Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

KELOMPOK : 3

EDO CAHYO NUGROHO 18304241036


TIA MAYASARI 18304244005
HANUM WULANDARI 18304241029
MUFTI NURKHASANAH 18304241038
KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI C

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan kesatuan dari bermacam-macam komponen yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perkembangan peserta
didik menuju kedewasaannya.

Di dalam kehidupan sehari-hari, dewasa ini pendidikan telah dipandang sebagai suatu fungsi
yang melekat dengan kehidupan sehari-hari, dipandang sebagai suatu fungsi yang melekat
dengan kehidupan itu sendiri.

Memperoleh pendidikan sudah merupakan suatu keharusan dan kebutuhan dalam kehidupan
pribadi, masyarakat dan bangsa. Pendidikan telah dipandang sebagai suatu investasi dalam
pembangunan sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam pembangunan sosial dan
ekonomi. Pendidikan makin banyak memerlukan berbagai keahlian profesional dalam
manajemennya serta memerlukan berbagai kehlian yang bersifat interdisipliner dalam
memecahkan masalahnya.

.Departemenpendidikandankebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa


“pendidikanmerupakansuatu system yang mempunyai unsure-
unsurtujuan/sasaranpendidikan,pesertadidik,pengelolapendidikan,strukturataujenjang.Selanjut
nyadijelaskanbahwasetiap unsure dalam system
pendidikansalingberkaitandanpengaruhmempengaruhi.

Kajianmengenaipendidikansebagaisistemtelahmenjadisesuatu yang
wajibbagicalonmahasiswa,
terutamapadajurusanilmukependidikan.Karenamengingatbanyaknyapenyelenggaraanpendidik
an di Indonesia yang kurangrelevandanterkesanhanyasekedarrutinitas-
kewajiban.Sehinggasebagaicalonpendidik,
diharapkanmahasiswamampumenjadiagenperubahandanpeletakanpondasi yang
kokohbagipendidikan Indonesia yang lebihbaik di masadepan.

Mengingatbegitukrusialnyailmupendidikanterutamapendidikansebagaisistem, kami
mencobamenjabarkandanmengumpulkanberbagaisumbermengenaipendidikansebagaisistemb
aikdalamlingkupinstitusipendidikanpadakhususnyamaupunlingkupmasyarakatpadaumumnya.
Diharapkanmakalahinimampumemberikanpemahamandanpengetahuanbagimahasiswadalam
mengkajidanmengimplementasikansistempendidikan di dunianyata demi
terwujudnyapendidikan di Indonesia yang humanisdanberkarakter.
BAB II

ISI

A. PENGERTIAN

Kata sistem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sistem adalah suatu rangkaian
secara menyeluruh dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dalam mencapai
sebuah tujuan.

Suatu sistem memiliki ciri-ciri, antara lain:

a. adanya satu kesatuan yang organis;


b. adanya komponen-komponen yang organis;
c. adanya keterkaitan antar komponen;
d. adanya gerak dan dinamika;
e. adanya tujuan yang ingin dicapai;

Berbicara mengenai sistem dalam dunia pendidikan, kita dapat memahami bahwa sistem
pendidikan itu bukanlah sesuatu yang bebas nilai atau bebas budaya, terkait dengan
komunitas lokal, tetapi juga komunitas nasional dan komunitas global.Pendidikan merupakan
suatu usaha untuk mencapai suatu pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1979) menjelaskan pula wahwa “pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai
unsut-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang,
kurikulum dan peralatan/fasilitas”

Suatu sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis dan suatu sistem pendidikan haruslah
bersifat terbuka terhadap tuntutan kualitas. Apabila upaya pendidikan hendak dilaksanakan
secara teratur maka komponen-komponen yang membangun haruslah dipelajari dan dikaji
secara mendalam agar mendapatkan hasil yang optimal.

B. KOMPONEN-KOMPONEN UPAYA PENDIDIKAN

Komponen yang terlibat dalam pendidikan adalah peserta didik, pendidik, dan tujuan
pendidikan itu sendiri. Secara sederhana ketiga komponen tersebut dapat digambarkan dalam
diagram seperti di bawah ini:

Tujuan Pendidikan

Interaksi pendidikan

Peserta Didik Pendidik


Apabila dikaji lebih mendalam, sebenarnya dari masing-masing komponen pendidikan
tersebut masih ada sub-komponen yang lebih rinci. Misalnya komponen peserta didik dapat
meliputi usia anak didik, minat dan bakat anak didik, cita-cita anak didik, dan sebaginya.
Dalam komponen pendidik sub-komponennya seperti tingkat pendidikan, pembawaan dalam
mengajar, pengalaman mengajar, kemampuan, dan statusnya.

Komponen tujuan pendidikan juga masih bisa diperinci menjadi tujuan spesifik dan tujua
umum, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan umum dalam sistem
pendidikan mengacu pada UU No. 20 tahun 2003 yang berbunyi “....berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.” Tujuan khusus secara jelas mengemukakan apa yang
diinginkan pendidik untuk dikuasi oleh peserta didik.

Selain ketiga komponen penting tersebut masih ada beberapa hal yang turut berperan banyak
dalam interaksi pendidikan yaitu alat-alat yang digunakan selama proses interaksi dan suatu
tempat yang digunakan dalam proses pendidikan (lingkungan pendidikan). Lingkungan
pendidikan tersebut mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya.

C. SALING HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN

Mustahil jika adanya komponen tidak disertai dengan hubungan dan interaksi satu dengan
lainnya. Setiap unsur dalam sistem pendidikan saling berkaitan dan pengaruh mempengaruhi.
Kelemahan satu unsur dalam sistem tersebut akan mempengaruhi seluruh sistem pendidikan
tersebut. Oleh karena itu jika ingin mengembangkan sistem pendidikan, maka setiap unsusr
yang terlibat harus mendapat oerhatian dan pengembangan secara optimal.

Ada beberapa pertanyaan yang dapat diajukan sehubungan dengan keterkaitan antar
komponen pendidikan. Misalnya: apakah peserta didik menaruh perhatian, mendengarkan
dan mengerti apa yang disampaikan oleh pendidik? apakah pendidikan itu penting bagi
perserta didik dalam mengambangkan bakat, minat, dan membangun kepribadian? apakah
pendidik benar-benar mampu mengoptimalkan penggunakan alat-alat pendidikan? apakah
tempat yang digunakan dalam proses pendidikan sudah kondusif? Dari pertanyaan tersebut
sudah dengan jelas menggambarkan bahwa antara peserta didik dan pendidik tersebut saling
berinteraksi dalam mencapai tujuan pendidikan.

Secara lebih jelas, interaksi antar komponen pendidikan dapat dilihat dari bagan berikut ini:
Tujuan Pendidikan

Peserta Didik Isi Pendidikan

Pendidik Metode Pendidikan

Lingkungan Alat
Pendidikan Pendidikan

D. PENERAPAN TUJUAN YANG DI INGINKAN

Suatu sistem selalu berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan. Adanya suatu sistem bukanlah
untuk sistem itu sendiri, melainkan untuk mencapai sesuatu secara efektif dan efisien. Dalam
lingkup sistem pendidikan nasional, misalnya pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan, diperlukan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan


yang baik. Berbagai komponen sistem perlu dikenali, dipahami dan dikembangkan secara
seksama, sehingga benar-benar dapat berfungsi dengan tepat dan penuh pula, disninilah letak
pentingnya pendekatan sistem (system approach) dalam penyelenggaraan pemdidikan.
Dengan pendekatan sistem, dapat dikenali kelemahan masing-masing komponen yang
berperan dalam keseluruhan upaya pendidikan dan kelemahan saling berhubungan antar
komponen itu. Dengan demikian dapat dilakukan perbaikan terhadap kelemhan-kelemahan
itu dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

Apabila suatu upaya pendidikan dirasa kurang berhasil, tidaklah tepat dianggap jelek
keseluruhan upaya itu, sehingga secara keseluruhan perlu diubah atau diganti upaya yang
baru sama sekali. Dalam hal ini, pendekatan sistem menasehatkan untuk mengkaji
komponen-komponen yang ada dalam upaya itu, saling berhubungan antar komponen dalam
faktor lain (suasana) yang mungkin ada sangkut pautnya dengan upaya itu. Tinjauan seperti
inimungkin akan memerlukan hanya satu atau beberapa komponen saja(tidak seluruhnya)
yang perlu diperbaiki atau yang diperlukan mungkin hanya sekedar abungan antar beberapa
komponen saja, sedangkan komponen-komponen yang lain sudah baik. Namun tidak
mustahil, pendekatan sistem akan menghasilkan kebijakan yang radikal, yaitu apabila
sebagian besar atau keseluruhan komponen ternyata tidak mungkin lagi berfungsi secara baik,
saling hubungan antar komponen tidak mungkin terlaksana, dan suasana pada umumnya
seperti keseluruhan komponen perlu diadakan perubahan atau pembaharuan, tidak hanay
sekedar memperbarui komponen-komponen itu.

