KELOMPOK 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui belajar adalah suatu proses dimana seseorang
mengertahui hal yang baru menggunakan alat indera yang dimiliki oleh manusia.
Baik menggunakan mata (visual), telinga (audio) atau menggunakan mata dan
telinga (audio visual). Penggunaan alat indera sebagai media belajar dan
pembelajaran pun dapat dilakukan dimana saja selain sekolah seperti pasar,
rumah, dan lain-lain. Proses dan cara-cara belajar ataupun mengajar pun sudah
sangat beragam dengan tingkat keberhasilan masing-masing. “Living is
Learning”, merupakan sepenggal kalimat yang dikemukakan oleh Havighurst
(1953). Dengan kalimat tersebut memberikan gambaran bahwa belajar merupakan
hal yang sangat penting, sehingga tidaklah mengherankan bahwa banyak orang
ataupun ahli yang membicarakan masalah belajar (dalam Gredler, Margaret E. Bell.
1994:202).
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke-19 sampai
sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan
memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar
tingkah laku (behaviorisme) yang awal mulanya dikembangkan oleh psikolog
Rusia Ivan Pavlov (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah
pengkondisian klasik (classical conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah
laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward
Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt. Teori belajar behaviorisme ini berorientasi
pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan
supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan
dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku
yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian
didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak
memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan
sendiri maupun melalui simulasi (dalam Djiwandono, Sri Esti Muryani.
2001:122).
B. Rumusan masalah
Masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai
berikut :
2
1. Biografi B.F. Skinner
2. Sejarah munculnya Teori Kondisioning Operan
3. Kajian umum Teori B.F. Skinner
4. Eksperimen yang dilakukan oleh B.F. Skinner
5. Aplikasi Teori Skinner terhadap pembelajaran
6. Analisis perilaku terapan dalam pendidikan
7. Kelebihan dan kekurangan teori Skinner
C. Tujuan
1. Mengetahui biografi B.F. Skinner.
2. Mengetahui sejarah munculnya teori Operant Conditioning.
3. Mengetahui kajian umum teori B.F. Skinner.
4. Mengetahui eksperimen yang dilakukan oleh B.F. Skinner.
5. Mengetahui aplikasi teori Skinner terhadap pembelajaran.
6. Mengetahui analisis perilaku terapan dalam pendidikan.
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori Skinner.
BAB II
ISI
3
merupakan seorang profesor psikologi di Harvard University dari 1958 sampai
pengunduran dirinya pada 1974.
Ayahnya merupakan seorang pengacara. Dia menjadi atheis setelah seorang
guru Agama
Kristen yang merupakan peganut liberal mencoba
meredakan ketakutannya akan neraka yang diceritakan oleh neneknya. Dia belajar di
Hamilton College di New York dengan niatan untuk menjadi seorang penulis dan
mengikuti Kelompok Lambda Chi Alpha. He mulis untuk paper sekolah, namun karena
atheis, dia dikritik berdasarkan sekolah tempatnya belajar. Dia juga belajar di Harvard
University setelah menerima gelar B.A. untuk sastra Inggris pada 1926. Setelah
kelulusan, dia menghabiskan waktunya di rumah orang tuanya di Scranton, mencoba
untuk menjadi penulis fiksi. Dia mencoba untuk menjadi penulis di Desa Greenwich
namun dia kemudian kecewa akan keterampilan menulisnya dan berkesimpulan bahwa
dia hanya memiliki sedikit pengalaman dan tidak ada prespektif pribadi yang kuat
untuk menulis. Pertemuannya dengan Behavorism, hasil karya John B. Watson
membawanya kepada untuk mempelajari bidang psikologi.
Skinner memperoleh gelar PhD dari Harverd pada 1931 and merupakan
seorang peneliti di sana sampa 1936. Dia kemudian mengajar di Universitas Minnesota
di Minneapolis dan kemudian berpindah ke Universitas Indiana di mana dia memiliki
kedudukan di departemen psikologi dari 1946-1947. Kemudian, dia kembali ke
Harvard menjabat sebagai profesor pada 1958. Dia kemudian menghabiskan sisa
hidupnya di Harvard. Pada 1973 Skinner merupakan salah satu penandatangan untuk
Humanist Manifesto II.
Pada 1936, Skinner menikahi Yvonne Blue dan memiliki dua anak, Julie dan
Deborah. Pada saat dia menjadi salah seorang ketua behavioris, dia menjalankan kajian
ke atas tikus dengan menggunakan Kotak Skinner. Skinner telah mengandaikan bahwa
segala konsep berkaitan dengan tingkahlaku tikus boleh diaplikasikan ke atas manusia.
Malah beliau pernah membesarkan anaknya, Debbie di dalam kotak Skinner. Skinner
telah mengandaikan bahawa segala konsep berkaitan dengan tingkah laku tikus boleh
diaplikasikan ke atas manusia. Dia meninggal disebabkan oleh Leukimia pada 18
Agustus 1990 dan dimakamkan di Mount Auburn Cemetery, Cambridge,
Massachusetts. Sebagai sesosok figur yang kontroversial, Skinner dilukiskan secara
berbeda-beda, dia dipanggil jahat dan sesosok yang dibenci, namun juga ramah dan
4
entusias. Pada kenyataannya, dia merupakan orang yang sangat teliti dan terbuka,
namun emosional.
Anugerah yang telah diperoleh sepanjang karier Skinner ialah National Medal
of Science from President Lyndon B. Johnson (1968) , Gold Medal of the American
Psychological Foaudation (1971), Human of the Year Award (1972) dan Citation for
Outstanding Lifetime Contribution to Psychology. 2012. Teori Belajar Skinner
(Burrhus Frederick Skinner).
Dalam teori operant conditioning terdapat dua konsep dasar yang utama yaitu
reinforcement dan punishment atau peneguhan dan hukuman.
5
1. Peneguhan (reinforcement)
2. Hukuman (punishment)
3. Kepunahan (extinction)
6
Konsep yang menjelaskan hilangnya respon yang dipelajari karena
dihapuskannya peneguhan dari situasi. Konsep kepunahan dalam operant
conditioning mirip dengan pelaziman klasik.
7
sehingga menjadi kebiasaan karena operant conditioning. Dari kejadian inilah
selanjutnya Skinner mengatakan prnoses belajar tikus ini sebagai belajar operan.
8
Agar penguat menjadi efektif, guru harus memberikannya hanya setelah
anak melakukan perilaku tertentu. Hal ini penting untuk membuat penguat
yang bergantung pada perilaku anak. Artinya, anak harus melakukan perilaku
untuk mendapat imbalan. Penguat lebih efektif ketika mereka diberikan
dengan cara yang tepat waktu, sesegera mungkin setelah anak melakukan
perilaku sasaran. Hal ini membantu anak melihat hubungan kontingensi antara
imbalan dan perilaku manusia.
3) Memilih jadwal terbaik dari penguatan
Skinner (1957) mengembangkan konsep jadwal penguatan, yaitu penguatan
jadwal parsial yang menentukan kapan respons akan diperkuat. Empat jadwal
penguatan utama diantaranya yaitu :
a) Jadwal rasio tetap
Pada jadwal rasio tetap, perilaku diperkuat setelah melewatkan sejumlah
tanggapan.
b) Jadwal rasio variabel
Pada jadwal rasio variabel, perilaku diperkuat setelah rata-rata beberapa
kali tetapi secara tidak sengaja.
c) Jadwal interval tetap
Pada jadwal interval tetap, respon yang tepat pertama setelah jumlah
waktu yang tetap diperkuat.
d) Jadwal variabel interval
Pada jadwal variabel interval, respons diperkuat setelah jumlah variabel
waktu telah berlalu.
4) Mempertimbangkan perjanjian
Perjanjian (contracting) adalah menempatkan kontigensi penguatan dalam
tulisan. Jika muncul problem dan anak tidak bertindak sesuai harapan, guru
dapat merujuk anak pada perjanjian yang mereka sepakati. Analisis perilaku
terapan menyatakan bahwa perjanjian kelas harus berisi masukan dari guru
dan murid.
5) Menggunakan penguatan negatif secara efektif
Dalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena respons
menghapus rangsangan permusuhan( tidak menyenangkan ).
b. Menggunakan permintaan dan membentuk
Permintaan adalah rangsangan tambahan atau isyarat yang diberikan tepat
sebelum respons yang meningkatkan kemungkinan bahwa respons akan terjadi.
Membentuk melibatkan pengajaran perilaku baru dengan memperkuat ke perilaku
target yang ditentukan.
c. Penurunan perilaku yang tidak diinginkan
1) Menggunakan penguatan diferensial
9
Dalam penguatan diferensial, guru memperkuat perilaku yang lebih
diinginkan dan berbeda dari apa yang dilakukan oleh anak.
2) Menghentikan penguatan (kepunahan)
Strategi menghentikan penguatan adalah menarik penguatan positif
dari perilaku yang tidak pantas pada anak.
3) Menghapus rangsangan yang diinginkan
Strategi yang paling banyak digunakan untuk menghilangkan
rangsangan diinginkan adalah waktu-keluar, dimana siswa diajak menjauh dari
penguatan positif.
4) Menghadirkan rangsangan permusuhan (hukuman)
Pelajaran yang berhubungan dengan penggunaan hukuman adalah
dengan menghabiskan lebih banyak waktu kelas memantau apa yang
dilakukan siswa dengan benar daripada yang mereka lakukan dengan salah.
a. Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya.
Hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung
dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan
meminimalkan terjadinya kesalahan.
b. Kekurangan
10
hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya.
Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari
kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar,
ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa (dalam Muhammad Nur
: 1998).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Teori belajar menurut B.F Skinner yaitu Operant Conditioning merupakan
suatu bentuk belajar yang mana kehadiran respon berulang-ulang dikendalikan oleh
konsekuensinya, dimana individu cenderung mengulang-ulang respon yang diikuti
oleh konsekuensi yang menyenangkan. Adanya hukuman dan hadiah yang diberikan
akan membuat individu lebih mudah untuk belajar.
Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya
penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan (reinforcement)
adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan
terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan
terjadinya suatu perilaku.
B. Saran
Berdasarkan teori belajar menurut B.F Skinner, pengondisian operan dan
analisis perilaku terapan menempatkan terlau banyak penekanan pada eksternal
perilaku siswa . Selain itu, hadiah ataupun hukuman bukanlah yang mengubah
perilaku siswa, melainkan keyakinan atau harapan bahwa tindakan tertentu akan
dihargai atau dihukum. Teori ini tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap
proses kognitif yang terlibat dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu
dipertimbangkan beberapa hal yaitu tentang strategi penguatan dan bagaimana guru
fokus tidak hanya kepada perilaku siswanya, tetapi juga terfokus pada
pembelajarannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
http://www.scribd.com/document_downloads/direct/6242419?extension=pdf&ft=13516
14520<=1351618130&source=read+page&uahk=9yC9xXLuHuOjnVS4qQFB0IjUk Dg.
Nur, Muhammad, dkk. 1998. Teori Pembelajaran Perilaku dan Teori Pembelajaran Sosial.
Surabaya : Unipress.
Prawira, Purwa Atmaja. 2013. Psikologi Pendidikan dalam Prespektif Baru. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media.
Santrock, John W. 2014. Psikologi Pendidikan. Terjemahan oleh Harya Bhimasena. Jakarta :
Salemba Humanika.
12