Makalah Trans
Makalah Trans
Oleh:
Ayu Olyvia Farazilla
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat serta hidayah-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Transcultural yang merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan
dalam Program Study DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
Mata Kuliah Keperawatan Transcultural merupakan mata kuliah yang
mempelajari tentang etik , legal serta tanggung jawab perawat. Penulis yakin, tanpa
adanya bantuan dari semua pihak, makalah ini akan mengalami banyak hambatan.
Oleh karena itu, tidak berlebihan penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes, sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
2. Ns Leni Agustin S.Kep, M.Kep. sebagai dosen pengampu penulisan
makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga segala sumbangsih yang diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan langkah penulis selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
2.1 Sikap Ahli Madya ......................................................................................
2.2 Penguasaan Pengetahuan ...........................................................................
2.3 Lingkup/Wewenang Perawat .....................................................................
2.4 Wewenang dan Tanggung Jawab ..............................................................
2.5 Keterampilan yang Dimiliki ......................................................................
2.6 Rincian Kegiatan Ahli Madya ...................................................................
2.7 Unsur – Unsur Deskripsi ...........................................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian etika keperawatan.
2. Mengetahui konsep moral dalam praktek keperawatan.
3. Mengetahui pengertian isue legal.
4. Mengetahui issue legal legal dalam keperawatan.
5. Mengetahui proses legislasi praktik keperawatan.
6. Mengetahui perlindungan legal keperawatan.
7. Mengetahui perspektif transkultural dalam keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Advokasi
Istilah advokasi sering digunakan dalam konteks hokum yang
berkaitan dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang
tidak mampu membela diri. Arti advokasi menurut ikatan perawat
amerika/ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap
pelayanan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun”. Fry (1987)
mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiaphal yang
memiliki penyebab/dampak penting. Definisi ini mirip dengan yang
dinyatakan oleh Gadow (1983; lih. Megan, 1989); bahwa advokasi
merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan
bantuan poerawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas untuk
menentukan nasibnya sendiri.
Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 10 jam
memungkinkanya mempunyai banyak waktu untuk mengadakan
hubungan baik dan mengetahui keunikan pasien sebagai manusia holistic
sehingga menempatkan perawat sebagai advokat pasien (curtin, 1986;
lih. Megan 1989).
Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah member
informasi dan member bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun
yang dibuat pasien. Member informasi berarti menyediakan penjelasan
atau informasi sesuai dibutuhkan pasien. Memberi bantuan mengandung
dua peran, yaitu petan aksi dan petran nonaksi. Dalam menjalankan petan
aksi, perawat memberikan keyakinan kepada pasien bahwa merekan
mampunyai hak dan tanggungjawabdalam menentukan pilihan atau
keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang lain.
Sedangkan peran nonaksi mengandung arti pihak advokat seharusnya
menahan diri untuk tidak mempengaruhi keputusan pasien (Kohnke,
1982; lih. Megan 1991).
Dalam menjalankanperan sebagai advokat, perawat harus
menghargai pasien sebagai individu yang memiliki berbagai
karakteristik. Dalam hal ini perawat memberikan perlindungan terhadap
martabat dan nilai-nilai manusiawi pasien selama dalam keadaan sakit.
2. Akuntabilitas.
Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam
praktik keperawatan. Akuntabilitas mengandung arti dapat
mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan dapat
menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, erb 1991).
Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua
komponenutama, yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti
bahwa tindakan yang dilakukan dilihat dari praktik keperawatan, kode
etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau abash.
Akuntabilitas adapat dipandang dalam suatu kerangkaistem
hierarki, dimulai dari tingkat individu, tingkat intuisi/professional dan
tingkat social (Sullivian, Decker, 1988; lih. Kozier Erb, 1991). Pada
tingkat individu atautingkat pasien, akuntabilitas direfleksikan dalam
proses pembuatan keputusan tigkat perawat, kompetensi, komitmen dan
integritas. Pada tingkat intuisi, akuntabilitas direfleksikan dalam
pernyataan falsafah dan tujuan bidang keperawatanatau audit
keperawatan. Pada tingkat professional, akuntabilitas direfleksikan dalam
standar praktik keperawatan. Sedangkan pada tingkat soisal,
direfleksikan dalam undang-undang yng mengatur praktik keperawatan.
3. Loyalitas.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Potter, Patricia A., dan Anne G. Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Jaka
Salemba Medika.
Prasetyo, Agus. 2013. Aspek Hukum dalam Praktek Keperawatan.
Kozier, Barbara, dkk. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Krista. 2011.
Praktek Keperawatan Profesional