Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

PERENCANAAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG SEMESTER II


PADA PT. SATRIA BAHANA SARANA
D. Nurtaqiy1, E. Ibrahim2, MA. Abro3
1-3
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32 Inderalaya Sumatera Selatan, Indonesia
e-mail: *1dnurtaqiy@gmail.com, 2eddyibrahim838@yahoo.com

ABSTRAK

PT. Satria Bahana Sarana (SBS) didirikan pada Januari 2015 sebagai anak perusahaan dari PT Bukit Asam yang bergerak
di bidang pertambangan. Pengambilan batubara di PT Satria Bahana Sarana dilakukan dengan metode open pit. Penelitian
ini dilakukan karena sump yang dimiliki seringkali tidak dapat menampung air limpasan. Masalah ini dapat menghambat
kegiatan penambangan yang menyebabkan tidak tercapainya produksi. Penelitian dilakukan pada 2 Juli 2018 hingga 2
September 2018. Penelitian ini dilakukan mulai dari studi literatur, observasi lapangan, pengumpulan data, dan pengolahan
data berupa debit air limpasan ke dalam tambang, head dan kapasitas pompa, dan perencanaan dimensi sump dan saluran
terbuka. Sistem penyaliran yang direncanakan dalam penelitian ini adalah untuk memindahkan posisi pompa KSB DND-
200 yang berjauhan menjadi berdekatan sehingga dapat memompakan air sebesar 1.400 m3/jam dari sump ke KPL,
kemudian merencanakan saluran terbuka yang dapat memotong daerah tangkapan hujan seluas 21 Ha dan perencanaan
dimensi sump yang dapat menampung air limpasan adalah 84.353,32 m3.

Kata-kata kunci: Sump, Pompa, Saluran Terbuka

ABSTRACT

PT. Satria Bahana Sarana (SBS) was established in January 2015 as a subsidiary of PT Bukit Asam engaged in mining.
Coal getting at PT Satria Bahana Sarana is carried out by the open pit method. The research was carried out because the
sumps owned often cannot accommodate run off water. This problem can hamper mining activities resulting in not
achieving production. The research was conducted on July 2, 2018 until September 2, 2018. The research was conducted
starting from literature studies, field observations, data collection, and data processing in the form of run off water flow
into the mine, pumping head and discharge, and planning of sump and open channel dimensions. The drainage system
planned in this study is to shift the position of the KSB DND-200 pump which was far apart to be side by side so that it can
pump 1,400 m3/ hour of water from the sump to the settling pond, then open channel planning which can cut the catchment
area by 21 Ha and sump dimension planning which can hold run off water is 84,353.32 m 3.

Keywords: Sump, Pump, Open Channel

PENDAHULUAN Front penambangan pada Site Banko Barat. Catchment


Area pada Pit 1 Utara sebesar 101,77 Ha. Hal ini
Penambangan batubara (coal getting) di PT Satria menyebabkan air limpasan menuju Sump Pit 1 Utara
Bahana Sarana ini dilakukan dengan metode open pit. juga besar. Sump yang dimiliki Pit 1 Utara sebesar
Penambangan secara open pit akan membentuk 80.000 m3 tidak mampu menampung air limpasan.
cekungan pada permukaan tanah dan menjadi salah satu
tempat berkumpulnya air hujan akibat modifikasi kontur Limpasan adalah semua air yang mengalir di permukaan
topografi permukaan. Pit 1 Utara merupakan bagian dari tanah akibat hujan, yang bergerak dari tempat yang lebih

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

tinggi ke tempat yang lebih rendah, memperlihatkan asal S


Xt = x + (Yt-Yn) (4)
atau jalan yang ditempuh sebelum mencapai saluran. Sn
Koefisien limpasan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
yaitu faktor-faktor tutupan tanah, kemiringan lahan, Nilai curah hujan maksimum rata-rata (x) dihitung
intensitas hujan dan lamanya hujan. Pehitungan debit dengan Persamaan (5) [5].
limpasan, dengan menggunakan Pers. (1) [1].
∑ Xi
x= (5)
Q=CxIxA (1) ∑n

Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yang
dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap
transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air
menjadi uap air dan selanjutnya uap air tersebut hujan terkonsentrasi. Sedangkan untuk menghitung
dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke intensitas curah hujan per jam dapat digunakan
atmosfer. Evaporasi terjadi pada berbagai jenis persamaan monnonobe, seperti pada Pers. (6).
permukaan seperti danau, sungai, lahan pertanian, tanah,
2
maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi adalah R24 24 3
proses penguapan melalui tumbuh-tumbuhan [2]. Salah I= ( )
24 tc
(6)
satu rumus yang digunakan untuk menentukan
evapotranspirasi adalah dengan menggunakan
persamaan Turc, seperti pada Pers. (2). Daerah tangkapan hujan (catchment area) adalah
luasnya permukaan yang apabila terjadinya hujan, maka
P
air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih
ET = 0,5 (2) rendah menuju titik pengaliran. Daerah tangkapan
P 2
[0,9+( ) ] hujan merupakan suatu daerah yang dapat
L(T)
mengakibatkan air limpasan permukaan (run off)
mengalir ke suatu tempat (daerah penambangan yang
Air tanah adalah air yang meresap ke dalam tanah lalu
lebih rendah).
bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang
antar butir-butir tanah dan bergabung membentuk
Pipa (hosting) digunakan untuk keperluan pemompaan
lapisan tanah yang disebut akuifer [3]. Untuk
dalam aktivitas penambangan. Sistem pemipaan akan
menentukan besarnya debit air tanah maka dapat
sangat berhubungan erat dengan head kerugian yang
dihitung dengan menggunakan Pers. (3).
dihasilkan oleh pipa. Untuk menghitung aliran air pada
L +L
pipa dapat menggunakan Persamaan Bernoulli [6],
[ 1 2] seperti pada Pers. (7).
2
Q=h (3)
∆t
p1 v21 p2 v22
Curah hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang + + Z1 – HL + HA = + + Z2 (7)
γ 2g γ 2g
jatuh pada satu satuan luas tertentu, dinyatakan dalam
satuan mm. Analisa curah hujan dilakukan dengan Tahanan yang ditimbulkan dari gesekan antara fluida
menggunakan Metode Gumbel yang dilakukan dengan dengan dinding pipa sepanjang pipa tersebut. Rumus
mengambil data curah hujan bulanan yang ada, ini umumnya digunakan untuk menghitung Head
kemudian ambil curah hujan maksimum setiap bulannya Gesekan pada pipa, dapat menggunakan Persamaan
dari data tersebut, untuk sampel dapat dibatasi Hazen-Williams [7], seperti pada Pers. (8).
jumlahnya sebanyak n data [4].
10.666 Q1.85
Periode ulang hujan adalah hujan maksimum yang HL = x (L + 𝐿𝑒 ) (8)
C1.85 D4.85
diharapkan terjadi pada setiap n tahun. Jika suatu data
curah hujan mencapai harga tertentu (x) yang
Pompa merupakan alat angkut yang berfungsi
diperkirakan terjadi satu kali dalam n tahun, maka n
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain
[8]. Pompa menghasilkan suatu tekanan yang bersifat
tahun dapat dianggap sebagai periode ulang dari x.
hanya mengalir dari suatu tempat ke tempat yang
Perhitungan periode ulang dapat dilakukan dengan
bertekanan lebih rendah. Atas dasar kenyataan tersebut
beberapa metode, tetapi metode yang lazim dipakai
maka pompa harus mampu membangkitkan tekanan
adalah Metode Gumbel. Persamaan Gumbel untuk
fluida sehingga dapat mengalir atau berpindah. Fluida
mendapatkan perkiraan curah hujan dapat dilihat pada
yang dipindahkan adalah fluida incompresibel atau
Pers. (4).
fluida yang tidak dapat dimampatkan.

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan maka data harus dikelompokkan sesuai dengan tahapan
bebas disebut saluran terbuka. Menurut asalnya, saluran pengerjaannya.
dapat digolongkan menjadi saluran alami (natural) dan
saluran buatan (artificial) [9]. Penampang saluran HASIL DAN PEMBAHASAN
pembuangan air yang dianjurkan berpenampang
trapesium atau parabolic, sedangkan untuk penampang 1. Kondisi Aktual Sistem Penyaliran pada Lokasi
segi empat tidak dianjurkan [10]. Penelitian
Kegiatan penambangan pit 1 utara dilakukan pada
METODE PENELITIAN elevasi +10 mdpl dan saat ini tinggi permukaan air pada
sump di pit 1 utara berada pada elevasi +8 mdpl dengan
Penelitian dilakukan di Pit 1 Utara, Banko Barat, Jobsite volume sump maksimal sebesar 80.000 m3 (Data Mine
TJMO, PT. Satria Bahana Sarana, Tanjung Enim, Plan Engineer, 2018). Catchment Area pada Pit 1 Utara
Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan pada 2 Juli sebesar 101,77 Ha seperti pada Gambar 1.
2018 hingga 2 September 2018. Tahapan penelitian
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan:

1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori-teori
yang bisa digunakan untuk menganalisis permasalahan
dari penelitian yang dilakukan. Berupa pengertian,
prinsip-prinsip dasar dan persaman-persamaan yang
berkenaan dengan permasalahan yang ada.

2. Survey Lapangan
Pada penelitian ini dilakukan survey lapangan terlebih
dahulu yang bertujuan untuk mengetahui secara
langsung kondisi Sump dan saluran terbuka aktual.
Pengamatan ini berguna sebagai gambaran apa saja yang
akan diperlukan dan dilakukan pada proses pengambilan
data. Survey lapangan dilakukan pada lokasi penelitian
Sump Pit 1 Utara.

3. Pengambilan Data
Data dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu berupa data
primer dan data sekunder.

3.1. Data Primer


Data primer merupakan data yang didapatkan dari hasil
pengukuran secara langsung dilapangan, meliputi :
Jumlah pompa; Panjang pipa; Debit pemompaan yang
diukur menggunakan bandul ukur; Volume air pada
sump; Dimensi Saluran terbuka.
Gambar 1. Catchment area pit 1 utara
3.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah diolah, berasal
dari perusahaan dan menunjang kebutuhan penelitian, 2. Debit Total Air yang masuk ke Pit 1 Utara, Banko
meliputi : Data curah hujan; peta situasi; daerah Barat
tangkapan hujan yang di plot melalui Minescape 5.7; 2.1. Curah Hujan Rencana
spesifikasi pipa dan pompa yang digunakan. Untuk memperkirakan curah hujan rencana dalam satu
hari di pit 1 utara site Banko barat dilakukan analisa
4. Pengolahan Data curah hujan dalam waktu 10 tahun terakhir mulai tahun
Teknik yang dilakukan dalam analisis data yaitu dengan 2008 sampai dengan 2017. Analisa curah hujan terdiri
menggabungkan antara teori dengan data-data lapangan, dari data curah hujan harian maksimum, curah hujan
sehingga dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian bulanan, jam hujan, dan hari hujan. Data tersebut diolah
masalah. Setelah data didapatkan maka selanjutnya dengan menggunakan Metode Analisa Gumbel dan
adalah pengelompokan dan pengolahan data, didapatkan hasil seperti pada Tabel 1.
dikarenakan penelitian terdiri dari beberapa variabel,

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

Tabel 1. Curah Hujan Rencana Semester II tahun 2018 2.5. Evapotranspirasi


Dalam penghitungan debit air total yang masuk ke dalam
Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember tambang selalu mengalami penguapan air yang
Standar merupakan evapotranspirasi. Evapotranspirasi dapat
Deviation 40,68 20,5 28,4 41,6 24,9 40,23
(S) dihitung dengan menggunakan rumus Turc. Dengan
Reduce menggunakan rumus Turc maka didapatkan jumlah debit
Standar
1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 1,01 evapotranspirasi pada pit 1 utara site Banko Barat
Deviation
(Sn)
Reduce
sebesar 30,091 m3/hari.
0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49
Mean (Yn)
Reduce
Variate 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
2.6. Debit Total Air
(Yt) Debit total air merupakan penjumlahan dari debit air
Curah
Hujan
40,7 20,65 28,5 41,76 25,03 117,16
limpasan dengan air tanah dan dikurangi dengan debit
Rencana
(Xt)
evaporasi. Jumlah total debit air yang masuk ke pit 1
utara site Banko Barat seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Debit Total Air Rencana Semester II tahun


