petrous ridge,
Kriteria radiograf pada proyeksi ini akan tampak cranium secara lateral,
bagian dalam sella tursica termasuk anterior dan posterior clinoid dan
Perbedaan densitas tersebut tergantung pada daya serap organ tubuh terhadap
tinggi.24
A. Potongan Axial
Potongan axial I merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut
d. Sulcus
e. Gyrus
Potongan axial IV merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingkat
c. Nucleus caudate
d. Thalamus
e. Ventrikel tiga
c. Ventrikel tiga
d. Kelenjar pineal
Potongan axial VII irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan dari bidang
orbita. Struktur dalam irisan ini sulit untuk ditampakkan dengan baik dalam CT-
c. Optic chiasma
d. Lobus temporal
e. Otak tengah
f. Cerebellum
g. Lobus oksipitalis
B. Potongan Sagittal
Kriteria radiograf pada potongan ini akan tampak sulcus serebri, lobus
C. Potongan Coronal
A. Potongan Axial
B. Potongan Sagittal
tentorium serebelli, sulcus serebri, lobus frontal, lobus parietal, ventrikel lateral,
serebelli, pons, medulla spinalis, tallamus, glandula pinealis, sinus sphenoid, sinus
32
dan pharyngis.23
C. Potongan Coronal
1. Lobus frontal
2. Corpus callosum
3. Frontal horn
4. Nukleus caudatus
5. Ventriculus tertius
6. Nervus opticus
7. Pituitary stalk
8. Glandula pituitary
12. Nasopharynx.12
33
A. Gambaran Radiografi
mastoid; namun, gelembung gas atau kadar cairan udara di dalam tempurung
campuran lucency dengan penghancuran dari luar atau dalam tengkorak. Kadang-
kadang, benda asing (misalnya, pada luka tembak) atau osteomielitis tulang
intrakranial. Kerusakan tulang tempurung, dasar, atau dinding lateral sinus dapat
Radiografi kranium diambil 20 hari (A) dan 66 hari (B) setelah kraniotomi
(B)
(C) (D)
(A) (B)
25
Gambar 27. Radiografi kranium
(B)tampak lesi osteolitik.
35
supraorbitalis kanan.B) Panah hitam menunjukan lesi litik pada tulang fronto
parietal kiri.25
B. Gambaran CT-Scan
Abses otak melewati 4 tahap: awal serebritis, akhir serebritis, kapsul awal,
wilayah edematous.25
Selama tahap awal abses yang terbentuk, lesi menyatu, dengan tepi yang
pusat. Abses yang terbentuk tidak akan "filling in" bagian tengah abses.25
obliterasi sulkus.25
sedangkan kapsul yang relatif tipis dan digambarkan dengan baik pada tahap akhir
Selain abses, tumor otak metastasis, beberapa tumor otak primer (terutama
astrositoma kelas 4), granuloma, hematoma yang sembuh, dan infark dikaitkan
36
dengan pola peningkatan seperti cincin. Pola kistik adalah fitur yang sangat
menonjol dari sistiserkosis, karena infestasi larva Taenia solium. Pada sebagian
besar abses piogenik, cincin halus dan berdinding tipis (<5 mm). Margin medial
variasi perfusi serebral dari materi abu-abu dan putih. Dinding neoplasma kistik
(A) (B)
Gambar 28. CT-Scan potongan axial. A) Edema otak parietal posterior (panah). B) lobus
frontal adanya low-density massa yang besar.25
(C) (D)
D)
Gambar 29. CT-Scan potongan axial. (A) Tampak gambaran mirip cincin. (B).25
37
(E) (F)
Gambar 30. CT-Scan potongan axial. (E) Tampak gas di dalam abses di lobus frontal
kanan bawah. (F) Poli efek massa di lobus temporal kiri.25
(panah). B) lobus frontal adanya low-density massa yang besar. C) Area peningkatan
mirip cincin (panah kuning), pola edema yang lebih besar (panah putih). Sentral
abses (panah hitam) tidak ada peningkatan, konsisten dengan nekrosis sentral. D)
Peningkatan massa yang timbul dari dalam sel udara etmoid, dengan ekspansi ke
orbit kanan medial (panah hitam). Saraf optik bersentuhan dengan massa (panah
biru). E) Menunjukkan gas dalam abses otak di lobus frontal kanan bawah. Dan
area dengan kepadatan lebih rendah dengan atenuasi tinggi pada pinggiran di
lobus frontal kiri kontra lateral yang merupakan abses kedua. F) Menunjukkan
pola efek massa yang kurang jelas dan atenuasi yang rendah di lobus temporal
Gambar 31. CT-Scan potongan axial. Tampak abses serebri pada lobus frontalis.15
38
Gambar 32. Gambaran CT-Scan abses otak sebelum dan sesudah diberikanzat pewarnaan
kontras.22
Gambar 33. Gambaran CT-Scankranium abses otak. (A) Gambaran setelah pemberian zat
kontras iodin. (B) Tampak formasi bulat dengan kepadatan rendah di bagian
pusat dan tampak seperti cincin pinggiran kontras di daerah lobus frontalis
kiri dan temporalis kiri.23
Gambar 35. CT-scankranium potongan koronal menunjukan gambaran abses otak pada
daerah parenkim serebri di lobus frontalis kiri.23
(A) (B)
Gambar 36. CT-scan potongan koronal: A) lobus temporal (panah kuning) dan abses
ekstrakranial sisi kiri (panah putih). B) Menunjukkan abses otak yang
terkalsifikasi.25
40
(C) (D)
Gambar 37. CT-scan potongan koronal: C) Abses pada temporal kanan, bersifat kistik
dan berbatas tegas dengan edema disekitarnya.D) Abses pada parietal
kanan, menunjukkan abses otak dikelilingi oleh edema vasogenik.
(F)
(A) (B)
Gambar 39. CT-scan potongan sagital: A) Ct-Scan dengan kontras menunjukkan abses
otak frontal posterior sisi kanan. B) Menunjukkan massa besar di lobus
oksipitas dan parietal.25
41
(C) (D)
Gambar 40. CT-scan potongan sagital : C) Abses pada temporal kanan, bersifat kistik dan
berbatas tegas dengan edema disekitarnya.D) Abses di lobus frontalis.25
(E) (F)
C. Gambaran MRI
Temuan abses otak pada CT tanpa kontras tidak spesifik. Paling umum,
efek massa dengan edema di sekitarnya ditemukan. Pada MRI, cerebritis dini
gambar T2 dan sebagai hipointensitas pada gambar T1. Dengan infeksi yang
materi putih. Pada gambar T2-weighted, koleksi cairan muncul sebagai isointense
42
ke hiperintense.26
Perfusi MRI juga telah digunakan untuk membedakan lesi-lesi ini dengan
lebih baik untuk membedakan abses otak dari penyebab massa otak lainnya.26, 27
membedakan abses otak dari kontusio otak atau infark. Banyak neoplasma otak
memiliki pola peningkatan yang serupa dan mungkin sulit dibedakan dari abses
otak.28
A
Gambar 42. MRI potongan aksial: A) T1-weighted, abses di lobus frontal kanan. B) T1
peningkatan kontras, abses di temporal kanan.25
43
Gambar 43. Gambaran MRI pasa abses otak. C) T2 menunjukkan abses otak berdinding
tipis (panah merah) dengan pola edema otak disekitarnya (panah putih).25
D E
Gambar 44.Gambaran MRI abses otak D) T2-weighted, abses di lobus frontal kanan
dinding abses relatif tipis (panah hitam). (E) T2-weighted fast spin-ech.25
Gambar 45. Axial fluid-attenyates inversion recovery (FLAIR). (A) Abses sekunder di
daerah anterior rongga abses primer.25
44
hitam). Isi sentral abses gelap pada pencitraan T1-weighted tanpa peningkatan. B)
Tampak adanya massa yang tidak teratur dengan peningkatan sedang pada tepi.E)
ronggaabses primer.25
A B C
Gambar 46.MRI potongan koronal. A) T1-weightedAbses subdural bilateral (panah
kuning). B) T1-weightedspin-echo gadolinium-enhanced. C) T2-weighted
gradient-echo.25
merupakan tepi dari serebritis. B) Zona pusat peningkatan dalam abses, dengan
zona penurunan kecerahan (edema, putih panah). C) Efek massa, dengan edema
D E F
A B
Gambar 48. MRI potongan sagital : A) T1dengan peningkatan kontras dengan adanya
efek massa dan peningkatan cincin pada abses frontal kiri. B) T1-weighted
tanpa peningkatan kobntras.25
46
C D
Gambar 49. MRI potongan sagital : C)T1-weighted spin-echo gadolinium-enhanced.
Adanya peningkatan massa di cerebellum medial kanan (panah kuning)
berdinding tebal. D) T1-weightedgadolinium-enhanced. Area edema
disekitarnya tidak meningkat (panah putih), adanya peningkatan nodul dalam
lesi cincin (panah kuning).25
E F
otak (panah merah) dari infeksi luar tengkorak. Tepi utama serebritis ditandai efek
massa dalam margin yang lebih dalam dari lobus parietal kiri. C)T1-weighted
Abses otak (panah putih) berkembang dari infeksi luar tengkorak. F) T1-
weightedgadolinium-enhanced.25
A. Tuberculoma
A B
Gambar 51. Tuberculoma MRI: A) T2-weighted tuberculoma parietal kanan. Perhatikan
tepi intensitas sinyal yang rendah dari lesi dan edema vasogenik hiperintens
disekitarnya. B) T1-weighted gadolinium-enhanced pada pasien dengan
tuberculoma multipel di kedua hemisfer serebebelum.29
B. Meningitis
A B
Gambar 52. MRI meningitis bacterial akut: A) T1-weighted menunjukkan peningkatan
leptomeningeal (panah). B) T2-weighted menunjukkan ventrikulomegali
ringan.30