Anda di halaman 1dari 12

Pengendalian penyakit menular

Sepanjang sejarah, epidemi ikut bertanggung jawab terhadap angka kejadian


mortalitas baik sebagian atau seluruh kelompok masyarakat. Meski mengalami kemajuan luar
biasa dalam kesehatan masyarakat dan perawatan kesehatan, pengendalian penyakit menular
terus menjadi perhatian utama bagi para penyedia layanan kesehatan. Munculnya patogen
baru, munculnya kembali patogen lama (re-emerging diseases), serta adanya patogen yang
resisten terhadap obat menciptakan tantangan luar biasa hampir di seluruh dunia.

Meskipun kampanye pemberantasan global terus dilakukan seperti untuk penyakit


malaria dan penyakit bawaan vektor lainnya termasuk penyakit infeksi gastrointestinal yang
mengancam jiwa masih menjadi penyebab yang signifikan terjadinya morbiditas dan
mortalitas di negara berkembang. Meskipun angka kejadian TBC (TB) telah menurun, pada
tahun 2012 diperkirakan ada 8,6 juta kasus baru TB di seluruh dunia, dan 1,3 juta orang
meninggal dunia karena penyakit ini (Organisasi kesehatan dunia, WHO), 2013). Penyakit
campak, ditambah dengan kekurangan vitamin A, merupakan penyebab utama kebutaan di
banyak negara berkembang di Belahan timur.

Masyarakat dunia lebih terbebani dengan jenis penyakit menular, human


immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) yang harus
meningkat angka kejadian dan penyebarannya nyaris tanpa gangguan di seluruh dunia, yang
dibuktikan dengan perkiraan bahwa 3-4 juta orang dewasa dan anak-anak hidup dengan
HIV/AIDS secara global di akhir tahun 2011. Meskipun infeksi HIV baru telah menurun
perlahan sejak tahun 2011, namun ada sekitar 2,5 juta infeksi baru di seluruh dunia setiap
tahun (UNAIDS, 2012).

Meskipun telah terjadi perbaikan status kesehatan masyarakat, namun penyakit infeksi
dan penyakit menular masih terus berlanjut mengancam sebagai beban ganda (Double
burden). Penemuan ilmiah tentang penyebab infeksi saluran pencernaan, penyakit arteri
koroner, dan kanker serviks misalnya, menunjukkan bahwa agen penyebab infeksi tersebut,
mungkin bertanggung jawab atas masih tingginya angka morbiditas dan mortabilitas daripada
yang telah diketahui sebelumnya. Kekhawatiran baru mencakup adanya proliferasi cepat
organisme yang resisten terhadap obat (Kotak, 14,1) dan ancaman bahwa patogen mematikan
dapat digerakkan oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab (kotak, 14-2). Ancaman
lainnya adalah munculnya penyakit menular penyakit yang mengancam kehidupan manusia
yang semakin meningkat dalam dua dekade terakhir.

kotak 14-1 : obat yang resisten terhadap patogen/penyakit


Bakteri :

 Acinetobaterspp : Nosocomial bacteremia, septicemia

 Bacillus anthracis : Arthrax

 Bordetella pertussis : Pertussis

 Campylobacter (fluoroquinolone-resistant) : Enterisis

 Enterococcus spp. (multidrug-resistant, termasuk vancomycin resistant [VRE])

 Enterobacter spp.

 Group B streptococcus

 Klebsiella spp. Klebsiella pneumoniae

 Mycobacterium tuberculosis (multidrug-resistant[MDR-TBI]) : tuberculosis

 Neisseria meningitides : meningitis

 Pseudomonas aeruginosa

 Salmonella spp : Typhoid fever dan salmonellosis

 Shigella : Shigellosis

 Staphylococcus aureus (methicillin-resistant [MRSA]. Vancomycin-resistant [VRSA])

 Staphylococcus epidermidis (vancomycin-resistant [VRSE], methicillin-resistant


[MRSE])
 Streptococcus pneumoniae (multidrug-resistant) pneumonia, meningitis dan otitis
media

 Treponema pallidum (azithromycin-resistant) : Syphilis

 Other gram-negative bacteria developing drug resistance : Citrobacter freundii,


Escherichia coli, Morganella morganii, Providencia spp, dan serrata spp.

Virus :

 Human immunodeficiency virus (HIV) : infeksi HIV dan acquired immunodeficiency


syndrome (AIDS)

 Influenza : beberapa bentuk resistan terhadap satu atau lebih dari empat obat antiviral
yang disetujui oleh U.S food and Drug Administration (amantadine, rimantadine,
zanaminvir, and oseltamivir)

Jamur :

 candida : candidiasis

Parasit :

 pediculus humanus capitis : Head lice

 plasmodium falciparum and plasmodium vivax : malaria

Kotak 14-2 : daftar risiko agen bio terorisme dan penyakit berdasarkan kategori
prioritas
Kategori A :

Prioritas utama : mudah ditularkan dengan mortalitas tinggi dan gangguan sosial :

 Anthrax (bacillus anthracis)

 Botulism (botulinum toxin)


 Plague (yasinia pestis)

 Smallpox (variola virus)

 Tularemia (francisella tularensis)

 Viral hemorrhagic fevers ( ebola, lassa, and marburg viruses)

Kategori B :

Cuku mudah disebarluaskan : morbiditas tinggi dengan kadar kematian rendah :

 Brucellosis (brucella spp)

 Epsilon toxin of clostridium perfringens

 Food safety threats :

1. Salmonellosis (salmonella spp)

2. Escherichia coli 0157:H7

3. Shigellosis (shigella spp.)

 Glanders (burkholderia mallei)

 Melioidosis burkholderia mallei

 Psittacosis (chlamydia psittaci)

 Q fever (coxiella burnetii)

 Ricin toxin

 Staphylococcal enterotoxin B

 Typhus fever (rickettsia prowazekii)

 Viral encephalitis (alphaviruses)


 Water safety threats :

1. Cholera (vibrio cholerae)

2. Cryptosporidium parvum

Kategori C :

Muncul patogen yang bisa direkayasa untuk massa diseminasi karena ketersediaan dan
kemudahan produksi dan diseminasi

Bab ini ditulis untuk memberi perawat pengetahui yang diperlukan untuk membantu
mengendalikan penyakit menular. Istilah penyakit menular dan penyakit infeksi itu sinonim
dan akan digunakan secara bergantian (Heymann, 2008)

Prinsip-prinsip infeksi dan penyakit infeksi

Perawat di semua tempat atau area dalam bekerja harus sadar akan resiko ancaman yang
terkait dengan penyakit menular dan harus lebih siap untuk melakukan intervensi. Untuk
membantu mempersiapkan perawat lebih siap dan bertanggung jawab prinsip-prinsip biologis
dan epidemiologi yang melekat pada penyakit infeksi dan kejadian penyakit menular
dijabarkan dalam bagian ini

Wawasana Etika

Tanggung jawab perawat terhadap penyakit menular

Proliferasi yang cepat dan organisme yang resistan terhadap obat,


bioterorisme, dan penyakit menular yang ada, merupakan
keprihatinan yang memiliki dampak besar terhadap praktik
keperawatan. Setiap perawat harus mengetahui tentang cara
mengenali, cara melaporkan, cara mencegah, dan mengendalikan
penyakit menular. Pengendalian penyakit menular tidak bisa lagi
hanya sebagai tanggung jawab bagian kesehatan masyarakat atau
perawat pengendalian infeksi di rumah sakit, namun itu semua
adalah tanggung jawab setiap perawat.

Multicausation

Selama bertahun-tahun sejarah kedokteran dan keperawatan, mengundang teori


sebab-akibat penyakit yang bergantung pada penetapan satu penyebab setiap penyakit.
Namun saat ini, dipahami bahwa etiologi penyakit itu kompleks dan multicausal (beberapa
faktor pengaruh).

Penyakit menular adalah hasil interaksi antara host manusia, agen infeksius, dan
lingkungan yang mengelilingi host manusia di mana transmisi dapat terjadi. Interaksi ini
digambarkan dalam segitiga epidemiologi yaitu agen, host, dan lingkungan yang dijelaskan
pada bagian selanjutnya di bawah ini.

Prinsip adanya beberapa faktor yang mempengaruhi sebagai penyebab penyakit


menekankan bahwa agen infeksius saja tidak cukup untuk menyebabkan penyakit; agen
penyakit harus ditransmisikan dalam lingkungan yang kondusif ke host yang rentan, sehingga
menyebabkan manusia menjadi sakit.

Epidemiologic triangle model

Model epidemiologi menurut clark(2003) (Gambar 14-1), digunakan untuk


memahami hubungan antara host, agen dan environment. Model ini menjelaskan hubungan
antara tiga elemen yang saling berhubungan, yaitu manusia atau individu-individu dalam
keluarga atau masyarakat sebagai host, agen dan lingkungan yang harus selalu berada dalam
keadaan seimbang seperti pada gambar berikut ini.

Ketidakseimbangan salah satu elemen di atas dapat mengakibatkan timbulnya


masalah kesehatan

induk semang
perantara Lingkungan

bagi keluarga atau masyarakat sebagai host. Variabel spesifik terkait dengan host pada model
ini adalah pemahaman keluarga atau masyarakat terhadap pentingnya pencegahan yang harus
dilakukan secara rutin. Selain itu adalah kemampuan keluarga dan masyarakat melakukan
deteksi dini terhadap masalah kesehatan serta kesiapsiagaan masyarakat dalam mengenali
tingkat risiko masalah kesehatan termasuk upaya yang dilakukan.

Berbagai program kesehatan yang ada di masyarakat berfokus pada peningkatan


kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Individu, keluarga dan masyarakat sebagai
elemen pertama yang mudah terpengaruhi oleh agen melalui lingkungan yang tidak sehat.
Sehingga perawat komunitas harus berasumsi bahwa semua individu, keluarga dan
masyarakat dalam lingkungan yang tidak sehat berisiko terpapar masalah kesehatan. Agen
sebagai elemen kedua yang dapat berupa kuman, virus atau bahan kimia lainnya baik melalui
vektor atau perantara yang tergantung dari karakteristik agen, sifat dan siklus yang dianutnya.
Ketiadaan dari agen atau pada batas minimal dari agen akan menentukan status kesehatan
masyarakat.

Elemen ketiga adalah lingkungan baik dalam rumah atau diluar rumah, termasuk
bangunan atau tempat umum. Kondisi lingkungan yang kurang sehat menjadi tempat
perkembanganbiakan agen yang akan menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Genangan
air baik di dalam rumah atau di luar rumah khususnya yang berpotensi menjadi perindukkan
nyamuk adalah contoh nyata kondisi lingkungan yang berisiko menyebabkan ancaman
penyakit demam berdarah.

Prinsip dasar dari aplikasi model epidemiologi adalah intervensi pencegahan dan
eradikasi terhadap agen dengan meningkatan kemampuan host atau manusianya untuk selalu
mempertahankan faktor lingkungan yang sehat. Intervensi yang dilakukan merupakan hasil
interaksi dari tiga elemen diatas. Pemahaman terhadap interaksi ketiga elemen tersebut
penting dipahami oleh perawat komunitas untuk mengembangkan strategi intervensi
komunitas.

Interaksi antara host, agen dan environment dalam kondisi ketidakseimbangan seperti
terjadinya peningkatan kemampuan agen akibat dari kondisi lingkungan yang tidak bersih
dan sehat berakibat pada menurunnya daya tahan host sehingga menyebabkan timbulnya
masalah kesehatan. Pendekatab epidemiologi dalam konteks keperawatan komunitas
diharapkan mampu menjawab proses melalui identifikasi populasi, distribusi, frekuensi dan
kecenderungan masalah kesehatan yang akan terjadi sehingga besaran masalah kesehatan
dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Host sebagai manusia atau individu-individu memegang peranan penting dalam


memodifikasi agen penyebab dan lingkungannya, melalui berbagai intervensi spesifik seperti
menjaga kebersihan lingkungan, termasuk menanamkan nilai kepedulian lingkungan sehat
dalam keluarga. (Tabel 14-1)

Spektrum infeksi

Tidak semua kontak dengan agen infeksius menyebabkan infeksi, dan tidak semua
infeksi menyebabkan penyakit yang menular. Namun demikian proses dimulai dengan cara
yang sama. Agen infeksius dapat mencemari kulit atau selaput lendir host namun tidak
menyerang tuan rumah. Atau bisa menyerang, berkembang biak dan menghasilkan infeksi
subklinis (tidak terlihat atau tidak bergejala) tanpa menimbulkan penyakit simtomatik. Atau
tua rumah mungkin merespons dengan penyakit menular simtomatik. Infeksi adalah
masuknya dan perkalian zat menular di host. Penyakit infeksi dan penyakit menular mengacu
pada respons patofisiologis host terhadap agen infeksi yang bermanifestasi sebagai kasus.
Begitu agen infeksi berkembang biak di host, mereka dapat ditularkan dari host terlepas dari
adanya gejala penyakit. Beberapa orang menjadi pembawa (carriers) dan terus menjadi agen
infeksi tanpa gejala penyakit. Beberapa 0rang menjadi pembawa (carriers) dan terus menjadi
agen infeksi tanpa gejala penyakit.

Tabel 14-1 : Klasifikasi agen, host dan lingkungan sebagai faktor determinan
terjadinya penyakit di kelompok masyarakat
Faktor Contoh

Agen penyakit-faktor penyebab

Menyebabkan infeksi :

 Metazoa  Hookworm,schistosomiasis,
onchocerciasis

 Bakteria  Amuba, malaria

 Jamur  Demam rheumatic, lobar


pneumonia, thphoid, tuberculosis,
syphilis histoplasmosis, athlete’s
foot

 Measles, campak, chiken pox,


smallpox, poliomyelitis, rabies,
 Virus
yelow fever, human
immunodeficiency virus HIV

Faktor induk semang (manusia) (i.e., faktor


internal) – kemungkinan dan respons terhadap
- Cystic fibrosis, huntington’s disease
terpapar oleh penyebab infeksi
- Alzheimer’s disease
A. Keturunan
- Rheumatoid arthritis
B. Usia
- Tay-sachs disease, sickle cell
C. Jenis kelamin
disease

D. Suku
- Kelemahan fisik, kehamilan,
pubertas, stress, status nutrisi,

E. Status fisik - hipersensivitas, proteksi \

F. Riwayat kekebalan diri (imunisasi) ; Infeksi sebelumnya, imunisasi

Aktif Maternal antibodies, gamma


globulin prophylaxis
Pasif
- Diabetes, Disfungsi liver, hipertensi
- Personal hygiene, food handling,
diet, interpersonal contact,
G. Riwayat penyakit sebelumnya atau
occupation, recreation, akses
yang sedang dialami
terhadap sarana kesehatan, perokok

H. Perilaku

Faktor lingkungan (i.e., faktor eksternal) –


pengaruh keberadaan dari faktor penyebab
infeksi atau kerentanan terhadap faktor
penyebab
- Geology, climate
A. Lingkungan fisik

B. Lingkungan biologis
- Kepadatan penduduk
Populasi manusia

Tumbuhan
- Sumber utama jenis tumbuhan yang
dikonsumsi, influence on
vertebrates and arthporods, as a
source of agents

- Food sources, vertebrate hosts,


arthropod vectors
hewan

Tahapan infeksi
Seorang agen menular yang telah menyerang host dan menemukan kondisi yang
nyaman untuk bereplikasi sampai dapat ditularkan dari host. Periode replikasi sebelum
ditularkan disebut latent period atau latency.

Masa penularan atau menular, mengikuti periode laten dan dimulai dengan penularn
agen. Masa inkubasi adalah waktu dari invasi ke saat gejala penyakit pertama kali muncul.
Seringkali periode menular dimulai sebelum gjala muncul. Memahami perbedaan di antara
istilah tersebut penting dalam mengendalikan transmisi.

Sprektrum kejadian penyakit

Prinsip-prinsip yang tercakup dalam hal ini berlaku untuk individu dan diri mereka
terhadap penyakit infeksi dan penyakit menular. Pengendalian penyakit menular pada suatu
populasi memerlukan identifikasi dan pemantauan terjadinya kasus baru (kejadian) pada
suatu populasi. Beberapa penyakit menular bersifat endemik dan terjadi pada tingkat yang
konsisten serta terbatas di wilayah geografis. Seperti halnya dengan beberapa penyakit
menular seksual dan TB paru.

Wabah(outbreak) adalah kejadian tak terduga terbatas dari penyakit menular di


wilayah geografis yang terbatas selama periode terbatas. Wabah pertusis dan salmonellosis
misalnya, tidak jarang terjadi.

Epidemi merupakan peningkatan tak terduga terjadinya penyakit menular di wilayah


geografis selam periode yang panjang. Epidemi didefinisikan relatif terhadap agen infeksius
dan riwayat penyakit di daerah tersebut. Satu kasus cacar di mana saja akan merupakan
epidemi, sedangkan 1000 kasus baru gonore tidak akan dianggap sebagai epidemi di daerah
di mana gonore umum terjadi.

Pandemi adalah kejadian mapan penyakit atau epidemi yang mencakup are geografis
yang luas atau terbukti di seluruh dunia. Pada bulan juli 2009 misalnya, WHO menetapkan
terjadinya influenza H1N1 sebagai pandemi.
Adalah penyakit yang dialami induk semang (manusia)

Periode laten (relatif tidak merasakan Periode di mana host (manusia) masih dapat
tanda/gejala) berinteraksi atau relatif masih mempunyai
kemampuan untuk menolong dirinya sendiri

Proses terjadinya reaksi dari faktor penyebab


Kerun waktu pertama kali agen (kuman)
infeksi terhadap host (manusia)
penyakit masuk ke induk semang (manusia)
hingga timbulnya tanda/gejala

Gejala dari penyakit yang dialami

Proses infeksi yang terjadi pada manusia Infeksi yang bersifat permanen atau menetap
(host) namun relatif tidak memperlihatkan
tanda/gejala

Waktu

Anda mungkin juga menyukai