Anda di halaman 1dari 9

PROSESPENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO

CAESARIADI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN


2013

Nirwana Per-angin2 1, Hj. Isnaniah2, Ahmad Rizani3

ABSTRAK

Penyembuhan luka SC secara fisiologis berkisar antara 10 hari-14 hari


(Morison,2003). Penyembuhan luka SC juga sangat dipengaruhi oleh asupan gizi, umur,
berat badan dan personal higiene1.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan proses penyembuhan
luka post operasi SC di RSUD Ratu Zaleha Martapura tahun 2013.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan
pendekatan cross sectional dengan subjek penelitian seluruh ibu nifas post operatif SC
yang melakukan kunjungan rawat jalan ke Poliklinik Kandungan RSUD Ratu Zaleha
Martapura tahun 2013 sebanyak 197 orang. Analisis yang digunakan adalah Chi Square
dengan α 0,05.
Hasil penelitian analisa univariat umur responden aman sebanyak 153 orang
(77,7%), berat badan normal 145 orang (73,6%), personal hygiene 173 orang baik. Hasil
uji statistik untuk umur p 0,628 > α 0,05, berat badan p 0,936 > α 0,05, personal
hygiene p 0,621 > α 0,05.
Penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan umur, berat badan, personal
hygiene dengan penyembuhan luka SC di poliklinik kandungan RSUD Ratu Zaleha
Martapura tahun 2013.

Kata Kunci : Umur, Berat badan, Personal hygiene, Proses pennyembuhan luka post
operasi sectio caesaria.

PENDAHULUAN program safe motherhood dari WHO


Angka kematian ibu (AKI) di terdiri atas (1) Keluarga berencana, (2)
Indonesia masih tinggi yakni sekitar Asuhan antenatal, (3) Persalinan bersih
200-250/100.000 persalinan dan aman, (4) Pelayanan Obstetri dan
hidup2.Target Millenium Development Neonatal Esensial dan Komprehensif
Goals (MDGS) adalah menurunkan (PONEK) (Prawirohardjo, 2010).
AKI di Indonesia sebanyak 75 persen Melalui PONEK dapat mengurangi
yaitu hingga 102/100.000 kelahiran kemungkinan komplikasi persalinan
hidup pada 2015 (Sadli, 2010). yang berakhir dengan kematian. Salah
Penyebab langsung AKI sebesar 90% satu pelayanan PONEK adalah dengan
pada saat persalinan dan segera setelah tindakan operasi sectio caecarea (SC)
persalinan yaitu perdarahan (28%), (Andriani, 2009).
eklamsia (24%), infeksi (11%), Sectio caecarea adalah suatu
komplikasi puerparium (8%), partus pembedahan guna melahirkan anak
macet (5%), abortus (5%), trauma lewat insisi pada dinding abdomen dan
obstetrik (5%), emboli (3%) dan lain- uterus. Tindakan SC disebabkan 2
lain diantaranya Sectio Caecarea (SC) faktor indikasi yaitu faktor ibu dan
(11%) (Kemenkes RI, 2011). faktor janin. Faktor ibu antara lain
Upaya pemerintah untuk panggul sempit dan distosia mekanis,
menurunkan AKI adalah melalui pembedahan sebelumnya pada uterus,
1
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
2 Jurnal Skala Kesehatan Volume
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
5 No. 1 Tahun 2014
3
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
riwayat SC, perdarahan dan toxemia jumlah persalinan sebanyak 1.121
gravidarum. Faktor janin antara lain dengan kasus SC 336 persalinan
gawat janin, cacat atau kematian janin (29,97%), pada tahun 2011 jumlah
sebelumnya, insufesiensi placenta, persalinan sebanyak 1.271 dengan kasus
malpresentasi, janin besar, SC 414 persalinan (32,57%) dan pada
inkompatibilitas rhesus, postmortem tahun 2012 jumlah persalinan sebanyak
caecarean dan infeksi virus herves 1.128 dengan kasus SC 390 persalinan
(Oxorn & Forte, 2010). Indikasi (34,57%).
persalinan SC dipengaruhi oleh umur Berdasarkan tingginya angka
ibu, paritas ibu, pendidikan ibu, kejadian SC di RSUD Ratu Zalecha
pekerjaan, sosial budaya dan faktor Martapura dari tahun ke tahun dan lebih
yang lainnya (Sitorus, 2007). besar dari angka kejadian SC di
Saat ini, proses persalinan secara Indonesia, maka penulis tertarik untuk
SC diduga lebih banyak bukan karena melakukan penelitian tentang “Faktor-
indikasi medis. Para ahli kesehatan Faktor yang Berhubungan dengan
berkampanye secara intensif untuk Kejadian Sectio Caecarea di RSUD
menekan jumlah kelahiran caesar yang Ratu Zalecha Martapura Tahun 2012”.
bukan indikasi medis ini atau non-
emergency cesarean section. Karena, METODE
dampak kesehatan pasca operasi sesar Jenis penelitian ini menggunakan
ini cukup berat seperti infeksi, metode penelitian survey analitik
perdarahan, luka pada organ, dengan pendekatan cross sectional yaitu
komplikasi dari obat bius dan bahkan suatu penelitian untuk mempelajari
kematian (Sinsin, 2008). dinamika korelasi antara faktor-faktor
Sectio caecarea semakin diterima resiko dengan efek, dengan cara
dimasyarakat, penerimaan SC didukung pendekatan observasi atau pengumpulan
oleh semakin meningkatnya data sekaligus pada suatu saat (point
pengetahuan tentang antibiotika, time approach).Artinya tiap subjek
keseimbangan pemberian cairan, penelitian hanya diobservasi sekali saja
masalah transfusi darah, perkembangan dan pengukuran dilakukan terhadap
kemampuan untuk memberikan status karakter atau variabel subjek pada
norkose, sehingga angka kesakitan dan saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti
kematian SC dapat ditekan2. Menurut bahwa semua subjek penelitian diamati
Rasyid (2009) dalam Hardjito (2010) pada waktu yang sama (Notoatmodjo,
Jumlah persalinan SC di Indonesia, 2005). Penelitian ini mempelajari
terutama di rumah sakit pemerintah korelasi antara faktor resiko (umur,
adalah sekitar 20 – 25 % dari total Berat Badan, dan personal hygiene)
jumlah persalinan, sedangkan di rumah dengan efek (proses penyembuhan luka
sakit swasta jumlahnya lebih tinggi post sectio caesaria).
yaitu sekitar 30 – 80 % dari total jumlah
persalinan3. HASIL PENELITIAN
Penyembuhan luka SC secara 1. Analisis Univariat
fisiologis berkisar antara 10 hari-14 hari a. Penyembuhan Luka
(Marison, 2003). Penyembuhan luka SC Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ibu
juga angat dipengaruhi oleh asupan gizi, Bersalin Berdasarkan Penyembuhan
umur, berat badan dan personal Luka Post SC di RSUD Ratu Zalecha
higiene1. Martapura Tahun 2013
Angka kejadian SC pada RSUD Penyembuhan Frekuensi %
Ratu Zalecha Martapura mengalami Luka
Sembuh 179 90,9
peningkatan data pada tahun 2010
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
Tidak Sembuh 18 9,1 Normal 145 73,6
Total 197 100,0 Kurus 1 0,5
Sumber : Data Primer Total 197 100,0
Berdasarkan tabel 4.1 Sumber : Data Primer
menunjukkan bahwa dari 197 persalinan Berdasarkan tabel 4.3
dengan tindakan SC, didapatkan 179 menunjukkan bahwa dari 197 persalinan
ibu(90,9%) yang penyembuhan lukanya dengan tindakan SC, didapatkan 145 ibu
sembuh. (73,6%) yang memiliki berat badan
normal.
b. Umur
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin d. Personal Hygiene
Berdasarkan Umur Ibudi RSUD Ratu Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu
Zalecha Martapura Tahun 2013 Bersalin Berdasarkan Personal
Umur Frekuensi % Hygienedi RSUD Ratu Zalecha
Aman 153 77,7 Martapura Tahun 2013
Tidak Aman 44 22,3 Personal Frekuensi %
Total 197 100,0 Hygiene
Sumber : Data Primer Baik 173 87,8
Berdasarkan tabel 4.2 Kurang 24 12,2
menunjukkan bahwa dari 197 persalinan Total 197 100,0
dengan tindakan SC, didapatkan 153 Sumber : Data Primer
ibu(77,7%) yang berumur aman. Berdasarkan tabel 4.4
menunjukkan bahwa dari 197 persalinan
c. Berat Badan dengan tindakan SC, didapatkan 173
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu ibu(87,8%) yang personal hygienenya
Bersalin Berdasarkan Berat Badan Ibudi baik.
RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun
2013 2. Analisis Bivariat
Berat Frekuensi % a. Hubungan umur dengan
Badan penyembuhan luka post SC
Gemuk 51 25,9
Tabel 4.5 Hubungan Umur dengan penyembuhan luka post SC
di RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2013
Penyembuhan Luka post SC
Sembuh Tidak Total
Umur Sembuh
f % f % f %
Aman (20 s/d 35 tahun) 139 90,8 14 9,2 153 100,0
Tidak Aman (<20 tahun dan >35 tahun) 40 90,9 4 9,1 44 100,0
Total 179 90,9 18 9,1 197 100,0
Uji Chi Square ρ 0,628 (Fisher’s Exact test) α
0,05
Sumber : Data Primer

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


Berdasarkan tabel 4.5 dengan penyembuhan luka post SC di
menunjukkan bahwa dari 153 ibu RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun
dengan umur aman, didapatkan 139 ibu 2013.
(90,8%) yang lukanya sembuh dan dari c. Hubungan Personal Hygiene
44 ibu dengan umur tidak aman dengan penyembuhan luka post
didapatkan 40 ibu (90,9%) yang SC
lukanya sembuh. Tabel 4.7 Hubungan Personal Hygiene
Hasil analisa statistik dengan dengan penyembuhan luka post SCdi
menggunakan uji Fisher’s Exact RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun
didapatkan nilai ρ 0,628. Dengan nilai ρ 2013
> α (0,05), maka dapat disimpulkan Penyembuhan Luka post SC
Personal Sembuh Tidak Total
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, Hygiene Sembuh
artinya tidak ada hubungan umur f % f % f %
dengan penyembuhan luka post SC di Baik 157 90,8 16 9,2 173 100
RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun Kurang 22 91,7 2 8,3 24 100
Total 179 90,9 18 9,1 197 100
2013. Uji Chi ρ 0,621 (Fisher’s Exact) α 0,05
b. Hubungan umur dengan Square
penyembuhan luka post SC Sumber : Data Primer
Tabel 4.6 Hubungan Berat Badan Berdasarkan tabel 4.7
dengan penyembuhan luka post SC menunjukkan bahwa dari 173 ibu yang
di RSUD Ratu Zalecha Martapura personal hygienenya baik, didapatkan
Tahun 2013 157 ibu (90,8%) yang lukanya sembuh,
Penyembuhan Luka post SC dan dari 24 ibu personal hygienenya
Sembuh Tidak Total kurang didapatkan 22 ibu (91,7%) yang
Berat Sembuh
Badan f % f % f % lukanya sembuh.
Gemuk 46 90,2 5 9,8 51 100 Hasil analisa statistik dengan
Normal 132 91 13 9 145 100 menggunakan uji Fisher’s Exact
Kurus 1 100 0 0 1 100
didapatkan nilai ρ 0,621. Dengan nilai ρ
Total 179 90,9 18 9,1 197 100
Uji Chi ρ 0,936 (Chi Square) α 0,05 > α (0,05), maka dapat disimpulkan
Square bahwa Ha diterima dan Ho ditolak,
Sumber : Data Primer artinya tidak ada hubungan berat badan
Berdasarkan tabel 4.6 dengan penyembuhan luka post SC di
menunjukkan bahwa dari 51 ibu yang RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun
memiliki berat badan gemuk, 2013.
didapatkan 46 ibu (90,2%) yang
lukanya sembuh, dari 145 ibu memilki PEMBAHASAN
berat badan normal didapatkan 132 ibu 1. Analisis Univariat
(91%) yang lukanya sembuh dan dari 1 a. Penyembuhan Luka
ibu yang memiliki berat badan kurus Berdasarkan tabel 4.1
didapatkan 1 ibu (100%) yang lukanya diketahui bahwa dari 197
sembuh . persalinan dengan tindakan SC,
Hasil analisa statistik dengan didapatkan sebanyak 179
menggunakan uji Chi Square responden(90,9%) yang luka
didapatkan nilai ρ 0,936. Dengan nilai ρ bekas SCnya sembuh dan
> α (0,05), maka dapat disimpulkan sebanyak 18 responden (9,1%)
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak,
artinya tidak ada hubungan berat badan
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
yang luka bekas SCnya tidak Kehamilan ibu dengan
sembuh. usia di bawah 20 tahun
Penyembuhan luka adalah berpengaruh kepada kematangan
proses penggantian dan fisik dan mental dalam
perbaikan fungsi jaringan yang menghadapi persalinan. Rahim
rusak. Penyembuhan luka dan panggul ibu sering kali
melibatkan integrasi proses belum tumbuh menjadi ukuran
fisiologis4. dewasa. Akibatnya diragukan
Penyembuhan luka SC kesehatan dan keselamatan janin
secara fisiologis berkisar antara dalam kandungan. Sebaliknya
10 hari-14 hari (Marison, 2003). usia ibu diatas 35 tahun atau
Penyembuhan luka SC juga lebih, dimana pada usia tersebut
angat dipengaruhi oleh asupan terjadi perubahan pada jaringan
gizi, umur, berat badan dan alat – alat kandungan dan jalan
personal higiene1. lahir tidak lentur lagi.
Berdasarkan data diatas Berdasarkan data diatas
didapatkan bahwa sebagian didapatkan bahwa sebagian
besar responden atau 179 besar responden atau 153
responden (90,9%) yang luka responden (77,7%) yang
SCnya sembuh, hal ini memiliki umur / usia yang aman
disebabkan karena sebagian atau tidak beresiko, hal ini
besar responden sudah disebabkan karena sebagian
melakukan personal hygiene besar responden memiliki
yang baikdan memiliki berat pendidikan yang sudah tinggi
badan yang normal, selain itu sehingga responden lebih paham
asupan nutrisi / gizi ibu juga dan tahu tentang bahaya-bahaya
sangat berpengaruh terhadap yang akan terjadi bila umur
penyembuhan luka. waktu hamil tidak aman.
b. Umur c. Berat Badan
Berdasarkan tabel 4.2 Berdasarkan tabel 4.3
diketahui bahwa dari 197 menunjukkan bahwa dari 197
persalinan dengan tindakan SC, persalinan dengan tindakan SC,
didapatkan sebanyak 153 didapatkan 145 responden
responden (77,7%) yang (73,6%) yang memiliki berat
berumur aman dan sebanyak 44 badan normal dan sebanyak 52
responden (22,3%) yang responden (26,4%) yang
berumur tidak aman. memiliki berat badan tidak
Umur adalah lama waktu normal.
hidup atau ada, sejak dilahirkan Masalah kekurangan dan
atau diadakan (Alwi, 2003). kelebihan gizi pada orang
Dalam kurun reproduksi dewasa (usia 18 tahun keatas)
sehat dikenal bahwa usia tidak merupakan masalah penting,
berisiko untuk kehamilan dan karena mempunyai risiko
persalinan adalah usia 20-35 penyakit-penyakit tertentu dan
tahun (Winkjosastro, 2010). mempengaruhi produktifitas
kerja.

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


IMT merupakan alat yang bisa memelihara kebersihan dan
sederhana untuk memantau kesehatan dirinya.
status gizi orang dewasa
khususnya yang berkaitan 2. Analisa Bivariat
dengan kelebihan dan a. Hubungan Umur dengan
kekurangan berat badan. penyembuhan luka post SC
Berdasarkan data diatas Berdasarkan tabel 4.5 hasil
didapatkan bahwa sebagian analisa statistik dengan
besar responden atau 145 menggunakan uji Fisher’s
responden (73,6%) yang Exactdidapatkan nilai ρ= 0,628
memiliki berat badan normal > α=0,05, maka hipotesis
karena sebagian responden penelitian ditolak, artinya tidak
sudah memiliki status gizi yang ada hubungan umur dengan
baik sehingga berat badan penyembuhan luka post SC di
responden bisa dipantau. RSUD Ratu Zalecha Martapura
d. Personal Hygiene tahun 2012.
Berdasarkan tabel 4.4 Umur risiko dalam kurun
menunjukkan bahwa dari 197 reproduksi adalah umur kurang
persalinan dengan tindakan SC, dari 20 tahun dan diatas 35
didapatkan 173 responden tahun, karena kematian maternal
(87,8%) yang personal pada wanita hamil dan
hygienenya baik dan sebanyak melahirkan pada usia dibawah
24 responden (12,2%) yang usia 20 tahun ternyata 2-5 kali
personal hygienenya kurang. lebih tinggi dari pada kematian
Hygiene personal atau maternal yang terjadi pada usia
kebersihan diri adalah upaya 20-29 tahun, dan meningkat
seseorang dalam memelihara kembali sesudah usia 30-35
kebersihan dan kesehatan tahun.
dirinya untuk memperoleh Kehamilan ibu dengan
kesejahteraan fisik dan usia di bawah 20 tahun
psikologis. Kurangnya personal berpengaruh kepada kematangan
hygiene mengakibatkan fisik dan mental dalam
seseorang rentan terhadap menghadapi persalinan. Rahim
penyakit karena kuman-kuman dan panggul ibu sering kali
menumpuk dibadan merupakan belum tumbuh menjadi ukuran
sumber penyakit. dewasa. Akibatnya diragukan
Berdasarkan data diatas kesehatan dan keselamatan janin
didapatkan bahwa sebagian dalam kandungan. Selain itu
besar responden atau 173 mental ibu belum cukup dewasa
responden (87,8%) yang sehingga sangat meragukan pada
personal hygienenya baik karena perawatan diri ibu dan bayinya.
sebagian responden sudah Bahaya yang dapat terjadi antara
memiliki pendidikan yang tinggi lain : bayi lahir belum cukup
sehingga pengetahuan mereka bulan, perdarahan dapat terjadi
tentang personal hygiene juga sebelum bayi lahir ataupun
bertambah sehingga responden setelah bayi lahir. Kebutuhan

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


pertolongan medik, bila terdapat b. Hubungan Berat Badan dengan
kelainan yaitu : janin tidak dapat penyembuhan luka post SC
lahir normal biasa dengan tenaga Berdasarkan tabel 4. 6
ibu sendiri, Persalinan hasil analisa statistik dengan
membutuhkan tindakan menggunakan uji Chi Square
kemungkinan operasi SC didapatkan nilai ρ=0,936 >
(Rochjati, 2011). α=0,05, maka hipotesis
Sebaliknya usia ibu diatas penelitian ditolak, artinya tidak
35 tahun atau lebih, dimana pada ada hubungan berat badan
usia tersebut terjadi perubahan dengan penyembuhan luka post
pada jaringan alat – alat SC di RSUD Ratu Zalecha
kandungan dan jalan lahir tidak Martapura tahun 2012.
lentur lagi. Selain itu ada Penyembuhan luka SC
kecenderungan didapatkan secara fisiologis berkisar antara
penyakit lain dalam tubuh ibu. 10 hari-14 hari (Marison, 2003).
Bahaya yang dapat terjadi pada Penyembuhan luka SC juga
kelompok ini adalah : Tekanan sangat dipengaruhi oleh asupan
darah tinggi dan pre-eklampsi, gizi, umur, berat badan dan
Ketuban pecah dini yaitu personal hygiene1.
ketuban pecah sebelum Masalah kekurangan dan
persalinan dimulai, Persalinan kelebihan gizi pada orang
tidak lancar atau macet, dewasa (usia 18 tahun keatas)
perdarahan setelah bayi lahir. merupakan masalah penting,
Kebutuhan pertolongan medik karena mempunyai risiko
yang dilakukan adalah: penyakit-penyakit tertentu dan
Perawatan kehamilan teratur mempengaruhi produktifitas
agar dapat ditemukan penyakit kerja. IMT merupakan alat yang
atau faktor risiko lain secara dini sederhana untuk memantau
dan mendapat pengobatan, status gizi orang dewasa
Pertolongan persalinan khusunya yang berkaitan dengan
membutuhkan tindakan SC kelebihan dan kekurangan berat
(Rochjati, 2011). badan.
Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil
penelitian dengan menggunakan penelitian dengan menggunakan
uji Fisher’s Exact didapatkan uji Chi Square didapatkan nilai
nilai ρ= 0,628 > α=0,05, maka ρ=0,936 > α=0,05, maka
hipotesis penelitian ditolak, hipotesis penelitian ditolak,
artinya tidak ada hubungan umur artinya tidak ada hubungan berat
dengan penyembuhan luka post badan dengan penyembuhan
SC di RSUD Ratu Zalecha luka post SC di RSUD Ratu
Martapura tahun 2012. Hasil Zalecha Martapura tahun 2012.
pada penelitian ini tidak sesuai Hasil penelitian ini tidak
dengan teori diatas, hal ini sesuai dengan teori diatas
mungkin disebabkan oleh faktor dimana teori diatas mengatakan
lain yang tidak diteliti dalam bahwa penyembuhan luka SC
penelitian ini. juga sangat dipengaruhi oleh