2.2. Intensitas Hujan
2018
Dengan mengolah data menggunakan Persamaan
Monobe didapatkan bahwa intensitas hujan tahunan di
pit 1 utara, Banko barat seperti pada Tabel 2. Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember

Debit
Limpasan 55.019,6 25.367,72 39.586,99 70.317,47 54.389,27 69.541,7
Tabel 2. Intensitas Hujan Rencana Semester II tahun (Q)

2018 Debit Air


Tanah
86,4

Debit
Evapo-
30,091
trans-
Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember
pirasi
Curah Debit
55.075,9 25.424,1 39.643,3 70.373,8 54.445,6 69.598,1
Total Air
Hujan
40,7 20,65 28,5 41,76 25,03 117,16
Rencana
(Xt)
Waktu
Rata-Rata 1,78 1,01 2,6 2,41 3,19 3,27
(t) 3. Kapasitas Pemompaan di Pit 1 Utara, Banko Barat
Intensitas 3.1. Pipa dan Pompa yang Digunakan
Hujan 33,72 27,4 16,61 31,83 18,6 23,2
Rencana (I) Pipa yang digunakan pada sistem pemompaan sump pit 1
utara site Banko Barat adalah pipa HDPE (High Density
Polyethylene) dengan diameter inlet 0,25 m dan panjang
2.3. Debit Air Limpasan inlet masing-masing pompa adalah 6 m yang dilengkapi
Luas catchment area dan intensitas hujan paling dengan strainer (saringan) untuk menyaring material-
berpengaruh terhadap besarnya debit total air. Jumlah air material yang dapat merusak pompa seperti kayu, batu
limpasan yang masuk ke pit 1 utara site Banko Barat dan lain lain, sedangkan pipa dorongan memiliki
hampir semua berasal dari limpasan air hujan. Untuk diameter outlet sebesar 0,25 m, koefisien (C) pipa adalah
menghitung jumlah total air yang masuk digunakan 140 dan panjang pipa adalah 804 m dan 1.200 m.
Metode Rasional. Dengan mengolah data menggunakan
metode rasional didapatkan hasil seperti pada Tabel 3. 3.2. Head Pompa
Perhitungan head pompa dilakukan berdasarkan debit
Tabel 3. Debit Limpasan Semester II tahun 2018 aktual pompa dengan menggunakan persamaan
Bernouli. Berdasarkan hasil perhitungan total head
Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember pompa KSB DND-200 didapatkan hasil sebesar 78,89 m
Waktu Rata-
Rata (t)
1,78 1,01 2,6 2,41 3,19 3,27 dan 93,988 m.
Intensitas
33,72 27,4 16,61 31,83 18,6 23,2
Hujan (I)
3.3. Kebutuhan Pompa
Debit
Limpasan (Q)
55.019,6 25.367,72 39.586,99 70.317,47 54.389,27 69.541,7 Kebutuhan pompa dapat diketahui berdasarkan
perbandingan antara debit total air sebesar 70.373,8
m3/hari dengan debit pemompaan optimal sebesar 1.400
2.4. Debit Air Tanah m3/jam.
Debit air tanah diasumsikan 0,001 m3/detik sesuai
Debit Total
dengan penelitian Satuan Kerja Rencana Sipil dan Jumlah Pompa = = 2,39 ≈ 3 buah
Hidrologi PT. Bukit Asam. Debit air tanah 1 jam sama Debit Pemompaan
dengan 3,6 m3/jam atau sama dengan 86,4 m3/hari.

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

Berdasarkan perhitungan diatas, penggunaan jenis area berpengaruh terhadap debit limpasan. Jumlah total
pompa KSB DND-200 di Pit 1 Utara PT. Satria Bahana debit air dengan penambahan saluran terbuka seperti
Sarana membutuhkan 3 unit pompa sedangkan yang pada Tabel 5.
digunakan sebanyak 2 unit pompa.
Tabel 5. Debit Air Total Rencana Semester II tahun
4. Rekomendasi Sistem Penyaliran Tambang yang 2018 dengan Penambahan Saluran Terbuka
Optimal
4.1. Rekomendasi Dimensi Saluran Terbuka Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember
Saluran terbuka pada Pit 1 Utara direncanakan mengarah Debit
43.666,4 20.133,15 31.418,31 55.807,63 43.166,17 55.191,94
langsung ke muara kolam pengendap lumpur (KPL). Limpasan

Tujuannya agar debit air yang masuk ke front Debit


Tanah
Air
86,4

penambangan berkurang sehingga dapat mengurangi Debit


Evapo- 27,72
kapasitas rencana sump dan mengurangi pemompaan transpirasi
debit air. Debit Total
Air
43.725,1 20.191,8 31.476,9 55.866,3 43.224,9 55.250,6

Dalam menentukan dimensi saluran bentuk trapesium


dengan luas maksimum hidrolis, luas penampang basah
4.3. Rekomendasi Pemompaan
saluran (A), jari-jari hidrolik (R), kedalaman penampang
4.3.1. Perhitungan Head Total dan Kapasitas
aliran (d), lebar dasar saluran (b), penampang sisi
Pemompaan Rencana
saluran dari dasar kepermukaan (a), lebar permukaan
Dengan memindahkan posisi pompa engine 42
saluran (B), dan kemiringan dinding saluran (m),
mendekati posisi pompa engine 36 Head pompa
mempunyai hubungan yang dapat dinyatakan sebagai
direncanakan akan bernilai sama sehingga dapat
berikut :
memompa air dari sump menuju KPL sebesar 1.400
m3/jam.
A (Luas Penampang) = b . h + m . h2 = 1,732 h2 m2
4.3.2. Perhitungan Kebutuhan Pompa
P (Keliling Basah) = b + ((2 . h) . (1 + m2)2/3) Kebutuhan pompa dapat diketahui berdasarkan
= 3,578 h m perbandingan antara debit total air sebesar 55.866,3
m3/hari dengan debit pemompaan optimal sebesar 1.400
A m3/jam.
R (Jari-jari Hidrolis) = = 0,484 h
P
Debit Total
Dari hasil perhitungan diatas maka didapatkan geometri Jumlah Pompa = = 1,9 ≈ 2 buah
Debit Pemompaan
saluran dengan lebar dasar saluran (B) sebesar 2,05 m;
tinggi jagaan (F) sebesar 0,356 m; tinggi saluran (H) Berdasarkan perhitungan diatas tidak diperlukan
sebesar 2,2 m; lebar permukaan saluran (L) sebesar 3,1 penambahan jumlah pompa.
m; dan kemiringan dasar saluran (S) sebesar 0,36 %
seperti pada Gambar 2.
4.4. Rekomendasi Dimensi Sump di Pit 1 Utara, Banko
Barat
Perencanaan dimensi sump dibuat berdasarkan selisih
3,05 m terbesar antara debit total dikurangi debit pemompaan
yang masuk ke sump dalam waktu yang sama. Rencana
volume sump untuk tahun 2018 menggunakan volume
genangan air yang tidak dapat dipompakan tertinggi
H = 2,2 m
yaitu sebesar 28.096,5 m3.
1,33 m
Volume Sump yang direncakanan pada pit 1 Utara PT.
600 Satria Bahana Sarana adalah 84.289,5 m3 yang dimana
mengasumsikan pompa tidak dihidupkan selama 3 jam,
B = 2,05 m
hal ini digunakan untuk mengantisipasi apabila pompa
memerlukan maintenance. Dimensi sump yang akan
Gambar 2. Rencana dimensi saluran terbuka tambahan direncakanan untuk menampung air yang akan masuk ke
pit 1 utara site Banko Barat yang dikelola oleh PT.
Satria Bahana Sarana pada semester II tahun 2018
4.2. Debit Total Air dengan Penambahan Saluran
adalah menyerupai trapesium dengan metode Trial and
Terbuka
Error didapatkan ukuran permukaan sump 142,9 m x
Dengan penambahan saluran terbuka catchment area
berkurang menjadi 80,77 Ha. Mengecilnya catchment

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

142,9 m, panjang dasar sump 147,5 m x 147,5 m, dan Batubara pada Pit Seam 11 Selatan PT
kedalaman sump 4 m seperti pada Gambar 3. Kitadin Tandung Mayang. Jurnal Geosains,
9(1), 1-7.
[2]. Allen, R.G.; Pereira, L.S.; Raes, D.; Smith, M.
147,5 m (1998). Crop Evapotranspiration: Guidelines
for Computing Crop Water Requirements.
147,5 m 4m FAO Irrigation and drainage paper 56.
Rome, Italy: Food and Agriculture
142,9 m Organization of the United Nations. ISBN
92-5-104219-5.
142,9 m [3]. Sosrodarsono. (1993). Hidrologi Untuk Pengairan.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Gambar 3. Rencana dimensi sump [4]. Soemarto CD.(1995). Hidrologi Teknik Edisi 2.
Jakarta: Erlangga.
[5]. Soewarno. (1995). Hidrologi Aplikasi Metode
KESIMPULAN Statistik untuk Analisa Data Jilid 1.
Bandung: Nova.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah [6]. Olson M Riben & Wright J Steven. (1993).
dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Dasar-dasar Mekanika Fluida Teknik.
1. Sistem penyaliran yang digunakan oleh PT. Satria Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Bahana Sarana berupa Mine Dewatering, memiliki 2 [7]. Sularso dan Tahara, H. (2000). Pompa dan
buah pompa dengan spesifikasi yang sama, dan Kompesor (Pemilihan, Pemakaian dan
memiliki sump berkapasitas maksimal 80.000 m3. Pemeliharaan). Jakarta: Pramidya Paramita.
2. Pada semester II didapatkan curah hujan rencana [8]. Tahara, H. (2004). Pompa dan Kompresor.
terbesar terjadi pada bulan desember yaitu sebesar Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
117,16 mm, intensitas hujan sebesar 23,2 mm/jam, [9]. Suwandhi, A. (2004). Perencanaan Sistem
debit evapotranspirasi sebesar 1,12%, debit air tanah Penyaliran Tambang. Bandung: Universitas
sebesar 3,6 m3/jam, dan catchment area sebesar Islam Bandung.
101,77 Ha, sehingga menghasilkan debit total air [10]. Minerals Concil of Australia. 1998. Mine
tetinggi yang masuk kedalam tambang sebesar Rehabilitation Hand Book. Australia:
70.373,8 m3/hari. Mineral Council of Australia.
3. Pompa yang digunakan memiliki diameter inlet dan
outlet yang sama yaitu 0,25 m, pipa yang digunakan
pada inlet sepanjang 6 m dan pipa yang digunakan
pada outlet sepanjang 804 m dan 1.200 m, inlet dan
outlet pompa ini memiliki perbedaan elevasi sebesar
67 m, pompa yang digunakan mengeluarkan air
sebanyak 472 m3/jam dengan head total sebesar 78,89
m dan 727 m3/jam dengan head total sebesar 93,99
m.
4. Upaya yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan penyaliran pada pit 1 utara site Banko
barat adalah dengan merencanakan penambahan
saluran terbuka yang dapat mengurangi catchment
area sebesar 21 Ha atau mengurangi air limpasan
sebesar 6.372 m3/jam; Perencanakan dimensi dan
volume sump untuk menampung air yang tidak dapat
dikeluarkan pompa dalam waktu 1 hari, sump yang
direncanakan memiliki bentuk trapesium dengan
volume sebesar 84.353,32 m3; dan pemindahan posisi
pompa engine 42 mendekati posisi pompa engine 36
untuk mengurangi head loss serta menambahkan
kapasitas pemompaan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Endrianto dan Ramli, M. (2013). Perencanaan


Sistem Penyaliran Tambang Terbuka

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..

Anda mungkin juga menyukai