ANEMIA
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1. ADE KARTIKA
2. DWI OKTAVIA LUMBANTORUAN
3. NIAT KURNIAWATY ZANDROTO
4. HOTNI SARA SIMORANGKIR
5. SISWATI
6. SARIPUDDIN
7. YORINIAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan survei kesehatan 2001, prevalensi anemia pada balita 0 – 5 tahun sekitar
47%, anak usia sekolah dan remaja sekitar 26,5%. Sementara survei di DKI Jakarta 2004
menunjukkan angka prevalensi anemia pada balita sebesar 26,5%, 35 juta remaja menderita
anemia gizi besi, usia 6 bulan cadangan besi itu akan menipis sehingga diperlukan asuhpan
besi tambahan untuk mencegah kekurangan besi. Anemia adalah istilah yang menunjukkan
rendahnya hitungan sel darah merah, kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal.
Anemia bukanlah merupakan sebuah penyakit melainkan merupakan pencerminan
keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Terdapat berbagai jenis anemia. Sebagian akibat produksi sel darah merah tidak mencukupi,
dan sebagian lagi akibat sel darah merah premature atau penghancuran sel darah merah
berlebihan. Faktor penyebab lainnya meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor
keturunan dan penyakit kronis. Anemia kekurangan besi adalah anemia terbanyak diseluruh
dunia.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien Anemia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami definisi Anemia
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi Anemia
c. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi Anemia
d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinik Anemia
e. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostik Anemia
f. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan Anemia
g. Mahasiswa mampu memahami komplikasi Anemia
h. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan Anemia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah, kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal.
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah.
Anemia bukan merupakan suatu penyakit, melainkan pencerminan dari suatu keadaan
penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patofisiologis yang mendasar yang
diuraikan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium.
Batasan umum kadar Hemoglobin menurut WHO :
No Jenis kelamin/ usia Kadar hemoglobin
1 laki-laki Hb <13gr/dl
2 perempuan dewasa tidak hamil Hb <12gr/dl
3 Perempuan Hb <11gr/dl
4 Anak usia 6-14 tahun Hb <12gr/dl
5 Anak usia 6 bulan-6 tahun Hb <11gr/dl
Jenis anemia :
1. Anemia pernisiosa
Defisiensi vitamin B12 akibat kurangnya faktor intrinsik karena atrofi lambung.
2. Anemia megaloblastik
Kelainan proses pembentukan DNA sel darah merah. Penyebab utamanya adalah
defisiensi vitamin B12 dan asam folat.
3. Anemia hemolitik/ Penyakit sel sabit
Suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan
kaku
4. Anemia aplastik
Adanya gangguan pada sel – sel induk sumsung tulang sehingga jumlah sel darah tidak
cukup.
B. ETIOLOGI
1. Defisiensi zat besi
2. Perdarahan yang hebat
3. Defisiensi Vit B 12 dan asam folat
4. Ketidakmampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah
5. Thalasemia
6. Penyakit kronik
C. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah secara berlebihan. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan penyebabnya tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi). Hal ini dapat
mengakibatkan defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa disamping itu bilirubin yang akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma.
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka hemoglobin
akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi
kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar :
1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah
2. Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsy
3. dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
PERTANYAAN
a. Pengkajian dan pemeriksaan apa yang perlu dilakukan pada kasus diatas?
b. Jelaskan mekanisme tanda gejala yang dialami pasien pada kasus diatas?
c. Apa masalah keperawatan utama dari kasus diatas? (NANDA)
d. Apa tindakan utama pada masing – masing masalah? (NIC)
e. Apa yang harus dievaluasi setelah tindakan dilakukan? (NOC)
PEMBAHASAN
1. Pengkajian :
a. Identitas Anak
Nama : An. D
Diagnosa medis : Thalasemia
b. Riwayat keperawatan
Riwayat keperawatan sekarang
Keluhan utama
Saat MRS : pucat dan badan tampak kuning.
Saat Pengkajian : pucat dan badan tampak kuning.
Riwayat penyakit saat ini
Pemeriksaan fisik tanda vital suhu 37,3 C, HR 90 kali/Menit, RR 25 kali/Menit,
konjungtiva anemis, sclera ikterus, bibir pucat, hepar teraba 3 jari dibawah arcus costa
dan lien teraba di skufner III, peningkatan JVP (+), edema pada ekstremitas bawah.
Hasil pemeriksaan diagnostic WBC 7,3 HB 5,6 gr/dl RBC 175. Billirubin total 8,9
mg%, Billirubin direk 1,9 mg%, Bilirubin indirek 7,9 mg%, trombosit 195.000. Pasien
didiagnosis thalasemia.
Riwayat penyakit terdahulu
Pucat dan badan tampak kuning sejak 8 hari yang lalu, lemas, cepat lelah, mual, nafsu
makan menurun, nyeri perut dan berat badan menurun. 1 hari Sebelum Masuk Rumah
Sakit, punggung pasien gatal-gatal. 1 tahun yang lalu pasien pernah melakukan
transfuse darah karena anemia
Riwayat Nutrisi
Anoreksia dan penurunan berat badan.
Pengkajian Fisik
Inspeksi : klien pucat dan badan tampak kuning serta lemas, konjungtiva anemis, sclera
ikterus, bibir pucat, peningkatan JVP dan edema pada ekstremitas bawah.
Palpasi : peningkatan JVP.
Aktivitas/istirahat
Lemas, kelelahan, anoreksia, pucat.
Pernafasan :
Bentuk dada simetris kiri dan kanan
Sesak dan RR 25 x/menit
Alat bantu pernafasan tidak ada
Kardiovaskuler
Irama jantung cepat
Abdomen
Hepar teraba 3 jari dibawah arcus costa dan lien teraba di skufner III (hepatomegali )
Pemeriksaan penunjang
WBC : 7,3
HB : 5,6 gr/dl
RBC : 175
Billirubin total : 8,9 mg%,
Billirubin direk : 1,9 mg%,
Bilirubin indirek : 7,9 mg%,
Trombosit : 195.000.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Anemia sering dijumpai di masyarakat dan mudah dikenali (di dioagnosa).Tanda dan
gejalanya beragam seperti pucat, lemah, mual dll. Pendiagnosaan anemia dapat ditunjang
dengan pemeriksaan laboratorium yakni adanya penurunan kadar Hb.
Dengan Masalah keperawatan utama pada kasus diatas
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan
penurunan BB
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan suplai O2 kurang dari kebutuhan.
Saran
Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda-tanda anemia dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne.C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Bruner & Suddarth. Jakarta
: EGC.
Abdul, Dkk. (1985). Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Dewi, A. (2005). Hematologi Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Potter, P.A dan Perry, A.G . 2005. Fundamental Keperawatan I. Jakarta : EGC
Black, J.M., dan Hawks, J.H.2005.Medical Surgical Nursing. New York. Elsevier
Carpeito, L.J., dan Moyet, R.N 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10.