Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TEKNIK SUNGAI LANJUT

Karakteristik dan Morfologi Sungai

1. Kenapa dalam membuat konstruksi yang yang melintang di sungai selalu


mempertimbangkan kondisi morfologi dari sungai ?
Jawab : Membuat bangunan melintang sungai baik berupa Bendung
maupun bendungan, jembatan dengan pilar – pilarnya selalu
menimbulkan 2 akibat :
(a) Perubahan sungai ke arah horisontal terhambat,
(b) Air dan sedimen dibelokkan, sehingga konsentrasi sedimen berubah.
Data fisik yang diperlukan:
(a) Kandungan dan ukuran sedimen,
(b) Tipe dan ukuran sedimen,
(c) Distribusi ukuran butir,
(d) Banyak sedimen
(e) Pembagian sedimen secara vertikal dalam sungai,
(f) Data historis degradasi dan agradasi sungai.berubah. morfologi sungai.
2. Paparkan pertimbangan lokasi menurut morfologi sungai dalam
pembangunan bendung dan bangunan pengelak.
Jawab:

(a) Pilih bagian sungai lurus, tidak ada gerusan;


(b) Pilih lembah yang sempit (biaya murah);
(c) Keperluan elevasi muka air;
(d) Ketersediaan bahan bangunan.( material )
3. Jelaskan criteria sunga stabil dan sungai yang labil secara morfologi.
Jawab;
Sungai stabil: tebing dari batuan kokoh, dasar sungai ada outcrop
(batuan), atau batubatuan besar.
Sungai labil: penuh kerikil dan pasir, tebing tidak kokoh, tidak ada outcrop,
alur berpindah (semi braiding). Sungai bermeander: berkelok,
berpindahpindah, melewati aluvial, konsentrasi endapan tinggi, sungai
melebar, degradasi tinggi.

Erosi dan Transport Sedimen pada Sungai


1. Berikan solusi / usaha yang relatif ideal dalam pengendalian erosi DAS.
Jawab: Pengendalian erosi DAS yang relatif edeal ada beberapa
pendekatan yang dipakai yaitu :
a. Kegiatan yang bersifat Teknik Sipil
b. Kegiatan yang bersifat Teknik Pertanian

Kegiatan teknik sipil meliputi :

1. Pengerukan dasar sungai, tebing sungai dan muara sungai

2. Pembuatan sidatan sungai, supaya sedimentasi dialirkan ke

tempat- tempat yang perlu penimbunan atau di buang ke laut.

3. Pembuatan bendungan pengendali sedimen (check dam atau

consolidation dam).

4 Khusus untuk mengamankan daerah irigasi dan saturan PLTA di

bangun struktur khusus yaitu pintu pengurasan yang dilengkapf

dengan konstruksi pembilas di bawah pintu (Under Flushing),

saluran pengendapan pasir dan kolam pengendapan pasir.


Kegiatan Pertanian.

1. Menghutankan daerah hulu dan daerah tengah.

2. Reboisasi daerah-daerah gundul

2. Bagaimana melindungi tebing sugai dengan kondisi tanah yang porus dan
gembur terhadap erosi ?
Jawab: Bila teing sungai tersebut kemiringannya < 60 0 disarankan
menanam rumput vetiver ( akar wangi ) karena rumput jenis ini mempunyai
akar serabut bila tumbuh di tanah yang porus dan gembur akarnyag bisa
mencapai kedalaman 3 m, denga demikian akan mencegah erosi dengan
baik.
3. Berikan solusi dalam pengendalian sedimen.
Jawab:
A. Bendung Pengendali Sedimen ( Sabo Dam)

Manfaat yang dapat diambil dengan pembuatan Sabo dam adalah :

- Sebagai tempat penampungan sedimen yang terbawa air sebagai

hasil erosi dari hulu DAS.

- Dapat mengurangi debit banjir dibagian hilir bendungan.

- Apabila volume tampungan air cukup besar clapat digunakan

sebagai persediaan air.

- Sebagian air yang meresap di tanah di bawah dasar waduk akan

memperbesar cadangan air tanah


B. Perbaikan Alur Sungai Pada Kipas Pengendapan

Perbaikan alur sungai arus deras hampir sama dengan perbaikan sungai

dataran rendah yaitu mengusahakan agar bagian sungai yang melintasi

daerah kipas pengendapan dapat mencapai kondisi yang stabil, tetapi jika

sediment masih terus mengalir secara berlebihan memasuki bagian sungai

tersebut dan mengendap, .dengan demikian diperlukan perbaikan alur

sungai pada kipas pengendapan untuk mencegah pengendapan,

mengurangi intensitas meander dan mencegah gerusan local.

C. Pengendalian Sedimen Dengan Sistem Waduk

Penegendalian sedimen dengan sistem waduk ini dengan memperkirakan

besarnya pengaliran sedimen pertahun dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pendekatan menggunkan rumus Schocklitz

2. Mengadakan studi yang terangkut dimuara sungai, dimana ada

sungai tersebut akan dibangun bendungan besar untuk waduk

3. Mengadakan studi perbandingan pada waduk-waduk yang jadi

Setelah itu menganalisa besar kapasitas tampungan sedimen (Dead

Storage) dan menentukan elevasi tertinggi dari tampungan sedimen,

kemudian menentukan volume cadangan guna menentukan elevasi

terendah dari pada bangunan pengambilan air (Water Intake)

E. Pengendalian Sedimen dengan Sistem jetty

Pengendalian sedimen dengan sistem jetty agar muara sungai tetap terbuka

disepanjang tahun bilamana pengaruh arus laut dan angin menghembus ke


arah daratan yang membawa sedimen sehingga muara tertutup. Pada musim

hujan muara sungai akan terjadi danau dan endapan-endapan sungai

dimuara dihanyutkan oleh arus banjir dan profil sungai kembali pada posisi

semula.

Konstruksi jetty bermacam-macam yaitu:

1. Urugan tanah

2. Urugan batu

3. Beton

4. Tiang pancang beton/baja

F. Pengendalian Sedimen Dengan Sistem Kolmatase

Pengendalian sedimen dengan sistim Kolmatase ini untuk keperluan

perikanan,pertanian,pemukiman,industri dan lain-lain.Untuk keperluan

tersebut kadang-kadang diperlukan agar dasar danau,rawa atau paya

dinaikkan,untuk menaikkan diperlukan sejumlah sedimen.

Sedimen dari sungai sengaja dialirkan dengan membuat saluran-saluran

baru. Karena proses waktu endapan pada danau atau rawa dapat dinaikkan.

Survei dan peralatan ukur di sungai

1. pengukuran apa saja yang diakukan di sungai ?


Jawab :
Beberapa pengukuran di sungai :
1. Pengukuran tinggi muka air
2. Pengukuran penampang basah sungai
3. Pengukuran debit cara langsung
4. Pengukuran debit cara tidak langsung
2. Jeaskan Kenapa harus dilakukan survey di sungai
Jawab:
Bentuk ataupun sifat tiap sungai berbeda-beda sehingga perilaku
sungai hanya dapat dipahami dengan baik apabila disertai dengan
pengamatan-pengamatan dan pengukuran-pengukuran yang dicatat
untuk dipakai sebagai data empirik.
3. Jelaskan cara pengukuran sungai dengan merawas.
Jawab:

Dilaksanakan bila kedalaman air < 1 m dan kecepatan aliran tdk


membahayakan, Menggunakan batang pengukur sebagai alat untuk
memasang alat ukur arus dan sekaligus sebagai alat pengukur
kedalaman.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


 Petugas berdiri ± 45 cm di sebeah hilir
 Batang pengukur tegak lurus dari dasar sungai dengan jarak 2,5 –
7,5 cm di hilir kabel
 Posisi kabel tegak lurus terhadap pengaliran
 Bila kondisi kabel tdk tegak lurus maka kecepatan yg diperoleh
dikalikan dengan faktor pengali yg besarnya sama dengan “sinus sudut”
antara arah kecepatan terukur dengan kabel yang terpasang
 Jika penyimpangan sudut < 5º % tdk dilakukan koreksi
 Jika penyimpangan sudut 5º - 30º dilakukan koreksi

Pengaturan Alur Sungai

1. Faktor Pertimbangan apa saja yang dilakukan dalam normalisasi alur


sungai ?
Jawab: Prtimbangan yang dilakukan dalam ormalisasi alur sungai
adalah

 Faktor teknis, meliputi stabilitas alur untuk jangka panjang

 Faktor ekonomis, meliputi, analisa optimasi terhadap beberapa


alternatif, termasuk biaya pelestarian fungsidan dimensi

 Faktor lingkungan

2. Atas pertimbangan apa sudetan dibuat .


Jawab: Pada ruas sungai yang belokan-belokannya sangat tajam atau
meandernya sangat kritis, maka tanggul yang akan dibangun biasanya
akan menjadi lebih panjang. Selain itu pada ruas sungai yang demikian,
gerusan pada belokan luar sangat meningkat dan terjadi kerusakan
tebing sungai yang akhirnya mengancam kaki tanggul. Sebaliknya pada
belokan dalamnya terjadi pengendapan yang intensif pula. Guna
mengurangi keadaan yang kurang menguntungkan tersebut, maka
pada ruas sungai tersebut perlu dipertimbangkan pembuatan alur
baru,atau Sudetan.
3. Faktor apa yang menentukan dalam pengerukkan sebuah sungai.
Jawab: Faktor-faktor pengerukan antara lain :

 Menetukan material yang harus dikeruk

 Penelitian jenis material yang harus dikeruk (sifat fisik, kimia), untuk
menentukan peralatan yang digunakan, serta memprkirakan
kemungkinan pengaruh pencemaran yang mungkin terjadi