Atas dasar uraian diatas, nampak bahwa peninjauan berdasarkan pendekatan sistem terhadap
upaya pendidikan, dapat menghasilkan kebijakan yang beruoa pembaharuan sebagaian atau
menyeluruh, bertahap atau sekaligus. Kebijakan san keputusan ini dilakukan untuk mencaoai
tujuan pendidikan yang diinginkan secara optimal.

E. SISTEM PENDIDIKAN DALAM KERANGKA YANG LEBIH LUAS

Untuk melihat sistem pendidikan dalam kerangka yang lebih luas, berikut akan disajikan
komponen internal yang penting dala sistem pendidikan yang diadaptasi dari Philip H.
Coombs(1968:9-13). Gambar berikut menunjukkan komponen internal yang penting dari
sistem pendidikan. Komponen itu saling berinteraksi dalam proses pendidikan dalam
mewujudkan hasil pendidikan
PROSES PENDIDIKAN
(EDUCATIONAL PROCESS)

1. Tujuan dan prioritas.


Untuk membimbing aktivitas sistem
2. Peserta didik.
Yang menjalani proses belajar menjadi bidikan utama
sitem.
3. Pengelolaan.
Untuk mengkoordinasi, mengarahkan, dan
mengevaluasi sistem.
4. Struktur dan jadwal.
Untuk mengatur dan pengelompokan peserta didik
Masukan melalui tujuan-tujuan tertentu. Hasil
sumber 5. Isi. pendidikan
Esensi dan apa yang hendaknya dipelajari oleh peserta
didik.
6. Pendidik.
Yang membantu menetapkan esensi dan persiapan
proses belajar peserta didik.
7. Alat bantu belajar.
Buku, papan tulis, peta, radio, televisi, film, dsb.
8. Fasilitas.
Tempat terselenggaranya proses pendidikan.
9. Teknologi.
Semua teknik yang digunakan dalam kerja sistem.
10. Pengawasan mutu.
Peraturan penerimaan peserta didik, sasaran, pengujian,
standar.
11. Penelitian.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pelaksanaan
sitem.
12. Biaya.
Indikasi tentang efisiensi sistem.
Tujuan
Penget pendidikan
ahuan
Nilai
Tujuan
yang LEBIH MAMPU MEMENUHI
ada KEBUTUHAN SENDIRI DAN
Isi
pendidikan
MASYARAKAT SEBAGAI:
- Individu dan anggota
keluarga
- Pekerja dalam sektor
ekonomi
Peserta didik - Warga negara setempat
Pendudu dan dunia
k dan - Penyumbang pada
Individu
tersedia Sistem kebudayaan
nya Terdidik
Pendidi
tenaga KARENA PENDIDIKAN
kerja
kan
MENGAMBANGKAN
berkualit
- Pengetahuan dasar
as
Pendidik, dll - Keterampilan intelektual
dan kemampuan penalaran
- Nilai, sikap, motivasi
- Kemampuan kreatifitas dan
inovasi
Pembiayaan
- Apresiasi budaya
- Rasa tanggung jawab sosial
Daya
dukung
- Penghayatan terhadap
ekono dunia modern
mi

Sarana fisik

F. TANTANGAN SISTEM PENDIDIKAN

Dalam dekade akhir-akhir ini semakin terasa dan nampak perubahan-perubahan sosio-budaya
yang demikian cepat akibat perkembangan ilmu dan tekhologi yang pesat. Setiap bangsa atau
masyarakat yang ingin mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya hendaknya
senantiasa berupaya untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilikinya lebih dinamis dan
lebih responsif terhadap perubahan-perubahan serta kecenderungan-kecenderungan yang
sedang berlangsung. Hal ini berarti, dalam zaman kita sedang berubah dengan cepatnya ini,
sistem pendidikan kita dituntut untuk memiliki tiga kemampuan (Mochtar Buchori, 1999:44),
yaitu:
1. Kemampuan untuk mengetahui pola-pola perubahan dan kecenderungan yang sedang
berjalan.
2. Kemampuan untuk menyusun gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh
kecenderungan-kecenderungan yang sedang berjalan tadi.
3. Kemampuan untuk meyusun program-program penyeseuaian diri yang akan
ditempuhnya dalam jangka waktu tertentu, misalnya jangka waktu lima tahun.
Kegiatan untuk mengembangkan ketiga jenis kemampuan di atas akan mengakibatkan
terperangkapnya suatu sistem pendidikan dalam rutinisme, suatu sistem pendidikan akan
menjadi beku. Ini akan menimbulkan dampak yang merugukan bagi diri bangsa itu sendiri,
terutama generasi mudanya sebagai penerus perjuangan dan kemajuan bangsa.

Untuk menunjang kemampuan-kemampuan sistem pendidikan diatas, daerah cakupan


penelitian pendidikan hendaknya diperluas tidak hanya menggarap masalah-masalah belajar-
mengajar saja, melainkan juga membahas masalah-masalah pendidkan dalam kaitannya
dengan perubahan ekonomi, sosial, kultural, dan tekhnologi baik yang bersifat nasional
regional maupun global. Penelyian pendidikan juga tidak hanya terpaku pada masalah-
masalah pendidikan masa kini, tetapi juga mampu menelusuri akar-akar historis dan
persoalan-persoalan masa kini, dan mampu pula melakukan penjajagan mengenai situasi-
situasi dan problematika di masa depan.

Diisamping itu, penelitian penddikan perlu diupayakan lebih terkoordinasi secara integratif di
bawah payung-payung permasalahan yang bersifat hierarkis dilihat dari luar maupun ke
dalamnya, sehingga akan lebih besar manfaatnya untuk pengambilan kebijakan-kebijakan
pendidikan baik dalam lingkungan lembaga pendidikan maupun dalam lingkungan yang
lebih luas.
Berdasarkan uraian diatas, pendidkan sebagai sistem dapat kita rangkum sebagai berikut:
1. Sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen-
komponen yang saling berinteraksi atau interdependensi dalam mencapai tujuan.
Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis kontekstual dan terbuka terhadap
tuntutan kualitas dan relevansi, oleh karena itu pengkajian upaya pendidikan sebagai
suatu sistem mempunyai makna yang penting.
2. Proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar komponen pendidikan, artinya
saling berhubungan secara fugsional dalam kesatuan yang terpadu. Tiga komponen
sentral dalam upaya pendidikan adalah peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan.
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam
mencaoai tujuan pendidikan.
3. Pendidikan nasional sebagai suatu sistem merupakan bagian dari sistem nasional
kita(sistem kehidupan masyarakat, berbangsa,dan bernegara) sehingga dapat dipahami
bahwa sistem pendidikan itu, disamping tidak bebas nilai atau bebas budaya, juga
terkait dengan komunitas lokal, komunitas nasional, dan komunitas global. Setiap
bangsa atau masyarakat yang ingin mempertahankan serta mengembangkan
eksistensinya hendaknya senantiasa berupaya untuk menjadikan sistem pendidikan
yang dimiikinta lebih dinamis, dan leboh responsif terhadap perubahan-perubahan
serta kecenderungan-kecenderungan yang sedang berlangsung.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem adalah suatu rangkaian secara menyeluruh dari komponen-komponen yang saling
berinteraksi dalam mencapai tujuan. Jadi pengertian dari pendidikan sebagai sistem atau
sistem pendidikan adalah kesatuan seluruh rangkaian yang dihasilkan dari adanya interaksi
dan keterkaitan komponen-komponen pendidikan yaitu antara pendidik, peserta didik,
kurikulum, jenjang pendidikan, pengelola pendidikan, dan fasilitas pendidikan untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan. Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis
kontekstusal dan terbuka tehadap tuntutan kualitas dan relevansi.

Penggunaan analisis sistem merupakan cara yang tepat untuk memecahkan berbagai
permasalahan pendidikan. Prinsip utama penggunaan analisis sistem adalah berpikir secara
sistematis, yakni memperhitungkan segenap komponen dalam menangani permasalahan
pendidikan.

B. DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Notonegoro. 1973. Filsafat Pendidikan Nasional Pancasila. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta

Siswoyo Dwi, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Anda mungkin juga menyukai