Anda di halaman 1dari 2

KETIKA AIR MATA

MENGHAMPIRIKU

Ketika aku beranjak dewasa, aku baru tahu apa itu air mata. Aku baru menyadari betapa berharganya air mata
itu. Namun pada saat itu pula aku lebih banyak mengeluarkannya. 10 th yang lalu, aku masih biasa. Aku adalah
gadis kecil periang. Aku hanya mengenal ayah dan ibuku. 2 malaikat yang mengemban tugas mulia untuk
membesarkanku. Sepenuh hati aku menyayangi mereka, dan begitupun sebaliknya. Aku menjalani masa kecilku yang
bahagia di tengah-tengah keluarga sederhanaku yang bahagia. Dan aku sangat menikmatinya.

Menginjak usia 12 th, ayah dan ibuku mulai melepasku perlahan. Aku tetap hidup diantara mereka, namun
petualanganku telah aku mulai. Sejak saat itulah aku mulai mencari arti hidup. Aku mulai terbang di luar sana.
Namun kedua sayapku masih ragu, aku hanya terbang rendah. Sedikit sekali dunia yang kukenal saat itu.

Aku melangkah lebih jauh. Aku terbang lebih tinggi. Ayah ibuku menyuruhku untuk menjelajahi luasnya langit
dan mengarungi luasnya samudera. Tanpa aku sengaja, suatu ketika aku bertemu denganmu. Awalnya aku merasa
asing, karena selama ini aku hanya mengenal ayah dan ibuku. Lama kelamaan kau berhasil membuatku tak merasa
asing lagi denganmu. Bahkan kau mampu membuatku merasa nyaman berada di dekatmu. Aku tak tau apa yang
terjadi. Banyak yang mengatakan itu adalah CINTA. Aku tak mengerti. Yang aku tahu, aku sangat
mnyayangimu. Saat itu pula aku mulai merasakan takut. Takut bila suatu saat kita berpisah dan tak lagi bisa
bersama. Aku takut jika setelah kau berhasil membuatku nyaman berada disampingmu, kau akan pergi
meninggalkanku. Ini dunia luas, namun aku hanya mengenalmu. Aku sangat takut kehilanganmu karena aku tak
punya siapa-siapa lagi disini selain kamu. Aku akan sendiri disini. Aku tak mungkin kembali ke sarangku bersama
ayah dan ibuku. Sebab, aku belum selesai dengan pengembaraanku. Aku takut akan merasakan kesepian dan
kesendirian nantinya…..

Kini semua ketakutanku terbukti. Setelah kau membuatku merasa nyaman bersamamu, kau pergi meninggalkanku
begitu saja dalam kesendirian, kesunyian dan kepedihan ini. Aku benar-benar merasa kehilangan. Aku hanya bisa
menangis dan berharap kau cepat kembali kesini., Aku ingin kau mengisi hari-hariku seperti dulu lagi. Aku belum
siap jauh dari kamu. Aku ingin selalu bersamamu…..
Aku tak tahu perubahan apa yang terjadi pada diriku sekarang. Hingga air mata yang tak pernah tumpah kini
tiba-tiba tumpah dengan mudahnya. Aku merasa sangat lemah. Ketika aku baru lahir aku mengenal ayah dan ibuku.
Mereka membuatku begitu bahagia dan kuat. Namun sebakiknya, setelah aku beranjak dewasa aku mengenalmu yang
justru sering membuatku bersedih dan menjadikanku begitu lemah. Malam-malam ku kini berhiaskan air mata,
kerinduan, dan harapan serta do’a agar kau cepat kembali kesini lagi.

Aku berharap kau akan kembali kesini lagi, sebelum tiba saatnya aku harus menutup kedua sayapku dan
mengakhiri pengembaraanku untuk kembali ke sarangku. Aku ingin kamu kembali membuatku merasa nyaman saat
berada di dekatmu. Aku ingin bercerita tentangmu di hadapan ayah dan ibuku. Aku ingin bercerita bahwa kau adalah
insan yang kutemui dalam pengembaraanku selama ini. Aku tak tahu keinginanku ini keinginan yang wajar dan bisa
terpenuhi atau justru keinginan konyol yang takkan mungkin terwujud. Mungkin bisa dikatakan aku adalah
“PUNGGUK YANG MERINDUKAN BULAN”. Tapi inilah kata hatiku yang sesungguhnya. Kata hatiku
yang tulus menyayangimu.

Dengarkanlah aku….. Aku disini masih merindukanmu…. Karena kaulah BINTANG HATIKU dan kau
adalah KEHANGATAN DIDALAM JIWAKU…………

YOU ARE STAR OF MY HEART and WARMNESS ON MY SOUL……..

Dariku yang MENYAYANGI dan MENCINTAIMU……

Anda mungkin juga menyukai