 Menentukan lokasi penimbunan material hasil pengerukan dan


pemanfaatan tempat penimbunan

Pengaturan debit

1. Dalam mengatur debit langkah apa yan harus dilakukan


Jawab:
Pengaturan debit sungai/banjir dapat juga dilakukan melalui kegiatan
pembangunan : bendungan dan waduk banjir, tanggul banjir, palung
sungai, pembagi atau pelimpah banjir, daerah retensi banjir, dan sistem
polder.
2. Bagaimana pengendalikan backwater akibat dari bendung ?
Jawab;
Efek backwater bisa dihindari dengan pemilihan tipe bendung gerak
dengan demikian muka air bisa diatur sesuai yang diinginkan.
3. Solusi apa yang ditawarkan untuk menurunkan intensitas banjir ?
Jawab:
Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas, frekuensi banjir dan dampak
banjir meningkat, adalah :
 Turunnya kemampuan DAS dalam meresapkan/menahan air hujan
 Kemampuan prasarana-sarana pengendali banjir yang masih
terbatas
 Kemampuan pemerintah untuk membangun prasarana-sarana banjir
yang masih sangat terbatas
 Adanya dampak perubahan iklim global
 Perilaku masyarakat yang tidak kondusif dalam pengelolaan banjir
Solusi yang ditawarkan adalah Meningkatkan kemampuan das dengan
peghijauan, perbaikan prasarana pengedali banjir, penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya mejaga dan melestarikan hutan DAS.

Pengaturan Muka Air Sungai

1. Menaikan muka air sungai dengan membangun bendung untuk navgasi


akan mengakibatkan terjadi perubahan terhadap kondisi lingkungan
sungai, bagaiman solusi yang diambil untuk meminimalisir efek yang
timbul.

Jawab: Dalam membangun bendung tentu akan merobah kondisi


ekosistim di lingkungan bendung tersebut, untuk meminimalisir efek yang
timbul maka perlu dilakukan pembangunan dengan pendekatan eko
hidrolik.

2 Jelaskan tujuan dari pengaturan muka air sungai.

Jawab: Menaikkan elevasi muka air sungai agar dapat mengalir secara
gravitasi memasuki suatu pintu pengambilan atau intake irigasi, PLTA
atau air industri. Dengan menaikkan dan mengatur elevasi muka air di
dalam alur pelayaran akan didapat kedalaman air yang diinginkan,
kecepatan aliran yang tidak terlalu besar .

3. Jelaskan Syarat layaknya sungai seagai jalur navigasi.

Jawab

Syarat layaknya sungai sebagai jalur navigasi adalah sebagai berikut:

 Mempunyai kedalaman yang sesuaidengan draft kapal yang


diizinkan melayarinya.
 Lebar sungai dan lintasan alinment sungai tidak terdapat kelokan
tajam.
 Kecepatan alirantidak teralu besar.
 Dlengkapi dengan bendung-bendung untuk menaikkan muka air

Penampungan dan Proteksi banjir.

1. Jelaskan rekayasa teknik dalam pegendalian banjir.

Jawab:

Rekayasa teknis “structural measures” dengan membangun prasarana


Keairan,

a. Pembangunan situ dan waduk


b. Pembangunan dam pengendali aliran air sungai

c. Pembuatan sodetan

d. Pembuatan tanggul banjir

e. Normalisasi alur sungai

f. Pembangunan kanal banjir

2. Jelaskan pula rekayasa non teknis.

Jawab:

Rekayasa non teknis “non structural measures” mengendalikan kegiatan


manusia yang tinggal di sepanjang bantaran banjir/sungai,

a. Penentuan peil banjir

b. Sistem pemberitahuan dini (early warning system) ketika datangnya


banjir

c. Program evakuasi korban banjir

d. Pengaturan tata guna lahan

e. Pengaturan “river block plan”

f. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pemeliharaan sungai


dan bantarannya

g. Perbaikan kelembagaan pengendalian banjir

3. Jelaskan factor – factor yang mempengaruhi terjadinya banjir.

Jawab:
Faktor pertama adalah hidroklimat tropis (hujan dengan intensitas tinggi dan
yang berlangsung lama), misalnya yang terjadi pada tahun 1996 dan 2002 di
Jakarta.

Faktor kedua adalah karakteristik geografis dengan ciri perkotaan yang


kuat, bahkan terjadi overpopulation di beberapa pulau seperti Jawa dan
Bali. Dalam banyak kasus khususnya Jakarta, proses urbanisasi anarkis
dan invasi lahan-lahan rawan banjir di sempadan sungai adalah hal yang
lazim.
Parahnya, proses urbanisasi tidak hanya terjadi di daerah hilir dimana
kota-kota.
TUGAS: IRIGASI

IRIGASI BERWAWAAN
LINGKUNGAN
DOSEN PENGASUH : Dr.Ir. MUCHSAN PUTRA HATTA, MT

TAMRIN HUSAEN

P2301209001

TEKNIK KEAIRAN PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai