Anda di halaman 1dari 7

HIPERTENSI

1. Definisi
Hipertensi adalah kondisi peningkatan tekanan darah secara persisten, dengan tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
2. Klasifikasi
a. Hipertensi Primer
Disebut juga hipertensi esensial, merupakan hipertensi yang tidak dapat ditentukan
etiologinya. 90% - 95% kasus hipertensi adalah hipertensi primer
b. Hipertensi Sekunder
Merupakan hipertensi yang diketahui etiologinya.
3. Grading

4. Prevalensi
Paling sering terjadi dinegara industri. Merupakan sebab kematian ketiga setelah penyakit
jantung koroner dan stroke.
Diagnosis pada orang tua sebagian besar adalah hipertensi primer. Sebaliknya pada anak-anak
sebagian besar diagnosis adalah hipertensi sekunder.
Hasil penelitian di Kanada pada populasi usia 18 sampai 70 tahun, 20% populasi mengalami
hipertensi, pada populasi >65 tahun, 50% mengalami hipertensi.
Populasi normotensive pada usia 55 tahun memiliki 90% resiko terkena hipertensi .
5. Etiologi
a. Hipertensi primer
Sebab idiopatik, diduga akibat interaksi faktor resiko, antara lain umur, ras,
obesitas,intoleransi glukosa, merokok, konsumsi akohol berlebihan, konsumsi natrium
berlebihan, penerunan intake potasium, kalsium, dan magnesium, serta sedentary
lifestyle.
b. Hipertensi sekunder
i. Renal
1. Stenosis arteri renalis
2. Polycystic kidney
3. Hydronephrosis
4. Glomerulonefritis kronis
5. Wilm’s tumor
ii. Endokrin
1. Aldosteronisme primer
2. Feokromositoma
3. Acromegali
4. Cushing’s syndrom
5. Hyperthyroidism
6. Hypothyroidism
iii. Vaskular
1. Arteriosklerosis
2. Atherosklerosis
3. Koarktasio aorta
iv. Neurologis
1. Peningkatan tekanan intrakranial
a. Hematom intradural
b. Tumor
v. Faktor eksternal
1. Obat obatan slimulan
2. Konsumi amfetamin, kokain, dkk.
3. Konsumsi OAINS
6. Patofisiologi
a. Renal
Hipertensi disebabkan oleh faktor ginjal sangat berkaitan dengan sistem renin-
angotensis-aldosteron. Peningkatan renin diatur oleh apparatus juxtaglomerular di
korteks ginjal.
Sekresi renin distimulasi oleh penurunan perfusi ginjal, penurunan intake Na,
dan stimulasi saraf simpatis. Renin yang dihasilkan akan mengubah angiotensinogen
menjadi angiotensin I. Angiotensin I (AT I) akan diubah menjadi angiotensin II (AT II)oleh
angiotensin converting enzyme (ACE) di paru. AT II bekerja sebagai vasokonstriktor pada
jaringan otot polos pembuluh darah. AT II akan menstimulasi penghasilan aldosteron
yang akan meretensi natrium dan air. Vasokonstriksi dan peningkatan volume darah
akibat penahan air menyebabkan hipertensi.AT II juga dikaitkan dengan proliferasi dan
hipertrofi sel otot polos, hipertrofi ventrikel kiri, nefrosklerosis, dan jejas endotel.
Sistem renin-angiotensin-aldosteron tidak berperan pada hipertensi primer.
Hasil pemeriksaan pada pasien laki-laki ras afrika-amerika menunjukan tidak ada
peningkatan AT II.
b. Endokrin
i. Adanya peningkatan hormon adenocortical menyebabkan retensi natrium dan
air sehingga menyebabkan hipertensi. Dapat ditemukan di aldosteronisme
primer, cushing’s syndrom,dan konsumsi corticosteroid external.
ii. Feokromositoma, tumor yang terjadi di medula ginjal, dapat menyebabkan
peningkatan katekolamin yang meningkatkan aktifitas saraf simpatis dan
menimbulkan hipertensi
iii. Hyperthyroidism menyebabkan vasokonstriksi sistemik, takikardi, dan
peningkatan curah jantung sehingga dapat menimbulkan hipertensi.
iv. Hypothyroidism diduga dalam menurunkan produksi vasodilator oleh endotel
pembuluh darah. Hypothyroidism juga menyebabkan penurunan curah jantung.
Kedua hal ini menjelaskan terjadinya hipertensi diastolik pada penderita
hypothyroidism.
c. Vaskular

Arterioskelosis mengacu pada kondisi dimana dinding ateri menebal dan


kehilangan elastisitas akibat sebab genetik. Bersama dengan aterosklerosis, apabila
penebalan dan penyempitan terjadi di arteri renalis, akan menyebabkan penurunan
perfusi ginjal dan mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron sehingga
menyebabkan hipertensi.

7. Diagnosis
a. Anamnesis
Tanyakan riwayat penyakit dahulu, penyakit yang diderita, dan riwayat keluarga.
b. Pemeriksaan fisik dan tanda vital
Apabila telah terjadi hipertrofi jantung, dapat ditemukan pelebaran dan pergeserah
iktus kordis.
c. EKG
Penilaian EKG untuk melihat adanya hipertrofi jantung dan PJK
d. Laboratorium
Antara lain urinalisis untuk menilai fungsi ginjal, analisa kimia darah untuk menilai
elektrolit, glukosa, dan profil lipid.
8. Tatalaksana
a. Manajemen lifestyle
b. Terapi farmakologis
9. Komplikasi
a. Penyakit jantung hipertensi
b. Perdarahan intrakranial
c. Retinopati
d. ESRD

Anda mungkin juga menyukai