KEMUHAMMADIYAHAN
PENYELENGGARAAN JENAZAH
DISUSUN OLEH :
SITI SHAIHANY YUSTIKAWARI
70 2014 090
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2014/2015
PENYELENGGARAAN JENAZAH
Orang Kafir
Dalam hal ini orang kafir dibedakan menjadi dua:
a. Kafir dzimmi (termasuk kafir muaman dan mu’ahad)
Hukum menshalati mayit kafir adalah haram, adapun hal yang harus
dilakukan pada mayat kafir dzimmi adalah mengkafani dan memakamkan.
b. Kafir harbi dan Orang murtad
Pada dasarnya tidak ada kewajiban apapun atas perawatan keduanya,
hanya sajadiperbolehkan untuk mengkafani dan memakamkannya.
1) Memandikan Jenazah
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas muslimin lain
yang masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya,
maka kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena
perintah memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin.
Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan
junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk
kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan
sunnah, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga. Dan
beliau menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan darah
mereka tanpa dimandikan dan disembahyangkan walau ia dalam keadaan junub
sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain
kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah,
lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga. Dan beliau
menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan darah mereka
tanpa dimandikan dan disembahyangkan.
2) Mengkhafani
Al – Qur’an