Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari hari yang semakin meningkat selaras
dengan ilmu pengetahuan dan tekologi modern, manusia tidak akan pernah lepas dari fungsi
normal sistem muskuloskeletal, salah satunya tulang yang merupakan alat gerak utama pada
manusia. Namun akibat dari manusia itu sendiri, fungsi tulang dapat terganggu karena
mengalami fraktur. Sebagaian besar fraktur terjadi karena kecelakaan.
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2009 terdapat lebih dari 7 juta orang
meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik.
Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur
ekstremitas bawah yakni sekitar 46,2% dari insiden kecelekaan yang terjadi. Fraktur merupakan
suatu keadaan dimana terjadi diistegritas tulang. Penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan,
tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap kejadian fraktur
(Depkes RI, 2009).
Insiden fraktur dapat diatasi dengan baik apabila dilakukan tindakan segera. Kesembuhan
pada penderita fraktur dipengaruhi oleh keadaan fraktur, pemenuhan nutrisi yang baik, adanya
perawatan yang baik dan adanya kondisi psikologis yang baik dari penderita fraktur sendiri. Pada
sebagian besar penderita fraktur ditemukan adannya respon cemas yang akhirnya berdampak
kepada adanya perubahan konsep diri yang akan mempengaruhi proses keperawatan dan proses
pemenuhan nutrisi, hal ini dikarena sebagian besar penderita yang cemas kurang memiliki nafsu
makan dan kurang responsive terhadap pengobatan yang akhirnya sangat mempengaruhi proses
penyembuhan. Respon cemas yang terjadi pada individu yang mengalami fraktur dipengaruhi
oleh karakteristik, yakni umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan (Bhecker, 2008).
Salah satu manifestasi klinis fraktur adalah nyeri. Menurut International Association for
Study of Plain (IASP), nyeri adalah sesori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan
yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan di
bidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh klien disamping pemberian analgesik
yang biasanya dilakukan untuk mengurangi nyeri.

1
Sebagaimana yang kita diketahui, perawat mempunyai peran dalam mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan klien dan membantu serta menolong klien dalam memenuhi kebutuhan
tersebut termasuk dalam manajemen nyeri (Lawrencee, 2002). Secara garis besar, ada dua
manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non
farmakologi.
Manajemen nyeri dengan melakukan tehnik relaksasi merupakan tindakan eksternal yang
mempengaruhi respon internal indvisu terhadap nyeri. Manajemen nyeri dengan tindakan
relaksasi mencakup latihan pernafasan diagfragma, tehnik relaksasi progresif, guide imagery dan
meditasi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif
dalam menurunkan nyeri (Brunner & Suddart, 2001).
Berdasarkan observasi yang ditemukan dilapangan pada tanggal 21 oktober s/d 3
november 2013, dari rata-rata 32 pasien yang pernah di rawat di bangsal bedah khususnya
trauma centre, ditemukan sekitar 23 pasien mengalami fraktur, dan di ruang recovery Room
ditemukan sebanyak sekitar 3 pasien yang mengalami fraktur. Setelah dilakukan pengkajian pada
8 orang pasien, 6 diantaranya mengeluh takut melakukan mobilisasi karena pasien menganggap
keadaan fraktur akan bertambah parah dengan bergerak, 2 diantaranya membutuhkan motivasi
yang tinggi dari pihak keluarga agar mau mengikuti anjuran untuk mobilisasi. Oleh karena itu
perlu adanya penyuluhan tentang penting nya “Manajemen Perawatan Pasca Fraktur”.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

2
Topik : Manajemen Perawatan Pasca Fraktur
Sasaran : 20 Pasien dan keluarga Pasien di Ruang Instalasi Rawat Inap Bedah Trauma Centre
(TC) RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Tempat : Di Irna Trauma Centre RSUP Dr. M Djamil Padang
Hari/tanggal : Sabtu, 9 November Jam: 10.00 – 10.30 WIB

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga mengetahui Manajemen
Perawatan Pasca Fraktur
2. Tujuan Khusus
Diharapkan keluarga pasien dan keluarga dapat :
a. Menjelaskan Manajemen Nyeri
b. Menjelaskan Manajemen Nutrisi
c. Menjelaskan Bagaimana Mobilisasi/Imobilisasi
d. Menjelaskan Bagaimana Pencegahan Infeksi

B. POKOK BAHASAN
Manajemen perawatan pasca fraktur

C. SUB POKOK BAHASAN


1. Manajemen nyeri
2. Manajemen nutrisi
3. Mobilisasi/ imobilisasi
4. Pencegahan infeksi

D. METODE

3
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi dan tanya jawab

E. MEDIA DAN ALAT


4. Infokus
5. Laptop
6. Leaflet

F. .PELAKSANAAN
Kegiatan waktu Uraian kegiatan Kegiatan peserta pelaksanaan
Pembukaan 5 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Moderator
2. Memperkenalkan diri
menit salam
3. Menjelaskan tujuan
2. Mendengarkan
penyuluhan 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan mekanisme
kegiatan yang akan
dilaksanakan
Pelaksanaan 20 1. Menggali pengetahuan 1. Memperhatikan Penyaji dan
2. memperhatikan
menit klien tentang manajemen pasien dan
12. Memberikan
pasca fraktur keluarga
umpan balik
2. Memberi reinforcement
positif.
3. Menjelaskan manajemen
nyeri
4. Memberi reinforcement
positif.
5. Menjelaskan manajemen
nutrisi pasca fraktur
6. Memberi reinforcement
positif.
7. Menjelaskan mobilisasi
pasca fraktur serta
mempraktekkan
8. Memberi reinforcement

4
positif
9. Menjelaskan cara
pencegahan infeksi
10. Memberi kesempatan
pasien dan keluarga
untuk bertanya
11. Menjawab pertanyaan
yang diajukan.
Evaluasi 5 1. Mengucapkan 1. Memperhatikan Moderator
2. Menjawab
menit terimakasih atas pasien dan
salam
partisipasi peserta keluarga
3. peserta
2. Mengucapkan salam
3. Membagikan leaflet menerima
leaflet

G. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Vivi Oktasari, S. Kep
2. Penyaji : Almira Gandhi, S. Kep
3. Fasilitator : 1. Andina Ariesta Putri, S. Kep
1. Asnel Sartika, S. Kep
2. Nola Asril, S. Kep
4. Observer : Firda Damba Wahyuni, S. Kep

H. URAIAN TUGAS
1. Moderator
a. Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
c. Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien
d. Menyampaikan kontrak waktu
e. Merangkum semua audien sesuai kontrak
f. Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
g. Menganalisis penyajian
2. Penyaji

5
a. Bertangung jawab memberikan penyuluhan
b. Memahami topik penyuluhan
c. Meexplore pengetahuan audien tentang batuk efektif
d. Menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik batuk efektif dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh audien
e. Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
3. Fasilitator
a. Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara.
b. Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika ada
ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
c. Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
d. Membagikan leaflet di akhir acara.
4. Observer
a. Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
b. Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
c. Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
5. Pembimbing
a. Memberikan arahan dan masukan terhadap kelancaran penyuluhan.
b. Mengevaluasi laporan dari observer.

I. SETTING TEMPAT

: Fasilitator
: Pasien
: keluarga pasien
: Pembimbing
: Penyaji
: Moderator

J. EVALUASI

6
1. Evaluasi Struktur
a.Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan
b.Kontrak dengan peserta H-1, diulangi kontrak pada hari H
c.Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
d.pasien dan keluarga ± 10 orang ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang manajemen nyeri,
menjelaskan manajemen nutrisi, menjelaskan bagaimana mobilisasi/imobilisasi,
menjelaskan bagaimana pencegahan infeksi dan bertanya apabila ada yang dianggap
kurang dimengerti
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit peserta mampu
a. 60% peserta adalah pasien post operasi.
b. 50% sasaran mampu menyebutkan pengertian nutrisi.
c. 50% sasaran mampu menyebutkan tujuan pemenuhan nutrisi.
d. 50% sasaram mampu menyebutkan nutrisi yang baik untuk pasien post operasi.
e. 50% sasaran mampu menyebutkan tips perawatan post operasi.
Lampiran Materi

MANAJEMEN PASCA FRAKTUR

A. Manajemen Nyeri
a. Pengertian
Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang
disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan actual (The International Association
for the Study of Pain).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
b. Jenis – Jenis Penanganan Nyeri
a. Farmakologi.
- Penanganan nyeri dengan obat-obatan.
- Analgesic Non Opiat.
- Paracetamol.
- Salisilat.
- Asam Mefenamat.

7
- Asam Asetat.
- Antalgin.
- Asam Propionat.
- Analgesic Opiat.

b. Non Farmakologi.
Tehnik Relaksasi Nafas Dalam
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada klien yang mengalami
nyeri kronis. Latihan pernafasan dan tehnik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen,
frekwensi pernafasan, frekwensi jantung dan ketegangan otot, yang menghentikan
siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot (Mc. Caffery, 1989).
Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi, yaitu : Posisi yang tepat,
pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi klien diatur senyaman mungkin
dengan semua bagian tubuh disokong (misalnya bantal menyokong leher).
Kegiatannya sebagai berikut :
- Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.
- Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan
merasakan betapa nyaman hal tersebut.
- Klien bernafas beberapa kali dengan irama normal.
- Klien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan membiarkan
hanya kaki dan telapak kaki yang kendor. Dan konsentrasikan pikiran pada kaki
yang terasa ringan dan hangat.
- Klien mengulang langkah ke-4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan, perut,
punggung dan kelompok otot-otot yang lain.
- Setelah klien merasa rileks, klien dianjurkan bernafas secara pelan-pelan. Bila nyeri
menjadi hebat, klien dapat bernafas dangkal dan cepat.
- Manfaat Manajemen Nyeri Teknik Relaksasi nafas dalam
- Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stress.
- Menurunkan nyeri otot.
- Menolong individu untuk melupakan nyeri.
- Meningkatkan periode istirahat dan tidur.

8
- Meningkatkan rasa nyaman.

B. Manajemen Nutrisi Pasca Fraktur


Nutrisi Tulang: Kalsium
Kalsium dapat membantu dalam memperkuat pembentukan tulang, membuat tulang jadi padat
dan tulang tetap sehat seiring kita bertambah usia. Kalsium adalah mineral yang penting
dalam hidup, sayangnya saat ini banyak orang yang tidak memenuhi dosis kalsium harian.
1. Sumber Kalsium: Yogurt
Yogurt adalah sumber yang paling baik untuk kalsium. Banyak produk yang mengandung
sekitar 40% dari kalsium harian yang dibutuhkan tubuh yaitu sekitar 8-oz penyajian
(1oz=28.349 gram). Sebaiknya konsumsi yogurt yang low fat dan fat free, apalagi yogurt
memiliki nilai plus yaitu rasanya enak dan termasuk makanan serba guna. Konsumsi
yogurt sebagai sarapan pagi, snack, atau buatlah sebagai dessert yang sehat seperti Fruit
Salad dengan saus yogurt madu.
2. Sumber Kalsium: Cheddar Cheese
Dengan mengurangi sekitar 1.5 oz kadar lemak, cheddar cheese dapat memenuhi sekitar
30% dari kebutuhan harian kita akan kalsium.
3. Sumber Kalsium: Susu
Susu adalah salah satu sumber kalsium yang terbaik. Sekitar 8.oz susu mengandung
sekitar 1/3 dari kebutuhan harian. Banyak merk susu yang mengandung vitamin K, nutrisi
lain yang penting bagi kesehatan tulang. Jika Anda bukan penyuka susu atau tidak dapat
berkompromi dengan laktosa, cobalah beralih ke susu kedelai atau susu yang tidak
mengandung laktosa.
4. Sumber Kalsium: Tahu
Sumber kalsium diluar susu adalah tahu. Hanya 1/2 potong dari tahu mengandung
kalsium sekitar 20% dari rekomendasi kalsium harian. Namun tidak semua tofu
mengandung kalsium yang baik, jadi ada baiknya perhatikan label kemasan untuk melihat
apakah tahu tersebut mengandung sumber kalsium yang baik atau tidak. Selain itu tofu
juga merupakan sumber protein yang baik dan merupakan pelengkap dalam gorengan.
5. Nutrisi Utama: Vitamin D

9
Vitamin D selalu memainkan peranan penting dalam membangun dan melindungi tulang
Anda. Vitamin D membantu daya serap kalsium, dan sejumlah studi memperlihatkan
seseorang yang memiliki kandungan vitamin D rendah memiliki tingkat kepadatan tulang
yang rendah. Mereka juga memiliki kecenderungan akan tulang rapuh seiring
bertambahnya umur. Vitamin D secara alami bisa diperoleh di dalam makanan tertentu
saja (misal minyak ikan cod), tetapi Anda juga dapat memperolehnya dari sinar matahari,
dan banyak makanan yang sudah diperkuat dengan nutrisi penting ini.
6. Sumber Vitamin D: Salmon
Salmon adalah salah satu sumber alami terbaik dari vitamin D. Sekitar 3.5oz masalan
salmon mengandung sekitar 90% dari kebutuhan harian kita akan vitamin D. Selain itu
salmon juga merupakan sumber yang baik akan protein dan lemak omega-3 yang baik
untuk hantung. Cobalah untuk mengkonsumsi setidaknya satu hidangan salmon setiap
minggu.
7. Sumber Vitamin D: Sereal
Beberapa sereal yang siap dikonsumsi sudah diberi tambahan vitamin D. Cobalah cek
lebel dan cari produk yang memiliki setidaknya 10% dari nilai harian nutrisi penting ini.
8. Mineral Penting: Magnesium
Magnesium memiliki banyak fungsi bagi tubuh, dan salah satunya adalah untuk membuat
tulang tetap kuat (50% dari tubuh magnesium ditemukan dalam tulang). Memakan
berbagai makanan dapat membantu untuk menjamin magnesium masuk ke tubuh secara
cukup. Wanita diatas 30 tahun harus memenuhi sekitar 320mg magnesium setiap hari,
sedangkan pria sekitar 400-420mg. Jumlah tersebut mudah didapatkan dengan
mengkonsumsi, kacang-kacangan seperti almond, kacang kedelai, gandum, dan sayuran
yang berwarna gelap seperti bayam.
9. Nutrisi Penting: Vitamin K
Vitamin K berperan banyak dalam berbagai fungsi tubuh, tetapi penelitian ilmiah telah
menghubungkan nutrisi penting ini dengan kesehatan tulang. Studi yang berlangsung saat
ini mengindikasi bahwa vitamin K dapat mencegah penyerapan kembali dan masuknya
makanan secara cukup, dimana hal ini penting untuk mencegah kerapuhan tulang.
Vitamin K dapat diperoleh dengan banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau.

10
C. Mobilisasi dini Pasca Fraktur
1. Pengertian
Latihan dan toleransi aktifitas adalah fisik untuk membuat kondisi tubuh, meningkatkan
kesehatan dan mempertahankan kesehatan jasmani.
2. Tujuan
- Latihan ini dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan
otot
- Mempertahankan fungsi kardiorespirasi
- Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian

3. Keuntungan ROM
a. System kardiovaskuler
- Meningkatkan curah jantung.
- Memperbaiki kontraksi miokardial, kemudian menguatkan otot jantung
- Menurunkan tekanan darah istirahat
- Memperbaiki aliran balik vena
b. Sistem pernafasan
- Meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan diikuti oleh laju istirahat
kembali lebih cepat.
- Meningkatkan ventilasi alveolar
- Menurunkan kerja pernafasan
- Meningkatkan pengembangan diafragma
c. Sistem otot dan tulang
- Memperbaiki tonus otot
- Meningkatkan mobilitas sendi
- Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
- Meningkatkan massa otot
- Mengurangi kehilangan tulang
d. Toleransi aktifitas
- Meningkatkan toleransi

11
- Mengurangi kelemahan
e. Faktor psikososial
- Meningkatkan toleransi terhadap stress
- Melaporkan perasaan lebih baik
- Melaporkan pengurangan penyakit
4. Prosedur Tindakan ROM
a. Gerakan bahu
- Mulai masing-masing gerakan dari lengan disisi klien peganglah lengan
dibawah siku dengan tangan kiri perawat
- Flexi dan ekstensikan bahu
- Abduksikan bahu
- Adduksikan bahu
- Rotasikan bahu internal dan eksternal
b. Gerakan siku
- Flexi dan ekstensi siku
- Pronasi dan supinasikan siku
c. Gerakan pergelangan tangan
- Flexi pergelangan tangan
- Ektensi pergelangan tangan
- Flexi radial / radial deviation (abduksi)
- Flexi ulnar / ulnar deviation (adduksi)
d. Gerakan jari-jari tangan
- Flexi
- Ektensi
- Hiperextensi
- Abduksi
- Adduksi
- Oposisi
e. Gerakan pinggul dan lutut
- Flexi dan ektensi lutut dan pinggul
- Abduksi dan adduksi kaki

12
- Rotasikan pinggul internal dan eksternal
f. Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki
- Dorsoflexi telapak kaki
- Plantar flexi telapak kaki
- Flexi dan ektensi jari-jari kaki
g. Gerakan leher
- Ambil bantal dibawah kepala klien.
- Flexi dan ektensi leher
- Flexi lateral leher

D. Pencegahan Infeksi
1. Minum Obat
2. Perawatan Diri
Cara Mencuci Tangan Yang benar
3. Kontrol Ke Poli
4. Tanda-Tanda Infeksi
a. Seperti suhu tinggi
b. Nyeri setempat
c. Eritema / kemerahan
d. Edema local
e. Exsudect yang berlebihan
f. Pus
g. Dan bau busuk

13
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P.,A & Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses,dan

praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &

Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC

14

Anda mungkin juga menyukai