INDONESIA
REPORT THIS AD
Kontribusi Mahasiswa Untuk Kemajuan Kampus
Tahukah anda apa itu Mahasiswa? Mahasiswa adalah sebutan bagi orang
yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri
atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah
universitas Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus
tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh
mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata,
Mahasiswa adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat
memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa
di berbagai belahan dunia.
Sebagai mahasiswa Peran dan Fungsinya sangat bagi kemajuan kampus dan
negara seperti : mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDMnya
yg banyak, mahasiswa agent perbahan,maksudnya sdm2 untuk melakukan
perubahan, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga akan pernah
habis., mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik., mahasiswa itu
pengontrol kehidupan sosial,cntoh mengontrol kehidupan sosial yg dilakukan
masyarakat. Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang
sangat penting bagi mahasiwa, yaitu Pertama, peranan moral, dunia kampus
merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan
yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri
masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan kehidupan yang
bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.
Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga
memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak
hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi
lingkungan sekitarnya. Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai
orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status
tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi
dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan
perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani
pendidikan.
Organisasi adalah satu dari banyak wadah untuk menyalurkan dan meningkatkan
competence dan capability dalam upaya aktualisasi diri. BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) merupakan salah satu wadah tersebut untuk mahasiswa. BEM berada
dalam lingkungan kampus dan kampus dihuni oleh mahasiswa yang notabennya adalah
kalangan intelektual.
Mahasiswa adalah bagian yang tak terpisahkan dari rakyat karena mahasiswa hidup
dan tumbuh ditengah rakyat. Intelektual muda yang identik dengan kreatifitas dan
solusi. Dalam hal tersebut, mahasiswa dituntut untuk berperan lebih nyata terhadap
perubahan atau paling tidak menjadi pendukung dari sebuah perubahan ke arah yang
lebih baik. Disinilah peran BEM berada.
BEM digerakkan oleh, dari, dan untuk mahasiswa dalam meningkatkan softskill
berorganisasi. Mahasiswa yang mau dan mampu berorganisasi akan selangkah lebih
maju daripada mahasiswa yang hanya mengandalkan hardskill saja. BEM hadir untuk
memudahkan mahasiswa dalam belajar menghadapi tantangan hidup diluar kelas.
Selain itu, BEM menjadi sarana dalam membina jaringan, berkarya, dan berkontribusi
minilmal untuk lingkungan sekitarnya. Kontribusi nyata inilah yang harus diwujudkan
dengan mengasah kualitas diri mahasiswa melalui BEM.
Hal yang tidak pernah habis dibagikan dan tidak pernah ada batas waktu pencariannya
adalah ilmu. Tujuan utama mahasiswa hadir di kampus adalah untuk menuntut ilmu.
Namun, tanpa mengamalkannya ilmu itu akan hanya menjadi tumpukan catatan rapi.
BEM membantu mengaplikasikan ilmu secara nyata. Mahasiswa dapat belajar
mengenai team work, management, leadership, loyality, dan integrity. Dengan
kontribusi nyata diharapkan mahasiswa tidak hanya sebagai kalangan intelektual biasa
saja namun, kalangan intelektual sosialis yang peka, kritis, proaktif, dan peduli akan
bangsanya.
BEM bukan hanya milik para organisatoris yang berada didalamnya. BEM hadir untuk
seluruh mahasiswa. Merangkul mahasiswa dan memfasilitasi mahasiswa. Sinegisitas
seluruh mahasiswa dibutuhkan dalam mengoptimalkan setiap program yang akan
diselenggarakan. Peranan aktif mahasiswa dalam setiap kegiatan berarti ikut membatu
kinerja BEM dalam mewujudkan setiap misinya.
Menjadi bagian dari BEM berarti menjadi bagian dari perubahan. Perubahan tidak
selalu perbaikan tetapi perbaikan adalah perubahan. Berusaha memperbaiki kondisi ke
arah yang lebih baik, baik kondisi pribadi dari mahasiswa, kampus maupun kondisi
masyarakat dan bangsa. Semakin banyak pengalaman seseorang akan semakin tinggi
usaha untuk memperbaiki dirinya dan semakin tinggi pula kesempatannya untuk
memperoleh hal baru dengan tantangan baru. Itulah proses aktualisasi diri mahasiswa
yang diberikan melalui BEM. Betapa berharganya sebuah pengalaman dan betapa
pentingnya sebuah proses. Memang baik menjadi orang penting, tetapi lebih penting
menjadi orang baik.
Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!
Semenjak masuk ITB, saat TPB, saya melihat bahwa HMT adalah sebuah
himpunan yang kompak. Mengapa saya dapat menyimpulkan hal itu?
Pertama, teman-teman saya di TPB yang sudah mengetahui seluk beluk ITB
sejak mereka di SMA mengatakan bahwa HMT-ITB merupakan salah satu
himpunan tertua di ITB dan salah satu yang paling kompak. Kedua, saya
sering melihat abang-abang dan kakak-kakak HMT berbaur bersama tanpa
memedulikan tahun angkatan mereka. Walaupun akhirnya saya mengetahui
tahun angkatan abang-abang dan kakak-kakak HMT yang dimaksud saat
sudah mengikuti kader. Ketiga, teman-teman saya lintas angkatan, terutama
dari unit, mengatakan bahwa HMT-ITB memang sangat kompak dan selalu
solid. Maka dari itu, ekspektasi saya terhadap HMT akan kekeluargaannya
sangat tinggi. Walaupun abang dan kakak HMT, sewaktu saya berkenalan
dengan mereka, mengatakan bahwa apa yang mereka rasakan terhadap
HMT terutama kekeluargaannya berbeda dengan ekspektasi mereka di awal
masa kader. Meskipun saya belum tahu apakah ekspektasi mereka saat itu
terlalu tinggi, atau malah terlalu rendah.
Lalu, apa harapan saya mengenai yang akan saya alami di himpunan? Saya
berharap bahwa ekspektasi saya mengenai kekeluargaan –yang selalu HMT
tekankan kepada kami, Tambang 2013– di HMT tidak terlalu tinggi. Saya juga
berharap agar saya mendapatkan hal-hal yang sedikit egois yang saya
harapkan sejak awal kader: jaringan dengan sesama insinyur pertambangan,
dan pengalaman organisasi yang berbeda dengan apa yang pernah saya
lakukan sebelumnya. Namun, lagi-lagi saat berkenalan dengan abang dan
kakak HMT saya disadarkan bahwa saya tidak akan mendapatkan apa-apa di
himpunan jika saya tidak melakukan sesuatu karena himpunan adalah benda
mati yang tidak akan memberikan apa-apa; dan anggotanya lah yang hidup
yang dapat menghidupkan himpunan tempat mereka bernaung. Oleh karena
itu, saya juga berharap agar saya: dapat menjaga komitmen saya terhadap
apa yang akan saya lakukan di himpunan sampai akhir, dapat memanajemen
waktu saya lebih baik lagi, tidak menjadi bosan saat sudah di himpunan, dan
dapat melawan kemalasan saya.
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa saya tidak akan
mendapatkan apa-apa jika saya diam saja dan tidak berkontribusi kepada
himpunan. Namun, saya sejujurnya masih bingung jika ditanya apa hal
konkret yang dapat saya berikan terhadap himpunan. Saya hanya dapat
memberikan komitmen ini, dari yang paling sederhana:
Selain komitmen tersebut, saya juga ingin berkontribusi dalam divisi atau tim.
Sampai sekarang, saya masih tertarik dengan divisi Internal. Dari perkenalan
dengan abang dan kakak HMT saya mendapatkan sedikit bayangan tentang
apa yang dikerjakan oleh divisi Internal. Di Divisi Internal, saya ingin lebih lagi
mengenal anggota HMT lainnya dan membuat antar anggota HMT menjadi
lebig dekat. Karena seperti yang tertulis di Tujuan pertama HMT mengenai
kekeluargaan yang erat dan ikatan yang kekal.
Sewaktu baju angkatan Taher diambil HMT pernah mengatakan bahwa jika
ada masalah jangan kabur (waktu itu kami dianggap “kabur” dari masalah
karena melepas baju angkatan kami) tetapi harus menghadapi dan
mengubahnya. Begitu pula dengan HMT. Pasti masih banyak
ketidaksempurnaan di HMT dan saya sebagai anggota suatu saat nanti tidak
bisa kabur dan membiarkan masalah-masalah tersebut, melainkan justru
harus masuk ke dalam sistem itu, melihat apa yang salah, dan mengubahnya.
Sajau ini saya belum mengetahui secara pasti apa yang saya harus ubah
setelah saya masuk himpunan. Namun, yang pertama ingin saya ubah adalah
untuk meniadakan kontak fisik saat interaksi. Walaupun kontak fisik yang
dilakukan oleh HMT terhadap kami tidak brutal seperti menendang, memukul,
atau menampar dengan keras; namun jika kontak fisik tersebut dapat
dikurangi semaksimal mungkin, maka akan menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti cedera atau adanya laporan tidak mengenakkan tentang
himpunan kepada Prodi, Fakultas, Rektorat atau massa kampus.
Selain itu yang ingin saya ubah adalah masih adanya sedikit senioritas dalam
kaderisasi HMT. Walaupun saya yakin senioritas tidak mungkin dihilangkan
dalam suatu proses kaderisasi, namun lagi-lagi jika bisa ditekan sesedikit
mungkin, maka kaderisasi ini akan semakin baik dan akan semakin
mewujudkan kekeluargaan di HMT.