Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas
perusahaan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi
dari aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah
dicapai, dan beban-beban tetap yang harus dibayar. Menurut Sutrusno (2007,9),
1
laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua
laporan utama yakni neraca dan laporan rugi-laba.
SEJARAH PERUSAHAAN
2
masyarakat yang tinggal di sana. Selain berdampak pada kehancuran sistem ekologi
yang kompleks, pembangunan pabrik semen dan penambangan karst di Pegunungan
Kendeng berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sekitar - sebagian dari
mereka adalah petani dan masyarakat adat.
Konflik memuncak pada tahun 2014, setelah itu lebih dari 20 perempuan lokal,
sebagian besar dari mereka adalah ibu-ibu, tinggal di tenda protes yang mereka
dirikan di lokasi pembangunan pabrik semen. Petugas keamanan dari pabrik semen
memberikan batasan waktu berkunjung 10 menit untuk kerabat. Banyak aktivis yang
bersolidaritas dan pendukung "Perempuan Kendeng" tidak bisa melakukan kontak
dengan mereka lagi. Oleh karena itu, Perusahaan Semen menghadapi tuduhan
pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Indocement juga menggunakan moda transportasi darat, yaitu truk dan kereta
api. Indocement memiliki enam relasi perjalanan kereta api untuk pengangkutan
semen. Tiga rangkaian kereta api berangkat dari Stasiun Nambo, Desa Bantarjati,
Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Dua rangkaian berangkat
menuju Stasiun Kalimas, Kota Surabaya, Jawa Timur sedangkan satu rangkaian lain
menuju Stasiun Banyuwangi Baru,Banyuwangi, Jawa Timur. Total kapasitas angkut
dari rangkaian ini adalah 2.400 ton per hari
3
ANALISIS SWOT
Kekuatan
4
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Holcim Indonesia Tbk adalah
Holderfin B.V.The Netherlands (induk usaha), dengan persentase kepemilikan sebesar
80,65%. Induk usaha terakhir Holcim Indonesia adalah Holcim Ltd., Swiss.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMCB terutama
meliputi pengoperasian pabrik semen, beton dan aktivitas lain yang berhubungan
dengan industri semen, serta melakukan investasi pada perusahaan lainnya. Pangsa
pasar utama Holcim dan anak usahanya yang di Indonesia berada di Pulau Jawa.
Pada tanggal 06 Agustus 1977, SMCB memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMCB (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 178.750 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp10.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Agustus 1977.
Sebagai bagian dari Lafarge Holcim Group yang beroperasi di lebih dari 90 negara di
seluruh dunia dengan pengalaman lebih dari 180 tahun, Holcim Indonesia memiliki
komitmen untuk menjadi perusahaan yang terdepan dengan kinerja terbaik dalam
industri bahan bangunan di Indonesia. Holcim Indonesia melangkah untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan di Indonesia dengan kapasitas produksi 15 juta ton semen
per tahun.
Kehadiran Holcim di Indonesia ditandai dengan beroperasinya empat pabrik di
Lhoknga – Aceh, Narogong – Jawa Barat, Cilacap – Jawa Tengah dan Tuban – Jawa
Timur. Kegiatan produksi kami juga ditunjang dengan adanya fasilitas penggilingan
& terminal distribusi yang tersebar hingga ke Kalimantan dan Sumatra, serta sistem
manajemen penjualan yang prima dan inovasi produk yang selalu dapat menjadi
solusi kebutuhan.
PT. Holcim Indonesia, Tbk. adalah perusahaan sebuah perusahaan pembuat semen di
Indonesia yang sebelumnya bernama PT. Semen Cibinong Tbk. bergantinya nama
seiring dengan dikuasainya mayoritas saham perseroan oleh Holcim Ltd., pergantian
nama perusahaan dilakukan pada 1 Januari 2006. Pergantian nama ini juga diikuti
oleh anak perusahaan perseroan PT Semen Cibinong Tbk yang berganti nama
menjadi PT Holcim Indonesia Tbk. mulai tanggal 1 Januari 2005 dan juga PT Trumix
5
Beton menjadi PT Holcim Beton. Tujuan dari perubahan nama itu karena perseroan
berkeinginan untuk memberitahukan bahwa perseroan adalah bagian dari grup
internasional, yaitu Holcim Ltd. Selain nama, Semen Cibinong juga akan mengganti
logo perusahaannya.
PT. Holcim adalah pelopor dan inovator di Indonesia yang bergerak dalam pembuatan
semem dan PT. Holcim adalah satu-satunya penyedia yang terintegrasi sembilan
berbagai jenis semen, beton dan agregat. Produk-produk yang diproduksi oleh PT.
Holcim merupakan produk yang masih berhubungan dengan bahan bangunan, dengan
fokus kepada penciptaan semen berkualitas, berupa semen maupun mortar instan, dan
perangkat pendukungnya yang umumnya berupa modul-modul blok pengisian semen
yang dapat digunakan sebagai pengganti batu bata. PT. Holcim sedang membangun
sebuah waralaba yang unik dalam memberikan solusi lengkap untuk membangun
perumahan atau rumah dengan harga terjangkau. Untuk itu Holcim melatih lebih dari
3.000 tukang batu, lebih dari 43 pewaralaba dan lebih dari 9.000 outlet ritel di seluruh
pulau Jawa.
ANALISIS SWOT
Kekuatan
Komitmen manajemen PT. Holcim yang ingin menjadikan merek dan
produknya sebagai pilihan utama konsumen, maka dari itu manajemen Holcim
membuat divisi baru, yaitu Marketing & Branding. Kehadiran divisi ini
merupakan bagian dari proses berbenah diri yang dilakukan perusahaan.
Strategi bisnis PT. Holcim yaitu competitive advantage diferensiasi
(menciptakan inovasi produk maupun jasa yang dibuat berdasarkan hasil
survei berkala kebutuhan pasar).
PT. Holcim dapat mengubah penjualan menjadi kas dalam waktu singkat. PT.
Holcim mampu mengubah penjualan menjadi kas dalam waktu 61 hari, lebih
cepat dibandingkan dengan Semen Gresik yang 76 hari, dan Indocement 106
hari (Bisnis Indonesia, 26 Maret 2008). Dengan demikian, perputaran uang
Holcim lebih baik daripada saingan usahanya sehingga Holcim lebih fleksibel
dalam menggunakan dananya.
6
Produk – produk PT. Holcim yang tergolong produk yang belum pernah ada
sebelumnya. Misalnya saja rumah tahan gempa, blok-blok modul rumah tahan
gempa yang efektif dan hemat biaya pembangunan, dan juga program terbaru
yang diluncurkan Holcim, yaitu program Solusi Rumah Holcim.
Kerjasama PT. Holcim dengan Politeknik Negeri Jakarta untuk pemberdayaan
SDM.
Holcim menggunakan server group internal digunakan untuk menghubungkan
pabrik-pabrik di dalam negeri, dan bertukar informasi serta mengkoordinir
program lintas pabrik
Kelemahan
Hutang PT. Holcim yang sangat banyak mengakibatkan PT. Holcim harus
mematok harga tinggi agar dapat segera melunasi hutang tersebut
Kemampuan jual yang lebih rendah, terutama dalam eksposur penjualan
perseroan ke luar Jawa. Hal itu terjadi karena kapasitas produksi PT. Holcim
merupakan yang terendah dibandingkan Semen Gresik dan Indocement serta
letak pabrik PT. Holcim yang terpusat di pulau Jawa.
Bagaimanapun, semen merupakan produk yang bersifat bulky atau
mempunyai bobot yang berat, komponen biaya angkut akan tinggi sehingga
meningkatkan biaya yang harus ditanggung PT. Holcim.
Peluang
PT. Holcim Indonesia Tbk. adalah milik dari PT. Holcim Ltd. yang merupakan
perusahaan semen terbesar di dunia.
Dengan diciptakannya produk – produk yang inovasi, PT. Holcim memiliki
kemumgkinan dapat bersaing unggul daripada perusahaan semen semen lain
yang ada di Indonesia.
Tim Geocycle PT. Holcim menyediakan solusi lengkap untuk limbah industri,
kotamadya dan pertanian. PT. Holcim memelopori pembuangan yang aman
ozon depleting CFC gas – fasilitas pertama di Asia Tenggara sehingga dapat
mengurangi lingkungan dari emisi gas karbon.
Potensi bahan – bahan mentah pembuatan semen di Indonesia cukup banyak.
Ancaman
7
Jangkauan pasar Semen Gresik yang merupakan pesaing dari PT. Holcim yang
sangat luas karena mempunyai Semen Gresik untuk pasar Jawa, Semen
Padang untuk kawasan Sumatra, dan Semen Tonasa untuk wilayah Sulawesi.
ANALISIS SWOT
Kekuatan
Memiliki 7 nilai yang menunjang
Brand image yang kuat pada masyarakat
Market share yang tinggi
Pengalaman yang baik dalam bidangnya
SDM yang berkualitas
Budaya perusahaan yang baik
Kelemahan
Risiko terjadinya kerusakan alat berat sangat tinggi
Bergatung pada penawaran pemenang tander (produksi betonnya)
Peluang
Hubungan yang baik dengan relasi
8
Penerapan manajemen pengetahuan disetiap bidangnya
Dukungan masyarakat terhadap proyek
Pasar berasal dari berbagai segmen
Ancaman
Kompetitor yang kompeten dalam bidangnya
Tawar menawar pembeli
Langkanya bahan baku
Pertumbuhan pesaing yang sangat cepat
PT SEMEN INDONESIA
9
tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan.
3. Semen Portland Tipe III. Semua jenis ini merupakan semen yang dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang
tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat
mungkin. Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi
dan bandar udara.
4. Semen Portland Tipe V. Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi bangunan-
bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk
instalasi pengolahan limbang pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan,
pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir. 5. Special Blended Cement (SBC). Semen
khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan Surabaya-
Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut.
Dikemas dalam bentuk curah.
6. Portland Pozzolan Cement (PPC). Semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling
terak, gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan
yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan,
jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan
fondasi pelat penuh.
ANALISIS SWOT
Kekuatan
Peluang
Rencana Pembangunan pabrik baru. Pembangunan pabrik baru untuk
mengantisipasi pertumbuhan permintaan semen nasional dan untuk
mempertahankan pangsa pasar karena perseroan telah memaksimalkan
utilasi pabriknya. Rencana pembangunan yang baru saja selesai yaitu
pembangunan Pabrik Semen Tonasa V di Kabupaten Pangkajene.
Jumlah penduduk yang meningkat. Dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk, maka secara tidak langsung permintaan konsumen terhadap
kebutuhan hidupnya atas suatu produk akan meningkat pula.
Perkembangan teknologi. Dengan semakin canggihnya teknologi dan dapat
memenuhi kebutuhan manusia secara maksimal sehingga dalam pengolahan
bahan baku membuat kuantitas produksi lebih tinggi dan mutu yang lebih
baik.
11
Segmen pasar dari berbagai kalangan dan golongan, yaitu rumah tangga
(>70%). Industri resimen, industri pemakai bahan semen , dan kontraktor.
Ancaman
Pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Indonesia sudah membaik dari tahun
ke tahun dan tentunya dapat berpengaruh pada perusahaan.
Perkembangan politik yang tidak stabil. Hal ini dapat menyebabkan
berkurangnya investor asing yang Ian menanamkan modalnya dan
hilangnya kepercayaan untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Perkembangan politik yang tidak stabil. Hal ini dapat menyebabakan
berkurangnya investor asing yang akan menanamkan modalnya dan
hilangnya kepercayaan untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Suplai bahan baku batu kapur dari alam yang terbatas. Alam sangat
berpengaruh terhadap pemenuhan bahan baku di dalam kegiatan produksi
perusahaan.
PT. Semen Indonesia (Persero) memiliki banyak pesaing. Persaingan terjadi
dari segi upaya untuk mencapai produksi seoptimal mungkin, kemampuan
manajerial, penjualan, produksi clinker maupun dari semen itu sendiri
PT SEMEN BATURAJA
Pada saat didirikan pada 14 November 1974, Perusahaan lahir dengan nama
PT Semen Baturaja (Persero) dengan kepemilikan saham sebesar 45% dimiliki oleh
PT Semen Gresik dan PT Semen Padang sebesar 55%. Lima tahun kemudian, pada
tanggal 9 November 1979 Perusahaan berubah status dari Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh
Pemerintah Republik Indonesia, PT Semen Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik
sebesar 5%. Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1991, saham Perseroan
diambil alih secara penuh oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Selanjutnya Perseroan terus mengalami perkembangan sehingga pada tanggal 14
Maret 2013 PT Semen Baturaja (Persero) mengalami perubahan status menjadi
Perseroan terbuka dan berubah nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Berikut dasar hukum perubahan status Perseroan:
12
Perseroan menjalankan roda usaha secara khusus dalam produksi Terak
dengan pusat produksi terletak di Baturaja, Sumatera Selatan. Sedangkan proses
penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik
Palembang dan Pabrik Panjang yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-
daerah pemasaran Perseroan. Adapun bahan baku produk semen Perseroan berupa
batu kapur dan tanah liat yang didapatkan dari lokasi pertambangan batu kapur dan
tanah liat milik Perseroan yang berlokasi sekitar 1,2 km dari pabrik di Baturaja.
Bahan baku pendukung lainnya seperti pasir silika didapatkan dari rekanan di sekitar
wilayah Baturaja; pasir besi diperoleh dari rekanan di provinsi Lampung; Gypsum
diperoleh dari Petro Kimia Gersik maupun impor dari Thailand; sedangkan kantong
semen diperoleh dari produsen kantong jadi yang dijual di dalam negeri. Dalam
rangka mengembangkan bisnis yang dijalankan, Perseroan menyempurnakan
peralatan yang sudah ada guna mencapai target kapasitas terpasang sebesar 50.000
ton semen per tahun sekaligus sebagai upaya meningkatkan kapasitas terpasang.
Untuk itu, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi I
(OPT I). Proyek tersebut kemudian dimulai pada tahun 1992 dan selesai
pembangunannya pada tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat menjadi
550.000 ton semen per tahun.
13
dipercaya menangani proyek – proyek prestisius. Pada tahun 2011, Perseroan terlibat
dalam pembangunan proyek Cement Mill dan Packer dengan kapasitas 750.000 ton
semen per tahun yang kemudian telah berhasil beroperasi secara komersil pada Juli
2013. Ketika itu, kapasitas Perseroan telah meningkat menjadi 2.000.000 ton semen
per tahun. Rencana Perseroan untuk terus mengembangkan usaha dan menambah
sumber dana bagi ekspansi terus diupayakan. Untuk itu, Perseroan melaksanakan
penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 28 Juni 2013
dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik. Dana ini ditujukan
untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton
semen per tahun. Kini, Perseroan telah merambah pasar utama di sekitar Sumatera
Selatan dan Lampung serta wilayah-wilayah Indonesia yang sedang menikmati
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Sasaran wilayah pemasaran ini
juga sebagai langkah meningkatkan
ANALISIS SWOT
Kekuatan
Meniliki lebih dari 35 tahun pengalaman di industry ini
Pemain dominan di Sumatera Selatan
Kapasitas yang memadai unatuk mendorong produksi di masa mendatang
Kas yang kuat untuk rencana ekspansi
14
Memiliki persyaratan yang dibutuhkan untuk menghadapi regulasi
pemerintah
Kelemahan
Distribusi pemasaran yang terbatas
Peluang
Penetrasi semen yang rendah di dalam negeri.
Backlog yang tinggi pada perumahan di indobesia membuka ruang yang
luas untuk menggarap customer ritel
Ancaman
Faktor iklim termasuk curah hujan yang tinggi dapat menhambat kegiatan
produksi
Perlambatan sector property dan konstruksi akan mengurangi permintaan
semen
Menurut Hery (2015:133) tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan yaitu:
15
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan perusahaan.
1. Rasio Likuiditas
16
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan total asset lancar yang tersedia.
Merupakan rasio yang digunakan untuk megukur seberapa besar uang kas atau setara
kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.
2. Rasio Solvabilitas
Merupakan asio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
dengan total asset.
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi untuk terhadap
modal.
3. Rasio Aktivitas
17
Menurut Hery (2016-88), Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan asset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi
perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio aktivitas terdiri dari:
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam
dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode.
Perputaran persediaan merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode.
4. Rasio Profitabilitas
Kinerja Keuangan
18
Alat Ukur Data
Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Rasio Aktivitas
Rasio Profitabilitas
20
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 757,27 286,83 522,05
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 65,24 45,94 55,59
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 159,70 127,25 143,48
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 136,88 130,91 133,90
Rata – rata 321,55 208,69 265,12
b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)
Perkembangan Rasio Sangat Lancar perusahaan sampel tahun 2015 – 2016
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
c. Rasio Kas
Perkembangan Rasio Kas perusahaan sampel tahun 2015 – 2016 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Perkembangan Rasio Kas (Cash Ratio)
Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (CsR) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan (%) Tahun 2015-2016
2015 2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 322,04 303,48 312,76
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 488,82 115,31 302,07
21
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 16,13 6,10 11,12
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 60,07 34,77 47,42
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 45,92 18,36 32,14
Rata - rata 186,60 95,60 141,10
Rasio Solvabilitas
a. Rasio Utang terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio)
Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total Aset perusahaan sampel tahun
2015 – 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total aset
Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (DTAR) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan (%) Tahun 2015-2016
2015 2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 13,65 13,31 13,48
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 9,77 28,57 19,17
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 51,22 59,21 55,22
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 28,08 30,87 29,48
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 49,21 46,58 47,90
Rata - rata 30,39 35,71 33,05
Rasio Aktivitas
a. Rasio Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turnover)
Perkembangan Rasio Piutang Usaha perusahaan sampel tahun 2015 – 2016
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
23
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 6,21 5,33 5,77
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 5,18 6,12 5,65
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 12,01 13,57 12,79
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 6,25 6,41 6,33
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 4,30 4,52 4,41
Rata - rata 6,79 7,19 6,99
Rasio Profitabilitas
a. Rasio Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Asset)
Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas Aset Perusahaan sampel Tahun
2015 – 2016dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas Aset
Perusahaan Sampel Tahun 2015 – 2016
Likuiditas: (ROA) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan (%) Tahun 2015-2016
2015 2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 15,76 12,84 14,30
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 10,84 5,93 8,39
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 1,01 (1,44) (0,22)
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 11,86 10,25 11,06
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 3,86 6,04 4,95
Rata - rata 8,67 6,72 7,70
24
Likuiditas: (ROE) Rata-rata Rasio
No Nama Perusahaan (%) Tahun 2015-2016
2015 2016 (%)
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
1 18,25 14,81 16,53
Tbk
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 12,01 8,30 10,16
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 2,07 (3,53) (0,73)
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 16,49 14,83 15,66
5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 7,59 11,31 9,45
Rata - rata 11,28 9,14 10,21
25
Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 67,18%. Dari 5
perusahaan sampel nilai rata-rata likuiditas tertinggi ditunjukan oleh PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk, dan nilai rata-rata likuiditas terendah adalah PT Holcim
Indonesia Tbk.
Perkembangan rasio likuiditas perusahaan sampel tahun 2015 sampai dengan
tahun 2016 pada rasio kas dengan rata-rata rasio sebesar 141,10%, dari
perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 312,76%,
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata
rasio sebesar 302,07%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki
rata-rata rasio sebesar 11,12%, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami
penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 47,42% , PT Wijaya Karya Beton
Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 32,14%. Dari 5
perusahaan sampel nilai rata-rata likuiditas tertinggi ditunjukan oleh PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk, dan nilai rata-rata likuiditas terendah adalah PT Holcim
Indonesia Tbk.
Perkembangan rasio solvabilitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016 pada rasio utang terhadap aset dengan rata-rata rasio sebesar
33,05%, dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio
sebesar 13,48%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan
mempunyai rata-rata rasio sebesar 19,17%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami
peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 55,22%, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 29,48%
, PT Wijaya Karya Beton Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio
sebesar 47,90%. Dari 5 perusahaan sampel nilai diatas rata-rata solvabilitas tertinggi
ditunjukan oleh PT Holcim Indonesia Tbk, dan nilai rata-rata likuiditas terendah
adalah PT Semen Baturaja (perseroan) Tbk.
Perkembangan rasio solvabilitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016 pada rasio utang terhadap total ekuitas dengan rata-rata rasio
26
sebesar 59,99%, dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata
rasio sebesar 15,58%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan
mempunyai rata-rata rasio sebesar 25,41%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami
peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 125,09%, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 41,85%
, PT Wijaya Karya Beton Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio
sebesar 92,04%. Dari 5 perusahaan sampel nilai diatas rata-rata solvabilitas tertinggi
ditunjukan oleh PT Holcim Indonesia Tbk, dan nilai rata-rata solvabilitas terendah
adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Perkembangan rasio aktivitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai dengan
tahun 2016 pada rasio perputaran piutang usaha dengan rata-rata rasio sebesar 9,22%,
dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar
6,41%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai
rata-rata rasio sebesar 18,22%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami stabil dan
memiliki rata-rata rasio sebesar 8,78%, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 7,42% , PT Wijaya
Karya Beton Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar
5,30%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rasio tertinggi ditunjukan pada PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukan pada PT. Wijaya
Karya Beton Tbk.
Perkembangan rasio aktivitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai dengan
tahun 2016 pada rasio perputaran persediaan dengan rata-rata rasio sebesar 6,99%,
dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar
5,77%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai
rata-rata rasio sebesar 5,65%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami peningkatan dan
memiliki rata-rata rasio sebesar 12,79%, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 6,33% , PT Wijaya
27
Karya Beton Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar
4,41%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rasio tertinggi ditunjukan pada PT. Holcim
Indonesia Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukan pada PT. Wijaya Karya Beton
Tbk.
Perkembangan rasio Profitabilitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016 pada rasio hasil pengembalian atas aset dengan rata-rata rasio
sebesar 7,70%, dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata
rasio sebesar 14,30%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan
mempunyai rata-rata rasio sebesar 8,39%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami
penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar -0,22%, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 11,06% ,
PT Wijaya Karya Beton Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio
sebesar 4,95%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rasio tertinggi ditunjukan pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukan pada PT.
Holcim Indonesia Tbk.
Perkembangan rasio Profitabilitas perusahaan sampel tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016 pada rasio hasil pengembalian atas ekuitas dengan rata-rata rasio
sebesar 10,21%, dari perkembangan masing-masing Perusahaan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata
rasio sebesar 16,53%, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan
mempunyai rata-rata rasio sebesar 10,16%, PT Holcim Indonesia Tbk mengalami
penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar -0,73%, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mengalami penurunan dan mempunyai rata-rata rasio sebesar 15,66% ,
PT Wijaya Karya Beton Tbk mengalami peningkatan dan mempunyai rata-rata rasio
sebesar 9,45%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rasio tertinggi ditunjukan pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukan pada PT.
Holcim Indonesia Tbk.
Berdasarkan analisis, dilihat dari perhitungan rasio likuiditas pada rasio
lancar, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang memiliki
28
kemampuan membayar hutang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo yang paling
baik dibandingkan perusahaan lainnya. Perhitungan rasio sangat lancar, PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk perusahaan yang memiliki kemampuan membayar
hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar dibandingkan dengan
perusahaan lainnya. Kemudian dari hasil perhitungan rasio kas, PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk merupakan perusahaan yang memiliki uang kas yang tersedia
untuk membayar hutang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya.
Jika dilihat dari perhitungan solvabilitas pada rasio utang terhadap aset dan
rasio utang terhadap ekuitas, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki hasil
rasio yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Karena PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk memiliki manajemen penggunaan hutang jangka panjang yang
lebih baik.
Jika dilihat dari perhitungan aktivitas pada perputaran piutang usaha PT
Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki kemampuan mengelola piutangnya yang
lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Kemudian jika dilihat dari perhitungan
rasio persediaan PT Holcim indonesia Tbk merupakan perusahaan yang
menggunakan sumber daya yang memiliki secara efektif dibandingkan perusahaan
lainnya.
Jika dilihat dari perhitungan rasio profitabilitas pada tingkat pengembalian
aset dan tingkat pengembalian ekuitas, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
merupakan perusahaan yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Karena
kemampuan memperoleh pengembalian atas aset dan modal sendiri PT Indocement
Tunggal Prakarsa lebih baik.
Sebaiknya perusahaan-perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia meningkatkan kinerja maupun produktivitas perusahaan. Pengelolaan
hutang, beban hutang dan beban usaha harus dapat dimaksimalkan lagi. Selain itu
produktivitas dan penjualan juga perlu mendapat perhatian dari pihak manajemen.
Perusahaan agar dapat memaksimalkan dan mengembangkan strategi-strategi baru
agar dapat lebih bisa bertahan dalam persaingan yang kompetitif. Perusahaan yang
29
memiliki nilai rasio yang rendah diharapkan berupaya untuk meningkatkan
kinerjanya dimasa yang akan datang.
30