NIM: 1743014
Jurusan: Farmasi
2019
Analisis Kualitatif Simplisia Daun Tempuyung (Sonchus Arvensis)
I. Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan
membedakan macam-macam simplisia daun (folium) secara makroskopis,
mikroskopis, dan kimiawi.
2
Pelepah daun memiliki fungsi untuk mendudukan daun pada batang.
Pelepah daun ini ada kalanya memiliki tambahan organ di bagian kanan maupun
kirinya. Nah, biasanya pelepah daun memiliki suatu bagian yang dinamakan
ketiak daun, dimana dibagian ini terletak sebuah kuncuk yang akan berkembang
menjadi tunas cabang.
Bagian-bagian daun berdasarkan struktur dalamnya:
1. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan dengan sel berlapis satu yang
dindingnya mengalami penebalan lignin. Nah di epidermis ini biasanya terdapat
stomata yang diapit oleh dua sel penutup. Letak dari stomata pada daun ini dapat
berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya. Ada yang letak stomata-nya berada di
lapisan atas, ada yang stomata-nya terletak di bagian bawah saja, atau bisa juga
terletak di lapisan atas dan bawah.
2. Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil tersusun dari sel-sel parenkim yang tersusun cukup
longgar sehingga memiliki ruang antarsel atau rongga antarsel. Jaringan mesofil
terbagi menjadi dua bagian:
Jaringan Palisade – Jaringan palisade atau yang biasa disebut sebagai jaringan
tiang ini memiliki sel yang berbentuk silinder dan tersusun sangat rapat. Di
dalam jaringan palisade ini, terdapat banyak kloroplas dan jaringan ini juga
berfungsi dalam proses pembuatan makanan.
Jaringan Spons – Jaringan spons atau yang biasa disebut juga dengan jaringan
bunga karang ini memiliki sel yang susunannya lebih longgar jika
dibandingkan dengan jaringan palisade. Jaringan spons ini memiliki fungsi
untuk menyimpan cadangan makanan.
3. Berkas Pembuluh Angkut
Berkas pembuluh angkut ini terdapat pada tulang daun dan fungsinya
secara umum adalah alat transpor dan juga sebagai penguat daun. Berkas
pembuluh angkut ini terbagi menjadi 2 macam bagian, yaitu:
Xylem – Xylem atau yang biasa juga disebut dengan pembuluh kayu ini
memiliki fungsi untuk mengalirkan air beserta zat haranya menuju ke daun.
Floem – Floem atau yang biasa juga disebut pembuluh tapis ini memiliki
fungsi untuk menyalurkan hasil fotosintesis tumbuhan dari bagian daun ke
bagian tumbuhan yang lain.
4. Jaringan Tambahan Daun
Jaringan Tambahan Daun ini biasanya meliputi sel-sel kristal maupun
kelenjar yang terdapat pada jaringan mesofil daun.
3
rayana. Tanaman ini sering kita temukan di sekitar kita karena dapat tumbuh di
antara puing-puing bangunan, tembok, ataupun pinggir jalan.
Tempuyung termasuk dalam suku Asteraceae yang tumbuh di ketinggian
50-1.600m dpl dan sangat cocok berada di lingkungan yang memiliki curah hujan
merata sepanjang tahun atau daerah dengan musim kemarau pendek. Sebagai
tanaman liar, tempuyung dapat juga dibudidayakan di dalam pekarangan.
Tempuyung memiliki ciri fisik yang khas, yaitu daun tunggal yang
berbentuk lanset atau lonjong dengan panjang 6-48 cm dan lebar 3- 12 cm, tepi
daun menyirip tidak beraturan dan berwarna hijau muda. Bunga berbentuk
bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota berbentuk jarum
dengan warna kuning cerah. Buah tempuyung berbentuk kotak dan berusuk lima,
berwarna kuning dengan panjang hingga 4 mm. Tempuyung juga memiliki
rhizoma berdiameter 0.25-0.5 cm, berasal dari akar utama dan bercabang-cabang
kecil, kedalaman tanah yang dapat ditembus perakaran tempuyung mencapai 2-5
inch (5-12 cm), tapi tunas vegetatif dapat mencapai kedalaman 20 inch (50 cm) di
bawah permukaan tanah dan akar vertikal dapat menembus kedalaman tanah
hingga 2 m (Dalimartha, 2005). Kandungan kimia yang terdapat pada daun
tempuyung, yaitu berupa ion-ion mineral, seperti Si, K, Mg, Na, dan senyawa
organik flavonoid (kaempferol, luteolin-7-O-glukosida, apigenin-7-O-glukosida)
(Rohaeti et al., 2011), kumarin (skepoletin), taraksasterol, inositol dan asam
fenolat (sinamat, kumarat, vanilat) (Wardani dkk., 2014).
Tanaman ini tergolong dalam tumbuhan tak berkayu atau terna dan
menyukai tempat yang langsung terkena sinar matahari serta mudah berkembang
biak dengan biji yang terbawa oleh angin. Adapun tumbuhan ini mengandung
kalium, flafonoid, taraksasterol, inositol, dan yang lainnya. Tanaman ini juga
termasuk dalam daun tidak lengkap dimana daun memeluk batang.
4
Menurut Pramono et al. (1993), tanaman tempyung mengandung zat
diuretika yang dapat melarutkan batu ginjal, kolesterol maupun asam urat,
sehingga mempunyai potensi sebagai bahan baku obat tradisional.
Daun tempuyung di Indonesia digunakan sebagai obat untuk
menghancurkan batu ginjal (Dr. Sardjito) dan beberapa produk di pasaran
yang menggunakan daun tempuyung adalah Calcusol, Pentugin, Gempur Batu,
Batugin Elixir, Teh Cibinong dan masih banyak yang lain, kelarutan batu
ginjal oleh tempuyung diduga melalui efek diuretiknya. Selain itu juga
digunakan sebagai obat mengobati memar akibat terbentur dengan cara
menempelkannya pada bagian yang bengkak, infeksi usus, disentri, wasir,
antiradang, menghilangkan rasa lesu, rasa pegal-pegal dan rematik (Chairul
dkk., 2003).
Melihat khasiat tempuyung dalam pengobatan tradisional digunakan
sebagai infeksi usus, antiradang, dan rematik, mungkin khasiatnya ini ada
hubungan dengan dengan senyawa-senyawa aktif yang bersifat sebagai
antioksidan yang terkandung didalamnya. Hal ini disebabkan senyawa-
senyawa antioksidan mempunyai khasiat yang dapat mengatasi bebagai
macam gangguan metabolik dan keadaan patologik seperti, kardiovaskular,
respiratorik, infeksi, peradangan, karsinogenesis dan proses penuaan (Chairul
dkk., 2003).
d. Identitas Simplisia
Pemerian Berupa lembaran daun, melipat dan menggulung, berwarna
hijau kecokelatan, tidak berbau dan rasa agak pahit. Helai daun berbentuk
lonjong atau berbentuk lanset, berlekuk menjari atau berlekuk tidak teratur;
pangkal daun menyempit atau berbentuk panah sampai berbentuk jantung;
pinggir daun bergerigi tidak teratur; panjang daun 6-4 cm, lebar dalln 2 10 cm;
permukaan daun sebelah atas agak kasar dan berwarna lebih pucat.
5
Gambar 1. Daun Tempuyung (Sonchus Arvensis)