Anda di halaman 1dari 4

Laporan Pendahuluan

I. Kasus
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi

II. Definisi dan Proses Terjadinya Masalah


Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indera tanpa adanya rangsangan dari luar. Halusinasi adalah distorsi yang terjadi
pada respon neurologika, maladaptif tanpa adanya rangsangan dari luar (Stuart,
2007). Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indera tanpa
stimulus ekstern, persepsi palsu (Maramis, 2005). Halusinasi adalah keadaan
dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola diri stimulus yang
mendekat yang diprakarsai secara internal atau eksternal disertai dengan suatu
pengurangan berlebihan distorsi atau kelainan berespon terhadap stimulus (
Townsend, 2000).

Stuart (2007) menyebutkan bahwa halusinasi disebabkan oleh beberapa faktor,


yaitu adanya kegagalan dalam menyelesaikan tahap perkembangan sosial, koping
indivdu tidak efektif, adanya stress yang menumpuk, koping keluarga tidak efektif,
dan hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis. Stuart dan Laraia
(2001) menjelaskan bahwa halusinasi disebabkan oleh gangguan pada otak, konflik
keluarga, dan koping stress yang tidak adekuat.

Halusinasi terbagi menjadi beberapa jenis (Keliat, 2009), yaitu:


a. Halusinasi pendengaran, ditandai dengan bicara atau tertawa sendiri tanpa
lawan bicara, marah-marah tanpa sebab
b. Halusinasi pengelihatan, ditandai dengan menunjuk kea rah tertentu, ketakutan
pada objek yang tidak jelas, dan melihat sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada
c. Halusinasi penciuman, ditandai dengan sering mencium baud an menutup
hidung
d. Halusinasi pengecapan, ditandai dengan sering meludah, muntah, merasakan
rasa yang tidak nyata
e. Halusinasi perabaan, ditandai dengan menggaruk permukaan kulit, merasa ada
benda asing dalam kulitnya

III. Data yang perlu dikaji


Data objektif:
a. Klien bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu
b. Disorientasi
c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d. Klien berbicara dan tertawa sendiri
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan mendengar sesuatu yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata
b. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
c. Klien mengatakan melihat sesuatu tanpa ada stimulus nyata

IV. Pohon Masalah dan Prioritas Diagnosa Keperawatan

Risiko Perilaku Kekerasan

Halusinasi

Isolasi Sosial

V. Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Tujuan Umum: Evaluasi kemampuan 1. Membantu pasien
Klien dapat pasien halusinasi: mengenali halusinasi
mengendalikan - Mengenal jenis 2. Melatih pasien cara
halusinasinya halusinasi mengontrol
halusinasi (hardik,
Tujuan Khusus: - Mengenal situasi bercakap-cakap,
- Klien yang menimbulkan melakukan aktivitas,
mengenali halusinasi minum obat secara
halusinasi - Membuat jadwal teratur)
yang dialami harian
- Klien dapat - Melakukan kegiatan
mengontrol sesuai jadwal
halusinasinya - Menggunakan obat
- Klien secara teratur
mengikuti
program
pengobatan
secara
optimal

Daftar Pustaka

Keliat, B., Akemat, dkk. (2009). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Maramis, W.F. (2005). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.
NANDA (2010). Nursing disgnoses: Definition and classification 2010-2011. Philadelphia-
USA. Nanda International

Stuart, G.W. (2007). Buku saku keperawatan jiwa; alih bahasa, Ramona P, Egi,K. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Stuart & Laraia. (2001). Principle and practice of psychiatric nursing, 6th ed. St.Louis:
Mosby Year Book.

Townsend, Mary. C. (2000). Psychiatric mental health nursing: Concepts of care, 3 ed.
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai