Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL INDERA PERABA

NAMA RILLA FAUZIA NUR ANWARY


NIM J71214072
KELAS G4
FAKULTAS / JURUSAN PSIKOLOGI & KESEHATAN / PSIKOLOGI
DOSEN PENGAMPU Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag

 Percobaan : Indera Peraba


 Nama Percobaan : Perasaan pada Kulit
 Nama Subjek Percobaan : Rizki Amalia (kakak sendiri)
 Tempat Percobaan : Rumahku Tercinta (Kediri)
 Waktu Percobaan : Sabtu, 3 Mei 2015 pukul 15.30 – 16.30 WIB

 Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui adanya reseptor sentuhan dingin dan panas pada kulit,
serta untuk mengetahui letak masing-masing reseptor (membuktikan fungsi
persepsi pada kulit)

 Dasar Teori :
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
a) Susunan Kulit:
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam
atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan
sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke
bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk
lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar
lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit
keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-
sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam
(melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit,
kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang
transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar)
adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang
terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning.
Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis
membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut
berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan
oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap
pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin
atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di
sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai
bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
b) Fungsi Kulit :
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan
tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang
peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur
suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit
dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit
ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan,
ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk
rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di
dekat epidermis.
c) Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada
kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba
pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:
Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:
1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
Berdasarkan sumber rangsangan:
1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap
rangsangan eksterna atau luar.
2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan
terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
Berdasarkan morfologi:
1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan
dengan tipe sel lainnya.
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan
saraf di samping saraf badan akhir saraf.
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:
a) Ujung Saraf Bebas:
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada
banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam
kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin,
atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan
pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang
berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-
cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir
mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima
perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut,
banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan
melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus.
Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut danmukosa
oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan
(diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna
gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan
ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga
gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah
dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran
dan juga resepor terhadap dingin.
b) Korpuskulus Peraba (Meissner):
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya
pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu
panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron
dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu
dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian
tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal.
Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini
mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun
yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan
rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
c) Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini):
Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada
telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo,
ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan
besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar
dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan
juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada
tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini
dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel
gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.
Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang
dalam.
d) Korpuskulus Gelembung (Krause):
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir
dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut.
Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar
50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu
dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, seratbermielin kehilangan
mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwan.
Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai
akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya
semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna
sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
e) Korpuskulus Ruffini:
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula
sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung
ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini
merupakanmekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang
terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas,
bercabang disekitar berkastendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh
regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima
rangsangan panas.

f) Spindel Neuromuskular:
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit merupakan organ tubuh
paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat 15% berat badan.
Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium,
ulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak tangan
dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat
pada leher dan badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat pada
kepala.

 Alat yang Digunakan :


Baskom plastik, air hangat, air biasa (netral), air dingin (es batu), lap, tisu

 Jalannnya Percobaan :
Peneliti menyediakan 3 baskom yang berisikan:
· Kiri : panas
· Tengah : biasa
· Kanan : dingin
a. Subjek diberikan instruksi untuk memasukkan tangan kiri kedalam baskom
yang berisi air hangat dan tangan kanan ke baskom yang berisi air dingin.
b. Lalu kedua tangan dibiarkan selama 10 detik.
c. Kemudian setlah 10 detik secara bersamaan kedua tangan dimasukan ke
baskom yang berada ditengah yang berisi air biasa.
d. Dan subjek diminta merasakan perbedaan antara tangan kanan dan kiri
setelah di masukkan ke baskom yang berisi air biasa.
 Hasil Percobaan :
Setelah percobaan subjek merasakan tangan berubah menjadi netral. (setelah
tangan dimasukkan kedalam baskom ke air biasa (tengah) tangan kanan akan
terasa hangat dan tangan kiri akan terasa dingin.
§ Karena pada saat baskom yang berisi baskom biasa ada pengurangan kalor
pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan ada penambahan kalor
pada tangan kanan (dari dingin sampai hangat).
§ Kulit berfungsi sebagai thermoreseptor untuk mendeteksi rasa panas yang
disebut Ruffini’s dan untuk mendeteksi rasa dingin yang disebut End
Krause.

 Kesimpulan :
 Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar
yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan Dermis.
Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf.
 Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan
tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang
peka terhadap berbagai rangsangan.
 Biasanya setelah dimasukan ke baskom yang berisikan air campuran (biasa)
tangan kanan terasa dingin dan tangan kiri terasa hangat. Hal tersebut
disebabkan pada tangan kanan ada pengurangan kalor dan tangan kiri ada
penambahan kalor. Karena kulit berfungsi sebagai thermoreseptor yang
menditeksi rasa panas (Ruffini) dan dingin (End Krause).
 Daftar Pustaka :

Adil, Ellyzar I.M. 2008. “Sistem Indera Peraba”. http://respository.ui.ac.id, 2


Mei 2015 pukul 16.33 WIB

Asiyah, Siti Nur. 2014. “Kuliah Psikologi Faal”. Sidoarjo: Zifatama Publishing

Kris. 2008. “Jaringan Pada Kulit”. http://thtkl.wordpress.com. 2 Mei 2015


pukul 17.15 WIB

NN. (2000). “Indera Peraba”. http://free.vlsm.org/. 2 Mei 2015 pukul 17.38


WIB

Puspitawati,Ira.1999. “Psikologi Faal”. Jakarta: Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai