DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
1
2.3.6 Solusi Mengatasi Permasalahan dalam Membaca.............................................24
Kesimpulan.........................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................32
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Tujuan Penyusunan Makalah
2 Makalah yang disusun bertujuan untuk memenuhi tugas fakultas teknik untuk mata
kuliah bahasa Indonesia.
3 Makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
pemahaman keterampilan berbahasa.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
9) Menyimak aktif, menyimak untuk mendapatkan pikiran serta pendapat si
pembicara.
6
e) Beri kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara kita
mengerjakan sesuatu yang lain.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih
diawasi dan dikontrol.
Jenis-jenis menyimak intensif:
1) Menyimak Kritis (Critical Listening)
Menyimak kritis merupakan sejenis kegiatan menyimak berupa
pencarian kesalahan, kekeliruan atau hal-hal yang baik dan benar dari
ujaran pembicara dengan alasan-alasan yang kuat dan masuk akal.
2) Menyimak Konsentratif (Conentrative Listening)
Menyimak konsentratif disebut juga a study type listening atau
menyimak sejenis telaah.
3) Menyimak Kreatif (Creative Listening)
Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan menyimak yang
mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak
terhadap bunyi, penglihatan, gerak, serta perasaan-perasaan kinetetik
yang dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya.
4) Menyimak Eksploratif
Menyimak eksploratif bersifat menyelidiki, atau exploratory listening
adalah kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan
menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.
5) Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang
menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian
dan pemilihan butir-butir dari ujaran pembicara, karena penyimak akan
banyak mengajukan pertanyaan.
6) Menyimak Selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara
selektif dan terfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan
suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat,
dan bentuk-bentuk bahsa yang sedang dipelajarinya.
7
2) Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan
penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan
atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
8
3.1.4 Proses Menyimak
9
3.1.5 Hal–hal yang perlu Disimak
Khusus mengenai bahasa, lebih-lebih bahasa asing, para pelajar
haruslah menyimak serta mengenal dan memahami hal-hal berikut ini (karena
sama mengandung makna):
1) Bunyi-bunyi fonemis atau bunyi-bunyi distingsif bahasa yang
bersangkutan, dan pada akhirnya variasi-variasi fonem yang bersifat
personal atai dialek seprti dipakai atau diucapkan oleh beberapa
pembicara asli, penduduk pribumi;
2) Urutan-urutan bunyi beserta pengelompokan-pengelompokannya,
panjangnya jeda, pola-pola intonasi;
3) Kata-kata tugas beserta perubahan-perubahan bunyi sesuai dengan
posisinya di depan kata-kata lain, (misalnya a boy, an animal, the/di/apple
dalam bahasa inggris);
4) Infeksi-infeksi untuk menunjukkan jamak, waktu, milik, dan sebagainya;
5) Perubahan-perubahan bunyi dan pertukaran-pertukaran fungsi yang
ditimbulkan oleh derivasi, misalnya adil, keadilan, pengadilan, mengadili,
dan diadili dalam bahasa Indonesia;
6) Pengelompokan-pengelompokan struktural, misalnya yang berhubungan
denga frasa-frasa verbal, preposisional;
7) Petunjuk-petunjuk urutan kata yang menyangkut fungsi dan makna;
8) Makna kata-kata yang bergantung pada konteks atau situasi pembicaraan,
misalnya kaki meja, kaki gunung, kaki tangan musuh, tingginya seribu
kaki, dan sop kaki;
9) Kata-kata salam, kata-kata sapaan, kata-kata pendahuluan, dan kata-kata
keraguan yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan;
10) Makna budaya (cultural meaning) yang terkandung atau tersirat dalam
suatu pesan atau ujaran.
11
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara,
dimana permbicara harus dapat:
Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat
membedakannya.
Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi secara jelas dan tepat sehingga
pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi
komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan
pendengar.
Berupaya agar kalimat-kalimat utama jelas bagi pendengar.
12
Sang pembicara adalah sesuatu yang harus dilihat, diperhatikan dan dibaca
melalui mata.
b) Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi,
menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara haruslah memahami
makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan, dan harus mampu
mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya.
Sebagai alat sosial ataupun sebagai alat perusahaan maupun
profesional, maka pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud
umum, yaitu:
1) memberitahukan dan melaporkan (to inform)
2) menjamu dan menghibur (to entertain)
3) membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade)
15
Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
Mengenal kosakata.
Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan
utama.
Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
2) Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan
membaca dengan mengandalakan kecepatan gerak mata dalam
melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan
18
tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah :
Metode kosakata: metode yang berusaha untuk menambah
kosakata.
Metode motivasi: metode yang berusaha memotivasi pembaca
(pemula) yang mengalami hambatan.
Metode gerak mata: metode yang mengembangkan kecepatan
membaca dengan meningkatkan kecepatan gerak mata.
3) Membuat catatan
Manfaat membuat catatan adalah:
a) Menolong kita untuk memahami apa yang kita baca atau dengar
b) Membuat kita terus mencari fakta dan ide yang penting
c) Membantu ingatan kita
Metode yang digunakan untuk mencatat antara lain:
a) Mengenai bacaan
- Membaca kilas kutipan
- Tentukan apa yang akan dicatat
- Buat catatan dengan kata sendiri
- Buat jembatan keledai
- Pakailah tanda kutip paa kutipan dari suatu bahan, dan sertakan
20
sumbernya
- Buat dengan jelas dan tepat
b) Menandai buku
4) Menelaah tugas
Langkah atau tahap dalam menelah tugas adalah:
a) Survei (penelitian pendahuluan)
Kita harus memperhatikan setiap bagian yang ada, baik tulisan,
gambar, peta, grafik, dan lainnya.
b) Question (tanya)
Munculkan pertanyaan tentang hal yang belum kita pahami.
c) Read (baca)
Bacalah dengan teliti dan seksama.
d) Recite (menceritakan kembali)
Setelah melakukan tahap sebelumnya, dan mendapatkan jawaban atas
pertanyaan yang muncul, cobalah ceritakan orang lain dan jawab
pertanyaan dari mereka.
e) Review (meninjau)
Periksa ulang dengan sekilas.
4 Membaca pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis
kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami:
Standar-standar atau norma-norma kesastraan (literatery standards)
Resensi kritis (critical review)
Drama tulis (printed drama)
Pola-pola fiksi (pattern of fiction)
5 Membaca Ide
Membaca ide adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk
menemukan ide atau gagasan utama yang hendak disampaikan penulis.
Kegiatan ini dilakukan dengan proses resepsi dan pemahaman yang
mendalam
21
6 Membaca Kritis
Membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis
kemudian untuk kemudian menilai informasi yang terdapat dalam bacaan
tersebut.Dalam membaca kritis kita harus berfikir tentang kebenaran
informasi yang dibahas karena tidak semua yang ditulis itu benar. Dalam
membaca kritis kita harus mengikuti jalan pikiran penulis dengan cepat,
akurat, dan kritis.
langkah langkah yang ditempuh dalam membaca kritis :
1) Mengerti isi bacaan
2) Menguji sumber penulisan
3) Ada interaksi antara penulis dan pembaca
4) Memutuskan untuk menerima atau menolak ide penulis
23
disajikan dengan baik.
Pada fase pra penulisan terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan
tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi pendukung, serta
mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka tulisan.
a) Menentukan Topik
Topik adalah pokok persoalan atau permasalahan yang menjiwai
seluruh tulisan. Ada pertanyaan pemicu yang dapat digunakan untuk
menentukan topik, misalnya: ”Saya mau menulis apa? Apa yang akan
saya tulis? Tulisan saya akan berbicara tentang apa?”. Nah, jawaban
atas pertanyaan tersebut berisi topik tulisan.
Topik harus dibedakan dengan tema, karena tema mencakup hal yang
lebih umum. Sementara topik sudah mengarah pada hal yang lebih
khusus. Jadi akan lebih pas bila topik tulisan disejajarkan dengan sub
tema.
Masalah yang dihadapi dalam memilih dan menentukan topik tulisan
adalah:
1) Sangat banyak topik yang harus dipilih, karena semua topik
menarik. Untuk itu pilihlah yang paling dikuasai.
2) Tidak memiliki ide sama sekali. Untuk itu banyaklah membaca buku
atau majalah/koran, berdiskusi dengan orang lain, melakukan
pengamatan pada persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan
sekitar.
3) Terlalu ambisius sehingga jangkauan topik yang dipilih terlalu luas.
24
memperhatikan siapa yang akan membaca tulisan kita, bagaimana
level pendidikannya, status sosialnya dan apa yang diperlukannya?.
2) Tahap Penulisan
Tahap penulisan merupakan tahap untuk menuangkan ide atau
25
gagasan dalam bentuk tulisan. Pada tahap ini kita akan mengembangkan
butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka tulisan dengan
memanfaatkan bahan atau informasi yang telah kita pilih dan kita
kumpulkan. Dalam mengembangkan ide, kita harus memperhatikan
kedalaman dan keluasan isi, jenis informasi yang akan disajikan,
pengembangan alinea, gaya dan cara pembahasan.
Yang perlu diperhatikan, menulis adalah suatu proses. Jadi kita
jangan berharap, sekali tulis langsung menjadi bagus. Artinya, menjadi
seorang penulis haruslah sabar. Jangan ingin sempurna hanya sekali tulis.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai setiap
orang. Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain
dengan cara berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah
salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31