Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wina Widiawati

NPM : 200110170027

Kelas : B

Produksi Ternak Babi

Breeding (pembibitan) ternak babi

Babi dapat menghasilkan keuntungan yang relatif cepat dari modal yang

dikeluarkan. Babi dapat beranak dua kali dalam setahun dan sekali beranak dapat

menghasilkan anak yang banyak. beberapa sifat penting pada ternak babi adalah

jumlah anak yang dilahirkan per induk per kelahiran, bobot lahir, jumlah anak lepas

sapih, dan bobot sapih.Hal ini sangat dipengaruhi oleh perkawinan antar bangsa dan
frekuensi beranak dari induk (parity) atau paritas.

Paritas induk berhubungan dengan umur induk saat melahirkan anak,maupun

jumlah anak yang dilahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan (littersize) akanmeningkat

jika induk memiliki paritas tinggi. Hal ini sehubungan dengan kondisi fisiologis organ

reproduksi induk yang berkembang sejalan dengan stadium kebuntingan.

Seleksi Bibit Ada beberapa jenis bibit babi antara lain:

Berksive, Chester White, T amworth, Yorkshire, Sadleback, Hampshire,

babi liar/celeng dll.

Usaha pembibitan babi dilakukan dengan mengacu kepada Pedoman

Pembibitan Babi Yang Baik (GBP). Untuk mencegah kemungkinan terjadinya

kontak/penularan bibit penyakit hewan pada ternak, dilakukan tindakan sebagai


berikut:
1. lokasi pembibitan harus memiliki pagar untuk memudahkan kontrol keluar

masuknya individu, kendaraan, barang serta mencegah masuknya hewan lain.

2. Setiap individu sebelum masuk ke unit kandang harus melalui ruang sanitasi

untuk disemprot dengan desinfeksi. atau mencelupkan kaki ke bak cuci yang

telah diberi disinfektans.

3. pengunjung yang hendak masuk lokasi pembibitan harus meminta izin dan

mengikuti peraturan yang ada.

4. ciri fisik Babi yang baik dapat dilihat dari: Letak puting simetris, Tubuh padat

dan berisiKaki kokoh dan tegapsedangkan cara pemilihan bibit babi yang baik
dapat dilihat dari spesifikasi yang dikemukakan.

Dalam usaha pembibitan babi haruslah berkesimbungan dari awal hingga akhir

dengan Tata laksana pembibitan dimulai dari:

1. Seleksi Bibit

2. Kandang dan Perlengkapan

3. Pakan dan Obat

4. Kesehatan Hewan

5. Biosekuriti
6. Tata Laksana Pembiakan

7. Replacement (Peremajaan)

Seleksi babi-babi yang hendak dijadikan bibit dilakukan dengan berbagai

cara. Berbagai cara tersebut umunya didasarkan pada kriteria:

1. Pemilihan individu

2. Pemilihan atas hasi produksi

3. Pemilihan berdasarkan silsilah

A. Pemilihan Individu (performance)


a. Kesehatan

Babi yang hendak dijadikan bibit harus betul-betul kuat dan sehat. Tanda-

tanda babi yang sehat antara lain:

1. Nafsu makan baik, normal

2. Pertumbuhan baik, cepat menjadi besar

3. Lincah, gesit

4. Kotoran tidak terlalu keras atau encer

5. Air kencing keluar terputus-putus(pejantan)

6. Ekor melingkar

b. Kesuburan dan sifat keibuan

1. Babi induk yang subur Induk yang subur ialah induk yang pada setiap kali birahi

mampu memproduksi ata mengovulasikan sel telur dalam jumlah besar, 14 – 18 buah.

Dan sejumlah besar di antaranya bias ditunasi, sehingga pada saat induk itu melahirkan

jumlah anaknya pun cukup banyak. Dan induk yang subur ini pada umumnya memiliki

intensitas beranak yang cukup baik, minimal dua kali beranak dalam waktu 1 tahun.

2. Sifat keibuan Adalah induk-induk yang pandai merawat anak-anaknya da

produksi air susu pun banyak, sehingga mereka selalu siap menyusui anaknya dengan
rajin. Hal ini sama sekali berbeda dengan induk-induk yang memiliki sifat buas, mereka

pasti akan selalu memusuhi anak-anaknya dan bahkan kurang mengerti terhadap anak-

anaknya yang tertindih. Jadi induk-induk yang baik bukan saja mereka yang bias

menghasilkan anak banyak, melainkan juga induk-induk yang mampu memproduksi

air susu yang cukup tinggi dan bias merawat anak-anaknya dengan baik. Sebab induk

yang produksi susunya sedikit, anak-anaknya pasti banyak yang mati kelaparan.

Demikian pula bagi induk yang tak memiliki sifat keibuan, maka anak-anak asuhannya

pun pasti akan banyak yang mati akibat tertindih atau terlantar. Demikian kedua faktor
ini betul-betul sangat penting di dalam seleksi. Walaupun jumlah anak yang dilahirkan

itu bias dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur induk, kondisi induk waktu

kawin serta pejantan yang dipakai, namun setiap individu secara alamiah memiliki

tingkat kesuburan dan sifat keibuan yang berbeda-beda.

c. Temperamen Induk-induk yang temperanmenya jelek harus diafkir, misalnya buas,

nervous.

d. Bentuk luar yang baik

1. Babi induk yang baik

- Kepala: Besarnya sedang, rahang ringan.

- Tubuh: Panjang, pada punggun agak berbentuk busur dan kuat

- Bahu: Lebar dan rata dengan punggung

- Perut: Bila dipegang lunak, halus

- Jumlah putting: Cukup banyak, 12-14 buah dan letaknya simetris,

genap.

- Kaki: Kaki kuat, lurus, tumit kuat, kuku rapat, simetris dan kuat

- Ham (paha): tebal, lebar

- Ekor: melingkar (menunjukkan babi yang sehat)


2. Babi jantan

- Kepala: Ringan.

- Pandangan: Tajam.

- Tubuh: Panjang, pada punggung agak melengkung dan kuat.

- Bahu: Lebar, dalam dan rata dengan punggung.

- Kaki: Kuat, lebih-lebih kaki belakang, dengan tumit yang kuat.

- Kuku: Rapat, simetris, bersih.

- Testes: Besarnya sama, simetris.


- Jumlah putting: cukup banyak, 12-14 buah dan genap.

- Perut: Bagian bawah rata.

- Temperamen: Agresif, bersemangat.

B. Pemilihan atas Hasil Produksi

Seleksi yang didasarkan atas hasil produksi ini sangat erat hubungannya dengan

kesuburan dan sifat eibuan induk. Sebab pemilihan bibit ini ditujukan terhadap hasil

produksi keturunan. Adapun hasil keturunan yang dimaksud antara lain ialah :

1. Jumlah dan berat anak pada setiap kelahiran hendaknya merata, tidak ada ynag

terlalu kecil ataupun terlalu besar. Sedangkan berat anak babi waktu lahir yang akan

dijadikan bibit rata-rata 1,5 kg dengan jumlah anak yang dilahirkan rata-rata 12-14

ekor.

2. Angka kematian sampai pada penyapihan rendah. Jumlah anak yang bias

dipelihara sampai umur 3 minggu : 10-12 ekor, sedangkan sampai dengan disapih pada

umru 6-8 minggu : 9-5 ekor.

3. Pertumbuhan berat badan cukup bagus, Misalnya :

1. Umur 3 minggu mencapai berat 6 kg

2. Umur 6 minggu: 13 kg.


3. Umur 8-10 bulan mencapai 100 kg (dipotong).

4. Persentase kerkas tinggi : 70-75%.


DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Abu. 2012. Pedoman Teknis Pembibitan Babi. Direktorat Jendral Peternakan

Dan Kesehatan Hewan. Kementrian Pertanian

Sution. 2010.Beternak Babi.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat

Subagyo,Sunarto. 2012. Performan Anak Babi Silangan Berdasarkan Parietas

Induknya.Sains Peternakan Vol 10 Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Partodiharjo, S. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai