Peror Sap 7
Peror Sap 7
SAP 7
KELOMPOK 3
1
dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau
operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin
dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku.
Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan
penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari
pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan.
Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari
mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang
melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi.
Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang
ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan
informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil
keputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan
bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat
roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi
dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakekat keputusan
2. Untuk mengetahui definisi pengambilan keputusan dan urgensinya
3. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan dan elemen-elemen dasarnya
4. Untuk mengetahui tipologi pengambilan keputusan
5. Untuk menambah wawasan mengenai jenis keputusan terkait dengan masalah yang
dihadapi
6. Untuk menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan
7. Untuk mengetahui pengambilan keputusan kelompok
8. Untuk mengenal lebih dalam implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
pengetahuan dan pemahaman konsep, proses, metode yang diperlukan untuk
mengenali, menganalisis dan memecahkan masalah di bidang tertentu.
b. Keterampilan/ kepakaran insane (human skill), yakni kesanggupan untuk bekerja
dengan orang lain secara efektif sebagai anggota sebuah kelompok dan dapat
membangun sebuah kerja sama yag baik dalam kelompok yang dipimpinnya termasuk
didalamnya kemampuan berkomunikasi, memahami tingkah laku orang lain serta
melakukan pendekatan-pendekatan.
c. Keterampilan/ kepakaran konseptual (conceptual skill), yakni kesanggupan untuk
melihat usaha-usaha sebagai suatu totalitas. Kesanggupan analisis.
d. Keterampilan/ manajerial (manajerial skill), yakni kecakapan dalam menjalankan
fungsi-fungsi manajemen, yang melipui pengetahuan dan pemahaman tentang konsep
dan fungsi yang ada dalam manjemen.
5
3. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2004)
a. Mengidentifikasi masalah, dimana masalah itu adalah kesenjangan antara
keadaan nyata dengan keadaan yang dikehendaki
b. Mengidentifikasi kriteria keputusan, yakni mennetukan faktor-faktor apa yang
relevan dalam mengambil keputusan
c. Member bobot ke kriteria
d. Menyusun alternatif, yakni membuat daftar sejumlah alternative yang dapat
menyelesaikan masalah tersebut.
e. Menganalisis alternative, yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan masing-
masing alternative
f. Memilih sebuah alternative, yakni memilih alternative terbaik dari alternative
yang dipertimbangkan
g. Mengimplementasikan alternative terpilih. Impelementasi mencakup
penyampaian keputusan kepada orang-orang yang terpengaruh dan
mendapatkan komitmen mereka atas keputusan itu.
h. Mengevaluasi efektivitas keputusan, yakni menilai hasil kepuusan itu melihat
apakah masalahnya terpecahkkan atau mencapai hasil seperti yang dikehendak.
1. Berdasarkan atas analisis psikologis personalitasnya Erich From, maka Ernest Dale
(1976) yang dikutif oleh Djatmiko (2002) dikelompokkan 5 tipe pengambilan
keputusan yaitu:
a. Tipe resensif atau desensif, dimana memandang semua kebaikan berada diluar
dirinya, sehingga cenderung melakukan pengambilan keputusan bedasarkan
ide penasehatnya serta membebankan tanggung jawab kepada pihak luar
dengan delegasi otoritas secar liberal
b. Tipe eksploitatif atau agresif, dimana memandang semua kebaikan berada
diluar dirinya yang harus dikuasi dengan kekuatan atau kecerdikan. Cirri tipe
ini adalah memanipulasi individu untuk kepentingan pribadi dengan
pengawasan yang ketat dan struktur organisasi yang kaku.
c. Tipe hoarding, yaitu memiliki kepercayaab yang sangat minim kepada pihak
eksternal, menyusun struktur organisasi sebagai alat untuk membentengi
6
kedudukannya. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan
sendiri.
d. Tipe marketing, yaitu memandang memandang dirinya sebagai komoditi dan
memnadang nilai dirinya sejalan dengan imbalan. Bagi tippe ini struktur
organisasi dan keputusan harus memberikan imbalan yang memadai bagi
pengambil keputusan.
e. Tipe produktif, yaitu memiliki kemampuan untuk memakai dan mewujudkan
potensi yang dimilikinya.dalam pengambilan keputusan, cenderung membantu
pihak lain dalam mengembangkan dirinya mencapai kemmapuan maksimal
dengan mengintegrasikan suksesnya dengan sasaran organisasi.
2. Berdasarkan kriteria sumber keputusan, Chug dan Meginson (1981) yang mengutip
pendapat Barnard (1938) dalam Djatmiko (2002) pengambilan keutusan aada 3 tipe,
yakni:
a. Intermediary decisions adalah pengambilan keputusan yang dilaksanakan atas
desakan atasan dalam hirarki administrasi.
b. Applate decisions adalah pengambilan keputusan atas desakan bawaha.
c. Creative decisions adalah pengambilan keputusan atas inisiatif sendiri.
3. Berdasarkan atas kriteria struktur dan hubungan interpersonal (Lipham, 1974) dalam
Djatmiko (2002), maka ada3 jenis yaitu:
a. Pengambilan keputusan rutin atau terprogram adalah pengambilan keputusan
yang pelaksanaannya bersifat hirarkis, terstruktur dan diprogramkan dengan
seksama serta dilaksankan berulang baik karena dorongan atasan maupun
bawahan.
b. Pengambilan keputusan heuristik yaitu pengambilan keputusan yang lebih
memberikan keleluasaan dalam mengembangkan gagasan-gagasan secara
terbuka.
c. Pengambilan keputusan kompromis/negosiasi adalah pengambilan keputusan
yang dapat dipakai untuk mengatasi konflik karena perbedaan seperti nilai
budaya, peran yang diharapkan, minat pribadi individu-individu, antara
kelompok kepentingan. Disini pimpinan berperan sebagai mediator.
4. Berdasarkan dimensi kompleksitas variabel dan ketidakpastian hasil, Chung dan
Meginson (1981) yang dikutip oleh Djatmiko (2002)membagi pengambilan keputusan
menjadi 4 yakni:
7
a. Pengambilan keputusan berprogram dimana sifatnya berulang, rutin, dengan
jumlah variabel terbatas dan hasil setiap alternative dapat diketahui.
b. Pengambilan keputusan analitis, dimana variabelnya kompleks, dengan
melinatkan analisis statistic.
c. Pengambilan keputusan judgementel disini terlibat variabel dalam jumlah kecil
tetapi setiap jumlah setiap variabel tidak diketahui dengan pasti.
d. Pengambilan keputusan adaptif adalah pengambilan keputusan dengan
melibatkan sejumlah besar variabel dan hasil setiap variabel tidak dapat
diprediksi.
5. Berdasarkan gaya dalam pengambilan keputusan, Hersey dan Blanchard (1992) yang
dikutif oleh Djatmiko (2002) membedakan pengambilan keputusan ke dalam 4 gaya
yaitu:
a. Pengambilan keputusan otoritatif, ini dipakai dalam situasi dimana didalamnya
terdapat manajer yang mempunyai pengalaman dan imformasi serta iktikad
yang kuat yang dihadapkan dengan anak buah yang kurang memiliki
kemampuan, iktikad atau kepercayaan diri untuk membantu pimpinan
melakukan pengambilan keputusan secara mandiri.
b. Pengambilan keputusan konsulatif, adalah pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh majaer yang dihadapkan dengan bawahan yang mempunyai
pengalaman dan pengetahuan serta iktikad untuk membantu pimpinan
mempertimbangkan masukan mereka.
c. Pengambilan keputusan fasilitatif yakni pengambilan keputusan yang
dilakukan secara bersama antara pimpinan dan bawahan.
d. Pengambilan keputusan delegatif adalah pengambilan keputusan yang
didalamnya terdapat bawahan yang memiliki kesiapan yang tinggi baik
pengalaman informasi, maupun iktikad untuk membuat keputusan atau
rekomendasi yang baik.
6. Berdasarkan cara/ pendekatandalam mengambil keputusan Robbins dan Coulter
(2004) membagi pengambila keputusan menjadi:
a. Pengambilan keputusan rasional, yaitu pengambilan keputusan dimana
masalah yang dihadapi jelas, tidak adakonflik sasaran, mengetahui segala
pilihan yang jelas, menjaga pilihan supaya tetap konstan tidak ada kendala
waktu dan biaya, dan memilih pilihan terakhir yang memaksimalkan hasil.
8
b. Pengambilan keputusan rasional terbatas, yakni pengambilan keputusan yang
disederhankan karena keterbatasan kemampuan dalam memproses imformasi,
keterbatasan dalam menganalisis imformasi sehingga keputusan yang diambil
sekesar memenuhi syarat buka yang maksimal.
c. Pengambilan keputusan intuisi, adalah proses pengambilan keputusan
berdasarkan intuisi atau perasaan dibawah sadar atau “perasaan hati yang
paling dalam’ bisa karena didasari ole pengalaman, niali etika/budaya, mental
bawah sadar, perasaan/emosi, kognisi/pikiran (karena keahlian, pengetahuan
dan pelatihan).
9
strategik. Jadi keputusan ini muncul dikarenakan adanya masalah baru yang belum
pernah terjadi atau belum terdapat pengalaman terhadap masalah tersebut.
2) Menurut Onong Uchjana Effendy (1996) ada tiga kekuatan yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut.
a. Dinamika individu. Organisasi adalah wadah individu-individu yang masing-
masing membawa sikap, perangai, dan watak sendiri.
b. Dinamika kelompok. Organisasi adalah kelompok social, karena mereka terdiri
dari sejulah individu yang saling berinteraksi secara intesif dan teratur,
sehingga diantara mereka terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-
norma tertentu.
c. Pengaruh norma ini besar sekali terhadap cara berfikir, dan bertingkah laku
termasuk dalam proses pengambilan keputusan.
d. Dinamika lingkungan. Yang dimaksud lingkungan disini adalah, kondisi dan
factor-faktor yang berkaitan dengan suatu keputusan.
10
b. Keragaman pandangan lebih banyak. Kelompok membawa heterogenitas
mereka ke dalam proses keputusan. Hal ini membuka peluang bagi lebih
banyak pendekatan dan alternatif yang akan menjadi pertimbangan.
c. Penerimaan keputusan lebih besar. Banyak solusi yang ternyata gagal setelah
keputusan diambil karena orang-orang tidak dapat menerima hasil keputusan
tersebut.
d. Bila orang yang akan dikenai oleh keputusan itu dan orang yang akan
melaksanaknanya dapat ambil bagian dalam proses pembuatannya, maka
mereka cenderung untuk menerimanya.
2) Legitimasi keputusan lebih kuat. Masyarakat kini menghargai metode-metode yang
demokratis.
3) Kekurangan keputusan kelompok
a. Memakan waktu. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengambil
kesepakatan terhadap sebuah solusi daripada yang dilakukan oleh individu.
b. Tekanan untuk sependapat. Keinginan anggota kelompok untuk diterima dan
dipertimbangkan sebagai aset bagi kelompok akan mengakibatkan adanya
penekanan pada pihak yang berbeda pendapat.
c. Dominasi oleh minoritas. Diskusi kelompok boleh jadi didominasi satu atau
beberapa anggota.
d. Tanggung jawab yang kabur. Pada suatu keputusan individu, sudah jelas siapa
yang bertanggungjawab, sedangkan pada keputusan kelompok tanggung jawab
dari setiap kelompok diabaikan.
4) Teknik-teknik keputusan kelompok
a. Brainstorming
Teknik ini berusaha untuk menggali dan mendapatkan gagasan-gagasan dari
anggota kelompok.
b. Nominal Group Technique (NGT)
Berbeda dengan brainstorming, teknik ini berkenaan dengan penggalian dan
evaluasi terhadap gagasan secara sekaligus.
c. Delphi Technique
Dalam prosesnya adalah semata-mata tergantung pada kelompok nominal (para
pakar) sebagai partisipan yang semuanya tidak melakukan interaksi tatap
muka.
11
2.8 Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah intisari dari manajemen organisasi, dan oleh karenanya
dapat berpengaruh terhadap masa depan organisasi. Setiap anggota organisasi lebih-lebih
yang berada dalam level manajemen wajib hukumnya untuk terampil dalam mengambil
keputusan baik ketika merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan. proses dalam mengambil keputusan tersebut akan banyak berkaitan
dengan jenis masalah apakah terstruktur atau tidak terstruktur, kondisi, pendekatan serta
gaya dalam mengambil keputusan.
Robbins (2001) memberi tip bagi manajer untuk memperbaiki kualitas pengambilan
keputusannya yaitu: pertama, analisis situasi; kedua, sadarlah akan adanya bias; ketiga,
kombinasikan analisis rasional dengan intuisi; keempat, jangan mengasumsikan bahwa
gaya pengambilan selalu pas untuk setiap pekerjaan atau masalah, dan akhirnya selalulah
bersikap kreatif.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Keputusan muncul saat seseorang menetapkan pilihan atas beberapa alternative yang
tersedia dihadapannya, tetapi kosekuensinya sangat menentukan dimasa selanjutnya. Jadi
keputusan itu adalah tindakan penentuan suatu pendapat/pilihan diantara sekian banyak
alternative. Sehingga membuat keputusan itu adalah mengambil atau memilih alternatif.
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai definisi pengambilan
keputusan dan urgensinya. Beberapa ahli menyatakan pendapat mereka mengenai
pengambilan keputusan dan elemen dasarnya.
Ada beberapa tipe yang mewarnai pengambilan keputusan yaitu berdasarkan atas
analisis psikologis personalitasnya, berdasarkan kriteria sumber keputusan, berdasarkan
atas kriteria struktur dan hubungan interpersonal, berdasarkan dimensi kompleksitas
variabel dan ketidakpastian hasil, berdasarkan gaya dalam pengambilan keputusan, dan
berdasarkan cara/ pendekatandalam mengambil keputusan. Jenis keputusan ada dua
diantaranya keputusan yang diprogramkan (program decision) dan keputusan yang tidak
diprogramkan (non-programmed decision).
Pengambilan keputusan adalah intisari dari manajemen organisasi, dan oleh karenanya
dapat berpengaruh terhadap masa depan organisasi. Setiap anggota organisasi lebih-lebih
yang berada dalam level manajemen wajib hukumnya untuk terampil dalam mengambil
keputusan baik ketika merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan. proses dalam mengambil keputusan tersebut akan banyak berkaitan
dengan jenis masalah apakah terstruktur atau tidak terstruktur, kondisi, pendekatan serta
gaya dalam mengambil keputusan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14