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


asupan gizi, umur, berat badan Selain itu, untuk melakukan
dan personal higiene1. Ini personal hygiene yang baik
mungkin disebabkan karena dibutuhkan sarana dan prasarana
faktor lain yang tidak diteliti yang memadai seperti sabun,
dalam penelitian ini. pasta gigi, sikat gigi, sampo, dan
c. Hubungan Personal Hygiene alat mandi itu semua
dengan penyembuhan luka post membutuhkan biaya. Dengan
SC kata lain, sumber keuangan
Berdasarkan tabel 4.7 hasil individu akan berpengaruh pada
analisa statistik dengan kemampuannya
menggunakan uji Fisher’s Exact mempertahankan personal
didapatkan nilai ρ= 0,621> hygiene yang baik.
α=0,05, maka hipotesis
penelitian ditolak, artinya tidak KESIMPULAN
ada hubungan personal hygiene Berdasarkan hasil pembahasan
dengan penyembuhan luka post dalam penelitian yang dilaksanakan di
SC di RSUD Ratu Zalecha RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun
Martapura tahun 2012. 2012, maka dapat ditarik kesimpulan,
Masalah sosial yang sebagai berikut :
berhubungan dengan personal 1. Sebagian besar responden
hygiene adalah gangguan penyembuhan lukanya sembuh
kebutuhan rasa nyaman, yaitu sebanyak 179 responden
kebutuhan dicintai dan (90,9%).
mencintai, kebutuhan harga diri, 2. Sebagian besar responden memiliki
aktualisasi diri, dan gangguan umur yang amanyaitu sebanyak
interaksi sosial. 153 responden (77,7%).
Faktor-faktor yang 3. Sebagian besar responden memiliki
mempengaruhi personal hygiene berat badan normal yaitu sebanyak
adalah Body Image, praktik 145 responden (73,6%).
sosial, status sosioekonomi, 4. Sebagian besar responden
pengetahuan atau perkembangan melakukan personal hygiene yang
individu, budaya, kebiasaan baik yaitu sebanyak 170 responden
seseorang, kondisi fisik, dan (86,3%).
agama. 5. Tidak ada hubungan antara umur
Berdasarkan hasil dengan penyembuhan luka post SC
penelitian dengan menggunakan di RSUD Ratu Zalecha Martapura
uji Fisher’s Exact didapatkan Tahun 2012
nilai ρ= 0,621> α=0,05, maka (p = 0,628> 0,05) dengan Uji
hipotesis penelitian ditolak, Fisher’s Exact Test.
artinya tidak ada hubungan 6. Tidak ada hubungan antara Berat
personal hygiene dengan Badan dengan penyembuhan luka
penyembuhan luka post SC di post SC di RSUD Ratu Zalecha
RSUD Ratu Zalecha Martapura Martapura Tahun 2012 (p = 0,936
tahun 2012. Ini mungkin < α 0,05) dengan Uji Chi Square.
disebabkan oeh faktor yang 7. Tidak ada hubungan antara
tidak diteliti pada penelitian ini. Personal Hygiene dengan

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


penyembuhan luka post SC di
RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2012 (p = 0,621> 0,05)
dengan Uji Fisher’s Exact Test.

SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan
penelitian maka saran yang dapat
peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi tenaga kesehatan, menambah
bahan bacaan ilmu pengetahuan
tentang sectio caecarea.
2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat
dijadikan sebagai data dasar untuk
penelitian selanjutnya dan
diharapkan dapat meneliti dengan
menggunakan variabel yang lebih
variatif dan metode penelitian yang
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
1. Herlina, dkk. 2011. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penyembuhan
Luka Post Operasi Sectio Caesarea
(SC),Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Volume 7, No. 1,
Februari 2011. Tersedia dalam
<http://digilib.unimus.ac.id>
[diakses/dunduh 16-10-2012]
2. Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan
Dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta. Arcan
3. Hardjito, dkk. 2010. Hubungan
Pengetahuan Ibu Post Operasi
Sectio Caesar Tentang Gizi
Dengan Asupan Protein.Jurnal
Penelitian Kesehatan Suara Forikes
Vol.I No.4 Oktober 2010. Tersedia
dalam:<http://isjd.pdii.lipi.go.id>
[diakses/diunduh 16-10-2012]
4. Jhonson, R dan Wendy, T. 2004.
Buku Ajar Praktik Kebidanan.
Jakarta. ECG.

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai