Anda di halaman 1dari 10

"PANCASILA UNTUK INDONESIA"

Irenius Andhika Ardiyanta - 172214022

Manajemen Q

Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia yang berasal dari ajaran budha
dalam kitab tripitaka dua kata: panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar. Jadi Pancasia
bermakna lima aturan tingkah laku yang penting.
Pengertian Pancasila menurut Ir.Soekarno, Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia yang turun-
temurun sekian lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak
hanya falsafah bangsa tetapi lebih luas lagi yakni falsafah bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam, yang kemudian dituangkan dalam suatu
“sistem” yang tepat. Sedangkan Notonagoro (Ruyadi, 2003:16) menyatakan,
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari Pancasila.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar
aksiologis tersendiri, yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.
Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakekat dasar dari sila-sila Pancasila. Notonagoro (Ganeswara, 2007:7) menyatakan bahwa hakekat
dasar ontologis Pancasila adalah manusia, sebab manusia merupakan subjek hukum pokok
dari Pancasila. Selanjutnya hakekat manusia itu adalah semua kompleksitas makhluk hidup baik
sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial.
Secara lebih lanjut hal ini bisa dijelaskan, bahwa yang berkeTuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan
sosial adalah manusia.
Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakekat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Menurut Titus (Kaelan, 2007:15) terdapat tiga
persoalan mendasar dalam epistemologi yaitu :
(1) tentang sumber pengetahuan manusia;
(2) tentang teori kebenaran pengetahuan manusia ;dan
(3) tentang watak pengetahuan manusia..
Selanjutnya, Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki susunan yang bersifat formal
logis, baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi arti dari sila-silanya..
Selanjutnya, sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologinya yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakekatnya juga merupakan
suatu kesatuan.

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Sebagai dasar negara, Pancasila harus dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis
konstitusional (menurut hukum ketatanegaraan), oleh karena itu setiap orang tidak boleh atau tidak
bebas memberikan pengertian/penafsiran manurut pendapatnya sendiri. Pancasila dalam pengertian
ini sering disebut pula sebagai dasar falsafah negara (philosofische grondslag) atau ideologi negara
1
(staatsidee). Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945
adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu
haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara
Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai
perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya.
Sidang BPUPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara
Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945
Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi
sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan
hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.
Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-
persoalan yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan perkembangan negara harus
didasarkan atas dan berpedoman pada UUD. Peraturan-peraturan yang bersumber pada UUD itu
disebut peraturan-peraturan organik yang menjadi pelaksanaan dari UUD.
Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi
peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam
alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya)
yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan sejalan
dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-
undangan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan
dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari
segala sumber hukum (sumber huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat, jurisprudensi,
hakim, ilmu pengetahuan hukum).
Dasar negara kita berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia,
Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak
dahulu hingga sekarang.
Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa
Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar
hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan
negara kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi.

Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia


ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis
pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh
kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu
sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban
kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun
kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di
daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur

2
asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa
Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap
sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah
pencerminan dari bangsa kita.
Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri merupakan :
1. Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum
yang berlaku di negara kita.
2. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta memberi petunjuk
dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.
3. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas
kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan
ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat
kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga
dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
4. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur
yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
5. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia
menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar
karena ia ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia
yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu
membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan
merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan
perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.
Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam
kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada
Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah
Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di
masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela
Pancasila.
Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai Pancasila, maka
yang kita maksud adalah Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan / perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang kita
gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia
pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

3
Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978, Pancasila itu
merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan sebagai kesatuan yang
bulat dan utuh, karena masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti
secara sendiri-sendiri, terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya. Memahami atau memberi arti
setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru
tentang Pancasila.

Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila apabila tidak diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, hanya akan menjadi sebuh semboyan saja tanpa memiliki arti apapun. Hubungan negara
dengan warga negara sangat erat kaitannya dengan adanya Pancasila sebagai dasar untuk
membangun karakter bangsa di era globalisasi. Sebab dengan menggunakan Pancasila sebagai
sumber ilmu pengetahuan terutama dalam kehidupan sehari-hari maka bangsa Indonesia akan sulit
untuk dimanipulasi maupun dihasut oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Peranan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari pun Pancasila memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat di
jadikan sebuah pedoman. Sebagai sebuah pedoman Pancasila sendiri memiliki isi yang dapat
menjadi sebuah jawaban atas masalah yang mungkin terjadi dikehidupan sehari-hari masyarakat.
Sebagai contoh, pada sila ketiga Pancasila berbunyi “Persatuan Indonesia”, dari sila tersebut
mengandung banyak hal. Bahwa bangsa Indonesia harus bersatu meski terdapat perbedaan.

Baik dalam hal budaya, keyakinan (agama), suku maupun bahasa yang justru harus dimulai dari hal
yang paling mendasar yakni dari kehidupan bermasyarakat. Sebab Bhinneka Tunggal Ika
mengungkapkan sebuah makna bila meski kita berbeda namun tetap satu jua. Bila diterapkan dalam
keadaan sehari-hari hal tersebut akan tampak saat adanya kerja bakti maupun Siskamling yang
diadakan sebuah lingkungan. Kegiatan tersebut sangat mencerminkan Pancasila dalam sila
Persatuan Indonesia, yang akan bersatu untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat.

Berikut beberapa peranan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:

 Sebagai Pedoman

Pedoman merupakan sesuatu hal yang akan menuntun seseorang untuk bertindak dan berperilaku
sesuai dengan pedomannya tersebut. Sebagai contoh RT dan RW di Indonesia, merupakan ujung
tombak pemerintahan yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Ini sejalan dengan cerminan
sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, yakni fungsi dan tugas RT maupun RW dapat bertindak
adil didalam kehidupan bermasyarakat. Seperti contohnya, ada maling tertangkap tangan lantas
masyarakat hendak menghakiminya.

Disini setiap orang harus meletakkan makna sila Kemanusiaan yang adil dan beradab berlaku
sebagai pedoman, dengan tidak bertindak anarki. Sebab setiap orang memiliki hak untuk hidup dan
mendapatkan keadilan baik antara korban dan pelaku tersebut. Dan bila dibiarkan hal ini akan

4
menjadi sebuah pelanggaran hak warga negara, karena meskipun pelaku maling tadi terbukti
bersalah. Namun sebagai warga negara orang tersebut memiliki hak untuk mendapatkan “Keadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia” tanpa terkecuali.

 Sebagai Sarana Pendidikan

Pentingnya pendidikan karakter tak hanya untuk anak sekolah saja namun untuk setiap orang baik
tua ataupun muda tanpa membedakan latar belakang yang dimiliki. Karakter dari nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan sebuah sarana yang tepat untuk mengajarkan sebuah
keterbukaan. Terbuka dalam menerima segala hal baru, dan mengajarkan generasi muda tentunyan
untuk bersikap terbuka yang berlandaskan Pancasila. Dan bukannya terbuka yang tanpa arah tujuan
yang jelas. Mendidik anak-anak untuk dapat memahami bahwa sila “Persatuan Indonesia” itu
sesuatu hal yang penting sebagai bentuk upaya menjaga keutuhan NKRI.

Dari pada generasi muda hanya menhabiskan waktu tenaga dan pikiran dengan tawuran yang selain
dapat merugikan diri sendiri hal tersebut juga dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat
lainnya. Disinilah seharusnya Pancasila memiliki peranan yakni sebagai sebuah pendidikan karakter
di sekolah yang akan mampu membangun karakter bangsa di era globalisasi. Dan pembentukan
karakter anak sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Terutama bila orang tua dapat mengetahui
betapa pentingnya pendidikan anak usia dini untuk mengenal Pancasila.

 Sebagai Tujuan

Tujuan merupakan sesuatu hal yang menjadi fokus tentang seseuatu yang akan dituju, sebagai
sebuah tujuan Pancasila sendiri memiliki multipesepsi. Misalnya sebagai tujuan hidup, Pancasila
dapat diterapkan kedalam segala sisi kehidupan baik dalam bermasyarakat, berbangsa dan juga
bernegara.

Pancasila sebagai tujuan hidup dalam bermasyarakat terlebih lagi dalam kehidupan sehari-hari
dapat berpegang pada sila kedua yang berbunyi, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Yang
menjadi sebuah tujuan untuk selalu berbuat adil dan berbudi pekerti yang baik sebagai cara menjaga
nama baik keluarga.

 Sebagai Nilai Kehidupan

Setiap sila di dalam Pancasila membentuk keterikatan yang saling terkait satu sama lain yang utuh
dan tidat dapat tergantikan. Dengan hal tersebut maka seseorang harus memahaminya dengan cara
menyeluruh, dan tidak menafsirkannya hanya sebagian saja. Sebab akan merusak mkna yang
sesungguhnya disamping itu juga akan merubah tafsiran dan makna yang sebenarnya yang
terkandung di dalam Pancasila tersebut

Dalam kenyataan yang sesungguhnya sangat penting memiliki pemahaman dalam menerapkan
nilai-nilai Pancasila didalam kehidupan sehari-hari.

1. Dalam sila pertama mengandung nilai keyakinan beragama, yang memiliki sebuah
pengertian untuk selalu menjunjung tinggi sikap keyakinan dalam beribadat terhadap

5
agama yang diyakini secara penuh. Didalam kehidupan sehari-hari, terutama
masyarakat perkotaan yang terdiri dari beragam suku dan keyakinan berkumpul
dalam sebuah harmoni. Hal tersebut merupakan penyebab terciptanya masyarakat
majemuk dan multikultural namun tetap memiliki rasa tenggang rasa untuk
menghormati keyakinan orang lain.
2. Dalam sila kedua yang mengandung nilai kemanusiaan yang memiliki sikap dan
perilaku sebagai manusia yang terpuji dan berkarater. Memahami bahwa semua
manusia memiliki kedudukan yang sama, mengerti tentang hak dan kewajiban warga
negara untuk saling besikap toleran dan tidak diskriminatif dalam kehidupan
bersosial di masyarakat. Sebab dapat menekan bahaya radikalisme dan terorisme
yang mungkin terjadi ditengah lingkungan masyarakat yang majemuk.
3. Dalam sila ketiga tercermin sebuah nilai kesatuan bangsa Inonesia yang utuh dan
satu. Misalnya dalam gotong royong dalam kegiatan disekitar lingkungan. Ketika
masyarakat bersatu tanpa melihat latar belakang suku, agama maupun aliran tertentu
maka merupakan suatu cara mencegah radikalisme dan terorisme yang mengintai
saat ini.
4. Dalam sila keempat memiliki pengertian bahwa setiap perbedaan dapat diselesaikan
dengan jalan musyawarah. Tentunya manfaat musyawarah sangat banyak apalagi
didalam menyelesaikan masalah dikehidupan sehari-hari, misalnya bila terjadi
perselisihan dintara para warga masyarakat musyawarah lah yang diutamakan
ketimbang dengan kekerasan.
5. Dalam sila kelima mengandung makna keadilan. Keadilan disini sangat luas dan
tidak terbatas dalam penjabarannya. Adil terhadap orang lain maupun diri sendiri,
dalam memakai fasilitas umum misalnya. Tidak berkendara melampau batas hingga
mengganggu pengendara lain merupakan sebagian keadilan untuk sosial dan
individu.

Kasus Penyimpangan Pancasila Yang Sudah Pernah Terjadi

 Pelanggaran terhadap sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan
bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan
juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat
beragama.
Bukti pelanggaran dari sila pertama Pancasila:
1. Konflik Poso
Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah yang
melibatkan kelompok Muslim dan Kristen. Kerusuhan ini dibagi menjadi tiga
bagian. Kerusuhan Poso I (25 - 29 Desember 1998), Poso II ( 17-21 April 2000), dan
Poso III (16 Mei - 15 Juni 2000). Pada 20 Desember 2001 Keputusan Malino
ditandatangani antara kedua belah pihak yang bertikai dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla
dan Susilo Bambang Yudhoyono.

6
 Pelanggaran terhadap sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani
dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Bukti dari pelanggaran sila kedua Pancasila
1. Tragedi kemanusiaan Trisakti
Dua belas tahun lalu atau 12 Mei 1998, situasi Indonesia khususnya Ibu Kota
Jakarta sedang genting. Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan
pengunduran diri Presiden Soeharto kian membesar tiap hari. Dan kita tahu, aksi itu
akhirnya melibatkan rakyat dari berbagai lapisan.
Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan
mahasiswa adalah peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas
Trisakti, Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie
Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar bebas di
kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barat. Aksi yang
diikuti sekira 6.000 mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya itu
berlangsung sejak pukul 10.30 WIB.
Tewasnya keempat mahasiwa tersebut tidak mematikan semangat rekan-
rekan mereka. Justru sebaliknya, kejadian itu menimbulkan aksi solidaritas di
seluruh kampus di Indonesia. Apalagi, pemakaman mereka disiarkan secara dramatis
oleh televisi. Keempat mahasiswa itu menjadi martir dan diberi gelar pahlawan
reformasi.
Puncak dari perjuangan itu adalah ketika Soeharto mengundurkan diri sebagai
presiden pada Kamis, 21 Mei 2008.

2. Tragedi Kemanusiaan etnis Tionghoa (13-15 Mei 1998 )


Sebelas tahun sudah tragedi (13-15) Mei 1998 berlalu. Tragedi kemanusiaan
ini menyisakan banyak keprihatinan dan tanya bagi banyak orang, khususnya bagi
para keluarga korban yang harus kehilangan keluarga dengan cara paksa, perempuan
yang menjadi korban pemerkosaan dan etnis Tionghoa yang dijadikan korban
kekejaman para pihak yang tidak bertanggungjawab.
Ratusan manusia menjadi korban, dengan amat mengenaskan mereka
terpanggang kobaran api di dalam Yogya Plaza, Kleder, Jakarta Timur. Tragedi ini
tidak hanya terjadi di Jakarta, namun terjadi juga di kota-kota besar lainnya di
Indonesia. Tragedi ini merupakan rentetan kejadian yang memilukan, dimana sehari
sebelumnya (12 Mei 1998) empat mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban
penembakan oleh aparat TNI pada saat menggelar aksi menuntut Reformasi.
Kejadian 11 tahun silam tersebut adalah sejarah kelam bangsa ini. Namun sampai
dengan saat ini tak juga ada pertanggungjawaban pemerintah atas terjadinya tragedi
Mei 1998.
7
 Pelanggaran terhadap sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..

Bukti pelanggaran sila ketiga Pancasila


1. Gerakan Aceh Merdeka
GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini
mengusung nasionalisme Aceh secara jelas. Nasionalisme yang dibangun sebagai
pembeda dengan nasionalisme Indonesia yang sebelumnya telah ada.

2. Organisasi Papua Merdeka (OPM)


Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang
didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian
barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang
terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian
Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke
dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan
Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini
dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut
oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.

3. Lepasnya Timor Timur dari NKRI


Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang
sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara
Australia dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi
pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat.
Sebagai sebuah negara sempalan Indonesia, Timor Leste secara resmi
merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur,
ketika menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis
"Timor Leste" sebagai nama resmi negara mereka.

 Pelanggaran terhadap sila keempat Pancasila yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan.
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
Bukti adanya pelanggaran terhadap sila keempat pancasila:
1. Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat
Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan
rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut
sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera,itulah yang di sebut
8
kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan ber expresi dan berpendapat benar-benar
di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil
rakyat. Itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya dengan anggota
DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun
rapat tahunan selalu banyak yang tidur.

 Pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat
Indonesia

Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur
secara lahiriah atapun batiniah.
Bukti pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila
1. Kemiskinan
Negara ini subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup
besar rakyat tergolong miskin. Hal ini saya rasa mungkin karena pemerintah
kurang bisa memberdayakan alam Indonesia dengan baik, dan malah kekayaan
alam Indonesia itu digunakan oleh negara asing untuk mensejahterakan
kehidupan masyarakat negara asing itu. Seharusnya Indonesia sebagai tuan
rumah atau pemilik sumber alam yang kaya ini lebih bisa menggunakan dan
mengolah kekayaan alam dengan baik dan bijak untuk mensejahterakan
kehidupan masyaraka Indonesia. Contoh perusahaan negara asing yang
menggunakan kekayaan alam indonesia yaitu Freeport dan lain-lain.

2. Ketimpangan dalam pendidikan


Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus
bekerja dan banyak yang menjadi anak jalanan. Dengan ini seharusnya pemerintah
harus memperhatikan lebih lagi mengenai pendidikan karena pendidikan itu sangat
penting bagi masyarakat. Selain itu pemerintah juga harus membantu anak-anak
yang tidak bisa bersekolah karena faktor biaya dengan memberikan sekolah gratis
atau kebijakan-kebijakan lainnya yang tentunya agar masyarakat atau anak-anak
dapat bersekolah dan menerima ilmu seperti anak-anak yang lain.

Upaya-upaya untuk mempertahankan ideologi Pancasila

Upaya untuk mempertahankan ideologi Pancasila dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut:
1. menumbuhkan kesadaran untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila;
2. melaksanakan ideologi Pancasila secara konsisten;
3. menempatkan Pancasila sebagai sumber hukum dalam pembuatan peraturan perundangan
nasional;
4. menempatkan Pancasila sebagai moral dan kepribadian bangsa Indonesia

Upaya-upaya untuk mempertahankan ideologi Pancasila itu butuh Kesadaran untuk


melaksanakannya pada diri dan menjadi sifat bangsa Indonesia, antara lain didorong oleh:
1. Adanya kenyataan bahwa negara Indonesia berdiri karena perjuangan panjang dari seluruh rakyat
Indonesia. Perjuangan itu sendiri merupakan pancaran jiwa dan watak bangsa yang sudah berabad-
9
abad lamanya hidup dan berkembang menjadi nilai-nilai hidup, misalnya gotong royong,
kekeluargaan yang erat, tolong-menolong, rela berkorban, dan cinta tanah air. Perjuangan itu harus
berjalan terus sampai kapan pun dengan cara mengisikemerdekaan

2. Penyelenggaraan kehidupan negara Indonesia didasarkan atas hukum dasar nasional, yaitu
Pancasila. Pancasila mengandung suasana kebatinan dan cita-cita hukum yang mewajibkan
penyelenggara negara, pemimpin pemerintah, seluruh rakyat untuk memiliki budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Jalur yang dapat
digunakan untuk mempertahankan Pancasila,antara lain melalui jalur pendidikan dan media massa.
Selain itu, pendidikan dan media massa harus bisa mengajarkan pada masyarakat mengenai
nilai-nilai Pancasila dan mengajak masyarakat semua untuk saling merangkul demi kesejahteraan
bersama didalam Pancasila. Berikut adalah fungsi pendidikan dan media massa tersebut:
1 . Pendidikan
Pendidikan memiliki peran penting untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan,
meliputi pendidikan formal maupun nonformal yang terlaksana dalam lingkungan keluarga,
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan keluarga, keteladanan orang tua sangat
diperlukan agar nilai-nilai Pancasila tertanam pada putra putri mereka. Sekolah merupakan tempat
siswa pertama kalinya bertemu dan berkenalan dengan sistem sosial dalam skala cukup besar.
Sekolah tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk membina
kepribadian yang sesuai dengan Pancasila.
Masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Manusia adalah
makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Dengan mengajarkan nilai-nilai
kemasyarakatan yang baik, suatu masyarakat telah berjasa pula menanamkan nilai-nilai Pancasila
kepada para warga atau anggotanya. Pendidikan nonformal yang dilaksanakan di lingkungan
masyarakat dapat melalui PKK, Karang Taruna, ataupun Kelompok Tani.
2 . Media Massa
Media massa, baik elektronik maupun cetak, sangat berperan untuk mempertahankan Pancasila
sebagai ideologi bangsa. Pers menyediakan mimbar untuk kelangsungan pergaulan dan dialog
antara masyarakat dan pemerintah dan antara kelompok dalam masyarakat. Dalam proses itu, nilai-
nilai Pancasila akan disebarluarkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan dan media massa merupakan faktor penting dalam upaya mempertahankan ideologi
Pancasila.

Jadi, Pancasila sebagai pandangan hidup suatu bangsa dan dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila telah melekat dan men-darah daging pada masyarakat Indonesia. Maka masyarakat
Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup ataupun menjadikan Pancasila sebagai
perjuangan utama oleh masyarakat bangsa Indonesia. Oleh karena itu, setiap warga negara mulai
sejak dini menerapkan nilai- nilai pada Pancasila tersebut baik di daerah maupun di pusat. Selain iu,
masyarakat dan pemerintah juga harus memperjuangkan Pancasila dan melandaskan Pancasila
untuk menciptakan keharmonisan dan kesejahteraan bernegara di Indonesia agar seluruh warga
negara Indonesiamerasakan kedamaian yang baik antara sesama.

10

Anda mungkin juga menyukai