Anda di halaman 1dari 4

Penyakit ginjal kronik

• suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.

Epidemiologi

Diperkirakan lebih dari 50 juta penduduk duniamengalami PGK dan 1 juta dari mereka membutuhkan
terapi pengganti ginjal.

Menurut National Kidney Foundation kriteria penyakit ginjal kronik adalah:

1.Kerusakan ginjal≥3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional dari ginjal, dengan atau tanpa
berkurangnya laju filtrasi glomerulus (LFG), dengan manifestasi berupa kelainan patologi atau kelainan
laboratorik pada darah, urin, atau kelainan pada pemeriksaan radiologi.

2.LGF <60 ml/menit per 1,73 m2luas permukaan tubuh selama >3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan
ginjal.

Etiologi

Glomerulonefritis

Glomerulonefritis (GN) adalah penyakit parenkim ginjal progesif dan difus yang sering berakhir dengan
gagal ginjal kronik, disebabkan oleh respon imunologik dan hanya jenis tertentu saja yang secara pasti
telah diketahui etiologinya.

Diabetes Mellitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karateristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

Patofisiologi

Ginjal mempunyai kemampuan untuk beradaptasi, pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi
struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving nephrons) sebagai upaya kompensasi,
yang di perantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth factors. Hal ini mengakibatkan
terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses
adaptasi ini berlangsung singkat, kemudian terjadi proses maladaptasi berupa sklerosisnefron yang
masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif walaupun
penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan aktivitas aksis reninangiotensin-aldosteron
intrarenal, ikut memberikan kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas
tersebut. Aktivasi jangka panjang aksis renin-angiotensin-aldosteron, sebagian diperantarai oleh growth
factor seperti transforming growth factor β (TGF-β)

Manifestasi klinis

stadium paling dini penyakit ginjal kronik, gejala klinis yang serius belum muncul, Kemudian secara
perlahan tapi pasti akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.

pada LFG sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan, tapi sudah terjadi peningkatan kadar
urea dan kreatinin serum.

pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada penderita antara lain penderita merasakan letih dan
tidak bertenaga, susah berkonsentrasi, nafsu makan menurun dan penurunan berat badan, susah tidur,
kram otot pada malam hari, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki pada malam hari, kulit gatal dan
kering, sering kencing terutama pada malam hari.

Pada LFG di bawah 30% pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti, anemia,
peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain
sebagainya. Selain itu pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran
cerna, maupun infeksi saluran nafas.

pada LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah
memerlukan terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi
ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal.

Diagnosis

Laboratorium

• Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan penurunan
LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-Gault.

• Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadarhemoglobin, peningkatan kadar asam urat,
hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia,
asidosis metabolik

• Kelainan urinalisis meliputi, proteinuria, hematuri, leukosituria, cast, isostenuria.

Radiologis

a. Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak

b. b.Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras sering tidak bisa melewati filter
glomerulus, dan dikhawatirkan toksik terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan.

c. c.Pieografi antegrad atau retrograd sesuai indikasi


d. d.Ultrasonografi ginjal

e. e.Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila ada indikasi

HIPERTENSI RENOVASKULAR

Definisi

Hipertensi yang terjadi karena stenosis arteri renalis

Etiologi

a. aterosklerosis art. Renalis (80 %)


- pada usia 55-75 th
- ostium & sepertiga prox art renalis

b. displasia fibromuskular (18% )


- Usia muda (anak2 , wanita usia subur)
- sering art. Renalis kanan

Patofisiologi

– Fase akut: konstriksi art renalis segera sehingga meningkatkan TD , renin dan aldosteron

– Fase kronik : setelah beberapa hari TD tetap tinggi, renin dan aldosteron mulai turun

HRV dibagi menjadi 2 model utama berdasarkan Goldblatt hypertension :

Model 2K - 1C : 1 art renalis konstriksi ginjal kontralateral utuh

Model 1K – 1C : 1 art renalis konstriksi dan 1 ginjal kontra lateral di angkat

Ciri-ciri yang dapat kita curigai HRV :

a. Hipertensi berat
- Hipertensi diastolik > 115 mmHg
- Adanya kerusakan organ target
- Hipertensi maligna

b. Hipertensi tidak umum (inappropriate)


- Onset hipertensi muncul sebelum pubertas atau setelah umur 50 tahun
- Onset hipertensi yang jelas terdapat pada pasien yang sebelumnya normotensi
- Durasi pendek dengan progresifitas cepat

c. Penyakit kardiovaskular
- Penyakit arteri koronaria
- Stroke
- Penyakit vaskular perifer

d. Hipertensi resisten
- Hipertensi yang tidak responsif terhadap terapi obat standard

e. Bruit pada abdomen atas


- Bernada tinggi
- Durasi lama pada sistolik

f. Fungsi atau anatomi ginjal yang abnormal


- Ginjal mengecil unilateral
- Hipertensi dan kerusakan fungsi ginjal yang tidak dpt dijelaskan
- ACEi menginduksi kerusakan fungsi ginjal

Pemeriksaan :

a. Pemeriksaan aktivitas renin plasma


b. Tes kemampuan captopril
c. Renogram
d. Urografi intravena
e. Radio isotop renografi
f. Arteriografi ginjal : metode diagnostik paling akurat

Tatalaksana :

• Medika mentosa

- ACEI atau ARB : pilihan jika stenosis unilateral , ginjal kontra lateral masih baik
• Angioplasti perkutan
• Revaskularisasi dengan tind bedah

Anda mungkin juga menyukai