Anda di halaman 1dari 54

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

CRITICAL BOOK REVIEW


Oleh
WINDA HUTAGALUNG
2181111020
Kelas B-Reguler

DOSEN PENGAMPU
ELVI MAILANI,S,Si.,M.Pd.

PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Critikal Book Report dengan judul buku PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK tepat pada waktunya guna memenuhi tugas mata kuliah PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Husna P
Tambunan,S.Pd,M.Pd selaku dosen mata kuliah yang telah membimbing penulis dalam
menyusunan critikal book report ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan critikal book report ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Namun penulis mengharapkan critikal book report ini
mampu memberikan manfaat yang besar bagi pembaca. Oleh karnanya penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mewujudkan critikal book report yang lebih
baik di masa mendatang. Mudah-mudahan critikal book report ini dapat memberikan konstribusi
positif kepada para pembaca.

Medan, 18 September 2018

Penulis

Winda hutagalung

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………..3
1.2 Tujuan……………………………………………………………………………...…3
1.3 Manfaat…………………………………………………………………………….....3
1.4 Identitas Buku……………………………………………………………………...…4

BAB II RINGKASAN ISI BUKU………………………………………………...5


2.1 BAB I HAKEKAT PERKEMBANGAN……………………………………………………………………………5
2.2 BAB II TEORI PERKEMBANGAN………………………………………………………………………………..9
2.3 BAB III PERKEMBANGAN REMAJA………………………………………………………………….………13
2.4 BAB IV TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA…………………………………………..……..22
2.5 BAB V KEBUTUHAN DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA………………………………. 26
2.6 BAB VI PERKEMBANGAN KONSEP DIRI…………………………………………………………………. 30
2.7 BAB VII PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA …….31
2.8 BAB VIII PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA SEKOLAH
MENENGAH……………………………………………………………………………………………………..…… 37
2.9 BAB IX IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH TERHADAP
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN …………………………………………………………………………41

BAB III PEMBAHASAN…………………………………..…………………………………………………44


3.1 Kelebihan buku………………………………………………………………………50
3.2 Kelemahan Buku………………………….………………………………………50
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………..…………………51
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..51
4.2 Saran………………………………………………………………….……………..51

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain
untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh.Dalam perkembangannya,
pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar
sesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi.
Perkembangan tidak hanya berakhir dengan tercapainya kematangan fisik. Namun
perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan, mulai dari masa konsepsi
berlanjut ke masa sesudah lahir, masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa,dan menjadi tua
hingga meninggal dunia. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi sepanjang hidup,
mempengaruhi sikap, proses kognitif, dan perilaku individu. Hal ini berarti bahwa
permasalahan yang harus diatasi juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu sepanjang
rentang kehidupan. Serta mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
remaja dan permasalahan yang timbul serta harus dihadapi remaja usia sekolah menengah.

1.2Tujuan
1. Untuk menambah wawasan pembaca menegenai perkembangan peserta didik.
2. Untuk menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya mempelajari
perkembangan peserta didik.
3. Untuk memberi informasi kepada pembaca untuk mengenal lebih jauh mengenai
perkembangan.

1.3Manfaat
1. Dapat memahami garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan remaja pada
tiap-tiap fasenya
2. Dapat munculkan sikap memahami dan mengetahui perkembangan remaja dalam setiap
tahap-tahap yang di lalui.
3. Dapat mengarahkan setiap individu remaja untuk berbuat dan berperilaku yang selaras
dengan tingkat perkembangan orang lain

3
1.4 Identitas Buku

 Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik


 Edisi : Pertama (I)
 Penulis :
Ketua : Dra.Rahmulyani, M.Pd., Kons
Anggota : Dr. Nasrun, MS.
Dra. Nurarjani, M.Pd.
Dra. Pasteria Sembiring, M.Pd., Kons
Dra. Nurmaniah, M.Pd.
 Penerbit : UNIMED PRESS
 Kota Terbit : Medan
 Tahun Terbit : 2015
 ISBN : 978-602-7938-39-7

Identitas buku pembanding


 Judul buku:Perkembangan Peserta Didik
 Edisi:kelima(5)
 Penulis:Prof.Dr.H.Sunarto
:Dra.Ny.B.Agung Hartono
 Penerbit:RINEKA CIPTA
 Kota Terbit:Jakarta
 Tahun terbit:2013
 ISBN:978-979-518-826-1

4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 BAB I: HAKEKAT PERKEMBANGAN


A.Pengertian dan Ciri-Ciri Perkembangan
Istilah perkembangan berrati serangkaian perubahan-perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan dapat diartikan sebagai
“Perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diir individu dari mulai
lahir sampai mati”
Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.Terjadinya perubahan dalam (a) aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan serta organ-
organ tubuh lainnya, (b) aspek psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan
matangnya kemampuan berfikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatifnya.
2.Terjadinya perubahan dalam proporsi (a) aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai
dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi
tubuh usia remaja, (b) aspek psikis: perubahan imajinasi dan yang fantasi ke realitas dan
perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada
orang lain (kelompok teman sebaya).
3.Lenyapnya tanda-tanda yang lama (a) tanda-tanda fisik: lenyapnya kelenjarThymus (kelenjar
kanak-kanak) yang terletak pada bagian dad, kelenjar Pineal pada bagian bawah otak, rambut-
rambut halus dan gigi susu, (b) tana-tanda psikis: lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk
gerak-gerik kanak-kanak (seperti merangkak) dan perilaku impulsif (dorongan untuk menetral
tindakan sebelum berfikir).
4.Diperolehnya tanda-tanda yang baru (a) tanda-tanda fisik: pergantian gigi dan karakteristik
seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak wanita, dan mimpi “basah” pada anak
pria), maupun sekunder (perubahan pada anggota tubuh : pinggul dan buah dada pada wanita;
kumis,jakun,suara pada anak pria), (b) tanda-tanda psiskis: seperti berkembangnya rasa ingin
tahu terutama yang berhubungan sek, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, an keyakinan
beragama.
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending Proses)
Perkembangan berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai
kematangan atau masa tua. Perkembangan yang progresif dialami individu dari sejak dilahirkan
sampai usia remaja sedangkan pada usia dewasa perkembangan tetap berjalan secara stabildan
mengalami penurunan(regressif) pada masa tua sampai pada akhir kehidupan.

5
2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun social, satu
sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang baik atau positif
diantara aspek tersebut
3. Perkembangan Mengikuti Pola
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap
perkembangan merupakan hasil perkembangan merupakan hasil perkembangan dan tahap
sebelumnya yang merupakan persyaratan bagi perkembangan selanjutnya. Contoh : untuk dapat
berjalan, seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan persyarat bagi
perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.
4. Perkembangan Terjadi Pada Tempo Yang Berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo
yang berbeda, umpamanya otak mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6-8
tahun dan imajinasi kreatif berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak dan mencapai
puncaknya paa masa remaja.
5. Setiap Fase Perkembangan Mempunyai Ciri Khas
Contoh dari prinsip ini adalah samapi usia dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal
lingkungan nya, menguasai gerak gerik fisik dan belajar berbicara
6. Setiap Individu Yang Normal Akan Mengalami Tahap Atau Fase Perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang
individu akan mengalami fase-fase perkembangan
7.Prinsip Kematangan
Prinsip ini berpendapat bahwa usaha belajar bergantung pada tingkat kematangan yang
dicapai anak.Hal ini berarti bahwa tidak ada gunanya melakukan usaha belajar kalau yang
bersangkutan belum matang untuk melaksanakan usaha tersebut.
C. Fase-Fase Perkembangan
1. Pengertian dan Kriteria Menentukan Fase Perkembangan
a. Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisi Biologi

1) Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai dewasa itu


kedalam tiga tahapan yaitu:
 Tahap I : dari 0,0-7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain)
 Tahap II : dari 7,0-14 tahun (masa anak, masa sekolah rendah)
 Tahap III : dari 14-21 tahun (masa remaja, pubertas, masa peralihan dan usia
anak menjadi remaja)

6
2) Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu melewati empat
tahapan yaitu:
 Tahap I : dari 0-3 tahun , Fullungs (Pengisian) periode I, pada fase ini anak
terlihat pendek dan gemuk
 Tahap II : dari 3-7 tahun, Streckungs (Rentangan) periode I, pada fase ini anak
terlihat langsing (memanjang/meninggi)
 Tahap III : dari 7-13 tahun, Fullungs periode II, pada masa ini anak kelihatan
pendek gemuk kembali
 Tahap IV : dari 13-20 tahun, Streckungs periode II, pada periode ini anak
kembali kelihatan langsing
3) Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu yakni :
 Tahap I : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai konsepsi sampai proses
kelahiran yaitu 9 bulan sampai 280 hari
 Tahap II : Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari
 Tahap III : Babyhood (bayi), mulai 2 minggu sampai 2 tahun
 Tahap IV : Childhood (kanak-kanak) muali 2 tahun sampai remaja
 Tahap V : Adolesence/puberty, usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21 tahun
b. Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis
1) Comenius.
 0-6 tahun : Sekolah Ibu
 6-12 tahun : Sekolah Bahasa Ibu
 12-18 tahun : Sekolah Bahasa Latin
 18-24 tahun : sekolah Tinggi (akademi)

2) Rosseau
 Tahap I: 0-2 tahun disebut usia asuhan
 Tahap II: 2-12 tahun disebut masa pendidikan jasmani dan alat indra
 Tahap III: 12-15 tahun disebut masa remaja mempelajari pengethuan yang
diperoleh dan diolah dalam pemikirannya
 Tahap IV: 15-20 tahun disebut masa pembentukan watak remaja
c. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis
Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam
menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman pengalaman psikologis mana
yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari
fase satu ke fase yang lain dalam masa perkembangannya. Dalam hal ini para ahli
berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa-
masa goncangan yaitu dapat diartikan perubahan dari evolusi ke revolusi.

2. Kriteria Pentahapan Perkembangan


Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar pentahapan perkembangan yang
dipergunakan sebaiknya bersifat elektif, maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja
bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan yang erat.

7
Berdasarkan pendirian tersebut, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan itu
melewati fase-fase berikut :
a. Masa Usia Prasekolah
 Masa Vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud
menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral,
karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan utama, tetapi karena
waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar
 Masa Estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan masa keindahan.
Kata estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini, perkembangan anak yang
terutama adalah fungsi panca indranya. Pada masa ini, indar masih peka,
karena itu Mentessori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk
melatih panca indranya.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa
keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah
dasar tidak dapat ditentukan Karena kematangan tidak ditetukan oleh umur semata.
Namun umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah
dasar. Pada masa keserasian ini anak secara relatife lebih mudah dididik dari pada
masa sebelumnya dan sesudahnya.
c. Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan pada masa remaja. Masa remaja ini
dapat diperinci lagi menjadi bebrapa masa yaitu :
 Masa praremaja (remaja awal)
Masa ini biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat dan masa ini
jga isebut dengan masa negatifengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang
suka bekerja, pesimistik dan sebagainya.
 Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup,
kebutuhan akan adanya teman yang apat memahaminya dan dapat turut dalam
suka dan duka. Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-
cita hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-niali kehidupan.
 Masa remaja akhir
Setelah remaja dapat menemukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah
tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas
perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah
individu kdalam masa dewasa.

d. Masa Usia Kemahasiswaan


Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18-25 tahun. Mereka dapat
digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal. Dilihat dari segi
perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian
hidup. Pada masa ini individu telah mencapai kematangan untuk memilih calon pasangan

8
hidup, telah mampu menentukan dan merencanakan karir masa depannya. Walaupun
masih ditemukan mahasiswa yang ragu-ragu terhadap jurusan yang dipilihnya.

2.2 BAB II: TEORI PERKEMBANGAN


A.Teori-Teori Psikoanalisis
Menurut teori psikoanalisis, proses perkembangan terutama terutama berlangsung secara
tidak disadari dan sangat diwarnai oleh emosi. Ahli teori psikoanalisis juga menekankan bahwa
pengalaman dimasa awal dengan orangtua memiliki pengaruh yang luas terhadap perkembangan.
Karakteristik-karakteristik ini disoroti dalam teori psikoanalisis utama, yaitu oleh Sigmund
Freud.
1.Teori Freud
Struktur kepribadian Freud (1917) menyatakan bahwa kepribadian memiliki tiga struktur
yaitu : id, ego dan superego. Id terdiri dari insting, yang merupakan persediaan energi psikis
individu yang tidak memiliki kontak dengan realitas. Ketika anak anak mengalami berbagai
tuntutan dan pembatasan realitas, muncul sebuah struktur baru dan kepribadian eg, yang
menangani tuntutan realitas, Ego disebut juga “Cabang Eksekutif” dan kepribadian karena ego
membuat keputusan rasional. Superego adalah struktur kepribadian yang mempertimbangkan
apakah sesuatu itu benar atau salah. Superegi sering dijuluki sebagai “Hai Nurani”
Freud berpendapat bahwa kehidupan remaja dipenuhi dengan ketegangan dan konflik.
Menurut Freud, remaja berusaha meredakan ketegangan yang dialami dengan cara memendam
konflik tersebut dalam pikiran yang tidak sadar.

Mekanisme Pertahanan. Dalam pandanag Freud, ego harus menyelesaiakan konflik antara
tuntutan realitas, harapan id, dan pembatasan dan superego melalui mekanisme pertahanan .
Mekanisme pertahanan merupakanmetode yang tidak disadari untuk mendistorsikan realitas,
yang digunakan oleh ego untuk melindungi dirinya dari kecemasan yang disebabkan oleh adanya
konflik antara ketiga struktur kepribadian. Ketika ego menangkap bahwa tuntutan id dapat
membahayakan, timbullah kecemasan, yang mengingatkan ego untuk menyelesaikan konflik
melalui mekanisme pertahanan.
Tahap-Tahap Psikoseksual Menurut Freud Freud, manusia kan melalui lima tahap
perkembangan psikoseksual yaitu :
 Tahap Oral (oral stage). Tahap oral adalah tahap perkembangan Freudian yang pertama,
yang berlangsung selama 18 bulan pertama dari kehidupan, diamana kenikmatan bayi
dipusatkan di daerah mulut.
 Tahap anal (anal stage). Tahap anal adalah tahap perkembangan Freudian yang kedua,
yang berlangsung antara usia 1 ½ tahun hinnga 3 tahun, dimana kenikmatan terbesar
diperoleh anak dari daerah anus

9
 Tahap falik(phallic stage). Tahap falik adalah tahap perkembangan Freudian yang ketiga,
yang berlangsung antara usia 3 tahun hingga 6 tahun, kenikmatan dipusatkan didaerah
genital, dimana anak mnemukan bahwa manipulasi diri itu menyenangkan.
 Tahap laten (latency stage). Tahap laten adalah tahap perkembangan Freudian yang ke
empat, antara usia 6 tahun hingga pubertas.
 Tahap genital (genital stage). Tahap genital adalah tahap perkembangan Freudian yang
kelima dan terakhir, yang berlangsung sejak masa remaja hingga ke masa selajutnya.
Masa genital disebut juga masa kebangkitan seksual, yang kenikmatannya diluar
keluarga. Menurut Freud, konflik-konflik dengan orangtua yang tidak terselesaikan akan
muncul kembali dimasa remaja. Apabila konflik-konflik ini terselesaika, individu akan
mampu mengembangkan relasi cinta yang matang dan berfungsi secara mandiri sebagai
seorang dewasa
2. Teori Erikson
Tahap-Tahap Erikson Periode Perkembangan
Integritas versus kekecewaan Masa dewasa akhir (60 tahun keatas)
Bangkit versus stagnasi Masa ewasa menengah (40-an, 50-an)
Keintiman versus keterkucilan Masa dewasa awal ( 20-an, 30-an)
Identitas versus kebingungan identitas Masa remaja (10-20 tahun)
Tekun versus rasa rendah diri Masa kanak-kanak tengah dan akhir (usia SD,
6 tahun-pubertas)
Prakarsa versus rasa bersalah Masa kanak-kanak awal (masa prasekoalh, 3-
5 tahun)
Otonomi versus malu dan ragu-ragu Masa bayi(1-3 tahun)
Kepercayaan versus ketidakpercayaan Masa bayi (satu tahun pertama)

Kepercayaan versus ketidakpercayaan adalah tahap pertama dari perkembangan psikososial,


yang dialami dalam satu tahun pertama dari kehidupan seseorang
Otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan adalah tahap kedua dari perkembangan menurut
Erikso, yang berlangsung antara akhir masa bayi hingga masa baru mulai berjalan
Prakarsa versus rasa bersalah, yang merupakan tahap ketiga dan perkembangan menurut
Erikson, berlangsung selama masa prasekolah
Tekun versus rasa rendah diri adalah tahap keempat dari perkembangan menurut Erikson dan
berlangsung dimasa sekolah dasar.
Identitas versus kebingungan identitas adalah tahap kelima dari perkembangan menurut Erikson,
yang berlangsung pada mas remaja
Keintiman versus keterkucilan adalah tahap keenam dari perkembangan menurut Erikson, yang
dialami individu selama masa dewasa awal
Bangkit versus stagnasi, yang merupakan tahap ketujuh dari perkembanagn menurut Erikson,
berlangsung dimasa dewasa menengah

10
Integritas versus kekecewaan adalah tahap kedelapan dari perkembangan menurut Erikson, yang
berlangsung dimasa dewasa akhir

B. Teori-Teori Kognitif
1. Teori Perkembangan Kognitif Dari Piaget
Teory Piaget menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman mengenai
dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif. Piaget juga berpendapat bahwa ada
empat tahap yang kita lalui ketika memahami dunia.
Tahap sensorimotor, yang berlangsung mulai dari lahir hingga usia sekitar 2 tahun,
adalah tahap pertama Piaget. Dalam tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman mengenai
dunianya dengan mengoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris yang disertai dengan
tindakan-tindakan fisik dan motorik oleh karena itulah tahap ini disebut sensorimotor.
Tahap praoperasional, yang berlangsung kurang lebih dari usia 2 hingga 7 tahun, adalah
tahap kedua Piaget. Dalam tahap ini, anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata,
bayangan-bayangan, dan gambar-gambar.
Tahap operasional konkret, yang berlangsung kurang lebih dari usia 7 hingga 11 tahun,
adalah tahap ketiga Piaget. Dalam tahap ini, anak-anak dapat melakukan operasi yang
melibatkan objek-objek, dan mereka juga apat bernalar secara logis, sejauh hal itu diterapkan
dalam contoh-contoh spesifik atau konkret.
Tahap operasional formal, yang berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun, adalah tahap
keempat dan terakhir menurut Piaget. Dalam tahap ini, inividu melampaui pengalaman-
pengalaman konkret dan berfikir secara abstrak dan lebih logis.

2. Teori Kognitif Sosio-budaya Dari Vygotsky


Teori Vygotsky adalah teori kognisi sosio-budaya yang menekankan bagaimana budaya
dan interaksi sosial mengarahkan perkembangan kognitif. Ia berpendapat bahwa perkembangan
memori, atensi dan penalaran, mencakup kegiatan belajar untuk menggunakan temuan-temuan
dari masyarakat, seperti Bahasa, system matematika, dan stratgi memori
3.Teori Pemrosesan-Informasi Teori Pemrosesan-Informasi
Menekankan bahwa individu memanipulasi, memonitor dan menyusun strategi terhadap
informasi-informasi yang ditemui. Dalam teori ini proses memori dan berfikir menjadi tema
sentral. Menurut teori ini, secara bertahap remaja menggembangkan kapasitas yang lebih besar
untuk memproses informasi, dimana hal ini memungkinkan mereka untuk meperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang kompleks. Tidak seperti perkembangan kognitif Piaget, teori
pemrosesan informasi tidak mendeskripsikan perkembangan dalam tahap-tahap.

11
C. Teori-Teori Perilaku dan Kognitif Sosial
Teori-teori perilaku dan sosial kognitif menekankan peranan pengalaman lingkungan dan
perilaku yang teramati dalam meamahami perkembangan remaja. Para ahli teori sosial kognitif
juga menekankan faktor-faktor pribadi atau kognitif dalam perkembangan.
1. Behaviorisme Skinner
Behaviorisme menekankan studi ilmiah mengenai respons perilaku yang teramati
serta determinan-determinan lingkungan.
2. Teori Kognitif Sosial
Teori Kognitif Sosial menyatakan bahwa perilaku, lingkungan dan kognisi
merupakan faktor-faktor penting dalam perkembangan. Faktor pribadi/kognitif dapat
mempengaruhi perilaku seseorang dan sebaliknya. Faktor-faktor pribai/kognitif dapat
meliputi self-refficacy (keyakina bhawa seseorang dapat menguasai suatu situasi dan
menghasilkan dampak yang diinginkan), kemampuan merencanakan dan
keterampilan berfikir.
D. Teori Konstektual Ekologis
Pendekatan lain yang menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap
perkembangan adalah teori konstektual ekologis dari Brofenbrenner yang kini semakin banyak
diminati.theori ini mengidentifikasi lima system lingkungan yang berkisar dari interaksi
langsung dengan agen-agen sosial hingga input budaya yang luas
 Mikrosistem : Situasi dimana remaja hidup. Konteks ini dapat meliputi keluarga, kawan-
kawan sebaya, sekolah dan lingkungan sekitar. Dalam situasi ini remaja tidak dipandang
sebagai penerima yang pasif namun sebagai seorang yang membantu dalam membangun
situasi
 Mesosisterm : Relasi antara dua mikrosistem atau lebih. Contohnya adlaha relasi antara
pengalaman lingkungan keluarga dengan lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga
dengan lingkungan keagamaan
 Eksosistem : Situasi sosial dimana remaja tidak memiliki peran aktif namun
mempengaruhi pengalaman kerja. Contohnya pengalaman seorang ibu ditempat kerjanya
mungkin dapat mempengaruhi relasinya dengan suaminya dan anak remajanya
 Makrosistem : Budaya dimana remaja hidup. Budaya merujuk pada pola-pola prilaku,
keyakinan dan semua produk dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke
generasi
 Kronosistem : pola dari peristiwa-peristiwa lingkungan an transisi dari rangkaian
kehidupan dan keadaan-keadaan sosio-historis. Sebagai contoh, dalam studi mengenai
dampak perceraian terhadap anak-anak, peneliti menentukan bahwa dampak-dampak
negative tersebut sering kali memuncak di tahun pertama setelah perceraian.
E. Orientasi Teoritis Eklektik
Orientasi teoritis eklektik tidak mengikuti sebuah pendekatan teori manapun,
namun memilih dan menggunakan segi-segi yang dianggap paling baik dari masing-

12
masing teori. Melalui pandangan seperti ini, tidak satupun teori yang dijelaskan seluruh
kompleksitas perkembanagn remaja. Masing-masing teori memberikan kontribusi yang
berarti terhadap pemahaman kita menegenai perkembangan remaja, namun tidak ada
satupun yang dapat memberikan deskripsi dan penjelasan yang lengkap.

2.3 BAB III: PERKEMBANGAN REMAJA


A. Perkembangan Fisik
Masa remaja merupakan masa peraihan atau transisi antara masa kanak-kanak
dengan masa dewasa. Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari
luar adalah perkembangan fisik pada masa remaja. Pada masa remaja awal anak-anak ini
Nampak postur tubuhnya tinggi-tingi tetapi kurus. Selain terjadi pertambahan tinggi
badan yang sangat cepat, pada masa remaja berlangsung perkembangan seksual yang
cepat pula. Perkembangan ini ditndai dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan
skunder. Hormon yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan seksual adalah
testeron dan esterogen. Testeron merangsang pertumbuhan otot dan tulang-tulang
sedangkan esterogen merangsang pertambahan penyimpanan lemak dibawah kulit dan
mendorong pematangan tulang-tulang sehingga mencapai bentuk dan kekuatan sebagai
orang dewasa.

Perbedaan Profil Perkembangan Fisik


Antara Siswa SLTP Dengan Siswa SLTA
No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1. Laju perkembangan secara umum Laju perkembangan secara umum
berlangsung secara pesat kembali menurun, sangat lambat
2. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan Proporsi ukuran tinggi dan berat
sering kurang seimbang (termasuk otot dan badan lebih seimbang mendekati
tulang belulang) kekuatan tubuh orang dewasa
3. Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbuh bulu Siap berfungsinya organ-organ
pada pubic region, otot mengembang paa reproduktif seperti pada orang-
bagian-bagian tertentu) disertai mulai orang yang sudah dewasa
aktifnya sekresi kelenjar jenis
4. Gerak-gerik tampak canggung dan kurang Gerak-geriknya mulai mantap
terkoordinasikan
5. Aktif dalam berbagai jenis cabang, Jenis dan jumlah cabang permainan
permainan yang dicobanya lebih selektif dan terbatas pada
keterampilan yang menunjang
kepada persiapan kerja

13
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Termasuk kedalam faktor internal ini adalah sebagai berikut :
a. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orangtuanya
Anak yang ayah dan ibu nya yang bertubuh tinggi cendrung lebih lekas menjadi
tinggi dari pada anak yang berasal dari orangtua yang bertubuh pendek
b. Kematangan
Kematangan seorang anak sesuai dengan perkembangan yang dialalui
2. Factor Eksternal
a. Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhannya akan terhambat
b. Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, demikian pula sebaliknya
c. Stimulasi Lingkungan
Individu yang tubuhnya sering dilatih percepatan pertumbuhannya akan berbeda
dengan yang tidak pernah mendapat latihan

B. Perkembangan Intelektual
Berkembangnya kemampuan berfikir formal operasioanal pada remaja ditandai
dengan 3 hal penting. Pertama, anak mulai mampu melihat tentang kemungkinan-
kemungkinan. Kedua, anak telah mampu berfikir ilmiah, dari mulai merumuskan
masalah, membatasi masalah, menyusun hipotesis dan mengolah sampai menarik
kesimpulan. Ketiga, remaja telah mampu memadukan ide-ide secara logis.
Perbedaan Profil Perkembangan Intelektual
Antara Siswa SLTP Dengan Siswa SLTA
No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1. Proses berfikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan
mengoperasikan kaidah-kaidah kaidah-kaidah logika formal
logika formal dalam ide-ide atau disertai kemampuan membuat
pemikiran abstrak generalisasi yang lebih konklusif
dan komprehensif
2. Kecakapan dasar umum menjalani Tercapainya titik puncak
laju perkembangan yang terpesat (kedewasaan intelektual umum)
yang mungkin ada pertambahan
yang sangat terbatas bagi yang
terus bersekolah)
3. Kecakapan khusus mulai Kecenderungan bakat tertentu
menunjukkan kecenderungan- mencapai titik puncak dan
kecenderungan lebih jelas kemantapannya
Tahapan Perkembangan Intelek/Kognitif

14
Jean Piaget mmebagi perkembangan menjadi empat tahapan :

1. Tahap Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahpa ini, anak berada dalam
suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan
sensori-motoris yang sangat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujutan dari
proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut.
Menurut Piaget, pada tahap ini interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk
orangtuanya, terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-otot nya.
2. Tahap Praoperasional
Tahap ini belangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap
intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang
ditandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak
didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan ilmiah,
sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang yang bermakna, dan lingkungan
sekitarnya.
Pada tahap ini, menurut Pieget, anak sangat bersifat egosentrissehingga
seringkali mengalami masalah dalam berinteraksi dengan lingkungannya,
termasuk dengan orangtuanya.
3. Tahap Operasional Konkret
Tahap ini berlangsung antar ausia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai
menyesuaikan diri engan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin
tahunya. Interaksinya dengan lingkungannya, termasuk dengan orangtuanya, suah
semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin
berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi dan
menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara cara yang kurang egosentris
dan lebih objektif.
4. Tahap Operasiona Formal
Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada masa ini anak telah
mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaan yang merupakan hasil
dari berfikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga
dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya

Karakteristik Perkembangan Intelek/Kognitif


Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Karakteristik Tahap Sensori-Motoris
Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:
a. Sebagai tindakannya masih bersifat naluriah
b. Aktifitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indra
c. Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu
untuk mengkategorikan pengalaman

15
d. Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-skema
sensori-motorisnya
2. Karakteristik Tahap Praoperasional
Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut
a. Individu telah mengkombinasikan dan mentranformasikan berbagai informasi
b. Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-
ide
c. Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa
konkret, meskipun logika sebab akibat belum tepat
d. Cara berfikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku :
1. Berfikir imajinatif
2. Berbahasa egosentris
3. Memiliki aku yang tinggi
4. Menampakkan Bahasa mulai tepat
3. Karakteristik Tahap Operasional Konkret
Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa
segala sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana
kenyataan yang mereka alami.
4. Karaktersitik Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut
:
a. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi
b. Individu mulai mampu berfikir logis dengan objek-objek yang abstrak
c. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat
hipotesis
d. Individu mulai mampu membuat pikiran dimasa depan
e. Individu mulai mampu untuk mengintropeksi diri sendiri sehingga kesadaran
diri sendiri tercapai
f. Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan
masyarakat dilingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut
Teori Pieget
Teori Piaget adalah teori yang sangat terkenal dan merupakan teori perkembangan
kognitif mengenai remaja yang paling banyak dibahas secara luas. Menurut teori Pieget,
remaja termotivasi untuk memahami dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk
adaptasi biologis. Pieget menemukan bahwa anak-anak an remaja menggunakan dan
mengadaptasikan skema-skema mereka melalui dua proses, yaitu asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi adalah memasukkan informasi-informasi baru kedalam
pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi adalah menyesuaikan sebuah skema yang
sudah ada terhadap masuknya informasi baru. Sebagai contoh, andaikan saja seorang
remaja perempuan berusia 16 tahun ingin belajar mengenai bagaimana caranya
menggunakan computer. Orangtuanya memberikan ia sebuah computer dihari

16
ulangtahunnya. Meskipun ia belum pernah memiliki pengalaman untuk
menggunakannya, dari pengalaman dan pengamatan, ia mengetahui bahwa ia harus
menekan tombol untuk menghidupkan computer itu dan memsukkan sebuah CD-ROM
kealam suatu celah. Perilaku ini cocok dengan kerangka kerja konseptual yang telah ada
(asimilasi). Namun ketika ia menekan tombol , ia membuat beberapa kesalahan. Ia segera
menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan untuk mempelajari bagaimana menggunakan
computer. Entah dai kawan ataupun guru. Penyesuaian dalam pendekatannya ini
memperlihatkan kesadaran akan perlunya mengubah kerangka kerja konseptualnya
(akomodasi)
Teori Vygoisky
Teori ini telah merangsang sejumlah minat dalam suatu pandangan yang
menyatakan pengetahuan itu terkait dengan situasi dan bersifat kolaboratif. Dengan
demikian, penegtahuan didistribusukan diantara orang-orang dan lingkungan, yang
meliputi benda-benda, artefak, perkakas, buku dan komunikasi dimana orang-orang
hidup.
Vygotsky Piaget
Konteks sosio-budaya Penekanannya kuat Penekanannya sedikit
Konstruktivisme Konstriktuvisme sosial Konstruktivis kognitif
Tahapan Tidak ada tahapan umum Penekanan kuat pada
perkembangan yang di beberapa tahapan
usulkan
Proses kunci Zona perkembangan Skema, asimilasi,
proksima, Bahasa, dialog, akomodasi, operasi,
alat-alat budaya konservasi, klarifikasi,
pemikiran, hipotesis-
deduktif
Peran bahasa Sangat penting, Bahasa Bahasa memiliki peran
memiliki peran kuat dalam minimal, kognisi secara
menajamkan pemikiran penuh mengarahkan bahasa
Pandangan terhadap Pendidikan memegang Pendidikan hanya
pendidikan peranan penting dalam menyempurnakan keahlian
membantu anak kognitif anak yang telah
mempelajari alat-alat muncul sebelumnya
budaya
Implikasi pengajaran Guru adalah fasilitator dan Juga berpandangan bahwa
pembimbing, bukan guru adalah fasilitator dan
pemimpin sehingga pembimbing bukan
seyogyanya membuat pemimpin, memberikan
banyak kesempatan bagi dukungan kepada anak
anak untuk belajar dengan untuk mengeksplorasi dunia
guru dan teman sebaya dan menemukan
yang lebih terampil pengetahuan

17
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek Kognitif
1. Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja
intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan
menjadi kemampuan berfikir setaraf normal, diatas normal, atau dibawah normal. Namun
potensi ini tidak berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak
memberi kesempatan untuk berkembang.
2. Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang penting peranannya dalam mempengaruhi intelek anak
a. Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orangtua adalah
memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga
anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berfikir.
Caranya misalnya, memberikan anak kesempatan untuk merealisasikan id-idenya dan
menghargai ide-ide tersebut.
b. Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk meningkatkan
perkembangan anak termasuk perkembangan berfikir anak. Beberapa cara
diantaranya :
1) Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik
2) Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-
orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan,
sangat menunjang perkembangan intelektual anak
3) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan
olahraga maupun penyediaan gizi yang cukup
4) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak
maupun meyakinkan peserta didik dengan ide-ide dan pendapat peserta didik
C.Perkembangan Emosi
1. Pengertian Emosi
Istilah emosi, menurut Golleman, seorang pakar kecerdasan emosional, makna
tepatnya masih sangat membingungkan, baik dikalangan para ahli psikologi maupun para
ahli filsafat dalam waktu selama lebih dari satu abad. Maka Golleman memaknai emosi
sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental
yang hebat yang meluap-luap. Emosi merujuk pada suatu pikiran dan perasaan yang khas,
suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
2. Bentuk-Bentuk Emosi
a. Amarah, meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel dan berang
b. Kesedihan, meliputi pedih, sedih, muram, suram dan putus asa
c. Rasa takut didalam yang meliputi cemas, takut,gugup dan panic

18
d. Kenikmatan, meliputi bahagia, gembira, riang da terpesona
e. Cinta, meliputi penerimaan, persahabatan, bakti, dan hormat
3. Hubungan Antara Emosi Dan Tingkah Laku
a. Respon Yang Cepat Tetapi Ceroboh
Dikatakannya bahwa pikiran yang emosional itu ternyata jauh lebih cepat dari pada
pikiran yang rasional karena pikiran emosional sesungguhnya langsung melompat
bertindak tanpa mempertimbangkan apapun yang akan dilakukan
b. Mendahulukan Perasaan Baru Pikiran
Pada dasarnya, pikiran rasional sesungguhnya membutuhkan waktu sedikit lama
dibandingkan pikiran emosional sehingga dorongan yang lebih dahulu muncul adalah
dorongan hati atau emosi, kemuadian dorongan pikiran.
c. Memperlakukan Realitas Sebagai Realitas Simbolik
Logika pikiran emosional yang disebut juga logika hati bersifat asosiatif. Artinya
memandang unsur-unsur yang melambangkan suatu realitas itu sama dengan realitas
sendiri
d. Masa Lampau Diposisikan Sebagai Masa Sekarang
Dari sudut pandang ini, apabila sejumlah ciri suatu peristiwa tampak serupa dengan
kenangan masa lampau yang menagndung muatan emosi maka pikiran emosional
akan menanggapinya dengan memicu perasaan yang berkaitan dengan peristiwa yang
diingat.
e. Realitas Yang Ditentukan Oleh Keadaan
Cara seorang berfikir dan bertindak pada saat merasa senang dan romantis akan
sangat berbeda dengan perilakunya ketika sedang dalam keadaan sedih, marah, atau
cemas.
4. Ciri-Ciri Perkembangan Emosi Remaja
Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja yaitu :
a. Perubahan Jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukan dengan adanya perubahan yang sangat cepat dari
anggota tubuh
b. Perubahan Pola Interaksi Dengan Orangtua
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi.Pola interaksi
yang baik antara orangtua dan anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
seorang anak
c. Perubahan Intraksi Dengan Teman Sebaya
Factor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini adalah hbungan cinta
dengan lawan jenis

d. Faktor Pandangan Luar


Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten, penerapan nilai-nilai yang
berbeda dari masyarakat bagi remaja laki-laki dan perempuan.
e. Perubahan Interaksi Dengan sekolah

19
Sekolah merupakan tempat yang di idealkan untuk mendapatkan pendidikan. Dimana
guru sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak.
f. Kematangan Emosi
Remaja tidak lagi mengungkapkan emosinya dengan marah marah, meledak-ledak,
tidak mau bicara atau bahkan dengan surara yang keras terhadap orangtuanya. Ketika
sudah matang remaja sudah mengerti bagaimana mengungkapkan emosi nya dengan
baik dan benar.

D.Perkembangan Bahasa
 Pengertian perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya
atau hubungannya dengan orang lain. Perkembangan Bahasa terkait dengan
perkembangan kognitif, yang berarti factor kognitif sangat berpengaruh terhadap
kemampuan bahasa. Perkembangan Bahasa dipengaruhi oleh factor lingkungan, karena
Bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar pada lingkungan.
 Tahap Perkembangan Bahasa
Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa paa individumenurut Berg dapat
dibagi ke empat komponen, yaitu :
1. Fonologi, berkenaan dengan bagaimana individu memahami dan menghasilkan bunyi
Bahasa.
2. Semantik, merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang
diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata.
3. Tata Bahasa
4. Pragmatik, merujuk kepada sisi komunikatif dari Bahasa. Ini berkenaan denagn
bagaimana menggunakan bahasa dengan baik ketika berkomunikasi dengan orang
lain di lingkunagn sekitar.
 Hubungan Kemampuan Berbahasa Dengan Kemampuan Berfikir
Berfikir pada dasarnya merupakan rangkaian kognisi yang bersifat pribadi atau
pemprosesan informasi yang berlangsung selama munculnyastimulasi sampai dengan
munculnya respon dalam proses berfikir digunakan symbol-symbol yang memiliki makna
atau arti tertentu bagi masing-masing individu. Manifestasi dari proses berfikir manusia
serta sekaligus menjadi karakteristik dari proses berfikir manusia adalah Bahasa (Glover
1987).
 Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya di dukung oleh perkembangan
kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap operasional formal. Sejalan
dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu mengaplikasikan prinsip-
prinsip berfikir normal atau berfikir ilmiah secara baik pada setiap situasi dan telah
mengalami peningkatan kemampuan dalam menyusun pola hubungan secara
komprehensif, membandingkan secara kritis antara fakta dan asumsi dengan mengurangi
penggunaan symbol-symbol dan terminology kongret dalam mengomunikasikannya.
 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

20
1. Kognisi
Tinggi-rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya
perkembangan individu.
2. Pola komunikasi dalam keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat
perkembangan bahasa anggota keluarganya disbanding yang menerapkan pola
komunikasi dan interaksi sebaliknya.
3. Jumlah anak atau anggota keluarga
Keluarga yang memiliki banyak anak atau anggota keluarga, perkembangan bahsa
akan lebih cepat karena adanya variasi komunikasi.
4. Posisi urutan kelahiran
Perkembangan bahasa anak dengan posisi tengah akan lebih cepat berkembang
karena anak tengah memiliki arah komunkasi keatas maupun kebawah.
5. Kedwibahasaan
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu,
maka perkembangan bahasanya juga akan lebih baik.
6. Status sosial keluarga
Keluarga yang berstatus ekonomi baik biasanya juga berpendidikan baik akan mampu
menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota
keluarganya.
7. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat tinggal anak memberikan andil yang cukup besar dalam
berbahasa. Perkembangan Bahasa di lingkungan kota akan berbeda dengan di
lingkungan pedesaan.
E. Perkembangan Bakat Khusus
a. Jenis-Jenis Bakat Khusus
Bakat khusu adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika
memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan
khusu dalam bidang tertentu sesuai potensinya.
Conny Semiawan dan Utami Munandar mengklarifikasikan jenis-jenis bakat
khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima
bidang yaitu :

1. Bakat akademik khusus


2. Bakat kreatif-produktif
3. Bakat seni
4. Bakat kinestetik
5. Bakat sosial
b. Hubungan Antara Bakat dan Prestasi
Perwujutan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi karena bakat dan
kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat

21
matematika diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang
matematika.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang
secara garis besar dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, yaitu :
1. Minat
2. Motif berprestasi
3. Keberanian mengambil resiko
4. Keuletan dalam menghadapi tantangan
5. Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul
Adapun faktor eksternal adalah fakkor-faktor yang berasal dari lingkungan
individu tumbuh dan berkembang, yaitu :
1. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
2. Sarana dan prasarana
3. Dukungan dan dorongan orantua atau keluarga
4. Lingkungan tempat tinggal
5. Pola asuh orangtua
d. Perbedaan Individual Dalam Bakat Khusus
Dilihat dari aspek apapun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang
lain. Demikian juga dengan aspek bakat khusus, setiap individu juga memiliki bakat
khususnya masing-masing secara berbeda. Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari
kemampuan yang ditunjukkan.

2.4 BAB IV: TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA


A. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan
Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui
periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian
tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh individu. Faktor
keberhasilan sangat penting bagi individu agar kebahagiaan atau kepuasan di dalam hati
diperoleh, apabila gagal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase
tertentu maka akan berakibat tidak baik pada kehidupan fase berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, adalah sebagai berikut :
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat
dari mereka pada usia-usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan
oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.

22
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan
tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat
perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan baik, ada
juga yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas
yang dilakukan oleh individu dapat menjadi suatu bahaya potensial. Setidaknya ada tiga
macam bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan,
yaitu :
1. Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial
mengharapkan perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan
menguasai tugas-tugas tertentu.
3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan
yang lain.

B. Jenis Tugas-Tugas Perkembangan Remaja


1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita.
a. Hakikat Tugas
Mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan anak lelaki sebagai pria,
menjadi dewasa diantara orang dewasa dan belajar memimpin tanpa menekan
orang lain.
b. Dasar Biologis
Secra biologis, usia terbagi menajdi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan.
Kematangan seksual dicapai pada masa remaja. Daya tarik seksual menjai suatu
kebutuhan yang dominan dalam kehidupan remaja.
c. Dasar Psikologis
Dalam kelompok sejenis, remaja belajar untuk bertingkah laku sebagaimana
bertingkah laku sebagai orang dewasa.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita
a. Hakikat Tugas
Mempelajari peran sosial dengan jenis kelaminnya sebagai pria atau wanita.
b. Dasar Biologis
Ditinjau dari kekuatan fisik, remaja putri menjadi orang yang lebih lemah
dibandingkan dengan remaja putera.
c. Dasar Psikologis
Peranan sosial pria dan wanita memang berbeda. Remaja putera perlu menerima
peranan sebagai seorang pria dan seorang remaja puteri perlu menerima peranan
sebagai seorang wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif
a. Hakikat Tugas
Menjadi bangga atau sekurang-kurangnya menjadi toleran dengan kondisi
fisiknya sendiri, menjaga dan melindungi serta menggunakannya secara efektif

23
b. Dasar Biologis
Perkembangan remaja disertai dengan pertumbuhan fisik dan seksual. Laju
pertumbuhan gadis jauh lebih cepat dibandingkan dengan pemuda.
c. Dasar Psikologis
Terjadi perubahan bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan sikap dan minat
remaja. Remaja suka memperhatikan perubahan tubuh yang dialami sendiri.
Remaja puteri akan lebih suka berhias dan berdandan di depan cermin.
4. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
a. Hakikat Tugas
Membebaskan sifat kekanak-kanakanyang selalu menggantungkan diri pada
orang tua, menggembangkan perasaan tertentu pada orang tua tanpa
menggantungkan dieri padanya, dan mengembangkan sifat hormat pada orang
dewasa tanpa menggantungkan diri padanya.
b. Dasar Biologis
Kematangan seksual individu, individu yang tiak memperoleh kepuasan didalam
keluarga akan keluar untuk membangun ikatan emosional dengan teman
sebayanya.
c. Dasar Psikologis
Pada masa ini, remaja mengalami sikap amvibalen terhadap orangtuanya. Remaja
ingin bebas, namun dirasa bahwa dunia dewasa itu cukup rmit dan asing baginya.
5. Mencapai jaminan kebebasan ekonomi
a. Hakikat Tugas
Merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri
b. Dasar Biologis
Tiada dasar biologis yang berarti untuk pelaksanaan tugas ini, meskipun kekuatan
dan keterampilan fisik sangat bermanfaat untuk mencapai tugas ini.
c. Dasar fisikologis
Berkaitan erat dengan hasrat untuk berdiri sendiri
6. Memilih dan menyiapkan lapangan kerja
a. Hakikat Tugas
Memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta mempersiapkan
pekerjaan
b. Dasar Biologis
Ukuran dan kekuatan badan pada usia sekitar 18 tahun sudah cukup kuat an
tanggus untuk memiliki dan mempersiapkan untuk bekerja
c. Dasar Psikologis
Dari hasil penelitian mengenai minat dikalangan remaja, ternyata pada kaum
remaja usia 16-19 tahun, minat utamanya tertuju kepada pemilihan dan
mempersiapkan lapangan pekerjaan
7. Persiapan memasuki kehidupan berkeluaraga
a. Hakikat Tugas
Mengembangkan sifat yang positif terhadap kehidupan berkeluarga
b. Dasar Biologis

24
Kematangan seksual yang normal yang menumbuhkan ketertarikan antara lawan
jenis kelamin
c. Dasar Psikologis
Sikap remaja terhadap perkawinan sangat bervariasi. Ada yang menunjukkan rasa
takut , ada juga yang menganggap sebagai suatu kebahagiaan hidp.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk kompetensi
kewarganegaraan
a. Hakikat Tugas
Mengembangkan konsep hokum, ekonomi, politik dan kemasyarakatan
b. Dasar Biologis
Pada usia 14 tahun, system saraf dan otak telah mencapai tahap ukuran
kedewasaan.
c. Dasar Psikologis
Berkembangnyaan kemampuan kejiwaan yang cukup besar dan perbedaan
individu dalam perkembangan kejiwaan yang sangat erat hubungannya dengan
perbedaanya dalam penguasaan Bahasa, pemaknaan, perolehan konsep-konsep
dan motivasi.
9. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab
a. Hakikat Tugas
Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam kehidupan
masyarakat
b. Dasar Biologis
Tugas ini berkaitan erat dengan pengaruh mayarakat terhadap inividu, kecuali jika
menerima adanya insting sosial pada manusia atau memandang bagus tingkah
laku remaja merupakan sublimasi dari dorongan sosial
c. Dasar Psikologis
Menjaga hubungan yang baik dengan kelompok yang sudah terjalin pada individu
sejak dilahirakn.
10. Memperoleh suatu himpunan nilai-niali dan system etika sebagai pedoman tingkah
laku
a. Hakikat Tugas
Membentuk suatu himounan niali-niali sehingga memungkinkan remaja
mengembangkan dan mereallisasikan niali-niali, untuk kepentingan dengan
inividu lain.
C. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan Dengan Kehidupan Berkeluarga
Secara teoritis, masa remaja dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase pertama
adalah pubertas dan fase kedua aalah adolesens. Fase pertamamenitipberatkan pada
perkembangan fisik dan seksual, serta pengaruhnya terhadap gejala-gejala psikososial.
Seangkan fase kedua menitikberatkan pada aspek-aspek nilai-nilai, moral ,pandanga
hidup dan hubungan kemasyarakatan.

25
Ada empat unsur utama yang penting bagi kebahagiaan perkawinan yaitu :
1. Penyesuaian dengan pasangan
2. Penyesuaian seksual
3. Penyesuaian keuangan dan
4. Penyesuaian dengan pihak keluarga masing-masing

2.5 BAB V : KEBUTUHAN DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA


A. TEORI KEBUTUHAN
Teori yang berhubungan dengan kebutuhan hidup manusia dikemukakan oleh Abraham
H.Maslow (1970) . Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan dari yang dasar sampai
yang paling tinggi yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih saying
4. Kebutuhan penghargaan
5. Kebutuhan rasa ingin tahu
6. Kebutuhan estetik
7. Kebutuhan pertumbuhan dan
8. Kebutuhan aktualisasi diri
Penjabaran masing – masing kebutuhan itu dapat dijelaskan dan diseskripsikan berikut ini
:
1. Kebutuhan fisiologis
Merupakan kebutuhan yang paling dasar, paling kuat, dan paling jelas dari sekian banyak
kebutuhan manusia karena merupakan kebutuhan untuk mempertankan hidupnya secara
fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, sandang, tempat tinggal, seks, tidur dan
oksigen.
2. Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan yang lebih tinggi dari kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan rasa aman.
Goble dalam penelitiannya (1987) mendapati psikologi dan para pendidik menemukan
bahwa anak – anak membutuhkan dunia yang jelas dan dapat diramalkan. Kebebasan
yang ada batasnya sesungguhnya sangat diperlukan bagi perkembangan anak kearah
penyesuaian diri yang lebih baik. Orang dewasa yang senantiasa merasa dirinya tidak
aman akan cenderung neurotic dan bertingkah laku seperti anak yang tidak aman.
3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang
Kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, cinta serta
kasih sayang. Cinta dan kasih sayang merupakan sesuatu yang hakiki dan sangat berharga
dalam kehidupan manusia karena di dalamnya menyangkut suatu hubungan erat, sehat,

26
dan penuh kasih Antara dua orang atau lebih serta menumbuhkan sikap saling percaya.
Maka stiap manusia sesungguhnya merasakan kebutuhan akan cinta kasih dan sayang
dari orang lain dan kepada orang lain.
4. Kebutuhan penghargaan
Ada 2 kategori tentang kebutuhan akan penghargaan pada manusia yaitu :
a. Kebutuhan akan harga diri
b. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain yang meliputi :
1. Kepercayaan diri
2. Kompetensi
3. Penguasaan
4. Kecukupan
5. Prestasi
6. Ketidak tergantungan
7. Kebebasan
Seseorang yang memiliki harga diri akan lebih percaya diri, lebih mampu dan lebih
produktif,sebaliknya. Bahwa harga diri yang paling stabil dan paling sehat adalah yang
tumbuh dan berkembang dari penghargaan orang lain yang wajar, bukan penghargaan
karena kedudukan, kemasyuran atau sanjungan kosong.
5. Kebutuhan rasa ingin tahu
Ada sejumlah argumentasi yang dikemukakan oleh Maslaw bahwa rasa ingin tahu
merupakan kebutuhan hidup manusia yaitu sebagai berikut :
a. Rasa ingin tahu sering kali tampak pada binatang, apabila pada manusia yang
memiliki kemampuan berpikir kompleks
b. Pada anak – anak memiliki rasa ingin tahu yang bersifat kompleks
c. Sejarah telah mencatat bahwa banyak orang dengan berani menantang bahaya besar
untuk memenuhi rasa ingin tahunya dengan memeburu pengetahuan
d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang – orang matang secara psikologis sangat
tertarik pada hal- hal yang rahasia, ketidakpastian serta belum dapat terjelaskan.
e. Banyak kasus – kasus orang dewasa yang sebenarnya sehat – sehat dan cerdas
kemudian mendekati kebosanan, kehilangan gairah hidup, depresi, bahkan sampai
membenci diri sendiri karena menjalani hidup secara rutin bahkan konyol.

6. Kebutuhan estetik
Lingkungan yang kotor sangat cepat menimbulkan kebosanan dan melemahkan
semangat, sedangkan lingkungan yang indah dapat menimbulkan perasaan yang nyaman,
semangat, kegairahan, serta membuat mereka merasa lebih sehat.

27
7. Kebutuhan akan pertumbuhan
Maslow melukiskan bahwa melalui penelitiannya yang mendalam menemukankebutuhan
yang sama sekali harus dan termasuk kategori yang lebih tinggi yang kemudian dituliskan
sebagai kebutuhan akan pertumbuhan atau dikenal dengan being values. Ada sejumlah
daftar being values yang ditemukan oleh maslow sebagaimana dikutip oleh Gable (1987),
yaitu :
a. Sifat menyeluruh
b. Kesempurnaan
c. Penyelesaian
d. Keadilan
e. Sifat hidup
f. Sifat kaya
g. Kesederhanaan
h. Keindahan
i. Kebaikan
j. Keunikan
k. Sifat tanpa kesukaran
l. Sifat penuh permainan
m. Kebenaran kejujuran dan kenyataan , serta
n. Sifat merasa cukup
8. kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan meggunakan
kemampuannya secara penuh oleh Maslow disebut aktualisasi diri.Maslow melukiskan
kebutuhan sebagai hasrat makin menjadi diri sendiri dengan sepenuhn kemampuannya.
Kebutuhan aktualisi diri merupakan kebutuhan setinggi atau puncak kebutuhan manusia.
Setiap individu mempunyai 3 jenis kebutuhan yaitu :
a. Kebutuhan untuk berprestasi ( need for achievement ) disingkat N-Ach
Pada dasarnya setiap individu ingin dipandang sebagai orang yang berprestasi dalam
hidupnya dimana kebutuhan ini sangat menonjol pada masa remaja. Sebaliknya tidak ada
orang yang tidak ingin berhasil atau gagal dalam hidupnya. Kenyataan ini mencerminkan
bahwa didalam diri orang itu terdapat kebutuhan untuk berprestasi.
b. Kebutuhan untuk berkuasas ( need for power ) disingkat N-Paw
Seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berkuasa besar , biasanya menyukai kondisi
kompetisi dan orientasi status serta akan memberikan perhatian pada berbagai factor yang
memungkinkan dirinya mengembangakn pengaruhnya terhadap orang lain.

28
c. Kebutuhan untuk berafiliasi ( need for affiliation ) disingkat N-Aff
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan nyata pada setiap manusia terlepas dari status
kedudukan, jabatan, maupun pekerjaan yang dimilikinya. Kebutuhan ini pada situasi
bersahabat dalam interaksi yang dimilikinya.
B. KEBUTUHAN REMAJA DALAM PERKEMBANGANNYA
ada tujuh kebutuhan khas remaja yaitu :
1. Kebutuhan akan kasih sayang
2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri yang dimulai sejak usia muda ( remaja awal )
4. Kebutuhan untuk berprestasi
5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain sangat penting
6. Kebutuhan untuk dihargai
7. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh
Bagi remaja Indonesia, agaknya terdiri dari 2 kelompok kebutuahn pribadi, psikologis,
sosiologis, ditinjau dari segi terhadap siapa tuntunan pemenuhan kebutuhan :
1. kebutuhan –kebutuhan yang menuntut pemenuhannya dari kelompok teman sebaya
2. Kebutuhan – kebutuhan yang menuntut pemenuhan dari orangtua remaja itu sendiri.
C. PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH
Murray menegelompokkan kebutuahn menajdi 2 kelompok :
Kebutuhan viscerogenic adalah kebutuhan secara fisiologis yaitu, makan, minum,
bernafas dan lain sebagainya. Sedangkan kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan
social. Kebutuhan social merupakan sumbanganyang sangat berpengaruh hingga saat ini
yang berjumlah 20 kebutuhan. Namun kemungkinan besar dari 20 kebutuhan tersebut ada
7 kebutuhan yang dominan pada usia remaja yaitu :
1. Need for affiliation ; kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti teman
sebaya
2. Need for aggression ; kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan seperti
mengecam orang lain, memepermainkan orang lain
3. Autonomy needs ; kebutuhan untuk bertindak secara mandiri , bebas mengambil
keputusan, bebas dalam berbuata dan mengatakan apapun
4. Counteraction ; yaitu kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah
mapan seperti sebagai oposisi
5. Needs for dominance ; kebutuhan untuk menguasai lingkungan manusia seperti
membantah pendapat orang lain, ingin menjadi pemimpin kelompoknya
6. Exhibition ; kebutuhan untuk memamerkan diri seperti menjadi pusat perhatian orang
lain
7. Sex ; kebutuhan untuk membangun hubungan yang bersifat erotis

29
2.6 BAB VI : PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
A. PENGERTIAN KONSEP DIRI
Konsep diri adalah bagaimana seseorang melihat dirinya yang mencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas
bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita mersa tentang diri
sendiri, dan bagaiman kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia yang kita
harapkan. Konsep diri seseorang dibentuk oleh lingkungan terutama yaitu keluarga ,
bagaimana cara orangtua mengasuh anaknya. Lalu lingkungan sekolah dimana guru
sangat berperan membentuk konsep diri si anak.
B. DIMENSI KONSEP DIRI
Calhoun dan Acocella misalnya ; menyebutkan 3 dimensi utama dari konsep diri yaitu :
1. Dimensi pengetahuan ; apa yang kita ketahui tentang diri sendiri
2. Dimensi harapan ; keinginan diri yang dicita – citakan untuk di masa depan.
3. Dimensi penilaian ; penilaian kita terhadap diri kita sendiri
Factor yang mempengaruhi konsep diri yaitu :
1. Teori perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir
seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain.
2. Significant other ( orang yang terpenting / orang yang terdekat )
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri
sendiri melalui cermin orang lain
3. Self perception ( persepsi diri sendiri)
Persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilainnya, serta persepsi individu terhadap
pengalamnnya akan situasi tertentu.
C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
Factor – factor yang mempengaruhi konsep diri yaitu usia , kematangan, penampilan diri,
nama dan julukan , hubungan keluarga, teman –teman sebaya , kreatifitasnya, dan cita –
cita.
D. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Konsep diri terbentuk melalui
proses belajar yang berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa. Dari
lingkungan, pengalaman dan pola asuh orangtua memberikan pengaruh terhadap
pembentukan konsep diri seseorang.

30
E. KARAKTERISTIK KONSEP DIRI REMAJA ( SMP – SMA )
1. Abstract and idealistic ; pada masa remaja, anak – anak lebih mungkin membuat
gambaran tentang diri mereka dengan kata – kata yang abstrak dan idealistic.
2. Differentiated ; dibandingkan dengan anak yang lebih muda, remaja lebih mungkin
untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks / situasi yang semakin
terdiferensiasi.
3. Contradictions within the self ; setelah remaja mendiferensiasikan dirinya ke dalam
sejumlah peranan dan dalam konteks yang berbeda – beda, maka muncullah
kontradiksi Antara diri – diri yang terdiferensiasi ini.
4. The fluctiating self ; sifat kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya
memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak
mengejutkan.
5. Real and ideal , live and false selves
Munculnya kemampuan remaja untuk mengkonstruksikan diri ideal mereka
disamping diri yang sebenarnya.
6. Self – conscious ; bahwa remaja adalah bahwa remaja lebih sadar akan dirinya
dibandingkan dengan anak – anak dan lebih memikirkan tentang pemahaman diri
mereka.
7. Self – protective mekanisme untuk mempertahankan diri
8. Unconscious ; adanya pengenalan
9. Self – integration ; konsep diri lebih terintegrasi , dimana bagian yang berbeda – beda
dari diri secara sistematik menjadi satu kesatuan.
F. KONSEP DIRI DAN PERILAKU
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku seseorang.
G. KONSEP DIRI DAN PRESTASI BELAJAR
Knsep diri juga mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi belajar. Disekolah
anak yang mempunyai konsep diri yang baik biasanya akan memperoleh prestasi
belajar yang baik sebaliknya.

2.7 BAB VII PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA
A.Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjusment atau personal
adjustment. Pengertian penyesuaian diri menurut Sekneiders dapat ditinjau dari 3 sudut
pandang,yaitu:

1. Penyesuaiam Diri Sebagai Adaptasi (Adaptation)


Adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti
fisik, fisiologis, atau biologis.

31
2. Penyesuaian Diri dalam Bentuk Konformitas (conformity)
Penyesuaian diri sebagai konformitas menyiratkan bahwa disana individu seakan-
akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari
penyimpangan perilaku, baik secara moral, social, maupun emosional.
3. Penyesuaian Diri Sebagai Usaha Penguasaan (mastery)
Penysuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery) yaitu kemampuan untuk
merencanakan dari mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga
konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi.
Namun demikian, pemaknaan penyesuaian diri sebagai penguasaan (mastery)
mengandung kelemahan, yaitu menyamaratakan semua individu. Padahal, kapasitas
individu antara satu orang dengan yang lain tidak sama.
Hakekat Penyesuain Diri:
a. setiap individu memiliki kualitas penyesuain diri yang berbeda.
b. penyesuaian diri sebagian besar ditentukan oleh kapasitas internal atau
kecenderungan yang telah dicapainya.
c. penyesuaian diri juga ditentukan oleh factor internal dalam hubungannya
dengan tuntutan lingkungan individu yang bersangkutan.
B.Proses Penyesuaian Diri
Proses penyesuaian diri menurut yang dikemukakan menurut yang dikemukakan oleh
Sehmenders (1984) setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu:

1. Motivasi
Motivasi sama halnya dengan kebutuhan, perasaan dan emosi merupakan kekuatan
internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidak seimbangan dalam organisme.
2. Sikap Terhadap Realitas dan Proses Penyesuaian Diri
Beberapa perilaku seperti sikap anti social, kuranhg berminat terhadap hiburan, sikap
bermusuhan, kenakalan dan semaunya sendiri, semuanya itu sangat mengganggu hubungan
antara penyesuaian diri dengan realitas. Jika individu tidak tahan terhadap tuntutan-tuntutan itu,
maka akan muncul situasi konflik, tekanan, dan frustasi.
3. Pola Dasar Proses Penyesuaian Diri
Dalam penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri misalnya,
seorang anak membutuhkan kasih saying dari orangtuanya yang selalu sibuk. Dalam situasi ini
anak akan frustasi dan berusah jauh dari masalah yang dihadapinya. Akhirnya dia akan beralih
kepada kegiatan lain untuk mendapat kasih sayang yang dibutuhkannya, misalnya dengan
mengisap-isap inu jari tangannya.

32
C.Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri di kalangan remaja mempunyai karakteristik yang khas yaiyu sebagai berikut:
1. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya
Pesatnya perkembangan fisik dan psikis sering kali menyebabkan remaja mengalami
krisis peran dan identitas. Penyesuaian diri remaja secara khas berupaya untuk dapat berperan
sebagai subjek yang kepribadiannya memang berbeda dengan anak ataupun orang dewasa.
2. penyesuaian diri remaja gterhadap pendidikan
Dalam konteks ini, penyesuaian diri remaja secara khas berjuang ingin meraih
kesuksesan dalam studi, tetapi dengan cara yang menimbulkan perasaan bebas dan senang
terhindar dari tekanan dan konflik atau bukan prestasi.
3. penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan
Dalam lingkungan sosialnya sehingga terbebas dari kecemasan psikoseksual, tetapi juga tidak
melanggar nilai-nilai moral masyarakatdan agama.
4.penyesuaian diri remaja terhadap norma social
Dalam kontek ini penyesuaian diri remaja terhadap norma social mengarah pada dua
dimensi. Pertama, remaja ingin diakui keberadaanya dalam masyarakat luas, yang berarti remaja
harus menginternalisasikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Kedua, remaja ingin bebas
menciptakan aturan-aturan tersendiri yang lebih sesuai untuk kelompoknya, tetapi menuntut
agar dimengerti dan diterima oleh masyarakat dewasa.
5. penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan waktu luang
Waktu luang remaja merupak kesempatan untuk memenuhi dorongan bertindak bebas.
Dalam konteks ini upaya penyesuaian diri remaja adalah melakukan penyesuaian antar dorongan
kebebasannya serta inisiatif dan kreativitasnya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
6. penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uang
Ransangan, tantangan, tawaran, inisiatif, kreativitas, petualangan dan kesempatan-
kesempatan yang ada pada remaja seringkali mengakibatkan melonjaknya penggunaan uang
pada remaja sehingga menyebabkan jatah yang diterima dari orangtuanya tidak cukup. Oleh
sebab itu, dalam konteks ini perjuangan penysuaian diri remaja adalah berusaha untuk mampu
bertindak secara professional, melakukan penyesuaian antara kelayakan pemenuhan
kebutuhannya dengan kondisi ekonomi orangtuanya.
7. penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan konflik dan frustasi.
Strategi penyesuaian diri terhadap kecemasan konflik dan frustasi tersebut biasanya
melalui suatu mekanisme yang oleh Sigmund Freud (Carey, 1898) disebut dengan mekanisme
pertahan diri (defence mechanisme) seperti kompensasi, rasionalisme, proyeksi, sublimasi,
identifikasi, regresi dan fiksasi.

33
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Remaja
5 faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian remaja menurut Schneides (1984)
1. Kondisi Konflik
Aspek –aspek yang berkaitan dengan kondsi fisik yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri
remaja sebagai berikut:
a. Hereditas dan Kostitusi Fisik
sifat dan kecenderungan berkaitan dengan konstitusi fisik maka akan semakin besar
pengaruhnya terhadap penyesuaian diri, bahkan dalam hal tertentu kecenderungan kearah
adjustment diturunkan secara genetis, khususnya melalui media temperamen.
b. Sistem Utama Tubuh
termasuk kedalam system utama tubuh yang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian
diri adala system syarat, kelenjar, dan otak. Fungsi yang memadai dari system syaraf merupakan
kondisi umum yang diperlukan bagi penyesuaian diri yang baik.
c. Kesehatan Fisik
kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, percaya diri, harga diri, dan
sejenisnya yang akan menjadi kondisi diri yang sangat menguntungkan bagi proses penyesuaian
diri.
2. Kepribadian
Unsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuaian diri adalah:
a.Kemauan dan Kemampuan untuk Berubah (modiafibility)
kemauan dan kemampuan untuk berubah merupakan karakteristik kepribadian yang
pengaruhnya sangat menonjol terhadap proses penyesuaian diri. Penyesuaian diri membutughan
kecenderungan untuk berubah dalm bentuk kemampuan, perilaku, dan karakteristik sejenis
lainnya. Kemauan dan kemampuan untuk berubah ini akan berkembang melalui proses belajar.
b. Pengaturan Diri (Self Regulation)
pengaturan diri yang pentingnya dengan proses penyesuaian diri dan pemeliharaan
stabilitas mental, kemampuan untuk mengatur diri, dan mengarahkan diri. Kemampuan
pengaturan diri dapat mengarahkan kepribadian normal mencapai pengendalian diri dan realisasi
diri.
c.Realisasi Diri ( Self Realization )
telah dikatakan bahwa kemampuan pengaturan diri mengimplikasikan potensi dan
kemampuan kearah realisasi diri. Proses penyesuaian diri dan pencapaian hasilnya secara
bertahap sangat erat kaitannya dengan perkembangan dan kepribadian.

34
d. Intelegensi
kemampuan pengaturan diri sesungguhnya muncul tergantung pada kualitas dasar
lainnya yang penting peranannya dalam penyesuaian diri, yaitu kualitas intelegensi.
3. Edukasi/Pendidikan
Adapun unsur-unsur penting dalam edukasi/pendidikan yang dapat mempengaruhi
penyesuaian diri individu adalah sebagai berikut:
a. belajar
kemampuan belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu dan karena
pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian yang diperlukan bagi penyesuaian diri
diperoleh dan menyerap kedalam diri individu melalui proses belajar.
c. pengalaman
ada dua jenis pengalaman yang memiliki nilai significant terhadap proses penyesuaian
diri, yaitu (1) pengalaman yang menyehatkan (salutary experiences) dan (2) pengalaman
traumatic (traumati experiences)
d. latihan
latihan merupakan proses belajar yang diorientasikan kepada perolehan keterampilan atau
kebiasaan. Penyesuaian diri sebagai suatu proses yang kompleks yang mencakup di dalamnya
proses psikologis dan sosiologis maka memerlukan latihan yang sungguh-sungguh agar
mencapai hasil penyesuaian diri yang baik.
e. determinasi diri
determinasi diri merupakan factor yang sangat kuat yang dapat digunakan untuk kebaikan
atau keburukan untuk mencapai penyesuaian diri secara tuntas atau bahkan untuk merusak diri
sendiri. Engzan deterinasi diri, seseorang sebenarnya dapat secara bertahap mengatasi penolakan
tersebut maupun pengaruh buruk lainnya.
4.Lingkungan
Adapun yang dimaksud dengan lingkungan yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri
yaitu:
a. lingkungan keluarga
lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang sangat penting atau bahkan tidak
ada yang lebih penting dalam kaitannya juga dapat mempengaruhi penyesuaian diri individu
karena factor ini sesungguhnya menjadi sumber pengaruh sosialisasi yang menjadi syarat proses
penyesuaian diri. Ada sejumlah karakteristikm menonjol dalam interaksi orangtua dengan anak
yang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri sebagai berikut.

35
1. penerimaan (neceptance)
Penerimaan orangtua terhadap anaknya yang diwujdkan dalam bentuk perhatian,
kehangatan kasih sayang akan memberikan sumbangan yang berarti bagi berkembangnya
penyesuaian diri yang baik pada anak, sebaliknya penolakan orangtua terhadap anak juga akan
berpengaruh negative terhadap perekembangan penyesuaian diri terhadap anak.
2. identifikasi
Anak memiliki kecenderungan untuk mengidentifikasikan dirinya terhadap pola sikap
perilaku orantuanya. Jika orangtua dapat dijadikan model identifikasi yang baik, akan
berpengaru positif pula terhadap perkembangan penyesuaian diri anak.
3. idealisasi (idealization)
Proses idealisasi diwujudkan dalam bentuk mengidealkan nsalah satu dari kedua
orangtuanya yang dipilih,baik dalam cara berfikir, bersikap, maupun berperilaku.
4. identifikasi negative (negative identification)
Proses ini muncul jika anak justru mengidentifikasikan sifat-sifat negate dari
orangtuanya.
5. identifikasi menyilang (cross identification)
Identifikasi menyilang adalah identifikasi yang dilakukan oleh anak kepada orangtuanya
yang berlawanan jenis.
6. tindakan hukuman dan disiplin yang terlalu keras (punishment and adverdiscipline)
Pemberian hukuman dan disiplin yang twrallu berat juga berakibat kurang baik terhadap
perkembangan penyesuaian diri anak karena dapat menimbulkan perasaan terancam dan tidak
aman.
7. kecemburuan dan kebencian (jealousy and hated)
Kebencian dan kecemburuan biasanya muncul kafrena pemberian hukuman dan
peraturan kedisiplinan yang terlalu keras, sehingga mengakibatkan anak membenci orangtuanya
dan orangtua memebenci anaknya.
8. pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan
Anak yang terlalu dimanja biasanya mengembangkan sifat memusatkan segala
sesuatunya kepada dirinya sendiri, memanjakan diri sendiri, dan ciri-ciri kepribadian lainnya
yang cenderung mementingkan diri sendiri sehingga akan berpengaruh tidak baik bagi
perkembangan penyesuaian diri anak.

36
9. penolakan (rejection)
Dengan penolakan orangtua, anak akan merasa dirinya tidak berharga, tidak berguna,
tidak bermartabat, meskipun sebenarnya ingin atau bahkan sudah berbuat sebaik-baiknya
menurut ukuran mereka.
10. lingkungan sekolah
Pada umumnya sekolah dipandang sebagai media yang sangat berguna untuk
memepengaruhi kehidupan dan perkembaangan intelektual, social, nilai-nilai, sikap dan moral
siswa.
11. lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat jugza menjadi factor yang dapat berpengaruh terhadap
perkembangan penyesuaian diri, konsistensi, nilai-nilai, sikap, aturan-aturan, norma, moral dan
perilaku masyarakat.

5.Agama dan Budaya


Agama memberikan sumbangan nilai-nilai keyakinan, praktrik-praktik yang memberi
makna sangat mendalam, tujuan serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu.

2.8 BAB VIII PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA


USIA SEKOLAH MENENGAH
A. Masalah-Masalah yang Mungkin Timbul Bertalian dengan Perkembangan Fisik dan
Psikomotorik
1. adanya variasi yang mecncolok dalam tempo dan irama serta kepesatan laju perkembangan
fisik antar individual atau kelompok .
2. perkembangan ukuran-ukuran tinggi dan berat badan yang kuranm proposional.
3. perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala-gejala emosiaoanl
tertentu seperti rasa malu.
4. matangnya organ reproduksi membutuhkan pemuasan biologis.
B.Masalah-Masalah yang Mungkin Timbul Berkenaan dengan Perkembangan Bahasa dan
Perilaku Kognitif
1. bagi individu tertentu mempelajari bahasa asing bukanlah merupakan hal yang
menyenangkan. Sikap negative terhadap pelajaran guru bahasa asing yang bersangkutan, benci
gurunya dan benci juga pelajarannya.

37
2. intelegensi juga merupakan kapasitasa dasar belajar bagi yang dianugrahi IQ yang tinggi
(superior) atau dibawah rata-rata (slow leaner)
3. kadang-kadang terjadi ketidakselarasan antara keinginan atau minat seseorang dengan bakat
khusus (aptitudes) nya sering membawa kesulitan juga dalam memilih program atau jurusan.
C. Masalah yang Timbul Bertalian dengan Perkembangan Perilaku Social, Moralitas, dan
Keagamaan.
1. keterikatan hidung dalan “gang” yang tidak terbimbing mudah menimbulkan junevinile
delinquency (kenakalan remaja) yang berbentuk perkelahian antar kelompok, pencurian,
perampokan, prostitusi, dan bentuk-bentuk anti social lainnya.
2.konflik dengan prangtua.
3. melakukan perbuatan-perbuatan yang justru bertentangan dengan norma masyarakat atau
agamanya.
D. Masalah yang Timbul Bertalian dengan Perkembangan Perilaku Afektif, Konatif, dan
Kepribadian
1. mudah terlibat kegiatan-kegiatan “masa” yang melibatkan remaja.
2. ketidakmampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar terintrgasikan dan sistesis
fungsi-fungsi psikofisisnya yang berlanjut akan sukar pula menemukan identitas dirinya.
Menurut Hurlock masalah remaja banyak disebabkan oleh ketidakmampuan remaja
dalam melakukan penyesuaian diri. Tanda-tanda bahaya dari individu yang tidak mampu
menyesuaikan diri yang umum dalam masa remaja adalah sebagai berikut :
1.tidsk bertanggung jawab
2. sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri
3. perasaan tidak aman
4. merasa ingin pulang bila berada jauh dari lingkungan yang tidak dikenal.
5. perasaan menyeragh
6. terlalu banyak berkhayal
7. mundur ketingkat prilaku yang tidak baik sebelumnya
8. menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti rasinalisasi, proyeksi, berkhayal.
Mappiere membagi remaja bermasalah menjadi tiga kelompok yaitu remaja bermasalah
“wajar”, remaja bermasalah taraf menengah dan remaja bermasalah taraf kuat. Jenis tingkah laku
yang menunjukkan tanda bahanya ini ada yang agresif da nada pula yang pasif atau pengunduran
diri atau withdrawal, ada pula yang dapat digolongkan “netral”.

38
E.Masalah Tawuran Remaja
Pengertian dan berbagai kasus tawuran.Tawuran atau tubir adalah istilah yang sering
digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak
kekerasan. Biasanya dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Menurut Willi,s
(2005) perkelahian adalah merupakan suatu perbuatan yang menganggu keamanan dan
ketertiban umum.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan
sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile delinquency).
 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Tawuran Pelajar

a. Faktor Internal
Menurut Dr. Sofyan S.Willis, M.Pd dalam bukunya Remaja Dan Masalahnya (2005) ada
beberapa factor penyebab perkelahian antar pelajar, yaitu:
1. Lemahnya Pertahanan Diri
2. Kurangnya Kemampuan Dalam Menyesuaikan Diri
3. Kurangnya Dasar-Dasar Keimanan di Dalam Diri Pelajar
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah factor yang datang dari luar individu, yaitu:
1. Faktor Lingkungan yang Tidak Kondusif
a.Faktor keluarga
Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan di dalam
keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan
kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya.
2. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah harus berusaha memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak
didiknya sebagai bekal untuk kelak jika anak telah dewasa dan terjun ke masyarakat.
Ada beberapa factor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah yang tidak
menyenangkan seorang anak pelajar.
a. factor guru
guru yang penuh dedikasi berarti guru yang ikhlas dalam mengerjakan tugasnya.
b.guru pembimbing/BK
Jika guru pembimbing/BK mampu melaksanakan harapan siswa yakni
mengutamakan membimbing daripada mengajar, besar kemungkinan kenakalan dapat
dikurangi. Sebagai pembimbing, guru harus memenuhi syarat k;epribadian, dan sedikit

39
ilmu tentang pribadi siswa, serta kemampuan berkomunikasi atau keterampilan
konseling.
c. Fasilitas Pendidikan
kurangnya fasilitas pendidikan menyebabkan penyaluran bakat dan keinginan
pelajar terhalang.
3.Faktor Geng
Hampir setiap sekolah terutama sekolah negeri memiliki geng yang dimdirikan oleh
kakak-kakak kelas, yang kemudian diwariskan kepada adik-adiknya di sekolah.
4. Faktor Ekonomi
Kesenjangan ekonomi antar pelajar, dan persaingan antar sesama menyebabkan sering
terjadi tawuran di kalangan pelajar dan masyarakat.

UPAYA MENCEGAH DAN MENGATASI MASALAH TAWURAN


1.Keteladan Keluarga
Keteladanan orangtualah yang menjadi kunci dalam menerapkan contoh perilaku
yang baik.memberikan perhatian lebih, menanamkan kepercayaan, memberikan reward
(penghargaan) atas apa saja karya atau hasil anak yang diraih.
2. Peran Sekolah
Tugas dalam memainkan peran ini bukan hanya menjadi tanggungjawab Kepala
Sekolah dan Wakasek saja , melainkan harus menjadi tanggungjawab bersama warga
sekolah termasuk guru, komite sekolah, serta warga yang berada di sekitar sekolah.
Upaya yang bias diterapkan di sekolah antara lain:
a. membuat peraturan sekolah yang tegas
b. memberikan pendidikan anti tawuran
c. mendeteksi dan menangani pelajar berotak criminal
d. menjalin komunikasi dan kerjasama pelajar antar sekolah
e. membuat program ekstrakurikuler tawuran.
3.Peran Lingkungan Sosial
Tempat dimana para pelajar menghabiskan waktunya lebih banyak biasanya ada
pada lingkungan social. Untuk itu diperlukan suasana dan lingkungan yang kondusif bagi
perkembangan interaksi social para pelajar.

40
2.9 BAB IX IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH
MENENGAH TERHADAP PENYELENGGRAAN PENDIDIKAN
A. Implikasi Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik
Perilaku psikomotorik pada usia remaja menunjukkan gerakan-gerakan yang canggung
dan kurang terkoordinasikan. Perkembangan fisik anak usia sekolah menengah, pendidikan
seyogyanya menerapkan suatu model pendidikan yang memisahkan pria dan wanita pada saat
menjelaskan perkembangan anatomi dan fsiologi. Guru pembimbing di sekolah dapat berinisiatif
untuk mengundang narasumber atau penceramah tamu selperti dokter ke sekolah.
B. Implikasi Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
Keinginan remaja untuk menguasai bahasa asing terkadang tidak diimbangi oleh usaha
yang sungguh-sungguh. Remaja jadi membenci pelajaran bahasa asing.
C. Implikasi Perilaku Sosial, Moralitas dan Keagamaan
Karakteristik perilaku social siswa sekolah menengah adalah adanya kecenderungan
ambivalensi keinginan menyendiri dengan keinginan untuk bergaul dengan banya teman, dan
ambivalensi antara keinginan untuk bebas dari dominasi pengaruh orangtua dengan kebutuhan
bimbingan dan bantuan dari orangtuanya.
D.Implikasi Perilaku Apektif, Konatif, Dan Kepribadian
Memasuki usia sekolah menengah, lima kebutuhan dari Maslow, yaitu kebutuhan fisik,
kebutuhan rasa aman, afiliasi social, penghargaan dan perwujudan diri, mulai menunjukkan
kecenderungan-kecenderungannya.
E. Implikasi Perkembangan Emosi Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat mengembangkan
kecerdasan emosional, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan intervensi yang
dikemukakan oleh W.T. Grant Consortium tentang “Unsur-Unsur Aktif Program Pencegahan”
yaitu sebagai beriku:
a. pengembangan keterampilan emosional
cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan emosional individu
adala:
1. mengidentigfikasi dan memberi nama atau label perasaan
2. mengungkapkan perasaan
3. menilai intensitas perasaan
4. mengelola perasaan
5. menunda perasaan

41
6. mengendalikan dorongan hati
7. mengurangi stress
8. memahami perbedaan

b. pengembangan keterampilan kognitif


cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif individu
adalah sebagai berikut:
1. belajar menggunakan dialog batin.
2. belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat social
3. belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan
4. belajar memahami sudut pandang orramng lain
5. belajar memahami sopan santun
6. belajar bersikap positif
7. belajar mengembangkan kesadran diri.

c. pengembangan keterampilan perilaku


cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan individu adalah
sebagai berikut:
1. mempelajari komunikasi non-Verbal
2.mempelajari komunikasi verbal
3. belajar mengembangkan kesadaran diri
4. belajar mengambil keputusan pribadi
5. belajar mengelola perasaan
6. belajar menangani stress
7. belajar berempati
8. belajar berkomunikasi
9. belajar membuka diri
10. belajar mengembangkan pemahaman

42
11. belajar menerima diri sendiri
12. belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi
13. belajar mengembangkan ketegasan
14. mempelajari dinamika kelompok
15. belajar menyelesaikan konflik.

F. Implikasi Perkembangan Konsep Diri


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru;diantaranya adalah:
1.membuat siswa mendapat dukungan dari guru
2.membuat siswa merasa bertanggungjawab
3.membuat siswa merasa mampu
4.mengarahkan siswa untuk mencapi tujuan
5.membantu siswa menilai diri mereka secara realistis
6.mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis

G. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Bagi Pendidikan


Tugas-tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena akan
membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam rangka membantu remaja
tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksnakan kegiatan-
kegiatan non akademik melalui berbagai perkumpulan.
2. apabila ada remaja putra atau putri bertingkah laku yang tidak sesuai dengan jenis
kelaminnya, mereka perlu dibantu melalui bimbingan dan konseling.
3. siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba dalam
kegiatan kelompoknya sendiri.
4. pemberian bangtuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai
dengan minat dan keinginannya.

43
Havirghurst mendefenisikan tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat
atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan
fase bahagia dan membawa kea rah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
Ada sejumlah tugas perkembangan remaja yang penting, yaitu:
a. mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita
b. mencapai peran social pria dan wanita
c. menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif
d. mencari kemandirian emosional
f. memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan
g. persiapan untuk memasuki kehidupan berkeluarga
h. mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk kompetensi
kewarganegaraann
i. memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan system etika sebagai pedoman tingkah
laku.

44
BAB III
PEMBAHASAN

A.Pembahasan isi buku


A.Bab I
 mengenai hakekat perkembangan
Perkembangan menurut buku yang di review adalah “Perubahan yang progresif dan
bersinambungan dalam diri individu dari mulai dia lahir sampai mati”
Vandale(dalam Hurlock(1980), juga menyebutkan bahwa perkembangan bukan sekedar
penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang,mlainkan suatu proses integrasi
dari banyak struktur dan proses komplek.
Lebih detail di buku pembanding disampaikan oleh menurut Nagel(1957), perkembangan
adalah merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan memunyai
fungsi fungsi tertentu ,oleh karena itu bila mana terjdi perubahan strukturbaik dalam organisasi
maupun dalam bentuk,akan mengakibatkan perubahan fungsi
Berdasarkan pendapat di atas maka perkembangan adalah adalah suatu proses integrasidari
struktur dan kompleks yang terorganisasi maupun dalam bentuk,akan mengakibatkan perubahan
fungsi

B.Pembahasan Bab II
 Mengenai teori perkembangan
Teori perkembangan perkembangan terbagi atas empat teori yaitu:
 Teori psikoanalisa struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga struktur yaitu id,ego,dan
super ego.
 Teori kognitif menekankan pikiran pikiran yang di sadari;tiga teori kognitif yang paling
penting adalah teori yang di kemukakan oleh Piaget,teori kognitif social budaya yang di
kemukakan olehVygotsky dan teori pemprosesan informasi.
 Teori behaviorisme menyatakan bahwa perkembangan itu di pelajari dan dipengaruhi
secara kuat oleh lingkungan ;artinya lingkungan berpengaruh ncukup besar terhadap
perkembangan seorang anak
 Teori Kontekstual Ekologis menekankan bahwa pentingnya pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan melalui lima system lingkungan yang berkisar dari interaksi
lagsung dengan agen agen social budaya yang luas.
Sedangkan dalam buku pembanding tidak ada di bahas tentang teori perkembangan.

C.Pembahasan Bab III


 Mengenai perkembangan remaja
Perkembangan remaja menunjukkan perkembangan baik secara fisiks seperti segi tinggi
dan berat badan maupun perkembangan seksual.Perkembangan intelektual atau kognitif
remaja berada pada tahap operasional formal artinya mereka telah dapat berpikir abstrak dan
berpikir dengan melihat ke masa depan.perkembangan emoso pada remaja kadang terlihat
dari gejala awal yaitu emosinya meledak ledak. Namun,pada remaja akhir mereka tela

45
mencapai kematangan emosinya.Perkembangan bahasa remaja sangat di pengaruhi oleh
lingkungan dan teman sebaya .Remaja sering menggunakan bahasa sandi untuk keloompok
mereka yang di sebut dengan bahasa prokem dan ju8uga sering di kenal denngan bahasa
gaul.Perkembangan bakat khusus menunjukkan kemampuan yang masih laten sehingga
memerlukanbantuan lingkungan untuk mewujudkannya.Bakat khusus mencakup
kemampuan berupa potensi ang bersifat khusus misalnya bakat akademik,music dan
sebagainya.

Sedangkan menurut buku pembanding perkembangan fisik di pengaruhi oleh beberapa


factor yaitu factor nutrisi yang telah terasa pengaruhnya sejak bayibelum lahir dan sesudah
lahir,perkembangan merupakan suatu proses dalam pertumbhan paa suatu waktu sebagai
proses dari kematangan dan interaksi denagn lingkungannya.Dengan kata lain perkembngan
merupakan perubahan fungsional yang di pengaruhi oleh pencapaian tingkat kematangan
fisik.
Hukum prkembangan mengatakan bahwa perkembangan kemampuan sosio-psikologi
berawal dari hal hal yang umum menuju hal hal yang khusus.Msa remaja adalah maa yang
khusus,penuh gejolak karna pada pertumbuhan fisik terjadi ketidak seimbangan .hal ini akan
mempengaruhi perkemabangan berpikir,bahasa ,emosii dan social anak.
Perilaku manussia di sebabkan oleh dorongan dorongan atau motif.Motif inilah yang
mendorong individu sehingga muncul berbagai kebutuhan misalnyakebutuhan untuk
mempertahankan diri dan kebutuhan untuk mengembangkan diri.kebutuhan untuk berafiliasi
dengan sesame dan kebutuhan untuk merupakan kebutuhan kebutuhan dasar manusia setelah
mencapai jenjang remja .hal ini sejalan dengan pendapat Rogers dan Erikson

D.Bab IV
 Mengenai tugas tugas perkembangan remaja
Dalam perkembangan setiap individu mengikuti tahapan perkembangan dimana setiap
fase memiliki serangkaian tugas perkembangan yang harus di selesaikan dengan baik oleh
setiap individu.J.Havinghust membagi tugas tugas perkembanggan individu ke dalam
beberapa bagian yaitu
 Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya
 Mencapai peran social pria dan waniita
 Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya dengan efektif
 Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa di sekitarnya
 Mencari kebebasan ekonomis
 Memilih dan menyiapkan lapangan kerja
 Mengembangkan keterampilan intelektual
 Mencapai dan mengharapkan tingkah laku social yang bertanggung jawab
 Memperoleh dan system etika sebagai pedoman hidup
Jelas terlihat tugas perkembangan remaja mengantarkan mereka ke kehidupab yang brikutnya

46
Menurut buku pembanding tugas dalam pengembangan remaja ada sepuluh yaitu:
 Mencapai hubungan dengan tteman lawan jenisnya secara memuaskan dan matang
 Mencapai perasaan seks dewasa yang di terima secara social
 Menerima keadaan badannya dan menggunakannya dengan baikk
 Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa
 Mencapai kebebasan ekonomi
 Memilih dan menyiapakan suatu pekerjaan
 Menyapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
 Mengembangkan keterampillan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga Negara
yang kompeten
 Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab
 Mencapai suatu perangkat nilai yang di gunakan sebagai pedoman tingkah laku

E.Bab V
 Pemahasan mengenai Kebutuhan dan perbedaan kebutuhan remaja
Kebutuhan mempunyai peranan penting dan menentukan tingkah laku manusia.Maslow
mengemukakan kebuthan hirarki dari yang dasar sampai yang paling tinggi yaitu
 Kebutuhan fisiologis
 Kebutuhan rasa aman
 Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang
 Kebutuhan penghargaan
 Kebutuhan rasa ingin tahu
 Kebuthan estetik
 Kebutahan perkembangan
 Kebutuhan aktualisasi
Murray membagi kebutuhan manusia atas dua bagian yaitu;
 Kebutuhan viscerogenik yaitu kebutuhan fisiologis
 Psychogenic adalah kebutuhan social
Dari segi pemenuhan kebutuhan bagi remaja Indonesia dapat pula di bagi menjadi dua bagian
yaitu kebutuhan yang menuntut kebutuhannya dari teman sebaya dan kebutuhan yang menuntut
kebutuhannya dari teman remaja itu sendiri.

Didalam buku pembanding di paparkan beberapa jenis kebutuhan kebutuhan untuk


mewujudkan jati diri.beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok kebutuhan yaitu
 Kebutuhan organic
 Kebutuhan emosional,yatu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari
orang lain.
 Kebutuhan bersprestasi,yang berkembang karena di dorong oleh potensi yang di miliki
dan sekaligus menunjukkkan kemampuan psikofisis
 Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jeenis

47
F.Bab VI
 Membahas tentang perkembangan konsep diri
Atwater(1987)menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri,yang meliputi
persepsi seorang tentan diri,perasaan,dan keyakinan yang berhubungn dengan dirinya.Faktor
factor yang mempengaruhi penyesuaian konsep diri individu antara lain sebagai berikut:
 Usia kematangan
 Penampilan diri
 Nama dan julukan
 Hubungan keluarga
 Teman teman sebaya dan kreatifitas
Konsep memegang peranan penting dalam menentukan perilaku seseorang.bagaimana seseorang
memandang dirinya akan tercermindalam keseluruhan perilakunya

Sedangkkan dalam buku pembanding dikatakan bahwa penyesuaian diri adalah suatu
proses.dan salah satu ciri kepribadian yang sehat mentalnya ialah memliki kemampuan untuk
mengadakan penyesuaian diri secara harmonis,baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.
Proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa factor (penentu), yaitu antara lain:
kondisi fisik, tingkat perkembangan dan kematangan, factor psikologis, lingkungan dan
kebudayaan.
faktor-faktor yang mempengarui keberhasilan penyesuaian diri antara lain: kondisi
jasmaniah, perkembangan dan kematangan, kondisi lingkungan, kebudayaan dan agama.

G. BAB VII
Membahas tentang penyesuaian diri remaja
Proses penyesuaian diri dikemukakan pada 3 unsur yaitu : Motivasi, sikap terhadap realitas dan
proses penyesuaian diri, pola dasar penyesuaian diri.
Sedangkan dalam buku pembanding itu meliputi motivasi yang mencakup kubutuhan dan
keinginan, yang di dalamnya terdapat respond an pemecahan masalah yang bervariasi.

H. BAB VIII
Membahas tentang permasalahan yang timbul pada masa remaja usia sekolah menengah.
Di buku utama beberapa hal yang mlerpukan permasalah pada usia remaja sekolah menengah
adalah, sebagai berikut:
 Masalah yang berkaitan dengan fisik dan psikomotorik
 Masalah yang timbul yang berkenaan dengan perkembangan bahasa dan perilaku
kognitif.
 Masalah yang timbul cdengan perkembangan perilaku social, moralitas, dan keagamaan.
 Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan perilaku afektif, konatif, dan
mkepribadian
 Masalah tawuran remaja

Pada buku pembanding, tidak ada dijelaskan tentang Membahas tentang permasalahan
yang timbul pada masa remaja usia sekolah menengah.

48
I. BAB IX
Membahas tentang implikasi perkembangan anak usia sekolah menengah terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi:
 Implikasi perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik
 Implikasi perkembangan bahasa dan perilaku kognitif
 Implikasi perilaku social, moralitas dan keagamaan
 Implikasi perilaku afektif,konatif dan kepribadian
 Implikasi perkembangan emosi remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan
 Implikasi perkembangan konsep diri
 Implikasi tugas-tugas perkembangan remaja bagi pendidikan.

49
3.1 Kelebihan buku

 Kelebihan buku utama setiap bagiannya saling berhubungan dan bahasa yang digunakan
tidak berbelit belit atau mudah dipahami pembaca demikian juga dengan buku
pembadingnya.
 Buku utama cukup lengkap dalam memenuhi kebutuhan pembaca untuk menegtahui
tentang perkembangan peserta didik, sedangkan buku pembandingnya kurang lengkap.
Karena pada buku utama terdapat XII BAB sedangkan buku pembanding hanya memiliki
VII BAB
 Sampul depan atau cover buku ini juga terlihat menarik dengan pilihan warna yang tepat
dengan materi isi buku.
 Sistematika tata letak rapi mulai dari halaman judul,hak cipta,kata pengantar,daftar
isi,pembahasan,lampiran-lampiran biografi penulis.

3.2 Kelemahan Buku


 Tulisan dari buku ini terlihat kurang rapi dan masih ada terdapat ejaan EYD yang salah
 Tidak ada ilustrasi gambar yang tersedia dalam buku,sehingga pembaca mudah bosan.
 Banyaknya kata- kata baru yang tidak memiliki pemahaman lebih lanjut oleh
penulis,sehingga pembaca harus mencari referensi lain .
 Kata- kata yang terlalu rapat sehingga kurang efesiennya membuat minat pembaca.
 Kertas buku pembanding sangat tipis, sehingga gampang rusak.
 Warna kertas buku utama lebih cerah dibandingkan buku pembanding.
 Buku utama hanya melampirkan penerapannya pada pendidikaan usia menengah.

50
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa critical book merupakan
kegiatan untuk mengkritisi buku untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan buku, baik dalam
sistematika penulisan, penggunaan Bahasa, isi materi dan tampilan buku.
Selain itu, setelah membaca buku ini penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap individu
penting untuk mengetahui dan memahami tahap-tahap perkembangan anak hingga remaja
bahkan masa lanjut usia. Dengan mengetahui banyak informasi mengenai perkembangan remaja,
maka setiap persoalan dalam tahap tumbuh kembang remaja dapat diatasi dan dihadapi dengan
baik pula.

4.2 Saran
Menurut penulis, agar buku ini lebih menarik lagi bagi seorang pembaca, seharusnya
dalam buku ini harus ditambahkan gambar-gambar yang berkaitan dengan perkembangan peserta
didik, supaya pembaca lebih giat dan lebih menarik untuk membaca buku ini. Dan pada buku
utama jangan hanya menerapkan contoh yang tertuju pada satuan pendidikan menengah saja.
Seharusnya dibuat mulai dari usian dini hingga seterusnya dengan secara efektif dan tidak
berbelit-belit.

51
DAFTAR PUSTAKA

Sunarto.2013.Perkembangan peserta didik.Rineka Cipta,Jakarta


Rahmulyani.2018.Perkembangan peserta didik.Unimed Press,Medan

52
53

Anda mungkin juga menyukai