Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

SUB SEKTOR SEMEN

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi mendorong pertumbuhan


pembangunan di Indonesia, termasuk pembangunan di Indonesia, termasuk
pemebangunan di sector property dan infrastruktur. Pembangunan sektor property
juga infrastruktur fisik berupa bangunan, jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dan
lain-lain membutuhkan semen semakin meningkat oleh karena itu industri semen
Indonesia harus semakin bertumbuh dan berkembang untuk memenuhi permintaan
yang semakin tinggi.

Dari data penjualan semen di Indonesia tahun 2015-2016 mengalami


peningkatan setiap tahunnya. Dari data penjualan perusahaan sub sektor semen tahun
2015 sampai dengan tahun 2016 mengalami fluktuatif sedangkan pada laba rugi
perusahaan sub sektor semen yang memiliki penjualan dan laba rugi tertinggi dari
tahun 2015 hingga tahun 2016 ialah perusahaan Semen Indonesia (persero) Tbk dan
perusahaan yang memiliki penjualan terendah ialah perusahaan Semen Baturaja
(persero) Tbk. Sedangkan perusahaan yang memiliki laba rugi terendah ialah
perusahaan Wijaya Karya Beton Tbk.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas
perusahaan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi
dari aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah
dicapai, dan beban-beban tetap yang harus dibayar. Menurut Sutrusno (2007,9),

1
laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua
laporan utama yakni neraca dan laporan rugi-laba.

SEJARAH PERUSAHAAN

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (IDX: INTP) adalah salah satu


produsensemen di Indonesia. Indocement merupakan produsen terbesar kedua di
Indonesia. Selain memproduksi semen, Indocement juga memproduksi beton siap-
pakai, serta mengelola tambang agregat dan tras.

Indocement berdiri sejak 16 Januari 1985. Perusahaan ini merupakan hasil


penggabungan enam perusahaan semen yang memiliki delapan pabrik Pabrik pertama
Indocement sudah beroperasi sejak 4 Agustus 1975. Tanggal 31 Desember 2014,
Indocement memiliki kapasitas produksi sebesar 20,4 juta ton semen per tahun.
Selain itu, Indocement juga memiliki kapasitas produksi beton siap-pakai sebesar 4,4
Juta meter kubik per tahun dengan 41 batching plant dan 706 truk mixer, serta
memproduksi agregat sebesar 2,7 juta ton.

Indocement memiliki 12 buah pabrik, sembilan diantaranya berada


di Citeureup,Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dua berada di Cirebon, Jawa Barat, dan
satu di Tarjun,Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Produk utama Indocement adalah semen tipe Ordinary Portland


Cement disingkat OPC dan Pozzolan Portland Cementdisingkat PPC yang kemudian
digantikan oleh Portland Composite Cement disingkat PCC sejak 2005. Indocement
juga memproduksi semen jenis lain misalnya Portland Cement Type II dan Type
V serta Oil Well Cement. Indocement juga merupakan satu-satunya produsen semen
jenis Semen Putih (White Cement) di Indonesia.

Indocement adalah anak perusahaan Heidelberg Cement, terlibat dan berperan


penting dalam pembangunan pabrik semen yang kontroversial di pulau Jawa,
Indonesia. Tujuan eksploitasi Pegunungan Kendeng ini mendapat perlawanan dari

2
masyarakat yang tinggal di sana. Selain berdampak pada kehancuran sistem ekologi
yang kompleks, pembangunan pabrik semen dan penambangan karst di Pegunungan
Kendeng berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sekitar - sebagian dari
mereka adalah petani dan masyarakat adat.

Konflik memuncak pada tahun 2014, setelah itu lebih dari 20 perempuan lokal,
sebagian besar dari mereka adalah ibu-ibu, tinggal di tenda protes yang mereka
dirikan di lokasi pembangunan pabrik semen. Petugas keamanan dari pabrik semen
memberikan batasan waktu berkunjung 10 menit untuk kerabat. Banyak aktivis yang
bersolidaritas dan pendukung "Perempuan Kendeng" tidak bisa melakukan kontak
dengan mereka lagi. Oleh karena itu, Perusahaan Semen menghadapi tuduhan
pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Pada tanggal 10 April 2016, hari ke - 666 pendudukan di lokasi pembangunan


pabrik semen, 9 Perempuan dari Kendeng melakukan protes di depan Istana
Presiden di Jakarta, mereka secara simbolis menyemen kaki mereka. Selain protes
terhadap pembangunan pabrik dan konsekuensi ekologis sebagai salah satu
"kesalahpahaman `pembangunan` dengan mengorbankan masyarakat adat dan
petani", Perempuan Kendeng juga memberikan statemen politik kepada
HeidelbergCement bahwa "sebuah perusahaan Jerman tidak harus berinvestasi dalam
perusakan lingkungan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia, di negara manapun di
dunia." Selain terminal, Indocement juga menggunakan moda transportasi darat dan
laut dalam mendistribusikan semennya. Moda transportasi laut terutama digunakan
untuk mendistribusikan semen dari Pabrik Tarjun, Kalimantan Selatan.

Indocement juga menggunakan moda transportasi darat, yaitu truk dan kereta
api. Indocement memiliki enam relasi perjalanan kereta api untuk pengangkutan
semen. Tiga rangkaian kereta api berangkat dari Stasiun Nambo, Desa Bantarjati,
Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Dua rangkaian berangkat
menuju Stasiun Kalimas, Kota Surabaya, Jawa Timur sedangkan satu rangkaian lain
menuju Stasiun Banyuwangi Baru,Banyuwangi, Jawa Timur. Total kapasitas angkut
dari rangkaian ini adalah 2.400 ton per hari
3
ANALISIS SWOT

Kekuatan

 SDM yang banyak dan berkompeten


 Memiliki kekuatan dari segi keuangan
 Brand image perusahaan yang kuat
 Perusahaan memiliki pengalaman yang kuat di industri persemenan
 Pemimpin pasar pada industri Nasional
Kelemahan
 Perusahaan belum memiliki pengalaman dalam akuisisi perusahaan
 Kurangnya SDMyang berkompeten pada perusahaan yang diakuisisi
 Belum adanya teknologi SAP
 Kendala bahasa yang berbeda
 Posisi perusahaan di pasar regional masih kurang
Peluang
 Pertumbuhan industri semen di Vietnam tinggi
 Konsumsi semen di Vietnam Tinggi
Ancaman
 Ancaman dari kompetitor yang sangat kompetitif
 Ancaman dari perusahaan pendatang baru
 Kondisi perusahaan Thang Long Cement Company yang sedang dalam
kondisi memiliki hutang yang tinggi
 Perbedaan sistem hukum antara Indonesia dan Vietnam
 Market share perusahaan yang diakuisisi anya 2%

PT HOLCIM INDONESIA Tbk

Holcim Indonesia Tbk (dahulu Semen Cibinong Tbk) (SMCB) didirikan 15


Juni 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat
Holcim berlokasi di Talavera Suite, Lantai 15, Talavera Office Park, Jl. TB
Simatupang No. 22 - 26 Jakarta 12430 – Indonesia dan pabrik berlokasi di Narogong,
Jawa Barat, dan Cilacap, Jawa Tengah.

4
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Holcim Indonesia Tbk adalah
Holderfin B.V.The Netherlands (induk usaha), dengan persentase kepemilikan sebesar
80,65%. Induk usaha terakhir Holcim Indonesia adalah Holcim Ltd., Swiss.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMCB terutama
meliputi pengoperasian pabrik semen, beton dan aktivitas lain yang berhubungan
dengan industri semen, serta melakukan investasi pada perusahaan lainnya. Pangsa
pasar utama Holcim dan anak usahanya yang di Indonesia berada di Pulau Jawa.
Pada tanggal 06 Agustus 1977, SMCB memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMCB (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 178.750 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp10.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Agustus 1977.
Sebagai bagian dari Lafarge Holcim Group yang beroperasi di lebih dari 90 negara di
seluruh dunia dengan pengalaman lebih dari 180 tahun, Holcim Indonesia memiliki
komitmen untuk menjadi perusahaan yang terdepan dengan kinerja terbaik dalam
industri bahan bangunan di Indonesia. Holcim Indonesia melangkah untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan di Indonesia dengan kapasitas produksi 15 juta ton semen
per tahun.
Kehadiran Holcim di Indonesia ditandai dengan beroperasinya empat pabrik di
Lhoknga – Aceh, Narogong – Jawa Barat, Cilacap – Jawa Tengah dan Tuban – Jawa
Timur. Kegiatan produksi kami juga ditunjang dengan adanya fasilitas penggilingan
& terminal distribusi yang tersebar hingga ke Kalimantan dan Sumatra, serta sistem
manajemen penjualan yang prima dan inovasi produk yang selalu dapat menjadi
solusi kebutuhan.
PT. Holcim Indonesia, Tbk. adalah perusahaan sebuah perusahaan pembuat semen di
Indonesia yang sebelumnya bernama PT. Semen Cibinong Tbk. bergantinya nama
seiring dengan dikuasainya mayoritas saham perseroan oleh Holcim Ltd., pergantian
nama perusahaan dilakukan pada 1 Januari 2006. Pergantian nama ini juga diikuti
oleh anak perusahaan perseroan PT Semen Cibinong Tbk yang berganti nama
menjadi PT Holcim Indonesia Tbk. mulai tanggal 1 Januari 2005 dan juga PT Trumix
5
Beton menjadi PT Holcim Beton. Tujuan dari perubahan nama itu karena perseroan
berkeinginan untuk memberitahukan bahwa perseroan adalah bagian dari grup
internasional, yaitu Holcim Ltd. Selain nama, Semen Cibinong juga akan mengganti
logo perusahaannya.
PT. Holcim adalah pelopor dan inovator di Indonesia yang bergerak dalam pembuatan
semem dan PT. Holcim adalah satu-satunya penyedia yang terintegrasi sembilan
berbagai jenis semen, beton dan agregat. Produk-produk yang diproduksi oleh PT.
Holcim merupakan produk yang masih berhubungan dengan bahan bangunan, dengan
fokus kepada penciptaan semen berkualitas, berupa semen maupun mortar instan, dan
perangkat pendukungnya yang umumnya berupa modul-modul blok pengisian semen
yang dapat digunakan sebagai pengganti batu bata. PT. Holcim sedang membangun
sebuah waralaba yang unik dalam memberikan solusi lengkap untuk membangun
perumahan atau rumah dengan harga terjangkau. Untuk itu Holcim melatih lebih dari
3.000 tukang batu, lebih dari 43 pewaralaba dan lebih dari 9.000 outlet ritel di seluruh
pulau Jawa.
ANALISIS SWOT
Kekuatan
 Komitmen manajemen PT. Holcim yang ingin menjadikan merek dan
produknya sebagai pilihan utama konsumen, maka dari itu manajemen Holcim
membuat divisi baru, yaitu Marketing & Branding. Kehadiran divisi ini
merupakan bagian dari proses berbenah diri yang dilakukan perusahaan.
 Strategi bisnis PT. Holcim yaitu competitive advantage diferensiasi
(menciptakan inovasi produk maupun jasa yang dibuat berdasarkan hasil
survei berkala kebutuhan pasar).
 PT. Holcim dapat mengubah penjualan menjadi kas dalam waktu singkat. PT.
Holcim mampu mengubah penjualan menjadi kas dalam waktu 61 hari, lebih
cepat dibandingkan dengan Semen Gresik yang 76 hari, dan Indocement 106
hari (Bisnis Indonesia, 26 Maret 2008). Dengan demikian, perputaran uang
Holcim lebih baik daripada saingan usahanya sehingga Holcim lebih fleksibel
dalam menggunakan dananya.

6
 Produk – produk PT. Holcim yang tergolong produk yang belum pernah ada
sebelumnya. Misalnya saja rumah tahan gempa, blok-blok modul rumah tahan
gempa yang efektif dan hemat biaya pembangunan, dan juga program terbaru
yang diluncurkan Holcim, yaitu program Solusi Rumah Holcim.
 Kerjasama PT. Holcim dengan Politeknik Negeri Jakarta untuk pemberdayaan
SDM.
 Holcim menggunakan server group internal digunakan untuk menghubungkan
pabrik-pabrik di dalam negeri, dan bertukar informasi serta mengkoordinir
program lintas pabrik
Kelemahan
 Hutang PT. Holcim yang sangat banyak mengakibatkan PT. Holcim harus
mematok harga tinggi agar dapat segera melunasi hutang tersebut
 Kemampuan jual yang lebih rendah, terutama dalam eksposur penjualan
perseroan ke luar Jawa. Hal itu terjadi karena kapasitas produksi PT. Holcim
merupakan yang terendah dibandingkan Semen Gresik dan Indocement serta
letak pabrik PT. Holcim yang terpusat di pulau Jawa.
 Bagaimanapun, semen merupakan produk yang bersifat bulky atau
mempunyai bobot yang berat, komponen biaya angkut akan tinggi sehingga
meningkatkan biaya yang harus ditanggung PT. Holcim.
Peluang
 PT. Holcim Indonesia Tbk. adalah milik dari PT. Holcim Ltd. yang merupakan
perusahaan semen terbesar di dunia.
 Dengan diciptakannya produk – produk yang inovasi, PT. Holcim memiliki
kemumgkinan dapat bersaing unggul daripada perusahaan semen semen lain
yang ada di Indonesia.
 Tim Geocycle PT. Holcim menyediakan solusi lengkap untuk limbah industri,
kotamadya dan pertanian. PT. Holcim memelopori pembuangan yang aman
ozon depleting CFC gas – fasilitas pertama di Asia Tenggara sehingga dapat
mengurangi lingkungan dari emisi gas karbon.
 Potensi bahan – bahan mentah pembuatan semen di Indonesia cukup banyak.
Ancaman

7
 Jangkauan pasar Semen Gresik yang merupakan pesaing dari PT. Holcim yang
sangat luas karena mempunyai Semen Gresik untuk pasar Jawa, Semen
Padang untuk kawasan Sumatra, dan Semen Tonasa untuk wilayah Sulawesi.

PT WIJAYA KARYA BETON Tbk


PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton Tbk.) didirikan sebagai salah satu
anak perusahaan BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 1997 dengan
visi untuk menjadi perusahaan terkemuka di industri produk beton pracetak. Saat ini
WIKA Beton Tbk merupakan produsen beton pracetak terbesar di seluruh Indonesia
bahkan Asia Tenggara. Keunggulan lain dari WIKA Beton Tbk adalah telah memiliki
10 (sepuluh) pabrik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang pertumbuhan
industri konstruksinya tinggi dan menerapkan pola Precast Engineering-Production
Installation (EPI). WIKA Beton Tbk telah memiliki 3 anak usaha yakni PT Wijaya
Karya Komponen Beton (WIKA KOBE) pada tahun 2012, PT Wijaya Karya
Krakatau Beton pada akhir tahun 2013, dan PT Citra Lautan Teduh pada September
2014 serta 1 perusahaan asosiasi yakni PT Wijaya Karya Pracetak Gedung pada akhir
tahun 2016.

ANALISIS SWOT
Kekuatan
 Memiliki 7 nilai yang menunjang
 Brand image yang kuat pada masyarakat
 Market share yang tinggi
 Pengalaman yang baik dalam bidangnya
 SDM yang berkualitas
 Budaya perusahaan yang baik
Kelemahan
 Risiko terjadinya kerusakan alat berat sangat tinggi
 Bergatung pada penawaran pemenang tander (produksi betonnya)
Peluang
 Hubungan yang baik dengan relasi

8
 Penerapan manajemen pengetahuan disetiap bidangnya
 Dukungan masyarakat terhadap proyek
 Pasar berasal dari berbagai segmen
Ancaman
 Kompetitor yang kompeten dalam bidangnya
 Tawar menawar pembeli
 Langkanya bahan baku
 Pertumbuhan pesaing yang sangat cepat

PT SEMEN INDONESIA

PT Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak


dibidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh
Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada
tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta
lembar saham kepada masyarakat. Sampai dengan tanggal 30 September 1999
komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Pemerintah RI 15,01%, Masyarakat
23,46% dan Cemex 25,53%.Pada Tanggal 27 Juli Juli 2006 terjadi transaksi penjualan
saham CEMEX S.S de. C.V pada Blue valley Holdings PTE Ltd. Sehingga komposisi
kepemilikan saham sampai saat ini berubah menjadi Pemerintah RI 51,01%, Blue
Valley Holdings PTE Ltd 24,90%, dan masyarakat 24,09%.Saat ini kapasitas
terpasang Semen Gresik Group (SGG) sebesar 16,92 juta ton semen per tahun, dan
menguasai sekitar 46% pangsa pasar semen domestik.
Perseroan memproduksi berbagai jenis semen, antara lain : 1. Semen Portland Tipe I.
Dikenal pula sebagai ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen hidrolis
yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan
yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain : bangunan, perumahan,
gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
2. Semen Portland Tipe II. Di kenal sebagai semen yang mempunyai ketahanan
terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut,

9
tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan.
3. Semen Portland Tipe III. Semua jenis ini merupakan semen yang dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang
tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat
mungkin. Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi
dan bandar udara.
4. Semen Portland Tipe V. Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi bangunan-
bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk
instalasi pengolahan limbang pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan,
pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir. 5. Special Blended Cement (SBC). Semen
khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan Surabaya-
Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut.
Dikemas dalam bentuk curah.
6. Portland Pozzolan Cement (PPC). Semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling
terak, gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan
yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan,
jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan
fondasi pelat penuh.

ANALISIS SWOT

Kekuatan

 Lokasi Pabrik Yang Strategis.


 Memiliki SDM yang kompetitif dan berkualitas. Perseroan memiliki
keunggulan dalam Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki
kompetensi di bidang perekayasaan teknis dan jasa konsultasi dalam
persemenan serta industri terkait.
 Memiliki jangkauan distribusi ke seluruh penjuru daerah pemasaran. PT
Semen Indonesia mempunyai keunggulan distribusi yang didukung oleh
lebih dari 20 unit penyangga di sejumlah wilayah strategis di berbagai
10
wilayah di Indonesia, serta memiliki unit penyangga (pabrik) di luar negeri
yaitu di Negara Vietnam.
 Sarana promosi yang menyeluruh ke berbagai media. Kebijakan promosi
yang dilakukan semen gresik guna meningkatkan penjualannya yang antara
lain: TV pada pesawat terbang, papan nama toko, bilboard, radio, point,
koran, majalah, branding event, bando jalan, dan branding mobile
 Memiliki sumber dana dari Pemerintah Republik Indonesia. Sebagai salah
satu BUMN di indonesia, tentunya pemerintah akan membantu pendanaan
bagi kegiatan operasional perusahaannya.
Kelemahan
 Kebijakan harga yang masih bergantung pada brain. Dimana ditentukan dari
pergerakan harga setiap hari.
 Terdapat perbedaan pendapat untuk penentuan harga semen per sak karena
PT. Semen Indonesia (Persero) terbagi atas 3 Pabrik Semen Terbesar di
Indonesia yaitu PT. Semen Gresik, PT. Semen Padang, dan PT. Semen
Tonasa.

Peluang
 Rencana Pembangunan pabrik baru. Pembangunan pabrik baru untuk
mengantisipasi pertumbuhan permintaan semen nasional dan untuk
mempertahankan pangsa pasar karena perseroan telah memaksimalkan
utilasi pabriknya. Rencana pembangunan yang baru saja selesai yaitu
pembangunan Pabrik Semen Tonasa V di Kabupaten Pangkajene.
 Jumlah penduduk yang meningkat. Dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk, maka secara tidak langsung permintaan konsumen terhadap
kebutuhan hidupnya atas suatu produk akan meningkat pula.
 Perkembangan teknologi. Dengan semakin canggihnya teknologi dan dapat
memenuhi kebutuhan manusia secara maksimal sehingga dalam pengolahan
bahan baku membuat kuantitas produksi lebih tinggi dan mutu yang lebih
baik.

11
 Segmen pasar dari berbagai kalangan dan golongan, yaitu rumah tangga
(>70%). Industri resimen, industri pemakai bahan semen , dan kontraktor.
Ancaman
 Pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Indonesia sudah membaik dari tahun
ke tahun dan tentunya dapat berpengaruh pada perusahaan.
 Perkembangan politik yang tidak stabil. Hal ini dapat menyebabkan
berkurangnya investor asing yang Ian menanamkan modalnya dan
hilangnya kepercayaan untuk bekerja sama dengan Indonesia.
 Perkembangan politik yang tidak stabil. Hal ini dapat menyebabakan
berkurangnya investor asing yang akan menanamkan modalnya dan
hilangnya kepercayaan untuk bekerja sama dengan Indonesia.
 Suplai bahan baku batu kapur dari alam yang terbatas. Alam sangat
berpengaruh terhadap pemenuhan bahan baku di dalam kegiatan produksi
perusahaan.
 PT. Semen Indonesia (Persero) memiliki banyak pesaing. Persaingan terjadi
dari segi upaya untuk mencapai produksi seoptimal mungkin, kemampuan
manajerial, penjualan, produksi clinker maupun dari semen itu sendiri
PT SEMEN BATURAJA

Pada saat didirikan pada 14 November 1974, Perusahaan lahir dengan nama
PT Semen Baturaja (Persero) dengan kepemilikan saham sebesar 45% dimiliki oleh
PT Semen Gresik dan PT Semen Padang sebesar 55%. Lima tahun kemudian, pada
tanggal 9 November 1979 Perusahaan berubah status dari Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh
Pemerintah Republik Indonesia, PT Semen Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik
sebesar 5%. Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1991, saham Perseroan
diambil alih secara penuh oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Selanjutnya Perseroan terus mengalami perkembangan sehingga pada tanggal 14
Maret 2013 PT Semen Baturaja (Persero) mengalami perubahan status menjadi
Perseroan terbuka dan berubah nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Berikut dasar hukum perubahan status Perseroan:

12
Perseroan menjalankan roda usaha secara khusus dalam produksi Terak
dengan pusat produksi terletak di Baturaja, Sumatera Selatan. Sedangkan proses
penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik
Palembang dan Pabrik Panjang yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-
daerah pemasaran Perseroan. Adapun bahan baku produk semen Perseroan berupa
batu kapur dan tanah liat yang didapatkan dari lokasi pertambangan batu kapur dan
tanah liat milik Perseroan yang berlokasi sekitar 1,2 km dari pabrik di Baturaja.
Bahan baku pendukung lainnya seperti pasir silika didapatkan dari rekanan di sekitar
wilayah Baturaja; pasir besi diperoleh dari rekanan di provinsi Lampung; Gypsum
diperoleh dari Petro Kimia Gersik maupun impor dari Thailand; sedangkan kantong
semen diperoleh dari produsen kantong jadi yang dijual di dalam negeri. Dalam
rangka mengembangkan bisnis yang dijalankan, Perseroan menyempurnakan
peralatan yang sudah ada guna mencapai target kapasitas terpasang sebesar 50.000
ton semen per tahun sekaligus sebagai upaya meningkatkan kapasitas terpasang.
Untuk itu, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi I
(OPT I). Proyek tersebut kemudian dimulai pada tahun 1992 dan selesai
pembangunannya pada tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat menjadi
550.000 ton semen per tahun.

Selanjutnya Perseoan menindaklanjuti proyek OPT I, dengan memulai proyek


Optimalisasi II (OPT II) pada tahun 1996 guna meningkatkan kapasitas menjadi
sebesar 1.250.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II telah selesai pada tahun 2001
dan telah selesai dan aktif berproduksi hingga sekarang. Perseroan terus berupaya
mengembangkan usahanya yang untuk itu dibutuhkan pembiayaan investasi jangka
panjang dan sumber dana. Sebagai aplikasinya, Perseroan menerbitkan obligasi I
senilai Rp200 miliar dimana emisi obligasi ini merupakan program lanjutan
restrukturisasi keuangan guna meningkatkan profitabilitas serta likuiditas Perseroan.
Kemudian Perseroan melaksanakan kewajibannya dengan melunasi pinjaman obligasi
I pada bulan Juni 2010. Dalam kiprahnya menghasilkan produk-produk semen,
Perseroan terus meningkatkan kualitas yang dihasilkan hingga akhirnya mampu

13
dipercaya menangani proyek – proyek prestisius. Pada tahun 2011, Perseroan terlibat
dalam pembangunan proyek Cement Mill dan Packer dengan kapasitas 750.000 ton
semen per tahun yang kemudian telah berhasil beroperasi secara komersil pada Juli
2013. Ketika itu, kapasitas Perseroan telah meningkat menjadi 2.000.000 ton semen
per tahun. Rencana Perseroan untuk terus mengembangkan usaha dan menambah
sumber dana bagi ekspansi terus diupayakan. Untuk itu, Perseroan melaksanakan
penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 28 Juni 2013
dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik. Dana ini ditujukan
untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton
semen per tahun. Kini, Perseroan telah merambah pasar utama di sekitar Sumatera
Selatan dan Lampung serta wilayah-wilayah Indonesia yang sedang menikmati
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Sasaran wilayah pemasaran ini
juga sebagai langkah meningkatkan

penjualan serta mencapai kapasitas terpasang. Sedangkan untuk menyalurkan setiap


produk, Perseroan menggunakan distributor dengan jaringan yang tersebar diseluruh
wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu. Hadirnya Perseroan di
tengah-tengah masyarakat dipercaya mampu memberikan manfaat baik kepada
Pemerintah Pusat dan Daerah berupa pajak dan retribusi, juga kepada pemegang
saham melalui pemberian dividen, dividen serta kepada masyarakat sekitar melalui
penyerapan tenaga kerja lokal, maupun dalam bentuk kemitraan dan bina Lingkungan
bagi masyarakat sekitar pabrik.

ANALISIS SWOT
Kekuatan
 Meniliki lebih dari 35 tahun pengalaman di industry ini
 Pemain dominan di Sumatera Selatan
 Kapasitas yang memadai unatuk mendorong produksi di masa mendatang
 Kas yang kuat untuk rencana ekspansi

14
 Memiliki persyaratan yang dibutuhkan untuk menghadapi regulasi
pemerintah
Kelemahan
 Distribusi pemasaran yang terbatas
Peluang
 Penetrasi semen yang rendah di dalam negeri.
 Backlog yang tinggi pada perumahan di indobesia membuka ruang yang
luas untuk menggarap customer ritel
Ancaman
 Faktor iklim termasuk curah hujan yang tinggi dapat menhambat kegiatan
produksi
 Perlambatan sector property dan konstruksi akan mengurangi permintaan
semen

Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hery (2015:132), analisis laporan keuangan merupakan suatu proses


untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-
masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.

Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hery (2015:133) tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan yaitu:

 Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam sesuatu periode


tertentu, baik asset, ekuitas maupun hasil usaha yang telah dicapai selama
beberapa periode.

 Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan


perusahaan.

15
 Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan perusahaan.

 Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di masa


mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.

 Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.

 Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai hasil


yang telah dicapai.

Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis laporan


keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan adalah
rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang
lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan
pandangan yang lebih baik tetang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan.

Menurut Hery (2016:15), Analisis Rasio Keuangan merupakan teknik analisis


yang digunakan untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca
maupun laporan laba rugi.

Jenis-jenis Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas

Menurut Hery (2016:47), Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan


kemampuan perushaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka
pendek. Rasio Likuiditas terdiri dari:

 Rasio Lancar (Current Ratio)

16
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan total asset lancar yang tersedia.

 Rasio Sangat Lancar (quick Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan asset sangat lancer (kas+sekritas jangka pendek+piutang), tidak
termasuk persediaan barang dagang dan asset lancer lainnya.

 Rasio Kas (Cash Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk megukur seberapa besar uang kas atau setara
kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.

2. Rasio Solvabilitas

Menurut Hery (2016:70), Rasio Solvabilitas atau rasio leverage merupakan


rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana asset perusahaan dibiayai dengan
utang, Rasio solvabilitas terdiri dari:

 Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)

Merupakan asio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
dengan total asset.

 Rasio Utang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi untuk terhadap
modal.

3. Rasio Aktivitas

17
Menurut Hery (2016-88), Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan asset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi
perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio aktivitas terdiri dari:

 Perputaran Piutang Usaha (accounts Receivable Turn Over)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam
dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode.

 Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Perputaran persediaan merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode.

4. Rasio Profitabilitas

Menurut Hery (2016:104), Rasio Profitabilitas adalah merupakan rasio yang


digunakan untuk mengukur kemapuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktivitas normal bisnisnya. Rasio profitabilitas terdiri dari:

 Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Asset)

Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi asset dalam


menciptakan laba bersih.

 Hasil Pengembangan atas Ekuitas (Return on Equity)

Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi Ekuitas dalam


menciptakan laba bersih.

Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2012:2) Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang


dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

18
Alat Ukur Data

Rasio Likuiditas

Rumus Rasio Likuiditas menurut Hery (2016:52) adalah sebagai berikut:

Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar = Aset Lancar X 100%


Kewajiban Lancar

Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)

Rasio Sangat Lancar = Kas + Sekuritas jk Pendek + Piutang X 100%


Kewajiban Lancar

Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas = Kas dan setara kas X 100%


Kewajiban Lancar

Rasio Solvabilitas

Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)

Rasio Utang = Total Utang X 100%


Total Aset

Rasio Utang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Rasio Utang = Total Utang X 100%


Total Ekuitas

Rasio Aktivitas

Perputaran-perputaran piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over)

Perputaran Piutang Usaha = Penjualan Kredit 19


(Piutang usaha awal thn: Piutang Usaha Akhir tahun)/2
Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Perputaran Persediaan = Penjualan


(Piutang usaha awal thn: Piutang Usaha Akhir tahun)/2

Rasio Profitabilitas

Hasil pengenbalian atas Aset (Return on Asset)

Hasil pengembalian atas aset = Laba Bersih X 100%


Total Aset

Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)

Hasil pengembalian atas aset = Laba Bersih X 100%


Total Ekuitas

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar (Curent Ratio)
Perkembangan Rasio Lancar perusahaan sampel tahun 2015-2016 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Perkembangan Rasio Lancar (Current Ratio)


Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016

Likuiditas: (CR)(%) Rata-rata Rasio


No Nama Perusahaan Tahun 2015-
2015 2016
2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 488,66 452,50 470,58
Tbk

20
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 757,27 286,83 522,05
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 65,24 45,94 55,59
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 159,70 127,25 143,48
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 136,88 130,91 133,90
Rata – rata 321,55 208,69 265,12
b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)
Perkembangan Rasio Sangat Lancar perusahaan sampel tahun 2015 – 2016
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Perkembangan Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)


Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (QR) (%) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan Tahun 2015-2016
2015 2016
(%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 416,34 385,21 400,78
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 504,22 188,11 346,17
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 43,16 25,69 34,43
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 115,05 84,07 99,56
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 80,41 53,94 67,18
Rata – rata 231,84 147,40 189,62

c. Rasio Kas
Perkembangan Rasio Kas perusahaan sampel tahun 2015 – 2016 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Perkembangan Rasio Kas (Cash Ratio)
Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (CsR) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan (%) Tahun 2015-2016
2015 2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 322,04 303,48 312,76
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 488,82 115,31 302,07
21
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 16,13 6,10 11,12
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 60,07 34,77 47,42
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 45,92 18,36 32,14
Rata - rata 186,60 95,60 141,10

Rasio Solvabilitas
a. Rasio Utang terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio)
Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total Aset perusahaan sampel tahun
2015 – 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total aset
Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (DTAR) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan (%) Tahun 2015-2016
2015 2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 13,65 13,31 13,48
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 9,77 28,57 19,17
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 51,22 59,21 55,22
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 28,08 30,87 29,48
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 49,21 46,58 47,90
Rata - rata 30,39 35,71 33,05

b. Rasio Utang Terhadap Total Ekuitas (Debt to equity Ratio)


Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total Ekuitas perusahaan sampel tahun
2015 – 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total Ekuitas
Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (DTER) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan (%) Tahun 2015-2016
2015 2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 15,81 15,35 15,58
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 10,83 39,99 25,41
22
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 104,99 145,18 125,09
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 39,04 44,65 41,85
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 96,87 87,21 92,04
Rata - rata 53,51 66,48 59,99

Rasio Aktivitas
a. Rasio Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turnover)
Perkembangan Rasio Piutang Usaha perusahaan sampel tahun 2015 – 2016
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Perkembangan Rasio Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable


Turnover) Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (RT) (%) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan Tahun 2015-2016
2015 2016
(%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 6,84 5,98 6,41
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 24,36 12,08 18,22
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 8,78 8,78 8,78
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 7,87 6,96 7,42
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 4,90 5,69 5,30
Rata - rata 10,55 7,90 9,22

b. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)


Perkembangan Rasio Perputaran Persediaan perusahaan sampel tahun 2015 –
2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Perkembangan Rasio Perputaran Persediaan


Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (IT) (%) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan Tahun 2015-2016
2015 2016
(%)

23
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 6,21 5,33 5,77
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 5,18 6,12 5,65
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 12,01 13,57 12,79
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 6,25 6,41 6,33
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 4,30 4,52 4,41
Rata - rata 6,79 7,19 6,99

Rasio Profitabilitas
a. Rasio Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Asset)
Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas Aset Perusahaan sampel Tahun
2015 – 2016dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas Aset
Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (ROA) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan (%) Tahun 2015-2016
2015 2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 15,76 12,84 14,30
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 10,84 5,93 8,39
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 1,01 (1,44) (0,22)
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 11,86 10,25 11,06
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 3,86 6,04 4,95
Rata - rata 8,67 6,72 7,70

b. Rasio Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)


Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas Ekuitas Perusahaan sampel
Tahun 2015 – 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas Ekuitas


Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016

24
Likuiditas: (ROE) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan (%) Tahun 2015-2016
2015 2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 18,25 14,81 16,53
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 12,01 8,30 10,16
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 2,07 (3,53) (0,73)
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 16,49 14,83 15,66
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 7,59 11,31 9,45
Rata - rata 11,28 9,14 10,21

Analisis dan Pembahasan


Perkembangan rasio likuiditas perusahaan sampel tahun 2015 sampai dengan
2016 pada rasio lancar dengan rata-rata rasio sebesar 265,12%, dari perkembangan
masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami
penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 470,58%, PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar
522,05%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki rata-rata rasio
sebesar 55,59, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan dan
mempunyai rata-rata rasio sebesar 143,48% , PT Wijaya Karya Beton Tbk mengalami
penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 133,90%. Dari 5 perusahaan
sampel nilai rata-rata likuiditas tertinggi ditunjukan oleh PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk, dan nilai rata-rata likuiditas terendah adalah PT Holcim Indonesia Tbk.
Perkembangan rasio likuiditas perusahaan sampel tahun 2015 sampai dengan
tahun 2016 pada rasio sangat lancar dengan rata-rata rasio sebesar 189,62%, dari
perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 400,78%,
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata
rasio sebesar 346,17%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki
rata-rata rasio sebesar 34,43%, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami
penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 99,56% , PT Wijaya Karya Beton

25
Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 67,18%. Dari 5
perusahaan sampel nilai rata-rata likuiditas tertinggi ditunjukan oleh PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk, dan nilai rata-rata likuiditas terendah adalah PT Holcim
Indonesia Tbk.
Perkembangan rasio likuiditas perusahaan sampel tahun 2015 sampai dengan
tahun 2016 pada rasio kas dengan rata-rata rasio sebesar 141,10%, dari
perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 312,76%,
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata
rasio sebesar 302,07%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki
rata-rata rasio sebesar 11,12%, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami
penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 47,42% , PT Wijaya Karya Beton
Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 32,14%. Dari 5
perusahaan sampel nilai rata-rata likuiditas tertinggi ditunjukan oleh PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk, dan nilai rata-rata likuiditas terendah adalah PT Holcim
Indonesia Tbk.
Perkembangan rasio solvabilitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016 pada rasio utang terhadap aset dengan rata-rata rasio sebesar
33,05%, dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio
sebesar 13,48%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan
mempunyai rata-rata rasio sebesar 19,17%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami
peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 55,22%, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 29,48%
, PT Wijaya Karya Beton Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio
sebesar 47,90%. Dari 5 perusahaan sampel nilai diatas rata-rata solvabilitas tertinggi
ditunjukan oleh PT Holcim Indonesia Tbk, dan nilai rata-rata likuiditas terendah
adalah PT Semen Baturaja (perseroan) Tbk.
Perkembangan rasio solvabilitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016 pada rasio utang terhadap total ekuitas dengan rata-rata rasio
26
sebesar 59,99%, dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata
rasio sebesar 15,58%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan
mempunyai rata-rata rasio sebesar 25,41%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami
peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 125,09%, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 41,85%
, PT Wijaya Karya Beton Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio
sebesar 92,04%. Dari 5 perusahaan sampel nilai diatas rata-rata solvabilitas tertinggi
ditunjukan oleh PT Holcim Indonesia Tbk, dan nilai rata-rata solvabilitas terendah
adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Perkembangan rasio aktivitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai dengan
tahun 2016 pada rasio perputaran piutang usaha dengan rata-rata rasio sebesar 9,22%,
dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar
6,41%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai
rata-rata rasio sebesar 18,22%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami stabil dan
memiliki rata-rata rasio sebesar 8,78%, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 7,42% , PT Wijaya
Karya Beton Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar
5,30%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rasio tertinggi ditunjukan pada PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukan pada PT. Wijaya
Karya Beton Tbk.
Perkembangan rasio aktivitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai dengan
tahun 2016 pada rasio perputaran persediaan dengan rata-rata rasio sebesar 6,99%,
dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar
5,77%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai
rata-rata rasio sebesar 5,65%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami peningkatan dan
memiliki rata-rata rasio sebesar 12,79%, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 6,33% , PT Wijaya
27
Karya Beton Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar
4,41%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rasio tertinggi ditunjukan pada PT. Holcim
Indonesia Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukan pada PT. Wijaya Karya Beton
Tbk.
Perkembangan rasio Profitabilitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016 pada rasio hasil pengembalian atas aset dengan rata-rata rasio
sebesar 7,70%, dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata
rasio sebesar 14,30%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan
mempunyai rata-rata rasio sebesar 8,39%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami
penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar -0,22%, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 11,06% ,
PT Wijaya Karya Beton Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio
sebesar 4,95%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rasio tertinggi ditunjukan pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukan pada PT.
Holcim Indonesia Tbk.
Perkembangan rasio Profitabilitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016 pada rasio hasil pengembalian atas ekuitas dengan rata-rata rasio
sebesar 10,21%, dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata
rasio sebesar 16,53%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan
mempunyai rata-rata rasio sebesar 10,16%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami
penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar -0,73%, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 15,66% ,
PT Wijaya Karya Beton Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio
sebesar 9,45%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rasio tertinggi ditunjukan pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukan pada PT.
Holcim Indonesia Tbk.
Berdasarkan analisis, dilihat dari perhitungan rasio likuiditas pada rasio
lancar, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang memiliki
28
kemampuan membayar hutang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo yang paling
baik dibandingkan perusahaan lainnya. Perhitungan rasio sangat lancar, PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk perusahaan yang memiliki kemampuan membayar
hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar dibandingkan dengan
perusahaan lainnya. Kemudian dari hasil perhitungan rasio kas, PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk merupakan perusahaan yang memiliki uang kas yang tersedia
untuk membayar hutang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya.
Jika dilihat dari perhitungan solvabilitas pada rasio utang terhadap aset dan
rasio utang terhadap ekuitas, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki hasil
rasio yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Karena PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk memiliki manajemen penggunaan hutang jangka panjang yang
lebih baik.
Jika dilihat dari perhitungan aktivitas pada perputaran piutang usaha PT
Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki kemampuan mengelola piutangnya yang
lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Kemudian jika dilihat dari perhitungan
rasio persediaan PT Holcim indonesia Tbk merupakan perusahaan yang
menggunakan sumber daya yang memiliki secara efektif dibandingkan perusahaan
lainnya.
Jika dilihat dari perhitungan rasio profitabilitas pada tingkat pengembalian
aset dan tingkat pengembalian ekuitas, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
merupakan perusahaan yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Karena
kemampuan memperoleh pengembalian atas aset dan modal sendiri PT Indocement
Tunggal Prakarsa lebih baik.
Sebaiknya perusahaan-perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia meningkatkan kinerja maupun produktivitas perusahaan. Pengelolaan
hutang, beban hutang dan beban usaha harus dapat dimaksimalkan lagi. Selain itu
produktivitas dan penjualan juga perlu mendapat perhatian dari pihak manajemen.
Perusahaan agar dapat memaksimalkan dan mengembangkan strategi-strategi baru
agar dapat lebih bisa bertahan dalam persaingan yang kompetitif. Perusahaan yang

29
memiliki nilai rasio yang rendah diharapkan berupaya untuk meningkatkan
kinerjanya dimasa yang akan datang.

30

Anda mungkin juga menyukai